PENDAHULUAN. penduduk suatu Negara (Todaro, 1990).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

PENDAHULUAN. ini harus berani bekerja keras guna meningkatkan dan melipat gamdakan produksi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari pertanian. Kebutuhan sektor pertanian akan tenaga kerja juga begitu

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. giat melaksanakan pembangunan di segala bidang, salah satu diantaranya adalah bidang

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. BPS-Statistics of Serdang Bedagai Regency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. tersebut petani hanya dapat melakukan kegiatan pertanian ala kadarnya sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris karena sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. petani di pedesaan ternyata demikian besar, seperti diadakannya penyuluhan-penyuluhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan. dalam memulihkan kondisi perekonomian masyarakat, bahkan secara

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB VI LANGKAH KEDEPAN

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. menakutkan bagi dunia saat ini. Hal ini disebabkan karena masalah pangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. subur, namun kenyataannya Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KABUPATEN SIAK

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu amanat dari Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 ditetapkan bahwa tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum yang berazas keadilan sosial. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memajukan kesejahteraan umum adalah dengan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan, antara lain dengan meningkatkan pendapatan. Sehingga pendapatan per kapita konsep yang paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu Negara (Todaro, 1990). Secara umum sejak kemerdekaan, kesejahteraan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan, walaupun banyak persoalan-persoalan yang belum bisa terselesaikan seperti yang terjadi di penghujung tahun 2010, tidak tercapainya pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri mengakibatkan pemerintah melakukan kebijakan impor dari negara lain, padahal negara kita mashur dengan sebutan negara agraris tapi pada kenyataannya untuk pemenuhan bahan pokok saja pemerintah harus melakukan kebijakan impor (Anonimous, 2011). Saat ini Indonesia memang sedang mengalami krisis pangan yang ditandai dengan meningkatnya harga dan tingginya permintaan bahan pokok seperti beras, sedangkan pertambahan produksi beras cenderung lebih kecil dan tidak mampu mengimbangi pertambahan tingkat permintaan beras. 1

2 Permintaan bahan pangan yang tinggi dalam kurun waktu 10-15 tahun terakhir disebabkan oleh pertumbuhan penduduk sebesar 1,5% per tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat ini menuntut ketersediaan pangan yang lebih banyak dan berkualitas. Namun, dilain pihak peningkatan jumlah dan kualitas produksi tidak bisa mengimbangi kebutuhan tersebut. Akibatnya pemerintah melakukan kebijakan impor untuk kebutuhan nasional (Anonimous, 2011). Tabel 1.1. Volume Dan Nilai Ekspor-Impor Beras, 2008-2012 Impor Tahun Ekspor 2012 Berat Bersih (Ton) 1.443.886 Nilai (ribu US $) 780.572 Berat Bersih (Ton) 1.032 Nilai (ribu US $) 1.242 2011 2.750.476 1.513.163 1.062 1.218 2010 687.581 360.785 2009 250.473 108.153 2008 289.689 124.142 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013 865 858 Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa volume impor beras Indonesia dari tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 volume impor beras Indonesia 289.689 ton, meningkat menjadi 250.473 ton di tahun 2009, tahun 2010 terus meningkat menjadi 687.581 ton, dan di tahun 2011 volume impor beras Indonesia sangat tinggi hingga mencapai 2.750.476 ton, tetapi pada tahun 2012 volume nilai impor Indonesia mengalami penurunan menjadi 1.443.886 ton. Sedangkan volume ekspor beras Indonesia sebagaimana dilihat pada tabel 1.3 masih rendah. Pada tahun 2008 Indonesia hanya mengekspor 865 ton, pada tahun 2009 dan 2010 tidak malakukan

3 ekspor, dan pada tahun 2011 dan 2012 volume ekspor beras Indonesia 1.062 dan 1032 ton. Rendahnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian dan pembangunan pertanian nasional yang cenderung semakin menurun diindikasikan sebagai penyebab utama rendahnya produksi produk pertanian dalam negeri. Pembangunan pertanian nasional sampai sekarang belum mampu mengangkat derajat subjek pertanian (petani) dalam arti luas, masih bersifat tradisional atau konvensional bahkan cenderung semakin menurun. Kemiskinan di pedesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan nasional (Sunanjaya dan Sumawa, 2009). Berbeda dengan apa yang di temukan pada zaman orde baru, dimana Presiden Soeharto pada masa itu menitik beratkan pembangunan Indonesia pada sektor pertanian. Pemerintah membangun berbagai prasarana pertanian, seperti irigasi dan perhubungan, cara-cara bertani dan teknologi pertanian yang baru diajarkan dan disebarluaskan kepada para petani melalui kegiatan kegiatan penyuluhan, penyediaan pupuk dengan membangun pabrik pabrik pupuk. Kebutuhan pembiayaan para petani disediakan melalui kredit perbankan. Pemasaran hasil-hasil produksi mereka diberikan kepastian melalui kebijakan harga dasar dan kebijakan stok beras oleh pemerintah. Strategi yang mendahulukan pembangunan pertanian tersebut telah berhasil mengantarkan bangsa Indonesia berswasembada beras. Data terdahulu menunjukkan bahwa sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1992,

4 terjadi peningkatan produksi padi. Tahun 1968 produksi padi mencapai 17.156 ribu ton dan pada tahun 1992 naik menjadi 47.293 ribu ton yang berarti meningkat hampir tiga kali. Perkembangan ini berarti bahwa dalam periode yang sama, produksi beras per jiwa meningkat dari 95,9 kg menjadi 154,0 kg per jiwa. Prestasi yang besar, khususnya di sektor pertanian, telah mengubah posisi Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar di dunia pada tahun 1970-an menjadi negara yang mencapai swasembada pangan sejak tahun 1984 (Musthofa, 2008). Sumatera Utara sebagai salah satu sentra penghasil padi mempunyai peranan yang penting dalam menjaga ketahanan pangan Nasional. Dengan produksi 3.715.514 ton pada tahun 2012 Sumatera Utara berada dalam 10 besar pemasok beras tertinggi Indonesia. Dan salah satu kabupaten yang menjadi pemasok beras di Sumatera Utara adalah Kabupaten Serdang Bedagai. Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai Luas Wilayah 190.000 Ha, diantaranya 100.000 Ha Lahan Perkebunan dan 40.595 Ha adalah Lahan Sawah. Penduduk di Kabupaten Serdang Bedagai 60% mata pencahariannya adalah sektor Pertanian. Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah penyumbang surplus beras di Provinsi Sumatera Utara. Sampai saat ini Kabupaten Serdang Bedagai surplus beras rata - rata setiap tahunnya mencapai 125.000 Ton sampai dengan 135.000 Ton (Badan Pusat Statistik, 2012). Salah satu kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai yang mempunyai potensi besar di bidang pertanian (khususnya pertanian padi sawah) adalah Kecamatan Perbaungan. Dengan luas lahan 12.158 Ha pada tahun 2012

5 dimana tanah sawah 5.535 Ha dan tanah kering 6.623 Ha, menjadi andalan bagi Kabupaten serdang Bedagai sebagai lumbung beras. Kecamatan Perbaungan merupakan sebuah kecamatan yang masih di dalam wilayah Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 111,620 Km2 yang terdiri dari 28 Desa dan Kelurahan. Tabel 1.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah di Kecamatan Perbaungan No Desa Luas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Ton/Ha) 6,35 604 1 Sei Sejenggi 94 5,75 904 2 Pematang Tatal 157 4,55 1053 3 Kota Galuh 231 6,82 1918 4 Lubuk Cemara 281 6,49 1956 5 Pasar Bengkel 301 2144 6 Citamah Jernih 335 6,4 2013 7 Sukajadi 346 5,81 2496 8 Lubuk Dendang 390 6,4 2340 9 Jambur Pulau 397 5,89 2160 10 Lidah Tanah 400 5,4 2424 11 Tanah Merah 457 5,30 2905 12 Pematang Sijonam 468 6,20 3235 13 Tualang 593 5,45 2923 14 Cinta Air 613 4,76 3226 15 Lubuk Rotan 676 4,77 3531 16 Kesatuan 717 4,92 3687 17 Lubuk Bayas 873 4,22 4182 18 Sei Buluh 920 4,54 5420 19 Suka Beras 1175 4,61 6568 20 Sei Nagalawan 1214 5,41 8720 1847 4,72 21 Melati II Sumber : Laporan Intensifikasi Pertanian Kecamatan Perbaungan Tahun 2010 Sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.2 Desa Melati II menjadi salah satu lumbung pangan di Kecamatan Perbaungan. Dengan luas areal panen 1847 Ha membuat desa melati memiliki potensi usaha dalam hal produksi padi. Desa Melati II dapat dikatakan desa persawahan dengan mata pencaharian utama adalah bertani.

6 Tingginya produksi padi di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai mengindikasikan pembangunan pertanian yang dijalankan pemerintah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai telah berhasil. Untuk mencapai produksi yang maksimal A.T. Mosher dalam bukunya Getting Agriculture Moving (1965) menyebutkan ada lima faktor mutlak dalam pembangunan pertanian yaitu 1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani 2. Teknologi yang senantiasa berkembang 3. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal 4. Adanya perangsang produksi bagi petani 5. Tersedianya perangkutan yang lancar dan kontinyu Dengan lima faktor tersebut, pertanian akan bergerak maju, akan tetapi apabila salah satu faktor tersebut tidak terpenuhi maka kemajuan tidak akan mungkin berjalan (A.T. Mosher, 1965). Dari uraian di atas maka penulis ingin meneliti hubungan faktor pendukung pembangunan pertanian dengan produksi padi sawah di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut : Bagaimana Hubungan Faktor Pendukung Pembangunan Pertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat-Alat Produksi, Perangsang Produksi, dan Pengangkutan) terhadap Produksi Padi Sawah di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk menganalisis hubungan Faktor Pendukung Pembangunan Pertanian (Pasar, Tekhnologi, Alat-Alat Produksi, Perangsang Produksi, dan Pengangkutan) terhadap Produksi Padi Sawah di Desa Melati II Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai 1.4 Kegunaan penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam membuat kebijakan-kebijakan baru untuk meningkatkan produksi pangan seperti padi. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu. 3. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan pihak-pihak terkait.