MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

dokumen-dokumen yang mirip
MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AC (AIR CONDITIONER)

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

PENANGANAN REFRIGERAN, SERVICE, DAN TROUBLESHOOTING SISTEM AC KENDARAAN

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

AIR CONDITIONER GARIS BESAR AIR CONDITIONER

KOMPONEN, FUNGSI DAN CARA KERJA SISTEM AC

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

CAR AIR CONDITIONER PT. HANINDO AUTOMOTIVE CONSULTANT

Gambar Sistem pengkondisian udara

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Persiapan Alat Dan Bahan. Persiapan satu Unit kendaraan. Pengecekan. Pembongkaran Evaporator.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SISTEM AIR CONDITIONER (AC)

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB III SISTEM AC ( AIR CONDITIONER ) PADA TOYOTA YARIS

PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL

BAB II LANDASAN TEORI

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

TROUBLESHOOTING AC MOBIL

II. TINJAUAN PUSTAKA

AC (AIR CONDITIONER)

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic


TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGIN MESIN TOYOTA KIJANG 5K (KOMPRESOR DAN KONDENSOR)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR SISTEM AC DOUBLE BLOWER PADA ENGINE STAND TOYOTA CROWN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER PADA MOBIL TOYOTA COROLLA 4A FE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

PERBAIKAN SISTEM PENGKONDISIAN UDARA DAN SISTEM PENDINGINAN MESIN TOYOTA KIJANG 5K ( KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR )

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI


MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Materi Kuliah Teknik Pendingin dan Tata Udara SISTEM PENDINGIN AC MOBIL. Hartoyo

1. EMISI GAS BUANG EURO2

TROUBLE SHOOTING KERUSAKAN AC

BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT

Bab III. Metodelogi Penelitian

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh


LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOSONGAN & PENGISIAN FREON DENGAN MESIN RECYCLE AC

TROUBLE SHOOTING SISTEM AIR CONDITIONER (AC) PADA TRAINER AC MOBIL

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

Langkah Pengecekan AC Mobil Kita

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK...

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

MENGANALISA DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN MESIN PENDINGIN

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)... 3 1.4. Pengertian-pengertian Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI... 5 2.1. Peta Paket Pelatihan... 5 2.2. Pengertian Unit Standar... 5 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari... 6 2.3.1. Judul Unit... 6 2.3.2. Kode Unit... 6 2.3.3. Deskripsi Unit... 6 2.3.4. Elemen Kompetensi... 7 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja... 7 2.3.6. Batasan Variabel... 8 2.3.7. Panduan Penilaian... 9 2.3.8. Kompetensi Kunci... 10 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN... 11 3.1. Strategi Pelatihan... 11 3.2. Metode Pelatihan... 12 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI... 13 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI... 54 5.1. Sumber Daya Manusia... 54 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan... 55 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan... 55 Halaman: 1 dari 55

BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 55

Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja Pada pelatihan individual /mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja Memberikan jawaban pada buku kerja Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC ) Apakah pengakuan kompetensi terkini ( Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Halaman: 3 dari 55

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang ( review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Halaman: 4 dari 55

BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Untuk mempelajari modul ini dilengkapi dengan modul-modul lain yang berhubungan, antara lain : 2.1.1. Modul 05-02-03, Perbaikan ringan pada rangkaian / system kelistrikan 2.1.2. Modul 05-07-03, Memasang,menguji, dan memperbaiki system wiring 2.1.3. Modul 05-08-03, Memasang,menguji, system pengaman kelistrikan 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Unit Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 5 dari 55

2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Judul Unit : Memelihara/Servis Sistem A/C (Air Conditioner) 2.3.2 Kode Unit : 2.3.3 Deskripsi Unit :Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeliharaan/servis sistem A/C pada kendaraan dan pendataan kondisi kerja. Halaman: 6 dari 55

2.3.4 Elemen Kompetensi 2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja ELEMEN KOMPETENSI 01. Memelihara/servis sistem A/C KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Pemeliharaan/servis sistem A/C dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami. 1.3 Sistem diuji kemampuannya dan menentukan prosedur pemeliharaan/servis A/C yang sesuai. 1.4 Pemeliharaan/servis sistem dan komponen dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik kendaraan. 1.5 Seluruh kegiatan pemeliharaan/servis dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan. 1.6 Sistem diuji dan hasilnya dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan. Halaman: 7 dari 55

2.3.6 Batasan Variabel 1. Batasan Konteks Standar kompetensi ini digunakan untuk sistem A/C yang dipasang pada kendaraan ringan. 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: 2.1. spesifikasi pabrik kendaraan 2.2. SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan 2.3. kebutuhan pelanggan 2.4. persyaratan di tempat kerja/industri 2.5. peraturan pemerintah mengenai kelaikan kendaraan 2.6. lembaran data keamanan bahan 3. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi: 3.1. undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 3.2 ketentuan di bidang industri. 4. Sumber-sumber dapat termasuk: peralatan tangan/hand tools, perlengkapan pendeteksi kebocoran refrigerant, suku cadang, thermometer, evakuasi, perlengkapan recovery refrigerant dan recycling, perlengkapan pengisian refrigerant, refrigerant, oli refrigerant 5. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi: 5.1. penyetelan 5.2. mendeteksi kebocoran refrigerant 5.3. pengujian kemampuan 6. Variabel terapan lainnya termasuk: Sistem pengontrol temperatur Halaman: 8 dari 55

2.3.7 Panduan Penilaian 1. Konteks: 1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan. 1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi. 1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung. 2. Aspek-aspek penting: Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut: memelihara/servis A/C pada kendaraan dan pencatatan prosedur kerja. 3. Pengetahuan dasar: 3.1. undang-undang K 3 3.2. menangani refrigerant dengan aman 3.3. kode area tempat kerja 3.4. undang-undang pemerintah 3.5. prinsip-prinsip kerja (siklus dasar refrigerant) 3.6. persyaratan keamanan perlengkapan/kerja 3.7. prosedur perawatan/pemeliharaan perlengkapan 4. Penilaian praktek: 4.1. mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik 4.2. menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dan aman 4.3. memelihara catatan/data pelanggan/perusahaan 4.4. melakukan servis sesuai dengan kode area tempat kerja dan undangundang pemerintah 4.5. melakukan pengujian sistem A/C 5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan: 5.1. melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas. 5.2. melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas. 5.3. melaksanakan tugas kompleks dan non rutin. 5.4 menjadi mandiri dan bertanggung jawab pada pekerjaan lain. Halaman: 9 dari 55

2.3.8 Kompetensi Kunci No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1 5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika - 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 Halaman: 10 dari 55

3.1. Strategi Pelatihan BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda. Halaman: 11 dari 55

3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar tersetruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Halaman: 12 dari 55

Uraian Materi BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI o Nama-nama komponen utama AC ( Air Conditioners ) AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah : a. Compressor Gambar 1. Compressor Compressor Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat. b. Condenser Gambar 2. condenser Condenser Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair ( dingin ). Halaman: 13 dari 55

c. Dryer/receifer Gambar 3. Receifer Dryer/receifer Berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant. d. Expansion valve Gambar. Expznsion valve Expansion valve Berfungsi Mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas. e. Evaporator Gambar 5. Evaporator Halaman: 14 dari 55

Evaporator Merupakan kebalikan dari condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin f. Blower Gambar 6. Blower 2. Cara kerja komponen AC a. Compressor Compressor terbagi menjadi dua bagian, yaitu : 1) Compressor 2) Kopling magnet ( Magnetic Clutch ) 1) Compressor Kompresor digerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan menggerakkan piston/vane dan gerakan piston/ vane ini akan menimbulkan tekanan bagi refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya. Jenis kompresor ini dapat dipilahkan seperti dibawah ini : Tipe Reciprocating Tipe Crank Tipe Swash plate Tipe Rotary Tipe Through vane Tipe Reciprocating mengubah putaran crankshaft menjadi gerakan bolakbalik pada piston. Tipe Crank : Halaman: 15 dari 55

Pada tipe ini sisi piston yang berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder ( valve plate ) terdapat dua katup yaitu katup isap (suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi. Pada langkah turun, refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari evaporator, dan pada langkah naik refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm 2 menjadi 15 kg/cm 2 yang mengubah temperatur dari 0 o C menjadi 70 o C. Tipe Swash Plate : Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72 o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120 o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap ( lihat bagan gambar mekanis kompresi ) Halaman: 16 dari 55

Tipe Through Vane : Tipe through vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi) Halaman: 17 dari 55

Gambar 1 : Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang isap. Gambar 2 : Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup. Gambar 3 : Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan untuk menaikkan tekanan. Gambar 4 : Langkah kompresi penuh. Gambar 5 : Langkah penyaluran / pengosongan refrigerant dari silinder ke saluran keluar menuju ke condenser melalui katup tekan (discharge valve) Gambar 6 : Penyaluran refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan awal langkah isap lagi. Pada aktualnya through vane yang membentuk empat ruang, bekerja secara bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus menerus secara berkesinambungan. b. Kopling magnet ( Magnetic Clutch ) Kopling magnet adalah perlengkapan kompressor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompressor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah : Stator, rotor dan pressure plate. Sistem kerja dari alat ini adalah elektro magnetic. Cara kerjanya : Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi switch AC off, kompressor tidak akan berputar, dan kompressor hanya akan berputar apabila switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke stator coil akan mengubah stator coil menjadi magnet listrik yang akan menarik pressure plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit ( Clutch assembly ) memutar kompresor. Halaman: 18 dari 55

Konstruksi : Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor. ( lihat gambar ) Tipe Kopling Magnet Tipe F Tipe G Tipe R Tipe P Condenser Refrigerant yang masuk kedalam condenser oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80 o C). Temperatur yang tinggi dari refrigerant yang berada dalam condenser yang bentuknya berlikuliku akan mengakibat kan terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan fan yang terpasang dibelakang condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh condenser se makin baik pula pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator. Pada ujung pipa keluar condenser refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair dengan temperatur 57 o C (cooled liquid) Halaman: 19 dari 55

Receifer / Dryer. Refrigerant dari condenser masuk ke tabung receifer melalui lubang masuk ( inlet port ), kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar ( outlet port ) menuju ke expansion valve. Dryer, desiccant maupun filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian atas dari receifer/dryer disediakan gelas kaca ( sight glass ) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi refrigerant. Expansion valve Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil ( orifice ) konstan atau dapat diatur melalui katup ( valve ) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan menjadi : Expansion valve tekanan konstan Expansion valve tipe thermal Pada gambar disamping adalah cara kerja expansion valve tipe thermal. Halaman: 20 dari 55

Pembukaan valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat sensitizing tube. Bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar ( out let ) evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit. Ps : tekanan pegas Pe : tekanan uap didalam evaporator Evaporator Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisikisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin. Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium yaitu : Tipe Plate Fin Tipe Serpentine fin Tipe Drwan Cup Halaman: 21 dari 55

3.Rangkaian / siklus sistem AC pada mobil 1. Peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil. Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun tidak termasuk komponen utama, adalah : a. Pressure Switch Presure switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop switch sehingga magnetic clutch menjadi off. Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak pressure switch ada diantara receifer dan expansion valve ( lihat gambar dibawah ) Tipe Pressure switch ini ada dua macam yaitu : Tipe dual, yang meng gunakan satu switch untuk dua keadaan yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah Tipe single, dengan switch terpisah. Gambar tipe dual Halaman: 22 dari 55

b. Alat Pencegah Pembekuan ( Anti Frosting Devices ) Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0 o C, dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu : Tipe Thermistor yang dipasangkan pada fin evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0 o C, maka magnetic clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar. Tipe EPR ( Evaporator Pressure Regulator ) dipasangkan diantara eva porator dan kompresor, (lihat gambar) Tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari evapo rator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak turun < 0 o C. c. Stabilizer putaran mesin Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati. Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas minimum, akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali. Halaman: 23 dari 55

d. Peralatan idle up Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya. untuk jenis mobil konvensional (menggunakan karburator) digunakan vacuum switching valve (VSV) serta sebuah actuator untuk membuka throttle, sehingga putaran mesin akan meningkat pada putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (lihat gambar) Untuk mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma yang menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU akan menginjeksikan sejumlah tambahan bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin akan meningkat. e. Sistem pelindung tali penggerak kompressor Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin. Halaman: 24 dari 55

Alur kerja sistem pelindung tali penggerak kompresor. Letak dan prinsip kerja pelindung tali penggerak kompresor. f. Sistem kontrol kompressor dua tingkat (mode ekonomi) AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator ( 3 o C), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10 o C temperatur fin bukan 3 o C seperti pada keadaan normal. g. Magnetic valve Terletak antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin. Halaman: 25 dari 55

4. Letak komponen utama dan perlengkapan tambahan AC Mobil. Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari jenis mobilnya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh gambar dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan maupun minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan. Halaman: 26 dari 55

5. Siklus Pendinginan AC Mobil. Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut : a. Kompresor berputar menekan gas refrigerant dari evaporator yang bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah pelepasan panas refrigerant. b. Gas refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondenser ini panas refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga refrigerant berubah menjadi zat cair. c. Cairan refrigerant diatampung oleh receifer untuk disaring sampai evaporator membutuhkan refrigerant. d. Expansion valve memancarkan refrigerant cair ini sehingga berbentuk gas dan cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah. e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin seperti yang dibutuhkan oleh para penumpang mobil. f. Gas refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di condenser. Sisi yang bertekanan tinggi Sisi yang bertekanan rendah Halaman: 27 dari 55

6. Manifold Gauge. Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini harus dipelajari secara seksama agar penggunaannya menjadi optimal dan terhindar dari kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan manipol pengukur model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4 nipel penghubung ( ada yang hanya menggunakan 3 niple penghubung, yang perbedaannya pada niple no 4 tidak ada ) a. Kondisi Hubungan saluran manifold gauge. 1) Keran katup tekanan rendah terbuka dan keran katup tekanan tinggi menutup. Dalam kondisi ini : Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah saling berhubungan. Niple 1 hanya terhubung dengan pengukur tekanan tinggi. 2) Keran katup tekanan rendah tertutup dan keran katup tekanan tinggi membuka. Dalam kondisi ini : Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling berhubungan. Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur tekanan rendah. Halaman: 28 dari 55

3) Kedua keran katup terbuka. Dalam Kondisi ini : Semua niple penghubung dan pengukur saling berhubungan. 4) Kedua keran katup tertutup. Dalam kondisi ini : Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan tinggi. Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan rendah. Halaman: 29 dari 55

7. Mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil. Mengenal Refrigerant ( Zat pendingin ) Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahan wujud yaitu dari cair menjadi gas. Zat pendingin yang sering digunakan pada sistem AC mobil adalah R 12 atau juga dikenal dengan CFC 12 (fluorinated hydrocarbon). Kele bihan zat pendingin ini antara lain : R 12 mendidih pada 29,8 o C dalam tekanan atmosfir. Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah. Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam. dapat larut bila dicampur dengan minyak. kurang bereaksi terhadap karet. tidak berwarna dan tidak berbau. Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca. Halaman: 30 dari 55

Refrigerant (Zat Pendingin) lain yang sekarang banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a. Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti lainnya adalah: ternary blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang berbeda seperti : HCF22,HFC152a dan HCFC124 dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam cair ( LPG ) meskipun zat ini sangat mudah terbakar, sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak diijinkan lagi. Mengenal pelumakompressor. Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta bidang permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas pada kompresor ikut bersirkulasi dengan refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus untuk kompresor. Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan : Halaman: 31 dari 55

untuk refrigerant R12 : digunakan pelumas mineral. untuk CFC 134a : digunakan PAG (Poly Alkylene Glycol ) atau pelumas Ester. Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai tambahan karena penggantian komponen. kosong (pemasangan baru)... 100 cc ganti receifer... 20 cc ganti condenser... 40 50 cc ganti evaporator... 40 50 cc 8. Cara mengisi refrigerant. Sebelum mengisi refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat Vacuum pump. Prosedur pengosongan : Tutup kedua katup manifold gauge. pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa vakum. (lihat gambar) Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum. bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/- 600 mmhg ( 23,62 inhg; 80 kpa ) bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum. Halaman: 32 dari 55

baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmhg ( 29,53 in Hg; 99,98 kpa ) biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit. tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum. tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran. cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan perbaiki. Pengisian refrigerant. Sebelum memulai pengisian refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah dilakukan : Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar. Selang masih terpasang dengan manifold gauge warna merah ke nipel tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi. refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup. singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Langkah pengisian Pemasangan selang pada tabung refrigerant. o Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh. o Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis. o Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant. o Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan. o Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang. o Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah. o Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya refrigerant ) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple. Pemeriksaan kebocoran awal. Halaman: 33 dari 55

o Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar gas masuk kedalam sistem. ( tabung menghadap keatas ). o Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 ( 14 psi; 98 kpa ) tutup keran manifold tekanan tinggi. o Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor. Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair. o Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant yang keluar dalam bentuk cair. o o o Buka katup tekanan tinggi. Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran. Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama. Pengisian Lanjutan. o Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar dalam bentuk gas. o Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan. o Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum. o Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir dalam sistem. o Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup. o Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5 2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 15 kg/cm2 Halaman: 34 dari 55

9. Test kebocoran pada sistem AC mobil. Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem tersebut. Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan. Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu: a. untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun. 1) untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch. 2) untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor listrik. 10. Servis/repair AC mobil. 1) Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya. 1. Refrigerant kurang. Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut : udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin. Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung. Pemeriksaan pada manifold gauge : pengukur tekanan rendah : 0,8 kg/cm2 ( 11 psi, 78 kpa ) Pengukur tekanan tinggi : 8-0 kg/cm2 ( 114 psi, 882 kpa ) Kemungkinan penyebabnya : terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan. Pemecahannya : Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki. 2. Pengisian refrigerant berlebihan. Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut : pendinginan tidak maksimum. Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 Halaman: 35 dari 55

( 36 psi, 245 kpa ) Pengukur tekanan tinggi : 20 kg/cm2 ( 248 psi, 1.961 kpa ) Kemungkinan penyebabnya : Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan. kondenser tidak bekerja dengan baik. kopling fluida kipas radiator slip. tali kipas kompresor kendor. Pemecahannya : Kurangi jumlah refrigerant. Bersihkan kondenser. Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti. Stel tali kipas. 3. Terdapat udara didalam siklus. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak terlalu dingin. Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 2.5 kg/cm2 ( 36 psi, 245 kpa ) Pengukur tekanan tinggi : 23 kg/cm2 ( 327 psi, 2.256 kpa ) Kemungkinan penyebabnya : Ada udara didalam siklus pendingin. Pemecahannya : Periksa kotoran oli dan jumlahnya. Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah dan semprot dengan kompresor angin. lakukan penyedotan kevakuman kembali. Ganti receifer. 4. Terdapat uap air didalam siklus. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : Kadang dingin kadang tidak Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 50 cmhg (1,5 kg/cm2) Pengukur tekanan tinggi : 7 = 15 kg/cm2 Kemungkinan penyebabnya : Halaman: 36 dari 55

Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es. Pemecahannya : Ganti Receifer/Dryer lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air. perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian. 5. Refrigerant tidak bersirkulasi. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 76 cmhg ( sangat rendah ) Pengukur tekanan tinggi : 6 kg/cm2 ( 85 psi / 588 kpa ) Kemungkinan penyebabnya : Pada expansion valve terjadi penyumbatan. Pemecahannya : Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti. Ganti Receifer/Dryer. perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian. 6. Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC kurang dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : 2,5 kg/cm2 ( 36 psi / 245 kpa ) Pengukur tekanan tinggi : 19-20 kg/cm2 ( 270 264 psi / 1.863 1.961 kpa ) Kemungkinan penyebabnya : Expansion valve rusak atau pemasangan Heat sensitizing salah. Penyetelan aliran tidak baik pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair. Pemecahannya : Periksa pemasangan heat sensitizing. Periksa expansion valve, bila rusak ganti. Halaman: 37 dari 55

7. Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut : AC tidak dingin Pemeriksaan pada manifold gauge : Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah Kemungkinan penyebabnya : Kompresor rusak. katup kompresor rusak. Pemecahannya : Bongkar dan perbaiki kompresor Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama. 11. Tabel Troubleshooting. A. Suara normal 1. Compresor Tanda-tanda keadaan Penyebab Perbaikan Tekanan pada katup penyalur terlalu tinggi Aliran udara oleh kipas radiator kurang Tidak ada gelembung terlihat di kaca pengintai saat condenser disiram air Tekanan didalam pipa tekanan tinggi terlalu besar. Dan drop pada saat kompressor berhenti 2 kg/cm2 (28 psi, 190 kpa) Beban panas terlalu besar Tali kipas kendor atau putus Sirip kondenser dan radiator kotor Refrigerant banyak terlalu Udara masuk ke dalam siklus pendinginan. Temperatur udara luar terlalu tinggi Ganti keraskan bersihkan atau Keluarkan refrigerant sampai jumlahnya tepat Buang refrigerant. Lakukan pemompaan vakum dan isi kembali refrigerant. Mendinginkan kondenser Halaman: 38 dari 55

Tekanan pada katup isap terlalu tinggi Disekitar selang tekanan rendah dan service valve tekanan rendah terlalu dingin Ketika condenser didinginkan tekanan di pipa tekanan tinggi besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil. Begitu kompresor dihentikan tekanan pada kedua sisi tinggi dan rendah sama Expansion valve membuka terlalu lebar, Heat sensitizing tube tidak terpasang dengan baik dan atau terjadi kebocoran gas Refrigerant terlalu banyak Gasket rusak, katup tekanan tinggi pecah atau ada kotoran pada katup Periksa betulkan. dan Kurangi refrigerant. Ganti gasket, katup yang pecah. Bersihkan kotoran. Halaman: 39 dari 55

Tanda-tanda Keadaan Penyebab Perbaikan Tekanan pada Outlet expansion Gas heat sinsitizing Perbaiki / ganti. katup penyalur valve tidak tube bocor. terlalu rendah membeku, tekanan Expansion valve disaluran tekanan membeku atau rendah menunjukkan rusak. vakum. Aliaran gelembung Refrigerant kurang Tambahkan pada kaca pengintai refrigerant deras, condenser tidak panas Bila condenser Valve pada Bersihkan / ganti berhenti tekanan kompresor rusak pada kedua sisi atau ada kotoran. tekanan sama Tekanan pada Terlihat banyak Refrigerant kurang Tambahkan katup isap terlalu gelembung pada refrigerant rendah kaca pengintai dan condenser tidak panas. Expansion valve tidak Gas heat sensitizing Perbaiki / ganti, membeku, pipa tube bocor. tekanan rendah tidak Expansion valve dingin rusak Temperatur pada Evaporator Setel relay katup penyalur membeku stabilizer. rendah, udara tidak keluar Operasikan dengan benar ( kec. Blower & temp. Control ) Expansion valve Expansion valve Bersihkan / ganti. membeku tersumbat, pengikat heat sensitizing Perbedaan temperatur pada receifer / dryer depan dan belakang. ( bila berlebih an saringan receifer pipa belakang membeku ) tube kendor/rusak. Receifer/dryer tersumbat Ganti Halaman: 40 dari 55

Tandatanda Tekanan Pendinginan condenser pada katup kurang penyalur dan isap tinggi Ketika condenser disiram air, gelembung tidak terlihat pada kaca pengintai Tekanan Disekitar servis valve pada katup penyalur dan isap rendah Keadaan Penyebab Perbaikan dingin dibandingkan evaporator bila dengan Sirip kondenser kotor Refrigerant banyak terlalu Saluran tekanan tinggi tersumbat Lakukan pembersihan. Kurangi refrigerant Lakukan servis atau ganti bila perlu. Temperatur inlet expansion valve terlalu dingin bila dibandingkan dengan tempat sekitar receifer/dryer Saluran tekanan rendah tersumbat Bersihkan ganti atau Banyak gelembung pada kaca pengintai Refrigerant kurang Tambahkan refrigerant Kebocoran gas Gas berkurang Shaft seal bocor Ganti Baut basah kena oli Terjadi kebocoran pada komponen yang terikat baut tersebut Terlihat sambungan Terjasi kebocoran gasket basah oleh oli pada sambungan Terlihat ada keretakan dan basah gas berkurang gasket Terjadi kebocoran pada komponen yang retak Perbaiki / keraskan baut Ganti gasket Ganti komponen yang retak. Halaman: 41 dari 55

Tandatanda Tidak lengket Keadaan Penyebab Perbaikan Wiring normal Kumparan terbuka Ganti Tidak tertarik Wiring putus / tidak Cari dengan ohm meskipun switch menyambung meter dan pada posisi on sambungkan kembali Switch rusak Perbaiki / ganti Posisi switch on rotor Celah rotor dan stator Perbaiki bergerak dan terlalu besar menarik bila didorong Expansion valve Tanda-tanda Keadaan Penyebab Perbaikan Outlet valve tidak dingin Perbedaan temperatur pada sisi tekanan tinggi dan rendah tidak terasa Gas heat sensitizing tube bocor Refrigerant kurang Exp. Valve membuka terlalu lebar Perbaiki kebocoran Tambahkan refrigerant Ganti expansion valve Inlet valve dingin atau membeku Pipa tekanan Terjadi tinggi pada penyumbatan receifer/dryer edingin pada receifer/dryer Membeku Expansion valve tersumbat es Ganti receifer/dryer Ganti expansion valve, receifer/dryer Halaman: 42 dari 55

A. Suara Abnormal Tandatanda Kompresor berisik Magnetic clutch berisik Suara berisik dari pipa Suara dari Kondenser Keadaan Penyebab Perbaikan Suara knocking dari compresor Suara berderit ketika magnetic clutch tidak berkaitan Pipa bergetar Bearing aus atau rusak Silinder atau shaft rusak Bearing aus atau rusak Bongkar, ganti komponen yang rusak Ganti bearing Baut pengikat kendor Kencangkan baut Tidak diberi karet Beri karet landasan Kondenser bergetar Mounting kendor Beri karet dan keraskan Suara berisik dari bracket Bracket bergetar Bracket kendor atau patah Kencangkan / las / ganti Idler berisik pulley Suara gemeretak Bearing rusak Baut mounting kendor Ganti bearing Keraskan Crank pulley berisik Suara bergetar Pemasangan tidak benar / miring Bearing rusak Perbaiki Ganti bearing Drive berisik belt Defleksi pada belt Sobek pada belt Belt kendor Belt rusak Stel belt Ganti belt Halaman: 43 dari 55

12. Membongkar, memperbaiki/mengganti kerusakan dan memasang kembali komponen MAGNETIC CLUTH (SWASH PLATE & THROUGH VANE) MEMBONGKAR. 1. Melepas Pressure Plate : b. Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci Sock) b. Pasang SST (lihat gambar) ke pressure plate c. Lepaskan pressure plate : Untuk tipe swash plate d. Melepas pressure plate untuk Tipe Through vane Halaman: 44 dari 55

e. Lepaskan shim 2. Melepas Rotor a. Lepaskan snap ring ( menggunakan tang tutup ) b. Keluarkan rotor (gunakan palu plastik) 3. Melepas Stator : a. Lepas kabel Stator dari rumah compressor ( Tipe swash plate ) Lepas kabel Stator dari rumah Compressor (Tipe Through vane) Halaman: 45 dari 55

b. Lepaskan snap ring c. Lepaskan stator MEMASANG : 3. Pasang Stator. a. Pasang stator b. Pasang snap ring Halaman: 46 dari 55

c. Sambungkan kabel stator. ( Tipe Swash plate ) Sambungkan kabel stator. (Tipe Through vane) 4. Pasang Rotor. a. Pasang rotor pada poros compressor. b. Gunakan snap ring baru 5. Pasang Pressure plate. a. Pasang shim. Halaman: 47 dari 55

b. Pasang baut poros ( Tipe Swash Plate ) Pasang baut poros ( Tipe Through vane ) 6. Ukur celah Magnetic Clutch. Tipe swash plate Gunakan feeler gauge Tipe Through vane a. pasang dial gauge pada pressure plate b. hubungkan kabel magnetic clutch ke batery+ (lihat gam- bar). c. Periksa antara pressure plate dan rotor kemudian hubungkan terminal negatif batery Halaman: 48 dari 55

MEMBONGKAR Sebelum membongkar compressor, lakukan dahulu : Langkah Melepas Compressor dari Engine. 1. Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan AC ON. 2. Matikan AC, matikan Mesin. 3. Lepaskan kabel negatif Batery. 4. Lepaskan conektor untuk magnetic clutch dan temperatur switch. 5. Keluarkan Refrigerant. ( hati-hati terhadap cairan / gas refrigerant, sebaiknya pakai alat-alat keselamatan kerja ) 6. Lepas selang yang menghubungkan compressor. 7. Lepas compressor. 5. Melepas Servis valve : a. lepas baut servis plate b. Lepas seal ring ( ganti ) 6. Mengukur oli : Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengsisian oli baru. Halaman: 49 dari 55

7. Melepas Tutup depan. Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan obeng ketok + b. Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan sampai melukai seal maupun rumah compressor. 8. Melepas plat katup depan. a. Lepaskan pin dari tutup depan a. Lepas pelat katup. 9. Melepas gasket. Halaman: 50 dari 55

10. Melepas seal poros. a. Lepas snap ring. b. Dengan menggunakan busing (SST) dorong seal poros keluar. MEMASANG. 1. Pemasangan seal. a. atur seal poros tepat ditengah. b. Dorong seal dengan busing. c. Pasang snap ring Halaman: 51 dari 55

2. Pemasangan pelat rumah depan. a. Pasang pin (2 buah) b. Lumasi O ring dengan oli. c. Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan silinder. d. Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur melalui pin pada silinder depan. e. Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan. 3. pemasangan dudukan center. Pasang dudukan center pada poros. (SST) 4. pemasangan tutup depan. Halaman: 52 dari 55

5. pengerasan baut-baut. 6. Pengisian Oli. ( Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran ). Gunakan Oli yang standard. 7. Pemasangan katup servis. a. Lumasi dulu dengan oli. b. Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya. Momen kekencangan : 250 kg-cm. 8. Pengukuran Momen Putar Poros. Momen : 50 kg-cm. Halaman: 53 dari 55