KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Naga Banda PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: VILLA LALU PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si PAMERAN. International exhibition ISACFA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL. JUDUL KARYA : Sunset. PENCIPTA : Alit Kumala Dewi, S.Sn.,M.Ds

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DESAIN KATALOG PAMERAN TUGAS AKHIR MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEMESTER GENAP

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si. Art Exhibition

DESKRIPSI KARYA PRASI DEWI SARASWATI IDA AYU KADE SRI SUKMADEWI, S.SN.,M.ERG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

KONSEP KARYA MONUMENTAL JUDUL KARYA: OLD MASK. PENCIPTA: A. A. GDE BAGUS UDAYANA, S.Sn., M.Si

Rest AREA Perupa Membaca Indonesia

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

INSTITUT SENI INDONESIA

DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG

SISI GELAP PENELITIAN PENCIPTAAN KRIYA SENI

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

PENCIPTAAN SENI KEPALSUAN

JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

Dinamika Pertumbuhan Kerajinan Kayu Di Desa Singakerta Kiriman: Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si., Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar.

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata dunia, salah satu tradisi yang menarik untuk dikupas lebih lanjut adalah

BAB 5 PENUTUP. 245 Universitas Indonesia. Tempat duduk..., Yulie Pusvitasary, FIB UI, 2009

Tedung Sebagai Sarana Upacara Agama Hindu Di Bali

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Kreatif Desain Tampilan Desain Gambar 4.10

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN

BAB 5 PENUTUP PURA MAOSPAIT DI MASA LALU DAN MASA KINI

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan Pura Tanah Lot (yang selanjutnya disingkat GPTL)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Seni kriya merupakan bagian dari kehidupan perajin sebagai perwujudan

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

PATULANGAN BAWI SRENGGI DALAM PROSESI NGABEN WARGA TUTUAN DI DESA GUNAKSA, KABUPATEN KLUNGKUNG (Kajian Estetika Hindu)

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

Perkembangan Bentuk Dan Fungsi Arca-Arca Leluhur Pada Tiga Pura Di Desa Keramas Blahbatuh Gianyar Suatu Kajian Etnoarkeologi

Gambar 6 Gelungan Telek dari Banjar Kawan Foto: Ayu Herliana, 20011

Keindahan Desain Tamiang, Menghiasi Hari Raya Kuningan di Desa Penarungan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

PEMANFAATAN POTENSI WARISAN BUDAYA PURA MEDUWE KARANG DI DESA KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG SEBAGAI TEMPAT TUJUAN PARIWISATA

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TOKOH GALUH DALAM DRAMATRI ARJA DI SANGGAR SENI SIWARATRI DESA KERAMAS BLAHBATUH GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR

Pdt. Gerry CJ Takaria

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

GEBOGAN SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER

SESELET BALI. Oleh: I Ketut Sida Arsa, S.Sn., M.Si

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

KARAKTERISASI BENTUK TOKOH SUGRIWA WAYANG KULIT RAMAYANA GAYA SUKAWATI

Perkembangan Arsitektur 1

JADWAL UJIAN SPMB INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2015/2016

ILUSTRASI PENARI PADA DESIGN CLOTHING HANDMAD BALI. Oleh Nama: Dewa Nyoman Bayu Pramana

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

Sangamandala Oleh: I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn

PENERAPAN RAGAM HIAS TORAJA MELALUI MEDIA KOMPUTERISASI TERHADAP ELEMEN TEKSTIL INTERIOR (VERTICAL BLIND)

OLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR...

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(


DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

Transkripsi:

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Naga Banda PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn., M.Sn PAMERAN INTERNATIONAL EXHIBITION ISACFA International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA ISI Denpasar, Bali, 24 June 12 July Kriya Hasta Mandala ISI DENPASAR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013

DESKRIPSI KARYA Naga Banda JUDUL : Naga Banda PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn.,M.Sn MEDIA : Glossy Paper UKURAN : A2 TAHUN : 2013 PAMERAN INTERNATIONAL EXHIBITION ISACFA International Studio for Arts & Culture FSRD ALVA ISI Denpasar, Bali, 24 June 12 July Kriya Hasta Mandala ISI DENPASAR FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013

Abstrak Naga Banda hanya digunakan dalam upacara Palebon (Ngaben) dari keluarga tertentu saja. Seorang yang wajar, atau katakanlah yang berhak menggunakannya sarana ini adalah seorang pendeta (Peranda Buddha), seorang raja atau seorang yang dianggap berstatus demikian, dan keluarga yang mendapat anugerah khusus itu dari Raja Gelgel/Klungkung. Mengandung arti bahwa naga tali, yang mengikat atau membelenggu, dari segi namanya, ia mengandung pengertian perlambang. Yakni mendiang yang diaben semasa hidupnya mempunyai ikatan erat dengan masyarakat, mempunyai pertalian yang intim dengan soal duniawiah material. Digambarkan dengan naga besar yang menjadi pengikat dan penarik sarana upacara lain berupa bade yang melambangkan pengantar roh menuju alam nirwana. Naga Banda bersama-sama dengan Kajang dan sebagainya ikut di-plaspas dan diurip pada hari Pabersihan. Selanjutnya, menjelang pemberangkatan ke tunon (tempat me nunu / membakar). Naga Banda sekali lagi dipanah oleh Ida Pranda yang muput karya. Bahwa manah atau jenana (pikiran) Peranda, ikut menyertai perjalanan mendiang bersama naga ke alam nirwana. Kata kunci: Fotografi Balinese Naga Banda Deskripsi Karya Naga Banda Namanya saja Naga Banda, ia memang berwujud naga yang cukup besar, menurut ketentuannya, panjang patung seekor Naga Banda seharusnya 1.600 depa (satu depa sama dengan satu rentangan tangan). Bila satu depa sama dengan 150 cm (rentangan orang dewasa) maka Naga Banda ini panjangnya mencapai 2.400 meter alias hampir 2,5 kilometer, sungguh naga raksasa yang luar biasa. Bila memenuhi ketentuan itu dan agar besar serta dan panjang tubuhnya serasi, maka bukan main besarnya skala patung ini. Biayanya pun pasti besar pula dan akan menyulitkan pula jalannya upacara. Karena itu, agar Naga Banda tidak terlalu panjang, dan aturanpun tidak dilanggar, maka yang dipakai depanya anak-anak. Badan sang naga dibuat formalitas dengan tali sederhana saja. Hanya kepala dan bagian tertentu serta ujung ekornya saja dibuat seindah mungkin. Bagian badan di tengah-tengah digulung hingga antara kepala dan ekor tetap memenuhi estetika yang serasi dan seimbang.

Naga Banda hanya digunakan dalam upacara Palebon (Ngaben) dari keluarga tertentu saja. Seorang yang wajar, atau katakanlah yang berhak menggunakannya sarana ini adalah seorang pendeta (Peranda Buddha), seorang raja atau seorang yang dianggap berstatus demikian, dan keluarga yang mendapat anugerah khusus itu dari Raja Gelgel/Klungkung. Mengandung arti bahwa naga tali, yang mengikat atau membelenggu, dari segi namanya, ia mengandung pengertian perlambang. Yakni mendiang yang diaben semasa hidupnya mempunyai ikatan erat dengan masyarakat, mempunyai pertalian yang intim dengan soal duniawiah material. Digambarkan dengan naga besar yang menjadi pengikat dan penarik sarana upacara lain berupa bade yang melambangkan pengantar roh menuju alam nirwana. Waktu hari Palebon, ikatan itu dilepaskan oleh sang sulinggih dengan puja pangarcana yang sangat khas. Dan dengan naga itu sebagai sarana penunjuk jalan, arwah mendiang pergi kea lam lain. Bukan main itensitasnya swadarma keduniawian yang harus ditangani raja. Seluruh aspak kehidupan yang menjadi tanggung jawabnya untuk diatur, dijaga ketertiban dan kelestariannya. Setiap Palebon Peranda Budha atau Raja, digunakanlah naga, yang kemudian diberi nama Naga Banda, Naga melambangkan ikatan antara Peranda dengan Raja, ikatan Guru Wisesa (Raja) dengan guru pengajian (Peranda). Jadi Naga Banda itu memiliki arti dan makna yang bermacam-macam yang semua ajaran agama dan budaya Bali mengandung multi interpretasi. Menjelang dan sampai dengan hari Pabersihan, Naga Banda diletakkan berdampingan dengan jenasah mendiang pada ruang Bale Semanggen. Tata letaknya mutlak, kepalanya harus menghadap ke arah Kelod-Kauh (Barat Daya) serta ekornya ada di Kaja-Kangin (Timur Laut). Dengan posisi itu sawa mendiang bagaikan diikat olehnya. Di mana Kaja-Kangin merupakan daerah kumpulan hulu yang menurut pengider-ider, Sang Hyang Sambu sebagai dewatanya. Kumpulan hulu adalah daerah sumbernya material. Adapun Kelod-Kauh merupakan daerah paling teben (hilir) yang merupakan wilayahnya materi (bhuta). Menurut pengider-ider, dewata yang menguasa arah Kelod-Kauh adalah Sang Hyang Ludra. Beliau pulalah yang merupakan dewanya butha. Naga Banda bersama-sama dengan Kajang dan sebagainya ikut di-plaspas dan diurip pada hari Pabersihan. Selanjutnya, menjelang pemberangkatan ke tunon (tempat me nunu / membakar). Naga Banda sekali lagi dipanah oleh Ida Pranda yang muput karya. Bahwa manah

atau jenana (pikiran) Peranda, ikut menyertai perjalanan mendiang bersama naga ke alam nirwana. Divisualisasikan dengan menampilkan payung kain yang diprada tinta emas, dan orangorang yang siap untuk menggotong naga banda yang lengkap dengan atribut hiasa ketu di kepala naga, tatahan badong dileher serta, gelang/kalung pada leher naga, medianya Glossy paper, teknik fotografi, dan ukuran A2 (42x52 cm). Karya ini dipamerkan dalam rangka International Exhibition, ISACFA International Studio For Arts & Culture, FSRD-ALVA di Kriya Hasta Mandala ISI Denpasar. Lampiran Katalog Pameran International Exhibition ISACFA Gambar 1. Katalog Pameran Tampak Depan

Gambar 2. Katalog Pameran Tampak Belakang