BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Lembah UGM merupakan kawasan yang didominasi oleh hijauan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin meningkat dan kebutuhan masyarakatnya pun juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar tradisional di Kota Yogyakarta telah hadir sejak Zaman

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan secara tepat, modal sosial akan melahirkan serangkaian nilai-nilai atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional yaitu promosi words of mouth (dari mulut ke mulut)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan. Dengan adanya persaingan yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ini dapat dibuktikan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. diferensiasi social yang tercipta dari relasi konsumsi. 1 Konsumsi pada era ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (Sulastiyono, 2011:5). Mengacu kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan sebagai kota ketiga terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk sebagai salah satu komponen dalam system wilayah atau. barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi erat kaitannya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu bersaing dan harus memperhatikan kepuasaan konsumen. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, keperluan ekonomi setiap orang juga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kampus sebagai Generator Pertumbuhan Kawasan.

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi dan perdagangan bebas yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian Indonesia. Industri Ritel memiliki kontribusi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. satunya di pasar. Mereka berpikir, pasar adalah tempat tujuan bagi para. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya sehari hari.

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. kimia. Saat ini sedang berkembang seiring berjalannya waktu. Memiliki cabang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada zaman modern saat ini, perkembangan dunia teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi.

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam menggunakan teknologi tersebut. memenuhi sesuatu yang diinginkan oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

PEDOMAN OBSERVASI. Tanggal Observasi : Tempat :

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. Modal yang bernilai besar dalam menjalankan usaha; baik dari modal harta

BAB I PENDAHULUAN. unggul, mampu bersaing dalam bidangnya maka tidak terlepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan sempitnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran para pelaku

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkeluarga maupun belum berkeluarga sering mengunjungi pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan memiliki keunggulan bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan zaman, pasar mengalami perubahan bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi modern. Muncul berbagai macam pasar modern yang memiliki fasilitas lebih menarik dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional. Akhirnya tidak sedikit masyarakat yang mulai berpaling dari pasar tradisional ke pasar modern. Menurut Deni Mukbar (2007: 44) karakteristik pasar tradisional dan pasar modern dapat ditinjau dari beberapa aspek. Berdasarkan aspek kondisi fisik tempat usaha, pasar tradisional memiliki bangunan temporer, semi permanen, atau permanen. Kondisi fisik pasar modern yaitu memiliki bangunan permanen, fasilitas memadai, dan mewah. Berdasarkan aspek metode pelayanan, di pasar tradisional pedagang melayani pembeli dan terjadi tawar-menawar. Metode pelayanan di pasar modern yaitu sistem swalayan di mana pembeli melayani dirinya sendiri dan harga sudah pasti sehingga tidak ada tawar-menawar. Ancaman yang muncul dari keberadaan pasar modern yaitu menurunkan omset penjualan di pasar tradisional karena adanya pergeseran kebiasaan konsumen. Menurut Iwan Sutrisno (2011) perubahan gaya hidup 1

konsumen dalam perilaku membeli barang ritel di antaranya dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar modern. Tempat yang nyaman, fasilitas yang menarik, dan pelayanan yang cepat merupakan beberapa keunggulan dari pasar modern. Meskipun begitu, pasar tradisional juga memiliki keunggulan yang menjadi kekurangan bagi pasar modern yaitu sistem tawar-menawar. Endi Sarwoko (2008: 100) mengatakan bahwa proses tawar-menawar harga di pasar tradisional memungkinkan terjalinnya kedekatan personal dan emosional antar penjual dengan pembeli. Berdasarkan Harian Seputar Indonesia (Sabtu, 09 April 2011) jumlah pasar modern di wilayah Yogyakarta berkembang pesat melebihi pasar tradisional. Penurunan jumlah pasar tradisional diiringi dengan kenaikan jumlah pasar modern. Pada tahun 2008, jumlah pasar modern berjejaring nasional sebanyak 228 unit, tahun 2011 jumlahnya naik melebihi 350 unit. Sedangkan, tahun 2011 pasar tradisional hanya berjumlah 338 unit. Beberapa pasar tradisional mati karena kalah bersaing dengan pasar modern. Jumlah pasar tradisional berkurang dikarenakan minimnya pembeli, kondisi alam dan beberapa faktor lainnya. Pasar tidak hanya membutuhkan modal finansial dan modal manusia dalam mempertahankan keberadaannya, tetapi juga membutuhkan modal sosial. Pasar tradisional telah menunjukkan ketahanannya dalam persaingan dengan pasar modern, meskipun jumlahnya mulai berkurang. Menurut Syahyuti (2008: 36) dalam keadaan krisis yang sedang terjadi, ekonomi pasar tradisional telah menunjukkan ketahanannya. Hal ini merupakan bukti bahwa 2

dalam keadaan krisis, masyarakat mampu menemukan akar-akar kekuatan modal sosial dari ekonomi pasar tradisional. Pasar tradisional dapat bertahan karena adanya modal sosial yang hidup di antara para pelakunya. Menurut Awan Santosa (Tim, 2012) perbaikan fasilitas pasar dan suntikan dana memang penting, tetapi modal sosial juga harus dikawal karena ini kekuatan yang sesungguhnya dari pasar tradisional. Modal sosial merupakan bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, jaringan, dan norma yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan terkoordinasi (Field, 2010: 6). Modal sosial hanya dapat dibangun ketika tiap individu belajar dan mau mempercayai individu lain. Adanya kepercayaan membuat mereka mau menghasilkan komitmen yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan bentuk-bentuk hubungan yang saling menguntungkan. Modal sosial menunjuk pada jaringan sosial, norma sosial, dan kepercayaan yang berpotensi pada produktivitas masyarakat. Jaringan sosial sebagai salah satu unsur modal sosial dapat memfasilitasi terjadinya komunikasi dan interaksi. Jaringan sosial yang erat akan memperkuat bentuk kerja sama. Unsur modal sosial lainnya adalah kepercayaan. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai rasa saling mempercayai antar individu dan antar kelompok. Kepercayaan dapat membuat orang-orang bekerja sama secara lebih efektif. Kepercayaan memegang peran yang vital dalam memperoleh akses jaringan sosial (Field, 2010: 86). Norma sosial sebagai unsur modal sosial berfungsi untuk mengatur 3

perilaku seseorang agar tidak menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di kelompok sosial. Penelitian Syahyuti (2008) berjudul Peran Modal Sosial (Social Capital) dalam Perdagangan Hasil Pertanian memperoleh kesimpulan bahwa modal sosial mampu mengurangi dampak dari ketidaksempurnaan pasar yang dihadapi para pelaku perdagangan. Modal sosial mereduksi tingginya biaya transaksi melalui tiga dimensi. Ketiga dimensi tersebut adalah relasi dengan pedagang lain yang dapat membantu dalam biaya transaksi, relasi dengan orang-orang yang dapat membantu jika dihadapi kesulitan keuangan, dan relasi keluarga. Modal sosial dapat ditumbuhkan secara formal misalnya melalui penumbuhan asosiasi-asosiasi pedagang. Salah satu pasar tradisional yang masih bertahan di Yogyakarta adalah Pasar Tiban Sunday Morning. Salah satu alasan dikatakan sebagai pasar tradisional karena masih terjadi tawar-menawar di pasar. Kondisi fisik tempat berdagang di Pasar Tiban Sunday Morning merupakan bangunan temporer yaitu lapak yang bongkar pasang. Alasan dinamakan dengan Pasar Tiban karena pasar ini tidak muncul setiap hari, tetapi hanya pada hari Minggu saja. Berdasarkan hasil observasi, Pasar Tiban Sunday Morning sudah berdiri kurang lebih selama 14 tahun. Latar belakang berdirinya pasar ini adalah salah satu upaya pihak UGM untuk mengatasi krisis moneter yang terjadi pada saat itu. 4

Ada empat paguyuban pedagang di Pasar Tiban Sunday Morning yaitu Notonegoro, Fajar Wiradigama, Sinar Pagi, dan Paguyuban Pedagang Taman Kupu-Kupu (P2TKP). Latar belakang didirikan paguyuban adalah untuk mengumpulkan para pedagang yang dulunya masih belum terdaftar. Pendirian paguyuban pedagang memiliki tujuan antara lain untuk memudahkan dalam mengatur, mengontrol, dan mempererat jaringan pedagang. Beraneka ragam barang dagangan dijual di Pasar Tiban Sunday Morning. Ada beberapa pedagang menjual barang dagangan dengan jenis yang sama. Persaingan selalu ada di dunia perdagangan termasuk di Pasar Tiban Sunday Morning. Sesuai dengan hasil observasi terhadap pedagang, persaingan yang ada di Pasar Tiban Sunday Morning adalah persaingan positif, karena tidak saling menjatuhkan pedagang. Persaingan para pedagang berupa meningkatkan kualitas barang dagangan dan memberikan pelayanan yang baik kepada pembeli. Jumlah pedagang dan pengunjung di Pasar Tiban Sunday Morning semakin bertambah sejak dari awal berdiri. Peningkatan jumlah pengunjung dan banyaknya keuntungan yang akan didapat menjadi daya tarik orang untuk mencoba berdagang di Pasar Tiban Sunday Morning. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih berminat terhadap pasar tradisional. Pasar Tiban Sunday Morning selaku pasar tradisional masih mampu bertahan di tengah maraknya kemunculan pasar-pasar modern di Yogyakarta. Salah satu penyebab pasar tradisional masih bertahan adalah karena adanya modal sosial yang hidup di antara para pelaku di pasar. 5

Modal sosial berperan sebagai perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat atau organisasi untuk mengakses sumber-sumber keuangan, mendapatkan informasi, menemukan pekerjaan, merintis usaha, dan meminimalkan biaya transaksi. Adanya jaringan sosial, kepercayaan, dan norma sosial di Pasar Tiban Sunday Morning memungkinkan terjalinnya kerja sama antar aktor pasar. Kerja sama dilakukan untuk mencapai tujuan bersama secara efisien. Sesuai dengan Fukuyama (2007: 38) yang mengatakan bahwa jika orang-orang yang bekerja sama dalam sebuah perusahaan atau pasar saling mempercayai dan bekerja menurut serangkaian norma etis bersama, maka berbisnis hanya memerlukan sedikit biaya. Modal sosial dalam Pasar Tiban Sunday Morning memiliki pengaruh terhadap eksistensinya. Ketika jumlah pasar-pasar tradisional di Yogyakarta mulai menurun, Pasar Tiban Sunday Morning masih mampu mempertahankan keberadaannya. Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis modal sosial dalam Pasar Tiban Sunday Morning di Lembah UGM Yogyakarta.. 6

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Jumlah pasar tradisional menurun, seiring dengan meningkatnya jumlah pasar modern. 2. Masih ada persaingan antar pedagang di Pasar Tiban Sunday Morning yang bersifat positif. 3. Modal sosial berperan dalam mempertahankan keberadaan pasar tradisional. 4. Setiap pelaku dalam pasar tidak dapat menguasai pasar apabila tidak memiliki relasi dalam dunia perdagangan di pasar. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti perlu membatasi permasalahan yang dikaji. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada modal sosial dalam Pasar Tiban Sunday Morning di Lembah UGM Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimana modal sosial yang ada dalam Pasar Tiban Sunday Morning di Lembah UGM Yogyakarta? 7

E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan modal sosial yang meliputi jaringan sosial, norma sosial, dan kepercayaan yang ada dalam Pasar Tiban Sunday Morning di Lembah UGM Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Adapaun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Program Studi Pendidikan Sosiologi untuk memberikan referensi atau informasi yang berhubungan dengan Sosiologi dalam hal ini dalam kaitannya dengan modal sosial dalam pasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan sebagai sumber acuan dalam meningkatkan dan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial dalam pasar. b. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan tentang modal sosial dalam pasar. 8

c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya peran modal sosial dalam kehidupan bersosial. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam terjun ke masyarakat dalam penelitian yang dapat dijadikan bekal untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. 9