INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)


Pembangunan Manusia Berbasis Gender

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perhatian khusus pada kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

jayapurakota.bps.go.id

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

BAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2013

PMT-AS dan Peningkatan Kualitas SDM dalam Perspektif IPM

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER 2012

Penelitian Berperspektif Gender. Prof. Dr. Moh. Matsna HS., MA.

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDGs). MDGs berisi delapan tujuan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi menuju kearah yang lebih

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

PROFIL PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN. Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTRET PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER DI KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2015

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Transkripsi:

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development Program - UNDP). Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging the choices of people). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks yang mengukur pembangunan manusia dari tiga aspek dasar, yaitu: A long and healthy life (umur panjang dan hidup sehat). Knowledge (pengetahuan). A decent standard of living (standar hidup layak). Tetapi IPM mengabaikan disparitas gender. Padahal kesenjangan gender masih banyak terjadi, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini tentu saja menyebabkan kualitas kesehatan dan pendidikan laki-laki dan perempuan di negara berkembang tidak sama. Oleh karena itu, UNDP memasukkan aspek gender kedalam konsep pembangunan manusia untuk melengkapi perhitungan IPM. Ada dua indeks yang berkaitan dengan aspek gender, yakni: Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). IPG mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi mengungkapkan ketidakadilan pencapaian laki-laki dan perempuan. Sementara IDG menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dalam kehidupan ekonomi dan politik. September 2015 merupakan batas akhir pencapaian target-target yang ada dalam Millennium Development Goals (MDGs). Pada tanggal 25 September 2015 yang lalu, para kepala negara anggota PBB mendeklarasikan agenda pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs ini mencakup 17 tujuan dan 169 target. Lebih lanjut, indikator SDGs akan diluncurkan pada Maret 2016. Tulisan kali ini akan membahas mengenai IPM dan perubahan metode perhitungannya. Pada tahun 1990, UNDP merilis IPM dalam Human Development Report (HDR). Indeks ini kemudian diadopsi oleh banyak negara untuk mengukur kualitas manusia sebagai dampak dari proses pembangunan. Setelah berjalan dua dekade, UNDP menyempurnakan metode IPM (Metode Baru) pada tahun 2010. Adapun perbedaan kedua metode perhitungan tersebut adalah: 1

Tabel 1. Perbandingan Metode Perhitungan IPM Lama dan Baru URAIAN 1990 2010 Dimensi/Indikator: a. Kesehatan Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) b. Pendidikan Angka Melek Huruf (AMH) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) c. Standar Hidup PDB per kapita (27 komoditas PPP) PNB per kapita (96 komoditas PPP) Agregasi Indeks Rata-rata hitung Rata-rata ukur/ geometrik Disisi lain, metode perhitungan IPG juga mengalami perubahan. Berikut adalah perbedaan metode perhitungan IPG tahun 2010 dan 2014: Tabel 2. Perbandingan IPG Tahun 2010 dan 2014 IPG 2010 IPG 2014 UNDP mengubah metode perhitungan IPM. Sebagai konsekuensinya metode perhitungan IPG dan IDG juga berubah. IPG metode baru mengikuti perubahan IPM, dimana terjadi perubahan indikator dan rumus perhitungan. IDG tidak lagi dihitung dan digantikan dengan indikator baru yaitu Indeks Ketimpangan Gender (IKG). BPS sudah mengaplikasikan perhitungan IPM dan IPG metode baru. IKG belum dihitung karena 2 indikator penyusun IKG belum tersedia sampai level kab/kota yaitu Angka Kematian Ibu (AKG) dan Angka Fertilitas Remaja (ASFR 15-19). Sebagai pelengkap informasi gender, data IDG masih dihitung sampai data IKG bisa dihitung. Metode perhitungan IPM dan IPG mengacu pada metode baru yang digunakan oleh UNDP tahun 2010. Dimensi Umur panjang dan sehat Pengetahuan Kehidupan yang layak Tabel 3. Dimensi dan Indikator IPG Indikator Angka Harapan Hidup pada saat lahir (e 0 ), Laki-laki & Perempuan 1.Harapan Lama Sekolah (EYS); Laki-laki & Perempuan 2.Rata-rata Lama Sekolah (MYS); Laki-laki & Perempuan Perkiraan pendapatan; Laki-laki & Perempuan IPG/ GDI 2

Perbedaan IPG metode lama dan baru dapat dicermati pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Perbedaan IPG Metode Lama dan Baru Penghitungan Interpretasi Lama IPG = IPM tertimbang jenis kelamin IPG harus dianalisis bersama IPM Selisih IPG dg IPM merupakan gap capaian gender Semakin mendekati angka IPM, maka semakin kecil ketimpangan yang terjadi antara perempuan dengan laki-laki. Jika IPG = IPM, artinya tidak ada ketimpangan antara perempuan dan laki-laki Baru IPG = Rasio IPM perempuan dengan laki-laki IPG dapat diinterpretasikan sendiri. Semakin mendekati angka 100, maka semakin kecil ketimpangan yang terjadi antara perempuan dengan lakilaki IPG < 100, capaian perempuan < capaian laki-laki IPG = 100, capaian perempuan sama dengan laki-laki IPG > 100, capaian perempuan > capaian laki-laki Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) menunjukkan apakah wanita dapat secara aktif berperan serta dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG menitikberatkan pada partisipasi, dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang ekonomi, partisipasi politik, dan pengambilan keputusan. Metode perhitungan IDG masih mengacu pada metode lama sampai Indeks Ketidaksetaraan Gender (IKG) bisa dihitung. Tabel 5. Dimensi dan Indikator IDG Dimensi Keterwakilan di Parlemen Pengambilan keputusan Distribusi Pendapatan Indikator Proporsi keterwakilan di Parlemen Laki-laki & Perempuan Proporsi dari manajer, staf administrasi, pekerja profesional dan Teknisi; Laki-laki & Perempuan Upah Buruh Non Pertanian; Laki-2 & Perempuan IDG/ GEM IPM Indonesia pada tahun 2013 sebesar 68,4 menduduki peringkat ke-108 dari 187 negara; sedangkan di ASEAN, Indonesia berada pada peringkat kelima dari 10 3

Singapura (9) Brunei (30) Malaysia (62) Thailand (89) Indonesia (108) Filipina (117) Vietnam (121) Kamboja (136) Laos (139) Myanmar (150) negara ASEAN, dan masuk dalam kategori menengah. Posisi pertama diduduki oleh Singapura, disusul Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand. Posisi Indonesia dalam hal IPM lebih baik dibandingkan Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Dalam hal perkembangan IPM, Indonesia termasuk dalam World s Top Movers in HDI improvement pada periode 1970-2010 (sebagaimana terlihat dalam grafik berikut). Kemajuan Indonesia dalam hal IPM terutama didukung oleh peningkatan pendapatan per kapita. Gambar 1. Posisi IPM Indonesia 90.1 85.2 77.3 72.2 68.4 66.0 63.8 58.4 56.9 52.4 Rank HDI Improvement in Nonincome HDI 1 Oman Oman China Income 2 China Nepal Botswana 3 Nepal Saudi Arabia South Korea 4 Indonesia Libya Hongkong, China 5 Saudi Arabia Algeria Malaysia 6 Lao PDR Tunisia Indonesia 7 Tunisia Iran Malta 8 South Korea Ethiopia Viet Nam 9 Algeria South Korea Mauritius 10 Morocco Indonesia India IPG Indonesia pada tahun 2013 sebesar 92,38. Kondisi ini mendudukkan Indonesia pada peringkat ke-98 dari 187 negara di dunia, dan menempatkannya di posisi ke-6 dari 10 negara ASEAN. IPG Indonesia lebih baik dibandingkan Kamboja, Laos, Vietnam, dan Myanmar. Gambar 2. Tren IPM Indonesia, 1996-2014 67.70 65.80 68.69 69.57 70.08 70.59 71.17 71.76 72.27 72.77 73.29 73.81 64.30 66.53 67.09 67.70 68.31 68.90 Metode Lama Metode Baru 1996 1999 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Berdasarkan perhitungan metode baru, IPM Indonesia pada tahun 2014 sebesar 68,9. AHH saat lahir di tahun yang sama adalah 70,59 tahun, dengan RLS 4

7,73 tahun, HLS 12,39 tahun, dan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar Rp 9.903.000,-. Indonesia menghadapi banyak tantangan di berbagai bidang dalam proses pembangunannya. Tantangan di bidang pendidikan terutama disebabkan oleh belum semua penduduk dapat mengenyam pendidikan formal terutama pada kelompok penduduk dengan pengeluaran rendah. Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Indonesia pada tahun 2014 untuk tingkat SMA dan pendidikan yang lebih tinggi masih terbilang rendah. APS 16-18 tahun sebesar 70,31 persen, sedangkan APS 19-24 tahun sebanyak 22,82 persen. Dalam bidang kesehatan, tantangan yang harus dihadapi adalah memperbaiki determinan derajat kesehatan yang meliputi: keturunan (5%), lingkungan (45%), pelayanan kesehatan (20%), dan perilaku kesehatan (30%). Faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu faktor lingkungan. Masih terdapat hampir 14 persen rumah tangga yang belum mampu mengakses air bersih dan hampir sepertiga rumah tangga belum menikmati sanitasi layak. Di bidang ekonomi, tantangan yang dihadapi Indonesia mencakup: struktur ekonomi yang tidak seimbang, transformasi ekonomi yang berjalan lambat, ketimpangan cenderung meningkat, serta penurunan yang cenderung melambat dalam hal kemiskinan dan TPT. Meskipun Indonesia termasuk dalam top movers 2010-2014, dalam arti mengalami percepatan peningkatan IPM, IPM Indonesia tahun 2014 tidak merata. Masih terdapat kesenjangan IPM diantara 34 provinsi di Indonesia. Provinsi dengan status pembangunan manusia terendah adalah Papua (IPM <60). Enam provinsi di Indonesia masuk kategori tinggi dengan IPM 70-80. Keenam provinsi ini adalah: Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bali, dan Kaltim. Sedangkan 27 provinsi sisanya masuk kategori sedang dengan IPM 60-70. Belum ada provinsi yang masuk kategori sangat tinggi (IPM >80). Adapun provinsi yang menyandang predikat top movers di Indonesia dalam rentang waktu 2010-2014 adalah: NTT, NTB, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, dan Jambi. Kecepatan peningkatan IPM di NTT dan NTB relatif tinggi meskipun capaian IPM rendah. Pencapaian pembangunan manusia dan gender secara umum semakin membaik meskipun capaian pembangunan manusia perempuan belum mampu 5

IP ID menyamai laki-laki. Faktor ekonomi merupakan penyumbang utama ketimpangan capaian pembangunan gender. Gambar 3. Tren IPM, IPG, dan IDG Indonesia, 2010-2014 89.42 89.52 90.07 90.19 90.34 70.46 70.68 70.07 70.94 71.45 71.98 72.69 73.36 66.53 67.09 67.70 68.31 68.90 63.43 63.96 64.83 65.56 66.27 2010 2011 2012 2013 2014 IPM IPG IPM Laki-laki IPM Perempuan 68.15 69.14 2010 2011 2012 2013 2014 IDG Indonesia tahun 2014 sebesar 70,68. IDG terdiri dari tiga indeks: indeks keterwakilan perempuan dalam parlemen (57,77%); indeks perempuan sebagai tenaga professional, kepemimpinan, dan teknisi (99,34%); dan indeks sumbangan pendapatan perempuan (54,93%). Hanya 6 provinsi yang memiliki capaian IDG di atas capaian nasional yaitu: Kalteng, Maluku, Sulut, Jateng, Riau, dan DKI Jakarta. Berdasarkan kategori IDG, 7 provinsi di Indonesia masuk dalam kategori tinggi (IDG = 70-80), yaitu: Kalteng, Maluku, Sulut, Jateng, Riau, DKI Jakarta, dan Sumsel. Papua Barat masuk kategori sangat rendah dengan IDG antara 40,97. NTB, Babel dan Kalimantan Timur masuk kategori rendah dengan IDG antara 50-60. Dan 23 provinsi lainnya di kategori sedang dengan IDG 60-70. Gambar 4. Kwadran IPM-IPG dan Kwadran IPG-IDG 80 80 75 75 70 70 65 65 60 60 55 55 50 50 70 75 80 85 90 95 100 IPG 45 70 75 80 85 90 95 100 IPG Kwadran 1 IPM-IPG ditempati provinsi-provinsi dengan capaian IPM dan IPG diatas nasional. Kwadran 1 merupakan kondisi ideal. Kwadran 2 diduduki oleh 6

daerah dengan capaian IPM diatas nasional, tetapi capaian IPG dibawah nasional, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas perempuan. Kwadran 3 terdiri dari daerah-daerah dengan capaian IPM dan IPG dibawah nasional, dan karenanya diperlukan upaya peningkatan kualitas manusia secara umum dan perempuan secara khusus. Perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas manusia secara umum pada daerah-daerah yang menempati kwadran 4 dengan capaian IPM dibawah nasional, tetapi capaian IPG diatas nasional. Kondisi ideal ditunjukkan oleh kwadran 1 IPG-IDG yang ditempati provinsiprovinsi dengan capaian IDG dan IPG diatas nasional. Kwadran 2 diduduki oleh daerah dengan capaian IDG diatas nasional, tetapi capaian IPG dibawah nasional, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas perempuan. Kwadran 3 terdiri dari daerah-daerah dengan capaian IDG dan IPG dibawah nasional, dan karenanya diperlukan upaya peningkatan kualitas dan peran perempuan. Upaya peningkatan peran perempuan wajib dilakukan di daerah-daerah yang menempati kwadran 4 dengan capaian IDG dibawah nasional, tetapi capaian IPG diatas nasional. Kesimpulan yang bisa diambil adalah bahwa pembangunan manusia Indonesia terus meningkat, diikuti dengan peningkatan kesetaraan gender dan peningkatan pemberdayaan perempuan. Meski demikian, disparitas capaian pembangunan manusia dan gender masih merupakan masalah di sebagian besar provinsi. Capaian pembangunan perempuan di sebagian besar provinsi sudah di atas nasional, namun perannya dalam pembangunan masih rendah. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mendorong perempuan agar lebih berperan aktif. Dan ketimpangan pembangunan gender di Indonesia lebih disebabkan oleh ketimpangan sumbangan pendapatan (dimensi standar hidup layak). (ypi) Daftar Pustaka: Yuwono, M 2015, Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender, dan Indeks Pemberdayaan Gender, Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik, BPS-RI, Jakarta, disampaikan dalam acara Sosialisasi Data Kependudukan dan KB Hasil Susenas 2015 di Hotel Best Western The Hive, Jakarta Timur pada tanggal 22 Desember 2015. 7