PENGENALAN WAJAH DENGAN PERBANDINGAN HISTOGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

APLIKASI BIOMETRICS TELAPAK TANGAN MENGGUNAKAN PERBANDINGAN HISTOGRAM

DETEKSI WAJAH METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

MEMBANDINGKAN CITRA DIGITAL UNTUK MEMPREDIKSI KETERHUBUNGANNYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

NASKAH PUBLIKASI DETEKSI WAJAH DENGAN METODE VIOLA JONES PADA OPENCV MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN PYTHON

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

Prototype Pendeteksi Jumlah Orang Dalam Ruangan

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA SEBAGAI PENDETEKSI JARI PADA VIRTUAL KEYPAD

Sistem Deteksi Wajah dengan Menggunakan Metode Viola-Jones

TUGAS AKHIR FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE VIOLA & JONES

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Sistem Deteksi Wajah Dengan Modifikasi Metode Viola Jones

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELACAKAN DAN DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN VIDEO LANGSUNG PADA WEBCAM ABSTRAK ABSTRACT

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

FACE TRACKING DAN DISTANCE ESTIMATION PADA REALTIME VIDEO MENGGUNAKAN 3D STEREO VISION CAMERA

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

ABSTRAK. Aplikasi Metode Viola Jones dan Eigenface Untuk Pengenalan Ekspresi Wajah Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

PERANCANGAN APLIKASI DETEKSI WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA-JONES

HUMAN COUNTER DENGAN METODE FACE DETECTION MENGGUNAKAN OPENCV PADA PLATFORM ANDROID TUGAS AKHIR

MENGHITUNG JUMLAH JARI PADA CITRA TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCBCR DAN TEKNIK DETEKSI KONTUR SKRIPSI. Disusun oleh :

DETEKSI WAJAH BERBASIS SEGMENTASI WARNA KULIT MENGGUNAKAN RUANG WARNA YCbCr & TEMPLATE MATCHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE VIOLA JONES PADA INTELLIGENT HOME SECURITY SKRIPSI

REALISASI SISTEM DETEKSI RASA KANTUK BERDASARKAN DURASI KEDIPAN MATA SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

ABSTRAK REALISASI PENJEJAKAN WAJAH DAN OBJEK BUKAN WAJAH MENGGUNAKAN HAAR-LIKE FEATURES BERBASIS RASPBERRY PI 2

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PELACAKAN PUPIL MATA SECARA REAL-TIME MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE

PELACAKAN PUPIL MATA SECARA REAL-TIME MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

Empat Metode Pembobotan Sistem Persamaan Linier Pada Variabel atau Komponen Wajah Pada Sistem Pengenalan Wajah

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW

APLIKASI MENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN RODA EMPAT MENGGUNAKAN ALGORITMA VIOLA JONES PROPOSAL SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Eigenface pada Perangkat Mobile Berbasis Android

Aplikasi Deteksi Wajah pada Foto Dijital dalam Sistem Pengenalan Wajah

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pemograman juga mengalami peningkatan kerumitan dan fungsi. Salah satu bidang

APLIKASI ANDROID DETEKSI MATA MENGGUNAKAN METODE VIOLA-JONES

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE SKRIPSI. Disusun oleh : RULLY GITA HARTANTYO NPM

Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

VERIFIKASI CITRA WAJAH MENGGUNAKAN METODE DISCRETE COSINE TRANSFORM UNTUK APLIKASI LOGIN

PENYISIPAN WATERMARK PADA CITRA GRAYSCALE BERBASIS SVD

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) PEMBANGUNAN VIRTUAL MIRROR EYEGLASSES MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang... 1

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

PERANCANGAN dan REALISASI FACETRACKER WEBCAM MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE BERBASIS RASPBERRY PI 2

APLIKASI ABSENSI KULIAH BERBASIS IDENTIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN METODE GABOR WAVELET

Sistem Pengenalan Wajah Dengan Metode Face Features

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Analisis Kinerja Pengenalan Telapak Tangan Menggunakan Ekstraksi Ciri Principal Component Analysis (PCA) dan Overlapping Block

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

IMPLEMENTASI FACE IDENTIFICATION DAN FACE RECOGNITION PADA KAMERA PENGAWAS SEBAGAI PENDETEKSI BAHAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

AUTOMATIC HEAD ROTATING SYSTEM PADA DIGITAL PET MEMANFAATKAN FACE DETECTION

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

Penjejak Pose Wajah Otomatis pada Sistem Pengenalan Wajah

Transkripsi:

PENGENALAN WAJAH DENGAN PERBANDINGAN HISTOGRAM Endah Sudarmilah Jurusan Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A Yani Tromol Pos 1 pabelan Kartasura 57102 Telp. (0271) 717417 719483 Fax (0271) 714448 Surakarta E-mail: endah_te@yahoo.com ABSTRAK Penelitian tentang pengenalan wajah dan ekspresi wajah telah menarik perhatian para peneliti. Kendati aplikasi komersial tentang pengenalan wajah telah diimplementasikan, namun pada dasarnya teknologi ini belum matan. Berdasarkan latarbelakang dapat dirumuskan masalah bagaimana merancang dan membuat sistem identifikasi otomatis pengenalan wajah, dengan harapan dapat memberikan sumbangan metode pengenalan wajah. Metode pengenlan wajah yang digunakan pada penelitian adalah perbandingan histogram citra wajah yang ditulis dengan bahasa pemrograman C++, compiler Microsoft Visual C++ 6.0 dan image processing library OpenCV dari Intel. Berdasar hasil perancangan, pembuatan dan pengujian perangkatlunak sistem identifikasi otomatis pengenalan wajah didapatkan hasil tingkat keberhasilan pelacakan dan pengenalan sampai dengan 88% tanpa adanya perbedaan pencahayaan dan keberadaan komponen struktural atau penghalang. Pencahayaan merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat keberhasilan sistem ini karena proses pengenalannya yang menggunakan perbandingan histogram citra wajah. Faktor keberadaan komponen struktural atau penghalang pada wajah dapat mempengaruhi proses pelacakan dan pengenalan, untuk faktor struktural kacamata dapat mencapai tingkat keberhasilan hanya 72%. Ukuran citra acuan dengan citra wajah terlacak tidak begitu berpengaruh terhadap hasil pengenalan karena tingkat keberhasilan masih mencapai 80% lebih. Ekspresi wajah dapat tidak mempengaruhi proses pengenalan karena dengan pengujian berbagai macam ekspresi tingkat kesalahan hanya 7,5% atau mencapai keberhasilan hingga 92,5%. Kata Kunci: identifikasi, otomatis, pengenalan wajah, perbandingan histogram 1. PENDAHULUAN Teknologi pengenalan wajah dengan teknologi biometrika lainnya (pemindaian iris, pemindaian retina, pengenalan bunyi/suara, sidikjari, geometri tangan/jari, verifikasi tandatangan, verifikasi penekanan tombol keyboard, gaya berjalan, telinga dan, bau badan atau anggota lain) walaupun kelihatannya masih eksotis, namun akan berkembang sedemikian rupa pada masa mendatang sehingga menjadi seperti disebutkan dalam MIT Technology Review (Woodward et al., 2003), bahwa biometrika akan menjadi top ten emerging technologies that will change the world. Perkembangan metode ini didukung oleh perkembangan teknologi komputer, khususnya perkembangan prosesor komputer dan teknologi video. Dengan teknologi ini maka implementasi pengenalan wajah semakin terbuka, bahkan tidak mustahil akan menjadi aplikasi yang penting dan digunakan pada semua sistem yang membutuhkannya (Yang et al., 2002). Model komputasi wajah telah menjadi area yang aktif untuk diteliti sejak tahun 1980 karena area ini tidak hanya berada dalam domain teoritis saja namun memungkinkan diciptakannya aplikasi-aplikasi praktis dalam hal pengenalan wajah, misalnya identifikasi kriminal, sistem keamanan, pemrosesan citra dan film, dan interaksi manusia-komputer dan sebagainya. Namun, pengembangan model komputasi untuk pengenalan wajah tidak mudah, karena wajah memiliki karakteristik rumit, multidimensi, dan berubah dari waktu ke waktu. Penelitian mengenai pengenalan wajah dengan cepat berkembang dengan asumsi bahwa informasi tentang identitas, status dan karakter seseorang dapat diekstraksi dari citra. Asumsi selanjutnya adalah bahwa komputer dapat bereaksi sesuai dengan citra yang dilihatnya. Penelitian tentang pengenalan wajah dan ekspresi wajah telah menarik perhatian para peneliti. Saat ini, kendati aplikasi komersial tentang pengenalan wajah telah diimplementasikan (Fraser, 2003), namun pada dasarnya teknologi ini belum matang (Woodward et al., 2003) sehingga penelitian masih perlu terus dikembangkan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Untuk mengembangkan implementasi pendeteksian dan pengenalan wajah salah satunya dilakukan dengan penelitian sistem identifikasi otomatis dengan pelacakan dan pengenalan wajah. 2. PENGENALAN WAJAH Pengenalan wajah adalah proses identifikasi wajah berdasarkan citra wajah yang tersimpan dalam basisdata, jadi tahap ini sistem memberikan output berupa wajah siapa atau wajah tidak dikenali (tidak ada wajah dalam basis data yang dikenali). I-1

Metode yang digunakan adalah perbandingan histogram dilakukan dengan mencari histogram terlebih dahulu citra yang dibandingkan, histogram yang digunakan adalah histogram atas citra keabuannya. dibandingkan dengan menggunakan tiga metode perbandingan yaitu metode korelasi, metode Chi-Square dan metode interseksi (Open Source Computer Vision Library Reference Manual, 2001), ketiga nilai perbandingan ini sebagai syarat pengenalan dengan memberikan range nilai pada masing-masing metode yang selanjutnya digunakan sebagai syarat pengenalan citra wajah. Pengenalan wajah dengan menggunakan perbandingan histogram dapat dijelaskan flowchart algoritma dasarnya pada Gambar 2. Citra yang dibandingkan histogramnya sebelumnya dilakukan pra pengolahan terlebih dahulu, pra pengolahan ini dilakukan untuk mengeliminasi unsur background yang terdapat pada citra wajah terlacaknya. Pra pengolahan dilakukan dengan membatasi citra terlacak sesuai nilai back projection histogram citra sampel kulit wajah yang diambil (dengan melakukan selection dengan mouse pada citra terlacak), dan yang masuk pada kriteria pembatasan yang diambil citra aslinya, sedangkan yang tidak masuk kriteria nilai piksel di-nol-kan (warna hitam). Proses pra pengolahan ini dapat dilihat prosesnya pada Gambar 1. Antar muka Aplikasi diperlihatkan pada Gambar 3 sampai Gambar 5. take sample area of face skin image face skin image histogram find value of back projection Value limited of back project Value limited of back project include the range? Pixel = 1 original pixel value Yes Pixel = 0 3. PENGUJIAN PROSES PENGENALAN WAJAH Pengenalan wajah dengan melakukan proses pelacakan dan dengan menerapkan kondisi ada tidaknya wajah dalam basis data, tingkat pencahayaan, perbedaan ukuran citra yang dipengaruhi jarak obyek (wajah), faktor keberadaan komponen struktural atau penghalang, juga ekspresi wajah yang berbeda, sehingga akan diketahui sejauh mana pengenalan dapat berhasil dilakukan, tingkat keberhasilan pengujian pengenalan wajah dapat dilihat pada Tabel 1. Tingkat keberhasilan pengenalan wajah yang ada dan tidak ada di dalam basis data disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah faktor pencahayaan dalam pengambilan citra wajah, sebagaimana diketahui histogram adalah data yang menunjukkan penyebaran intensitas piksel citra (Munir, 2004) sehingga dengan tingkat pencahayaan yang berbeda akan menghasilkan histogram yang berbeda pula sehingga hasil perbandingan histogram akan menunjukkan nilai yang berbeda sehingga berpengaruh pada hasil pengenalannya, sebab pengenalan tergantung pada perbandingan nilai histogramnya. Sifat dari histogram suatu citra sangat dipengaruhi tingkat pencahayaan pada citra maka metode inipun dipengaruhi. Captured image Gambar 1. Flowchart algoritma proses pra pengolahan citra wajah Pembagian pencahayaan pengujian system tidak diukur dengan menggunakan alat ukur tetapi dengan perkiraan peneliti untuk kondisi bagus adalah saat siang hari dengan kondisi ruangan penambilan terang, agak redup adalah pada saat malam hari dengan kondisi penerangan lampu yang cukup terang dan kondisi redup diambil saat malam hari dengan kondisi penerangan lampu yang redup. Hasil pengenalan semakin pencahayaan pengambilan citra wajah mendekati sama dengan kondisi cahaya pada citra acuan maka semakin tinggi tingkat keberhasilan pengenalannya. Perbedaan ukuran citra juga diuji untuk mengetahui sejauh mana berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pengenalan citra wajah. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 2 kondisi yaitu saat ukuran citra terlacak lebih kecil dibanding dengan citra acuan dan saat ukuran citra terlacak lebih besar dibanding dengan ukuran citra acuan. I-2

Captured image Image Data base Comparison Include to criteria? Yes Recognize Unrecognize Stop Gambar 2. Flowchart algoritma proses pengenalan wajah dengan perbandingan histogram Gambar 4. sampel warna kulit dan Citra Back projection Gambar 3. Data histogram citra dan perbandingannya Berdasarkan data yang didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan ukuran citra wajah terlacak dengan ukuran citra acuannya berpengaruh pada hasil pengenalanya walaupun tidak begitu signifikan. Perbedaan ukuran citra terlacak ini disebabkan olek pelacakannya sendiri yang menyesuaikan dengan obyek yang dilacak, untuk obyek yang letaknya jauh dari kamera maka akan terlacak citra wajah dengan ukuran yang kecil sedangkan jika obyeknya dekat dengan kamera cenderung dilacak dan disimpan dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini terjadi karena di dalam program pelacakannya diseting untuk pelacakan ukuran citra wajah terlacak minimum adalah 20x20 piksel dan ukuran maksimal citra wajah adalah 200x200 piksel (Seo, 2007), dengan adanya pembatasan ini maka kerja sistem pelacakan dan pengenalan ini juga dipengaruhi pada pelacakannya, tentu saja juga berpengaruh pada hasil pengenalannya. Gambar 5. Citra Capture hasil pelacakan otomatis dan histogramnya I-3

Tabel 1. Tingkat keberhasilan pengujian pengenalan wajah Faktor Pengaruh Kondisi Jumlah Sampel Tingkat Kegagalan Tingkat Keberhasilan 1 File Citra Wajah dalam Basisdata Ada 25 0.16 0.84 Tidak ada 25 0.08 0.92 2 Kondisi Pencahayaan Bagus (siang) 25 0.16 0.84 Agak Redup (malam 25 0.20 0.80 lampu terang) Redup (malam lampu 25 0.28 0.72 redup) 3 Ukuran Citra Lebih besar 25 0.04 0.96 Lebih kecil 25 0.12 0.88 4 Komponen Struktural/Penghalang 25 0.20 0.80 5 Ekspresi Wajah 40 0.025 0.975 Keberadaan komponen struktural atau penghalang akan mempengaruhi citra wajah terlacak, jika keberadaan komponen struktural tersebut masih bisa ditoleransi oleh algoritma Haar maka wajah akan terlacak. Komponen struktural tersebut misalnya kacamata jenggot, kumis maupun make up wajah. Sedangkan komponen struktural yang tidak bisa ditoleransi maka algoritma Haar tidak akan bisa melacak citra wajah tersebut, sebagai contoh jika pemakaian cadar maka wajah tidak akan terlacak, dan jika citra wajah tidak terlacak maka proses selanjutnya yaitu pengenalan wajah tidak dapat dilakukan. Ekspresi seseorang tentu akan berpengaruh pada wajah tetapi tidak begitu signifikan pada nilai histogram citra wajahnya maka hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan ekspresi yang berbedabeda sistem identifikasi otomatis masih bisa mengenali dengan baik dari empat kondisi ekspresi yang. Tingkat keberhasilan yang cukup tinggi ini dinyatakan oleh Linde dan Lindeberg (2004) bahwa histogram dapat dikembang fiturnya sehingga akan lebih bagus digunakan dalam pengenalan obyek apapun dan ini juga berlaku untuk perbedaaa ekspresi pada citra wajah. Keempat kondisi ekspresi tersebut adalah senang, sedih, marah dan terkejut. Pengujian dilakukan untuk masing-masing ekspresi sebanyak 10 kali pengambilan citra wajah. 4. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM Sistem identifikasi otomatis ini, berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kelebihan dan kekurangan sistem ini dapat digunakan untuk penyesuaian penggunaan aplikasi ini. Kelebihan dan sistem identifikasi otomatis ini adalah sebagai berikut: a. Pengenalan wajah yang menggunakan perbandingan histogram memiliki algoritma yang sederhana dan komputasi yang mudah sehingga proses pengenalan lebih cepat dilakukan. b. Sistem dapat digunakan pada kondisi background apapun karena pengenalan hanya dilakukan pada citra wajah terlacak saja dan sudah dapat mengeliminasi background yang ada. c. Pengenalan wajah sudah disesuaikan dengan histogram warna kulit wajah. d. Sistem dapat digunakan pada kondisi pencahayaan apapun asalkan pencahayaan tetap (kondisi cahaya pengambilan citra kamera dan kondisi cahaya pada pengambilan citra basis data adalah sama). Kelemahan yang dimiliki pada sistem ini adalah sebagai berikut: a. Sistem identifikasi ini sangat tergantung pada pencahayaan terutama pada proses pengenalannya karena menggunakan algoritma histogram yang murni menggunakan nilai intensitas citra. b. Penggunaan terbatas pada ruangan pada kondisi pencahayaan yang tetap karena citra kondisi nyata dan citra basis data harus sama. c. Pemilihan histogram warna kulit tergantung pada operator. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan dan pengujian sistem identifikasi otomatis dengan pelacakan dan pengenalan wajah dapat disimpulkan sebagai berikut. a. Sistem identifikasi otomatis yang dibuat dapat mencapai tingkat keberhasilan pelacakan dan pengenalan sampai dengan 80% tanpa adanya perbedaan pencahayaan dan keberadaan komponen struktural atau penghalang. b. Proses pengenalannya sangat tergantung pada pencahayaan karena menggunakan algoritma histogram yang murni menggunakan nilai intensitas citra tetapi sistem dapat digunakan pada kondisi pencahayaan apapun asalkan I-4

pencahayaan tetap (kondisi cahaya pengambilan citra kamera dan kondisi cahaya pada pengambilan citra basis data adalah sama). c. Faktor keberadaan komponen struktural atau penghalang pada wajah, ukuran citra dan ekspresi wajah dapat tidak mempengaruhi proses pengenalan, selama faktor tersebut tidak menghilangkan fitur haar. d. Sistem dapat digunakan pada kondisi background apapun karena pengenalan hanya dilakukan pada citra wajah terlacak saja dan sudah dapat mengeliminasi background yang ada dan sudah disesuaikan dengan histogram warna kulit wajah. PUSTAKA Fraser, F., (2003), Exploring The Use of Face Recognition Technology for Border Control Applications, Biometric Consorsium Conference. Munir, R., (2004), Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Informatika Bandung. Linde, O.; Lindeberg, (2004), Object recognition using composed receptive field histograms of higher dimensionality, Volume 2, 23-26 Aug. 2004, ICPR Proceedings of the 17th International Conference, 1-6. Pentland, A., (2000), Perceptual Intelligence, vol. 43, no. 3, Communications Association for Computing Machinery, 35 44. Seo, N., (2007), Tutorial: OpenCV haartraining (Rapid Object Detection With A Cascade of Boosted Classifiers Based on Haar-like Features), PukiWiki Plus. Viola, P., Michael J., Jones, (2001), Rapid Object Detection using a Boosted Cascade of Simple Features, IEEE CVPR Woodward, J., Horn., Gatune, Thomas, (2003), Biometrics: A Look at Facial Recognition, Virginia State Crime Commision. Yang, M., Kriegman, Ahuja, (2002), Detecting Faces in Images: A Survey, vol. 24, no. 1, IEEE Trans. Pattern Analysis and Machine Intelligence, 34 58. Yang, Chen, Kunz, (2002), A PDA-based Face Recognition System, Sixth IEEE Workshop on Applications of Computer Vision, School of Computer Science, Carnegie Mellon University. I-5