BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN KARYAWAN. Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim. Classified - Restricted

Dunamis Human Capital Overview Program. 11 Februari 2016

BAB III SOLUSI BISNIS

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI. Berdasarkan hasil analisa proses pengembangan produk baru di Bio

KATA PENGANTAR MANAJER SDM DAN ORGANISASI MACHFUD SUPARTA. Page i

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

L - 1. Lampiran 1 : Individual Career Plan (ICP)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB IV. Bab ini akan menjelaskan hasil dan pembahasan field project yang telah

MANAJEMEN TALENTA KEMENTERIAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan

Setiap assesor mengamati dan mencatat perilaku satu atau dua peserta

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB I PENDAHULUAN. Transisi dari zaman industri (abad dua puluh) menuju zaman knowledge economy

TRAINING & DEVELOPMENT (Pelatihan dan Pengembangan) Sesi-6 Psikologi Indusri Kamis, 22 Oktober 2015 Univiversitas Esa Unggul - Jakarta

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi

Human Capital Readiness to Drive Holding Organization

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN AGEN PERUBAHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA

Strategi Peningkatan Kapasitas Widyaiswara dalam Rangka Penjaminan Mutu Diklat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun manajemen informasi. Kompleksitas dan perubahan eksternal

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang sedang berlangsung pada perusahaan Natuna Energi serta memberikan

PPM Manajemen COMPANY PROFILE

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN. Sebagai jawaban atasrumusan pertanyaan dalam penelitian ini, dapat

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

THE PRODUCTS Predict the Future

BENTUK ORGANISASI USAHA

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berhadapan dengan masyarakat yang menggunakanya, selain itu rumah sakit dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT RADANA BHASKARA FINANCE TBK

Great Leaders Build Great Company

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG

Model Kompetensi. Dalam hal ini untuk mengidentifikasi perilaku seseorang yang sesuai dengan visi, misi & strategi organisasi.

CUSTOMIZED Program PUBLIC Program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Chevron merupakan salah satu perusahaan energi terintegrasi yang

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 27 TAHUN 2014

7 SUMBER DAYA MANUSIA

Pembelajaran Berorientasi Kerja: Magang

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI. Karyawan dan Kesehatan Bank Jabar Banten.

BAB 1 OVERVIEW PROGRAM

Pelatihan & Pengembangan

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 7 TAHUN 2001 TENTANG

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia perdagangan multinasional dan toko-toko besar pada saat ini, bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perusahaan agar dapat mengelola berbagai risiko yang dihadapi perusahaan serta

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor.

REVIEW JOB DESCRIPTION DAN PEMBUATAN RANCANGAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI DI PT. X

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

Bambang Purwoko & Amirudin METODE DALAM PENGUATAN KAPASITAS

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

SISTEM MANAJEMEN PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGUKURAN KINERJA BERBASIS INFORMASI TEKNOLOGI

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

Internal Audit Charter

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

PENGEMBANGAN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. (Robbins dan Judge, 2009). Connolly (1991) mengatakan bahwa turnover dapat

MANAJEMEN PERUBAHAN. Johnson K Rajagukguk, SH, MH (Kepala Badan Keahlian DPR RI)

[1] KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PEMBINAAN PENERAPAN SISTEM MERIT MELALUI PENILAIAN MANDIRI DI INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGARAN 2018

Program peningkatan. 5. Rekruitmen staf sesuai kebutuhan kualifikasi. Program pencapaian guru besar untuk dosen dengan gelar S3

BAB 5 KONKLUSI DAN REKOMENDASI. menunjukkan bahwa penyebab kesuksesan implementasi SAP dipengaruhi oleh

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam perusahaan. Keberadaannya di dalam sistem kerja dengan segala

Prepared by Farlianto. /

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berada di Universitas Bina Nusantara yang memiliki tanggung jawab untuk

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/KMK.01/2013 TENTANG PENATAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP, PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi DOSEN : DIANA MA RIFAH

LATIHAN DAN PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan (maintance) sampai CEO. Akan tetapi, kebanyakan perusahaan

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Career & Talent Management System PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

POLA BLENDED LEARNING & DEVELOPMENTAL ASSIGNMENT SEBAGAI MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SDM

PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA PEMILIHAN KANDIDAT PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE PADA PT. XYZ DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PROSEDUR MUTU P E L A T I H A N

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Transkripsi:

130 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan kajian terhadap temuan yang didapat, maka berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari tinjuan sistem dan praktek implementasi pengembangan eksekutif bertalenta pada PT X sebagai berikut : - Seleksi yang digunakan bagi pengembangan eksekutif bertalenta untuk diikutsertakan di dalam program XDC ditemukan belum menghasilkan talent pool yang sesungguhnya. Hal ini menjadi kerugian bagi perusahaan karena sumber daya dan dana yang dikeluarkan dalam program-program pengembangan eksekutif bertalenta selama ini telah diinvestasikan kepada eksekutif biasa (bukan eksekutif bertalenta). Menjawab hal ini, sebaiknya dilakukan penambahan kriteria seleksi dengan melihat peta HAV, dikaitkan dengan kebutuhan organisasi ke depannya, dan tidak hanya mengandalkan rekomendasi atasan dan BOD saja. Hal ini membuat perusahaan dapat lebih menyaring eksekutif bertalentanya sesuai kondisi yang sesungguhnya, dengan memperhatikan pertumbuhan organisasi ke depannya. Diharapkan dengan demikian lebih menjamin sumber daya dan dana dalam program pengembangan eksekutif bertalenta ditujukan bagi talent pool yang tepat. - Pelaksanaan pengembangan ditemukan berhasil efektif bagi eksekutif bertalenta melalui pemberian new job role dalam rotasi dan promosi lintas bisnis atau lintas fungsi (pengembangan non in class), sedangkan selama ini sumber daya yang dialokasikan PT X masih lebih mengacu kepada pelaksanaan pengembangan di dalam kelas. Ada pun beberapa hambatan yang terjadi dalam praktek pelaksanaan pengembangan eksekutif bertalenta secara garis besar ditemukan berasal dari :

131 1. Diri sendiri Ditemukan seringkali terjadi ketika karyawan sudah memasuki jabatan yang lebih tinggi (eksekutif) dan lebih mapan di tempatnya, maka yang bersangkutan enggan untuk keluar dari zona nyamannya untuk pindah ke tempat lain. 2. Atasan Atasan sangat berperan menentukan pengembangan eksekutif bertalenta di bawahnya. Ditemukan adanya ego sektoral dan fungsional yang membuat atasan enggan untuk melepas dan menerima dari dan ke fungsi atau bisnis unit lain yang berbeda. 3. Celah pelaksanaan ketentuan usia purna bakti Ketentuan usia purna bakti telah diatur pada PT X, namun hal ini ditemukan tidak berlaku bagi beberapa eksekutif yang telah memegang jabatan BOD perusahaan. Hal ini menyebabkan beberapa BOD perusahaan terus menerus diperpanjang, sehingga aliran kepemimpinan di bawahnya menjadi terhambat. - Pengembangan eksekutif bertalenta yang dilakukan selama ini ditemukan belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Data per Mei 2009, ditemukan baru 64% dari alumni XDC menjabat pada posisi kunci perusahaan dari harapan 100%. Dan masih 48% yang dipercaya memegang posisi baru dari minimal 50% yang diharapkan dipercaya untuk memegang posisi lebih tinggi di dalam perusahaan. 6.2. Saran 6.2.1. Saran Penyempurnaan Program Pengembangan Eksekutif Bertalenta (in class dan non in class). Usulan yang berkaitan dengan program in class dan non in class diintegrasikan dalam bagan berikut*:

132 Observer/ Refreshment Training Comprehensive Feedback Road show (To Superior & Mentor) Benchstrength ratio as company KPI Executive Coaching Workshop (Mentor & Superior) Synergetic Project Assignment Across Affcoy IDP progress Discussion (Superior, Mentor & Corp HR) XDC Pre Selection : IDP Collection - HAV - XGMP result - DIC recommendation - Kebutuhan organisasi ke depan Benchmark Breakfast Discussion (Talent, Mentor, superior & BOD) Executive Workshop Project Presentation Exec Sharing Seminar Breakfast Discussion (Talent, Mentor, superior & BOD) Special book reading & sharing assignment Executive Knowledge Management Teaching Assignment in Leadership Program Coaching & Mentoring New Job Role (Promotion / Rotation) Gambar 5.1. Integrasi Usulan Pengembangan Eksekutif Bertalenta* *) Adapun beberapa usulan rekomendasi program dalam bagan di atas adalah yang tercetak miring. Berikut adalah penjelasan bagan di atas : Usulan dalam proses pengembangan mencakup : - Penambahan pada program non in class, yaitu : o Guided reading o Manajemen pengetahuan (Knowledge management) bagi eksekutif. Dengan adanya penambahan program non in class berupa guided reading dan knowledge management, memungkinkan eksekutif lebih fleksibel (tidak terikat waktu dan tempat) dalam pembelajaran mereka. o Penugasan proyek lintas bisnis yang dikaitkan dengan KPI Mengkaitkan proyek dengan KPI mereka membuat proses pembelajaran di dalam proyek tercipta secara lebih serius. o Pengumpulan IDP ke kantor pusat dan pemantauan melekat. Melalui pemantauan melekat individual bagi eksekutif bertalenta maka kantor pusat dapat membantu proses

133 pengembangan mereka dan mengingatkan perusahaan yang kurang memperhatikan pengembangan eksekutif bertalentanya.. - Penambahan pada program in class, yaitu : o Program pengembangan bagi atasan dan mentor melalui executive coaching workshop. o Program-program informal yang mempertemukan dengan BOD kantor pusat (breakfast meeting), sehingga terjadi mekanisme komunikasi berkala intensif seperti harapan eksekutif bertalenta dalam temuan sebelumnya. 6.2.2. Saran Umum Lainnya Selain usulan program baik di dalam maupun di luar kelas seperti tercantum di atas, maka berikut adalah beberapa rekomendasi lainya : a. Saran Implementasi Jangka Pendek - Proses pemantauan Individual Development Plan (IDP) bagi eksekutif bertalenta sebaiknya dimonitor masing-masing oleh seseorang di kantor pusat. Dengan demikian kantor pusat dapat mengingatkan dan mengevaluasi berjalannya program pengembangan bagi para eksekutif bertalenta di perusahaan masing-masing. - Pengembangan eksekutif dimasukkan sebagai KPI BOD di masingmasing perusahaan, sehingga BOD perusahaan juga memperhatikan pengembangan anak buah eksekutif mereka - Evaluasi terhadap efektifitas pengembangan talent pool eksekutif dilakukan secara berkala sehingga dapat segera dipantau tingkat keberhasilan pengembangan eksekutif, khususnya yang bertalenta.

134 b. Saran Implementasi Jangka Panjang - Membangun dan memupuk kultur perusahaan yang secara konsisten mendukung manajemen talenta sebagai tanah subur yang menggemburkan. Tanpa kesiapan kultur yang tercermin dari perilaku orang-orang yang berada di dalamnya, maka pengembangan eksekutif bertalenta akan tetap mengalami gejolak dan rintangan dari sebagian karyawan lainnya. - Mengadakan riset lebih lanjut yang meneliti tentang dampak pengembangan terhadap kinerja yang bersangkutan dan produktifitas perusahaan, sehingga kontribusi pengembangan karyawan bertalenta bagi perusahaan dapat lebih diperjelas. - Mengadakan riset lebih lanjut yang mengevaluasi pengembangan karyawan bertalenta pada jenjang staf sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pengembangan staf bertalenta di dalam PT X. 6.4. Kontribusi Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini, maka kontribusi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : a. Kontribusi terhadap perusahaan - Membuat manajemen menyadari akan besarnya nilai investasi yang telah diinvestasikan kepada sasaran yang kurang tepat, sehingga lebih waspada dalam seleksi dan pengembangan di masa mendatang. (Sebagai catatan bahwa anggaran PT X untuk pengembangan eksekutif bertalentanya berkisar satu milliar per tahunnya. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada bab IV). - Membuat sumber daya dan dana bagi pengembangan eksekutif bertalenta di masa mendatang menjadi ditujukan hanya bagi sasaran yang tepat (yang adalah benar-benar eksekutif bertalenta).

135 - Membuat program pengembangan eksekutif bertalenta di PT X dapat lebih bermanfaat dan berdampak ketika diterapkan di perusahaan & eksekutif bertalenta melalui usulan rekomendasi penyempurnaan. b. Kontribusi terhadap MM UI - Menambah wawasan dan memberikan perbandingan akan sistem dan praktek pengembangan eksekutif bertalenta pada sebuah perusahaan konglomerasi. - Menjadi bahan perbandingan bagi mahasiswa yang hendak melakukan penelitian kualitatif atau pembuatan karya akhir, khususnya yang berkaitan dengan topik pengembangan dan pada jenjang eksekutif.