BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan, Indonesia 20221,

PRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMANJURAN IMMUNOGLOBULIN Y (IGY) KUNING TELUR AYAM YANG TELAH MEMPEROLEH SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN MENCEGAH KELAINAN OLEH TOKSIN TETANUS

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

MATURASI SEL LIMFOSIT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengandung dan tanpa kitosan iradiasi disajikan pada Tabel 4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

Imunisasi: Apa dan Mengapa?

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Asam folat dapat ditemukan pada tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

TINJAUAN PUSTAKA Probiotik

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

Gb STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA

Gambar: Struktur Antibodi

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

HASIL. berjumlah. coli) yang. jantung broiler.

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSTAGLANDIN DAN ZAT- ZAT SEJENISNYA

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga sangat penting dalam mempertahankan kebugaran dan kesehatan,

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

V. PEMBAHASAN. Merozoit generasi ke- 2 yang diperoleh mempunyai ukuran 11.5 pm, Perbedaan yang dijumpai baik mengenai ukuran, waktu sporulasi ookista

DETEKSI ANTIBODI BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli dan Salmonella sp.) PADA TELUR AYAM KAMPUNG DENGAN Agar Gel Precipitation Test (AGPT)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

PENDAHULUAN Latar Belakang

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GIZI MIKRO. Diferensiasi Sel

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan berbagai virus atau antigen spesifik lainnya dewasa ini sangat perlu mendapat perhatian serius. Biosintesis Immunoglobulin sebagai protein yang mempunyai aktifitas antibodi untuk sistem kekebalan tubuh harus diupayakan berlangsung secara normal dengan terpenuhinya kecukupan koenzim yang dibutuhkan untuk biosintesis tersebut. Pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme pathogen seperti virus dan bakteri, sangat perlu mendapat perhatian dari seluruh lapisan masyarakat. pencegahan dapat dilakukan melalui imunisasi aktif maupun imunisasi pasif. pencegahan dengan imunisasi aktif dilakukan dengan cara memasukkan/menyuntikkan antigen tertentu kedalam tubuh sehingga tubuh akan meresponnya dengan membentuk antibodi spesifik, sedangkan imunisasi pasif dilakukan dengan cara mengkonsumsi bahan makanan yang telah mengandung immunoglobulin /antibodi spesifik terhadap antigen tertentu sehingga tubuh akan kebal terhadap serangan antigen tersebut. Immunoglobulin merupakan protein yang mempunyai aktifitas antibodi. Protein ini dihasilkan oleh sel sel plasma sebagai akibat adanya interaksi antara limfosit B peka antigen dengan antigen spesifik. Berdasarkan berat molekul dan sifatsifat kimianya maka dikenal lima kelas immunoglobulin yaitu IgG, IgM, IgA, IgD dan IgE di mana setiap kelas berbeda dalam hal susunan asam amino, berat molekul sekaligus berbeda juga dalam hal sifat - sifat biologiknya (Kresno,1984). Diantara tiga kelas Immunoglobulin ayam (IgA,IgM,IgY) yang analog dengan mamalia, Immunoglobulin IgY merupakan Immunoglobulin yang tersedia dalam jumlah banyak ditemukan dalam kuning telur dari pada serum, diturunkan secara vertikal melalui telur dan berada dalam kuning telur ( Naraz 2003 ; Gassman et al 1990),Rose & orlans 1981 dalam Rawendra (2005) menjelaskan proses transfer antibodi dari serum kekuning telur dengan dua tahap : Tahap

2 pertama,antibodi ditransfer dari serum kekuning telur dengan proses yang analog dengan proses antibodi pada pada fetus melalui plasenta pada mamalia. Tahap kedua, antibodi ditransfer dari kantung embrio kepada embrio yang sedang berkembang. Keberadaan IgY dalam kuning telur mempunyai jarak 4 sampai 7 hari setelah antibodi dalam serum. (Carlender,2002). Antibodi atau Imunoglobulin yang terbentuk dalam darah ayam sebagai akibat paparan antigen tertentu, mudah ditransfer kedalam kuning telur dan kemudian dikenal dengan nama Immunoglobulin yolk (IgY). Ayam memiliki sensitivitas tinggi terhadap protein asing sehingga dalam jumlah sedikit dapat membangkitkan respon pembentukan antibodi (Carlender 2002 dalam Rawendra 2005).Titer antibody serum darah ayam dapat diperoleh dengan sekali vaksinasi, namun untuk mendapatkan titer tertinggi dan dipertahankan selama lebih dari tiga bulan, diperlukan imunisasi ulang/booster setiapa bulan (Wooley & London 1995 dalam Rawendra 2005). Berbagai penelitian telah berhasil memproduksi antibodi atau immunoglobulin yolk (IgY) dengan memanfaatkan ayam sebagai pabrik biologis untuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Salah satu upaya alternatif yang diduga dapat meningkatkan produksi antibodi dalam serum ayam petelur adalah dengan cara pemberian suplementasi piridoksin pada ayam petelur. Piridoksin atau vitamin B6 sebagai salah satu vitamin yang larut dalam air, merupakan vitamin yang sangat penting dalam proses metabolisme. Piridoksal posfat (PLP) sebagai bentuk aktif dari vitamin B6 merupakan koenzim yang serbaguna yang berperan untuk mengkatalisis berbagai reaksi-reaksi metabolisme asam amino dan protein seperti reaksi-reaksi transaminasi, dekarboksilasi, resemisasi,dan transsulfurasi. Salah satu peranan piridoksin yang paling menarik adalah adanya fakta-fakta bahwa vitamin ini berperan dalam aspek pembentukan sistem pertahanan tubuh terhadap invasi mikroorganisme. Dari berbagai hasil penelitian telah diketahui bahwa kondisi defisiensi piridoksin pada manusia dan berbagai spesies hewan menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam system pertahanan tubuh. Total sel-sel pembentuk antibodi dan limfosit lebih sedikit pada subjek yang mengalami

3 defisiensi piridoksin dibandingkan dengan keadaan normal (Kumar dan Axelrod,1968;Debes dan Kirksey,1979;Biesel,1982). Kadar IgG dan IgM pada subjek yang mengalami defisiensi piridoksin lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang diberi piridoksin dengan dosis normal dan berlebih (Silitonga,2008). Berbagai penelitian tentang hubungan piridoksin dengan aspek kekebalan tubuh pada hewan dan manusia telah dilaporkan. Total sel-sel pembentuk antibodi pada tikus defisiensi piridoksin ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan tikus normal ( Kumar dan Axelrod, 1988). Jika induk tikus diberi ransum defisiensi piridoksin semasa kehamilan dan laktasi, maka ditemukan bahwa jumlah limfosit dan sel-sel pembentuk antibodi pada anak tikus tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan anak tikus yang induknya diberi ransum dengan tingkat piridoksin yang normal (Debes dan Kirksey,1999). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Chen (2005) yang melaporkan bahwa pada kondisi defisiensi piridoksin terjadi penurunan fungsi- fungsi immun pada kerang laut. Defisiensi piridoksin pada hewan dan manusia, dapat menurunkan respon immun berperantara sel ( cel mediated immune response ) dan respon immun humoral terhadap berbagai jenis antigen ( Beisel, 1982). Penelitian tentang pengaruh suplementasi piridoksin terhadap sistem kekebalan tubuh telah dilakukan Talbot (1997). Mereka melaporkan bahwa suplementasi piridoksin pada manusia lanjut usia dapat memperbaiki fungsi limfosit dan mensimulasi sistem kekebalan tubuh. Studi tentang pengaruh piridoksin terhadap sintesis antibodi pada ayam broiler telah dilakukan (Silitonga, 1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian piridoksin berpengaruh terhadap titer HI (titer antibodi) dan kadar globulin serum. Pemberian piridoksin dengan dosis 3,0 mg/kg ransum memberikan kadar globulin paling tinggi. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa piridoksin berpengaruh nyata terhadap kadar imunoglobulin serum, kadar DNA dan RNA organ Fabricus. Defisiensi piridoksin memberikan kadar imunoglobulin yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok defisiensi (Silitonga, 1996). Selanjutnya Silitonga (2008) telah mengidentifikasi adanya fraksi IgG dan IgM serum ayam broiler, baik pada kelompok defisiensi, normal

4 maupun kelompok suplementasi. Fakta menunjukkan bahwa kadar IgG dan IgM berbeda secara signifikan baik pada kelompok defisiensi, normal dan kelompok suplementasi, dimana kadar IgG dan IgM pada subjek yang mengalami defisiensi piridoksin lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang diberi piridoksin dengan dosis normal dan berlebih. Menurut Carlender (2002) konsentrasi IgY kuning telur memiliki factor perkalian 1,23 terhadap konsentrasi IgY serum. Menurut Toivanen dan Toivanen (1987) dalam Simorangkir (1993) bahwa konsentrasi normal IgY dalam serum 5-7 mg/100 ml.konsentrasi IgY serum ayam yang sedang mengeram adalah 2-3 mg/ml sedangkan pada kuning telurnya ditemukan 100-400 mg/ml (Kowalozyk et al.1985 dalam Suartini 2005). Hasil yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan Triwijayanti (2001), dimana konsentrasi IgY serum yang diperoleh adalah 5,37 mg/ml dan sangat berbeda dibandingkan dengan Suartini (2005) dengan konsentrasi IgY serum sebesar 0,9 mg/ml maupun paryati (2006) yang memeperoleh kadar IgY sebesar 0,940 mg/ml. Adanya perbedaan hasil kadar IgY yang diperoleh tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan metode dan instrumen yang digunakan. Metode purifikasi menggunakan kromatografi filtrasi gel dengan kolom khusus IgY memberikan hasil pengukuran dengan konsentrasi IgY yang rendah. Menurut Heytman (1995) apabila kemurnian suatu protein bertambah maka konsentrasinya akan berkurang. Kemurnian suatu IgY tergantung dari kemajuan metode yang digunakan. Dengan adanya fakta-fakta tersebut diatas, diduga bahwa rendahnya produksi IgY dalam serum ayam petelur maupun dalam kuning diakibatkan oleh karena terganggunya proses biosintesis immunoglobulin sebagai dampak masih kurangnya masukan piridoksin yang dikonsumsi oleh ayam petelur tersebut. Penambahan masukan piridoksin pada ayam petelur dapat dilakukan melalui teknik suplementasi. Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat apakah ada pengaruh suplemetasi piridoksin terhadap kadar IgY serum ayam petelur. Hasil penelitian diharapakan akan diperoleh metode praktis untuk meningkatkan dan mengoptimalkan produksi immunoglobulin Y(IgY) pada

5 serum ayam petelur yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kadar IgY pada kuning telur. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah sebagaimana dikemukakan diatas, maka disusun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh suplementasi piridoksin terhadap kadar immunoglobulin Y (IgY ) serum ayam petelur? 2. Berapakah dosis piridoksin optimal yang harus disuplementasikan agar diperoleh kadar IgY yang tertinggi pada serum ayam petelur? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh suplementasi piridoksin terhadap kadar immunoglobulin Y (IgY) serum ayam petelur. 2. Untuk mengetahui berapa dosis piridoksin optimal yang harus disuplementasikan agar diperoleh kadar IgY yang tertinggi pada serum ayam petelur. 1.4 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat : 1. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan piridoksin terhadap biosintesis IgY pada ayam petelur. 2. Untuk meningkatkan produksi antibodi (IgY) pada ayam petelur. 3. Sebagai bahan masukan dan acuan bagi para pembaca, yang tertarik untuk mendalami keterlibatan piridoksin dalam sintesis antibodi.