HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Siti Fatimah*), Fitria Primi Astuti**), Nova Hasani F.***) *) Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Kinerja kader posyandu mengacu kepada peran kader dalam kegiatan posyandu. Kinerja kader posyandu yang rendah diperkirakan karena kurangnya motivasi sehingga menyebabkan tugas yang dilaksanakan posyandu tidak optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen. Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Kelurahan Bawen yang berjumlah 53 kader dengan sampel sebanyak 53 responden menggunakan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan distribusi frekuensi dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kader posyandu balita sebagian besar kategori tinggi (52,8%). Kinerja kader posyandu balita sebagian besar baik (56,6%). Ada hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan p value 0,043 (α = 0,05). Sebaiknya kader posyandu meningkatkan hubungan baik dengan sesama kader maupun ibu balita sehingga dapat meningkatkan motivasi mengikuti posyandu balita. Kata Kunci: motivasi, kinerja, posyandu
ABSTRACT Cadre's performance of Posyandu refers to their role in Posyandu program. The low performance is caused by lack of motivation, so that the tasks performed by Posyandu are not optimal. The purpose of this study is to find the correlation between motivation and cadre s performance of Posyandu for under-five years children at Bawen village Bawen Sub-district Semarang Regency. This was a descriptive-correlative study with cross sectional approach. The population in this study was the cadres of Posyandu as many as 53 mothers and the samples were 53 respondents that sampled by using total sampling technique. The data were taken by using questionnaires. The data analysis used frequency distribution and chi square test. The results of this study indicate that the motivation of cadre is mostly the category of high (52.8%). The cadre's performance is mostly in the category of good (56.6%). There is a correlation between motivation and cadre s performance of Posyandu for under-five years children at Bawen Village Bawen Sub-district Semarang Regency, with p value of 0.043 (α = 0.05). The cadres of Posyandu should improve good relations with fellow cadres and mothers so as to increase the motivation in participating in the Posyandu program. Keywords: motivation, performance, cadres of posyandu PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1000 kelahiran hidup meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup dan tahun 2010 yaitu sebesar 10,62/1000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target millennium development goals (MDGs) ke 4 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah sudah cukup baik. Angka kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara sebesar 18,16/1000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Kabupaten Semarang tahun 2010 sebesar 11,63/1000 kelahiran hidup, tahun 2011 sebesar 13,30/1000 kelahiran hidup dan tahun 2012 sebesar 13,19/1000 kelahiran hidup. (Dinkes Prov. Jateng, 2012). Posyandu merupakan pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan. Masyarakat dapat mendapatkan pelayanan professional dari petugas sektor serta non profesional (kader) dan diselenggarakan atas usaha masyarakat sendiri. Pelayanan yang diberikan posyandu meliputi KB, KIA, gizi imunisasi dan penanggulangan diare serta kegiatan sektor lain (Suryanah, 2006). Kader posyandu balita merupakan orang yang karena kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan pembinaan Posyandu dan telah mendapat pelatihan tentang KB dan kesehatan. Sebagian besar kader kesehatan adalah wanita dan anggota PKK yang sudah menikah dan berusia 20-40 tahun dengan pendidikan minimal sekolah dasar (Kemenkes RI, 2008). Kinerja kader posyandu mengacu kepada peran kader dalam kegiatan posyandu. Menurut Kemenkes RI (2012), dalam buku pegangan kader posyandu menyatakan bahwa peran kader posyandu dibagi menjadi tiga tahapan yaitu sebelum hari buka posyandu seperti melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan posyandu, saat hari buka posyandu seperti melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu 2 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen
menyusui, dan sasaran lainnya dan sesudah hari buka posyandu seperti melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang diperoleh data jumlah kader sebanyak 53 orang kader. Peneliti juga melakukan pengumpulan data tentang motivasi dan kinerja dari 8 orang kader dengan menggunakan kuesioner sederhana, diperoleh 5 kader mempunyai kinerja kurang baik (ibu jarang membaca skala timbangan gantung setelah batang timbangan pada posisi sejajar, jarang mencatat semua balita yang hadir dan melakukan penimbangan dan jarang membagikan undangan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan posyandu) dimana 3 orang mempunyai motivasi yang baik (aktif menjadi kader karena tunjangan mencukupi, mendapatkan mendapat kepercayaan dari petugas kesehatan dan perkembangan posyandu yang pesat) dan 2 orang mempunyai motivasi kurang baik (tidak aktif menjadi kader karena tunjangan kurang, tidak mendapatkan mendapat kepercayaan dari petugas kesehatan dan perkembangan posyandu yang lambat). Rumusan Masalah Adakah hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui gambaran motivasi kader posyandu balita; 2) Mengetahui gambaran kinerja kader posyandu balita; 3) Menganalisis hubungan motivasi kader dengan kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang. Manfaat Penelitian Memberikan masukan bagi instansi terkait yaitu puskesmas, pihak kecamatan serta kelurahan dalam rangka peningkatan, pembinaan yang efektif dan efisien terhadap kinerja kader posyandu. Bagi Kader Posyandu, diharapkan menambah kesadaran akan arti pentingnya posyandu, dimana posyandu balita merupakan salah satu tempat pemeriksaan kesehatan yang sangat penting di lingkungan masyarakat. METODOLOGI Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data variabel motivasi dan kinerja kader posyandu dilakukan oleh peneliti hanya sekali dalam satu waktu. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini pengambilan datanya dilakukan di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada tanggal 19-22 Agustus 2015. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah kader posyandu balita di Kelurahan Bawen yang berjumlah 53 ibu. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kader posyandu balita di Kelurahan Bawen yang berjumlah 53 ibu. Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer pada penelitian ini diperoleh peneliti berdasarkan hasil kuesioner yang mengukur motivasi dan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen 3
Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh peneliti berupa data jumlah ibu di Kabupaten Semarang. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel motivasi kader posyandu balita dan kinerja kader posyandu balita. Analisis Data Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel motivasi kader posyandu balita dan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen. Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan hubungan motivasi kader posyandu balita dengan kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang. Uji chi square digunakan dalam analisis ini. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Motivasi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Pada Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Motivasi Frekuensi Persentase (f) (%) Rendah 25 47,2 Tinggi 28 52,8 Jumlah 53 100,0 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Motivasi Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Jawaban No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya aktif menjadi kader karena tunjangan yang f 0 0 40 13 didapatkan sudah mencukupi. 2 Saya memiliki pengetahuan dan kemampuan mengelola posyandu sehingga akan terus berjuang untuk posyandu 3 Saya aktif di kegiatan posyandu karena mendapatkan mendapat kepercayaan dari petugas kesehatan 4 Adanya jenjang karir membuat saya rajin mengikuti posyandu 5 Saya aktif di posyandu karena senang mengabdikan diri di masyarakat 6 Komunikasi yang baik antar kader membuat saya merasa nyaman dan aktif di kegiatan posyandu 7 Perkembangan posyandu yang pesat meningkatkan semangat saya untuk terus aktif di posyandu 8 Kebijakan pimpinan yang adil menyebabkan saya merasa nyaman di kegiatan posyandu 9 Tunjangan kesejahteraan yang memadai terkadang membuat saya merasa sangat aktif di posyandu 10 Kondisi dengan kader lain yang kondusif membuat saya bangga aktif di posyandu % 0,0 0,0 75,5 24,5 f 0 53 0 0 % 0,0 100,0 0,0 0,0 f 0 53 0 0 % 0,0 100,0 0,0 0,0 f 16 36 1 0 % 30,2 67,9 1,9 0,0 f 24 29 0 0 % 45,3 54,7 0,0 0,0 f 23 30 0 0 % 43,4 56,6 0,0 0,0 f 24 28 1 0 % 45,3 52,8 1,9 0,0 f 10 28 15 0 % 18,9 52,8 28,3 0,0 f 24 11 12 6 % 45,3 20,8 22,6 11,3 f 20 11 14 8 % 37,7 20,8 26,4 15,1 4 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen
Gambaran Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kinerja Pada Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kinerja Frekuensi (f) Persentase (%) Kurang 23 43,4 Baik 30 56,6 Total 53 100,0 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Jawaban No Pernyataan 1 Saya membaca skala timbangan gantung ketika menimbang berat balita dengan cermat setelah batang timbangan pada posisi sejajar 2 Saya memeriksa kembali laporan hasil kegiatan posyandu yang telah dibuat untuk memastikan tidak ada kesalahan 3 Saat melakukan pengukuran tinggi badan balita, saya melepas alas kaki 4 Saya melakukan kunjungan ke rumah ibu balita minimal tiga orang sehari untuk melakukan penyuluhan 5 Saya mengajak ibu balita datang ke kegiatan posyandu bulan berikutnya lima menit sebelum meninggalkan kegiatan posyandu 6 Saya memberikan undangan pelaksanaan posyandu kepada semua ibu balita 7 Saya membagikan undangan dengan sopan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan posyandu 8 Saya hadir ke posyandu setengah jam sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai 9 Saya melakukan penimbangan dengan teliti yaitu lebih dari dua menit supaya tepat hasilnya. 10 Saya pulang setengah jam lebih awal dari pada kader yang lain sebelum kegiatan posyandu selesai 11 Saya menyiapkan makanan tambahan yang akan diberikan kepada balita 12 Saya bersedia membantu memegang lembar balik ketika kader yang lain memberikan materi penyuluhan 13 Saya bersedia menyebarkan informasi jadwal posyandu bagi ibu balita jika tunjangan yang diberikan sudah meningkat/naik dan ada yang menemani SL SR KD TP f 40 13 0 0 % 75,5 24,5 0,0 0,0 f 26 13 14 0 % 49,1 24,5 26,4 0,0 f 53 0 0 0 % 100,0 0,0 0,0 0,0 f 0 0 13 40 % 0,0 0,0 24,5 75,5 f 31 13 9 0 % 58,5 24,5 17,0 0,0 f 30 13 10 0 % 56,6 24,5 18,9 0,0 f 53 0 0 0 % 100,0 0,0 0,0 0,0 f 24 28 1 0 % 45,3 52,8 1,9 0,0 f 50 1 2 0 % 94,3 1,9 3,8 0,0 f 45 1 6 1 % 84,9 1,9 11,3 1,9 f 15 0 38 0 % 28,3 0,0 71,7 0,0 f 14 12 17 10 % 26,4 22,6 32,1 18,9 f 32 1 6 14 % 60,4 1,9 11,3 26,4 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen 5
Analisis Bivariat Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi dan Kinerja Pada Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kinerja PR Motivasi χ 2 p-value (95% CI) Kurang Baik Total f % f % f % Rendah 15 60,0 10 40,0 25 100,0 2,100 4,109 0,043 Tinggi 8 28,6 20 71,4 28 100,0 (1,077-4,093) Jumlah 23 43,4 30 56,6 53 100,0 PEMBAHASAN Gambaran Motivasi Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Motivasi kader posyandu balita di Kabupaten Semarang kategori rendah terutama pada indikator motivasi ekstrinsik yang ditunjukkan dengan responden yang banyak menjawab tidak setuju pada pertanyaan nomor 1 yaitu aktif menjadi kader karena tunjangan yang didapatkan sudah mencukupi (75,5%). Besar insentif yang tidak sesuai dengan harapan kader diantaranya untuk kebutuhan menyebabkan motivasi mereka menurun. Kader yang aktif umumnya berumur antara 26-35 tahun, karena pada masa dewasa kader mempunyai motivasi yang positif, merasa lebih bertanggung jawab dan inovatif. Umur mempunyai kaitan erat dengan tingkat kedewasaan seseorang yang berarti kedewasaan teknis dalam arti ketrampilan melaksanakan tugas maupun kedewasaan psikologis. Dikaitkan dengan tingkat kedewasaan teknis, anggapan yang berlaku ialah bahwa makin lama seseorang bekerja, kedewasaan teknisnya pun mestinya meningkat. Pengalaman seseorang melaksanakan tugas tertentu secara terus menerus untuk waktu yang lama (Sumardilah, 2005). Hasil penelitian menunjukkan motivasi kader posyandu balita di Kabupaten Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak 28 orang (52,8%). Motivasi kader posyandu balita di Kelurahan Bawen kategori tinggi terutama pada indikator motivasi intrinsik yang ditunjukkan dengan responden yang banyak menjawab setuju pada pertanyaan nomor 2 yaitu memiliki pengetahuan dan kemampuan mengelola posyandu sehingga akan terus berjuang untuk posyandu (100%) dan pada pertanyaan nomor 3 yaitu aktif di kegiatan posyandu karena mendapatkan mendapat kepercayaan petugas kesehatan (100%). Gambaran Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Kader posyandu balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang mempunyai kinerja yang kurang sebanyak 23 orang dimana sebagian besar yaitu 21 orang (91,3%) bekerja sebagai wiraswasta lebih banyak daripada yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 1 orang (4,3%) dan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 1 orang (4,3%). Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebagian besar adalah ibu yang berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Kader posyandu yang bekerja akan mendapat tantangan terkait dengan pembagian waktu bekerja dan tugas melayani ibu balita. Ibu yang bekerja sebagai wiraswasta akan mengambil waktu kerjanya untuk dapat melayani ibu balita di posyandu. Keterbatasan waktu untuk memberikan pelayanan tersebut menyebabkan kader yang bekerja tidak dapat optimal dalam memberikan pelayanan kepada ibu balita. Selain itu, kader yang bekerja dengan keterbatasan waktunya cenderung lebih sulit 6 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen
menerima informasi guna menambah pengetahuannya termasuk dalam hal kesehatan yang salah satunya adalah tentang kinerja kader posyandu. Hasil penelitian menunjukkan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (56,6%). Kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang kategori baik terutama pada indikator hari posyandu balita yang ditunjukkan dengan responden yang banyak menjawab selalu pada pertanyaan nomor 3 yaitu melakukan pengukuran tinggi badan balita, saya melepas alas kaki balita (100,0%) dan pada pertanyaan nomor 9 yaitu melakukan penimbangan dengan terburu-buru yaitu tidak lebih dari dua menit supaya cepat selesai, terlihat sibuk dan pintar (94,3%). Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Responden yang bekerja di perusahaan umumnya dari pagi sampai sore hari, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan posyandu ditengah-tengah mereka bekerja. Mereka yang berkerja sebagai wiraswasta umumnya mempunyai jam kerja yang lebih panjang karena tidak ada batasan jam kerja. Kader yang bekerja sebagai karyawan perusahaan dapat memberikan pelayanan jika mereka ijin jam kerja, sedangkan mereka yang bekerja sebagai wiraswasta harus meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan dengan menunda pekerjaannya misalnya menutup warung dagangannya. Hasil analisis hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang menunjukkan responden yang mempunyai motivasi rendah sebanyak 25 orang dimana yang mempunyai kinerja kategori baik yaitu sebanyak 10 orang (40,0%). Hubungan dengan kader lain yang tidak kondusif membuat mereka merasa menyesal aktif di posyandu meskipun tetap melakukan penimbangan dengan hati-hati meskipun lebih dari dua menit. Responden yang mempunyai motivasi rendah akan tetapi mempunyai kinerja baik dimungkinkan karena faktor pengetahuan yang baik. Berdasarkan hasil analisis hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, diperoleh hasil responden yang mempunyai motivasi tinggi yang mempunyai kinerja kategori baik yaitu sebanyak 20 orang (71,4%). Responden memiliki pengetahuan dan kemampuan mengelola posyandu sehingga akan terus berjuang untuk posyandu, membagikan undangan dengan sopan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan posyandu agar ibu balita tidak lupa. Responden yang mempunyai motivasi tinggi dan mempunyai kinerja kategori baik dimungkinkan di dukung oleh faktor pelatihan. Hasil analisis hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang menunjukkan diperoleh hasil responden yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 28 orang dimana responden yang mempunyai kinerja kategori kurang yaitu sebanyak 8 orang (28,6%). Responden berupaya aktif di posyandu karena senang mengabdikan diri di masyarakat akan tetapi bersedia menyebarkan informasi jadwal posyandu bagi ibu balita jika tunjangan yang diberikan sudah meningkat/naik dan ada yang menemani. Responden yang mempunyai motivasi tinggi akan tetapi mempunyai kinerja kurang dimungkinkan disebabkan oleh faktor insentif. Keterbatasan Penelitian Masih adanya faktor lain yang mempengaruhi penelitian ini yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh peneliti, dimana faktor tersebut dimungkinkan menyebabkan penurunan Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen 7
atau peningkatan kinerja kader posyandu. Faktor yang dimungkinkan turut mempengaruhi diantaranya adalah kemampuan, pengetahuan dan sikap kader. KESIMPULAN Motivasi Kader Posyandu Balita di Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 28 orang (52,8%). Kinerja kader posyandu balita di Kabupaten Semarang sebagian besar kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (56,6%). Ada hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu balita di Kelurahan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, (p = 0,043). SARAN Pihak Puskesmas Bawen diharapkan meningkatkan kinerja kader posyandu diantaranya dengan meningkatkan pembinaan efektif dan efisien terhadap kinerja kader posyandu di wilayahnya melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya peneliti selanjutnya dalam mengukur kinerja kader diobservasi secara langsung. DAFTAR PUSTAKA [1] Ambarwati dan Rismintarti. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika [2] Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta [3] Bahtiar, 2007. Investasi Sosial, Jakarta: Puspensos [4] Dahlan, 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika [5] Dinkes Prov Jateng, 2013. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012. Semarang [6] Dwiantara, 2005. Manajemen Logistik, Jakarta: Grasindo. [7] Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP-Universitas Diponegoro, Semarang [8] Ismawati, 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Nuha Medika [9] Kemenkes RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011. Jakarta [10] LIPI, 2007. Komunika (Majalah Ilmiah Komunikasi dalam Pembangunan) vol. 10 hal. 2 tahun 2007 [11] Mastuti, 2003. Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia. [12] Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta [13] Prasetyawati, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika [14] Proverawati, Sulistorini, Pebriyanti, 2010. Posyandu dan Desa Siaga Panduan untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Nuha Medika [15] Riwidikdo, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta: Nuha Medika [16] Sudarmanto, 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta; PUSTAKA PELAJAR [17] Sutikno, 2007. The Power of Emphaty in leadership, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama [18] Yuni dan Oktami, 2014. Panduan Lengkap Posyandu untuk Bidan dan Kader. Yogyakarta: Nuha Medika 8 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu Balita di Kelurahan Bawen