EVA BETTY SIMANJUNTAK DAN JUNIKO ESRA TARIGAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI CINTA RAKYAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE KELAS IV SD NEGERI DESA SENA BATANG KUIS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE DAN REVIEW (PQ4R) DI KELAS V SD

Djumroh SDN 1 SUKARAME, Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Constructivist Approach, Learning Outcomes, Measurement Concept

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN APLIKASI PROGRAM MICROSOFT OFFICE POWER POINT DI KELAS IV SD NEGERI DELI TUA

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI II SDN TANJUNG SARI

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI NO.

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA SMP NEGERI 5 WATES

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI BANDAR KLIPPA

*Hj. Sri Ratnawati, M.Pd. *

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

Aji Tri Astuti SDN Bumijawa 04 Kab. Tegal

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD

Dedi Kurniawan ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MEDIA GAMBAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

JURNAL PUBLIKASI. Oleh : HERU SANTOSO NIM. A

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MENGGUNAKAN METODE PROBLEM POSING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD NEGERI TEBING TINGGI

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT. model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar IPS

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Make A Match Pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SDN Sawit Seberang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PREDICTION GUIDE

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI NO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program studi Pendidikan Biologi

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Bagi Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Galang

BAB III METODE PENELITIAN

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Mudjiono, dan Dimyati Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran

Transkripsi:

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN PADA BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS DI KELAS IV SD NEGERI NO 104202 BANDAR SETIA KAB. DELI SERDANG EVA BETTY SIMANJUNTAK DAN JUNIKO ESRA TARIGAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya penguasaan kosakata siswa SD Negeri No. 104202 Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi In The Classroom. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, dengan jumlah subjek adalah sebanyak 38 siswa yang berasal dari siswa kelas IV SDN 104202 Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010/2011. Untuk memperoleh data dalam penulisan ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan observasi pada siswa. Hasil penelitian berupa observasi awal, kegiatan lanjutan (siklus I ) dan Siklus II dalam proses pelajaran Bahasa Inggris materi tentang kosakata, ternyata telah diperoleh peningkatan penguasaan kosakata siswa secara signifikan. Persentase nilai rata-rata hasil observasi siswa telah meningkat dari 7,07 dengan nilai P = 1,77 pada saat siklus I (Pertemuan I) menjadi 9,39 dengan nilai P = 2,35 pada saat siklus I (Pertemuan II). Pada siklus II Persentase nilai rata-rata hasil observasi siswa telah meningkat menjadi 11,19 dengan nilai P = 2,80 (Pertemuan III) dan meningkat menjadi 12,28 dengan nilai P = 3,07 pada pertemuan IV. Kata kunci : Penguasaan kosa kata, metode latihan, Bahasa Inggris PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam era yang semakin mengglobal ini, tak dapat dipungkiri bahwa kemampuan dalam berbahasa asing, terutama bahasa Inggris sangat penting. Namun demikian tidak sedikit siswa yang prestasi belajar bahasa Inggrisnya belum memadai. Hal ini disebabkan adanya kendala-kendala dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris di sekolah-sekolah, antara lain: Kemampuan guru seringkali kurang memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang punya kemampuan tinggi dalam berbahasa dan punya sarana belajar yang lebih canggih dari pada gurunya sendiri. Sistem belajar mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi dan kurang menarik sehingga siswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SD Negeri No. 104202 Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun ajaran 2011/2012 khususnya mengenai penguasaan kosakata siswa pada Bidang Studi Bahasa Inggris belum diperoleh hasil yang optimal. Dari 38 orang siswa kelas IV ternyata 26 orang siswa (79,17%) memperoleh nilai di bawah 60 (Kurang) dan 12 orang siswa (28,83%) memperoleh nilai di atas 60 (Baik). 42

Beberapa alasan lain yang menyebabkan metode latihan perlu diterapkan sebagai metode pembelajaran yang baik, yaitu lebih memudahkan bagi siswa dalam menambah perbendaharaan kata. Mereka berlatih untuk menyelesaikan masalah dalam meningkatkan perbendaharaan kata. Siswa termotivasi berlatih dalam penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut pada anggota yang lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat untuk seluruh materi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah dengan penggunaan metode latihan dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa pada bidang studi Bahasa Inggris di kelas IV SD Negeri No. 104202 Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2011/2012? LANDASAN TEORI Hakikat Kosakata Kosakata adalah kata-kata yang dipahami orang baik maknanya maupun penggunaannya. Berapa banyak kosakata yang harus dipunyai seseorang? Seseorang harus punya kosakata yang cukup untuk bisa memahami apa yang dibaca dan didengar, bisa berbicara dan menulis dengan kata yang tepat sehingga bisa dipahami oleh orang lain. Penguasaan kosakata atau lebih dikenal dengan istilah "vocabulary" menjadi sebuah keharusan bagi seseorang yang ingin memahami suatu bacaan, percakapan atau tulisan berbahasa Inggris. Tanpa kosakata yang cukup, mustahil bagi kita untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Sebuah pertanyaan klasik: "Bagaimana caranya biar bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar?". Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat beragam. Lebih lanjut menurut Jeremy Harmer (1991) mengatakan bahwa bahasa itu merupakan sebatang tubuh, structure merupakan tulang yang membentuk rangka sedangkan kosakata atau vocabulary merupakan daging yang membuat tubuh mempunyai bentuk. Dengan demikian seorang tidak akan dapat berkomunikasi dalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai. Menurut Hunt dan Beghlar (2003) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam pembelajaran kosakata: insidental learning (pembelajaran kosakata untuk menyertai pelajaran reading dan listening), explicit intruction dan strategi pengembangan kosakata yang indipendent. Sumber utama dari insidental learningadalah extensive reading, dimana Hunt dan Beghlar menganjurkan sebagai kegiatan yang teratur di luar kelas. Explicit instruction bergantung kepada pengindifikasian kosakata yang sesuai level pada siswa. Sebaliknya Nation (2003) menawarkan pendekatan yang sistimatis dibanding pendekatan insidental dalam pengajaran kosakata, dimana ia memfokuskan bagian-bagian yang esensial dari materi pembelajaran. Dia menunjukkan beberapa kelemahan dari insidental learning dan kenyataan siswa tidak bisa memanfaatkan pembelajaran kosakata sambil lalu melalui reading. Dari pengertian para ahli diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kosakata merupakan kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis. Kosakata merupakan hal yang penting dalam mempelajari suatu bahasa. Tanpa 43

kosakata, seseorang tidak akan mungkin dapat menuangkan ide ataupun gagasan yang ingin diutarakannya. Oleh karena itu, seseorang harus memiliki jumlah kosakata yang banyak agar dapat mengkomunikasikan sesuatu dengan baik dan teratur. Metode Latihan Metode latihan ialah pola pengajaran yang membentuk atau membina pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui kegiatan melakukan atau mengerjakan suatu dengan berulang-ulang sehingga tercapai suatu asosiasi yang mengkondisi antara stimulus dan respon tertentu dan bersifat permanen. Metode ini menekankan upaya pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada proses pengulangan kegiatan atau perbuatan tertentu. Metode ini diharapkan dapat menyiapkan tenaga-tenaga yang akan melaksanakan tugas-tugas khusus yang dispesifikasikan secara tajam. Kelebihan Metode Latihan Metode mengajar latihan mempunyai kelebihan, yaitu : a). Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang, melalui latihan-latihan yang continu tentunya akan meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang dipelajari. b). Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan, karena telah sering dilatih, maka suatu materi atau keterampilan tertentu akan dapat dikuasai dengan baik. 3. In The Class Room 1. This is a table 2. This is a pencil 3. This is a chalk Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini yaitu Melalui penggunaan metode latihan pada bidang studi Bahasa Inggris dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa kelas IV SD Negeri No. 104202 Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2011/2012. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Dan Hasil Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap ini peneliti membuat alternatif pemecahan masalah untuk menguasai kesulitan dan meningkatkan penguasaan kosa kata siswa yaitu pembelajaran dengan menerapkan menggunakan metode latihan pada materi tentang kosa kata. Perencanaan yang peneliti lakukan antara lain sebagai berikut : a. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Mengembangkan materi ajar mengenai kosa kata. c. Melaksanakan pelajaran Bahasa Inggris pada materi tentang kosa kata dengan menggunakan metode 44

latihan tentang topik In The Classroom. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya serta menjawab pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa atas pelajaran yang diikutinya. e. Memberikan tes untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Selanjutnya pada kegiatan ini, peneliti bersama dengan guru pelajaran Bahasa Inggris menerapkan metode latihan untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah merupakan pengembangan dari perencanaan yang sebelumnya dan akan dilaksanakan pada tahap ini. Tindakan yang dilakukan pada siklus I ini diawali dengan mengatur kelas dan mengabsen siswa, guru juga menanyakan materi pembelajaran yang sebelumnya dan menjelaskan sedikit kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan dipelajari, sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi A B C D sambil bertepuk tangan. Kemudian guru menanyakan kepada siswa mengenai benda-benda yang ada di dalam kelas. Guru menuliskan nama-nama benda yang disebutkan siswa di papan tulis. Guru menanyakan kepada siswa apa Bahasa Inggris dari nama-nama benda yang disebutkan siswa tersebut. Guru menanyakan kepada siswa, siapakah dari antara siswa yang tahu nama-nama benda tersebut dalam Bahasa Inggris. Guru menyuruh siswa agar mengangkat tangan jika siswa tersebut tahu apa Bahasa Inggris dari benda tersebut. Guru menyuruh beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menuliskan di papan tulis nama-nama benda tersebut dalam Bahasa Inggris. Guru mengucapkan kosakata Bahasa Inggris dengan tepat. Guru menyuruh siswa untuk mengikutinya dalam pengucapan Bahasa Inggris tersebut. Guru melakukan hal tersebut berulang-ulang hingga siswa dapat mengucapkannya dengan benar. Guru menyuruh beberapa orang siswa ke depan kelas untuk mengucapkan namanama benda tersebut. Guru memperbaiki pengucapan siswa tersebut jika siswa salah dalam mengucapkan kosakata tersebut. Guru mengulang kembali pengucapan kosakata yang ada di papan tulis dengan benar. Guru menyuruh siswa untuk mengikuti pengucapan kosakata yang dilakukan oleh guru. Guru melakukan pengucapan kosakata tersebut hingga berkali-kali. Guru memberikan contoh latihan berupa pertanyaan di papan tulis. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara menjawab pertanyaan tersebut. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa mengenai kosakata Bahasa Inggris yang baru dipelajarinya. Guru menyuruh beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil jawaban soal yang dipelajarinya. Guru memperbaiki pengucapan kosakata siswa yang salah. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Sebelum menutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Disinsen Disansen. c. Observasi Observasi dilakukan terhadap kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan apakah kondisi belajar mengajar telah sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi berupa daftar 45

checklist terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh gur, melakukan observasi daftar checklist terhadap penguasaan kosakata siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, banyak hal yang diperoleh peneliti antara lain : a) Masih banyak siswa yang sulit mengucapkan kosakata Bahasa Inggris dengan benar, b) Masih banyak siswa yang merasa takut untuk bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran yang dipelajari oleh siswa, c) Siswa sudah mulai merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran karena penggunaan metode latihan, d) Pada saat proses belajar mengajar, siswa sangat bersemangat karena sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi, e) Siswa juga sudah memahami nama-nama benda yang ada di dalam kelas dalam Bahasa Inggris, f) Siswa juga masih merasa malu untuk maju ke depan kelas dalam membacakan hasil jawabannya, serta g)masih banyak siswa yang kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Setelah penerapan metode Latihan yang dilakukan oleh peneliti juga dapat dinilai melalui lembar observasi, yaitu : a) Di dalam pembelajaran, guru kurang memberikan latihan pengucapan kosakata, b) Guru sudah baik dalam menjelaskan materi pembelajaran, c) Guru sudah baik dalam melibatkan siswa pada saat proses pembelajarn sedang berlangsung, d) Guru sudah baik dalam membuka pelajaran, e) Guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa, f) Guru kurang efektif dalam penggunaan waktu pembelajaran, g) Guru kurang menguasai kelas dengan baik, h) Guru sudah baik dalam menggunakan metode latihan dalam pembelajaran, i) Guru sudah baik dalam berinteraksi dengan siswa, j) Guru kurang dalam mengelola kelas dengan baik, serta k) Guru masih kurang dalam menutup pelajaran. Tabel 4. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I (Pertememuan Ke-1) N o Rentang Nilai 1. 1,00-1,74 2. 1,75-2,50 3. 2,51-3,26 4. 3,27-4,00 Jumla h Jumlah Siswa Persentase Keterangan 21 55,26% Kurang 14 36,84% Cukup 3 7,89% Baik 0 0,0% Sangat Baik 38 100% Berdasarkan tabel deskripsi hasil observasi pada siklus I (Pertemuan ke-1) di atas dapat dilihat bahwa penguasaan kosa kata siswa dalam pembelajaran materi kosa kata masih rendah. Dari 38 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 3 orang siswa (7,89%) yang termasuk dalam kategori Baik, 14 orang siswa (36,84%) yang termasuk dalam kategori Cukup, dan 18 orang siswa (56,25%) yang termasuk dalam kategori Kurang. Nilai rata-rata hasil observasi siswa yang diperoleh hanya mencapai 7,07. Berdasarkan hasil observasi guru dalam menggunakan metode latihan pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut : Tabel 7. Deskripsi Hasil Observasi Guru terhadap Peneliti pada Siklus I 46

Siklus I Pertemuan I 46,66% Pertemuan II 66,66% Deskripsi Dan Hasil Tindakan Siklus II Perencanaan Untuk mengatasi kelemahankelemahan dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran siklus I, maka perlu diadakan siklus II yaitu : 1. Peneliti menyampaikan materi pelajaran lebih jelas dan sistematis agar pemecahan konsep pelajaran yang diajarkan semakin jelas dan tegas. 2. Peneliti meningkatkan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran dengan sarana dan prasarana serta penjelasanpenjelasan yang lebih konkrit lagi. 3. Peneliti mengarahkan siswa agar lebih teliti dalam melaksanakan pembelajaran materi kosa kata dengan menggunakan metode latihan sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama dengan siklus I. Setelah melihat hasil observasi siswa pada siklus I, pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2, ternyata nilai ratarata hasil observasi masih rendah dan penguasaan kosakata masih rendah, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bahasa Inggris materi kosa kata dengan menggunakan metode latihan masih perlu ditingkatkan lagi. Perlu dilakukan tindakan yang lebih terarah lagi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembahasan selanjutnya, dengan melakukan tindakan yang lebih nyata tentang materi kosa kata. Tindakan yang peneliti lakukan adalah melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris pokok bahasan tentang kosa kata dengan menggunakan metode latihan untuk meningkatkan penguasaan kosa kata siswa pada siswa kelas IV SD Negeri No. 104202 Bandar Setia Kabupaten Deli Serdang Tahun Ajaran 2011/2012. Untuk mengaktifkan siswa dan terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran dilakukan dengan siklus II. Berikut adalah proses pelaksanaan siklus II yang dimulai dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap ini peneliti membuat alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris pokok bahasan tentang kosa kata, terutama tentang penguasaan konsep-konsep kosa kata. Perencanaan ini dilakukan khususnya pada siswa yang masih kurang memahami kosa kata, dan meminta siswa yang termasuk kategori Kurang untuk lebih memahami materi yang dijelaskan dan mengikuti pembelajaran lebih tekun lagi. Pelaksanaan Tindakan Selanjutnya pada kegiatan ini, peneliti bersama dengan guru pelajaran Bahasa Inggris menerapkan metode latihan untuk meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah merupakan pengembangan dari perencanaan yang sebelumnya dan akan dilaksanakan pada tahap ini. Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini diawali dengan mengatur kelas dan mengabsen siswa, guru juga menanyakan materi pembelajaran yang sebelumnya dan menjelaskan sedikit kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan dipelajari, sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi A B C D sambil bertepuk tangan. Kemudian guru menanyakan kepada siswa mengenai benda-benda yang ada di dalam kelas. Guru 47

menuliskan nama-nama benda yang disebutkan siswa di papan tulis. Guru menanyakan kepada siswa apa Bahasa Inggris dari nama-nama benda yang disebutkan siswa tersebut. Guru menanyakan kepada siswa, siapakah dari antara siswa yang tahu nama-nama benda tersebut dalam Bahasa Inggris. Guru menyuruh siswa agar mengangkat tangan jika siswa tersebut tahu apa Bahasa Inggris dari benda tersebut. Guru menyuruh beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menuliskan di papan tulis nama-nama benda tersebut dalam Bahasa Inggris. Guru mengucapkan kosakata Bahasa Inggris dengan tepat. Guru menyuruh siswa untuk mengikutinya dalam pengucapan Bahasa Inggris tersebut. Guru melakukan hal tersebut berulang-ulang hingga siswa dapat mengucapkannya dengan benar. Guru menyuruh beberapa orang siswa ke depan kelas untuk mengucapkan namanama benda tersebut. Guru memperbaiki pengucapan siswa tersebut jika siswa salah dalam mengucapkan kosakata tersebut. Guru mengulang kembali pengucapan kosakata yang ada di papan tulis dengan benar. Guru menyuruh siswa untuk mengikuti pengucapan kosakata yang dilakukan oleh guru. Guru melakukan pengucapan kosakata tersebut hingga berkali-kali. Guru menunjukkan kepada siswa menegenai media pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Guru menanyakan kepada siswa mengenai gambar-gambar yang ada pada media yang telah disediakan oleh guru. Guru menanyakan Bahasa Inggris dari gambar-gambar pada media tersebut. Guru bertanya kepada siswa, siapakah dari antara siswa yang mampu menyusun huruf kosakata tersebut. Guru menyuruh beberapa orang siswa untuk menyusun kata benda-benda yang ada di dalam kelas dengan menggunkan kartu huruf yang telah disediakan oleh guru. Setelah siswa menyusun kartu huruf tersebut hingga membentuk kosakata yang benar maka guru menyuruh siswa untuk membacakan kosakata tersebut dengan benar. Guru juga mengejakan setiap huruf yang menyusun kosakata tersebut. Guru menyuruh siswa untuk mengikuti guru dalam membaca ejaan huruf yang menyusun kosakata tersebut. Setelah selesai, guru menyuruh beberapa orang siswa untuk mengeja setiap huruf yang membentuk kosakata tersebut. Guru memperbaiki pengejaan yang salah yang dilakukan oleh siswa hingga siswa tersebut dapat mengucapkannya dengan benar. Guru memberikan contoh latihan berupa pertanyaan di papan tulis. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara menjawab pertanyaan tersebut. Guru memberikan soal-soal latihan kepada siswa mengenai kosakata Bahasa Inggris yang baru dipelajarinya. Guru menyuruh beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil jawaban soal yang dipelajarinya. Guru memperbaiki pengucapan kosakata siswa yang salah. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Sebelum menutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bernyanyi Disinsen Disansen. Observasi Observasi dilakukan terhadap kegiatan atau pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan apakah kondisi belajar mengajar telah sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi berupa daftar checklist terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh gur, melakukan 48

observasi daftar checklist terhadap penguasaan kosakata siswa. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, banyak hal yang diperoleh peneliti antara lain : a) Siswa sudah sangat baik dalam pengucapan kosakata Bahasa Inggris dengan benar, b) Siswa sudah sangat baik dalam menggunakan kosakata pada kalimat, c) Siswa sudah mengenal kosakata yang baru dengan ucapan yang jelas, d) Pada saat proses belajar mengajar, siswa sangat bersemangat karena sebelum memulai pembelajaran guru mengajak siswa untuk bernyanyi, e) Siswa juga sudah baik dalam membaca kosakata dengan intonasi yang benar, f) Siswa juga sudah sangat baik dalam menuliskan kosakata dengan benar, g) Siswa sudah berani tampil di depan kelas untuk menjawab pertanyaan guru, serta h) Siswa sudah berani dalam menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Setelah penerapan metode Latihan yang dilakukan oleh peneliti juga dapat dinilai melalui lembar observasi, yaitu : a) Di dalam pembelajaran, guru sudah sangat baik memberikan latihan pengucapan kosakata, b) Guru sudah sangat baik dalam menjelaskan materi pembelajaran, c) Guru sudah sangat baik dalam melibatkan siswa pada saat proses pembelajarn sedang berlangsung, d) Guru sudah sangat baik dalam membuka pelajaran, e) Guru sudah baik memberikan motivasi belajar kepada siswa, f) Guru sudah baik dalam penggunaan waktu pembelajaran, g) Guru sudah menguasai kelas dengan baik, h) Guru sudah sangat baik dalam menggunakan metode latihan dalam pembelajaran, i) Guru sudah sangat baik dalam berinteraksi dengan siswa, j) Guru sudah baik dalam mengelola kelas, serta k) Guru sudah sangat baik dalam menutup pelajaran. Berikut ini adalah data deskripsi hasil observasi pada siswa pada siklus II. Pembahasan Hasil Penelitian Persentase nilai rata-rata hasil observasi siswa telah meningkat dari 7,07 dengan nilai P = 1,77 pada saat siklus I (Pertemuan I) menjadi 9,39 dengan nilai P = 2,35 pada saat siklus I (Pertemuan II). Pada siklus II Persentase nilai rata-rata hasil observasi siswa telah meningkat menjadi 11,19 dengan nilai P = 2,80 (Pertemuan III) dan meningkat menjadi 12,28 dengan nilai P = 3,07 pada pertemuan IV. Dalam penelitian ini diketahui bahwa hasil observasi guru meningkat dari siklus II pada pertemuan III dan pertemuan IV. Hal inilah yang menunjukkan proses pelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode latihan yang dilakukan ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru. Hal ini dapat diketahui pada tabel, sebagai berikut. Tabel 14 Pertemuan I 46,66% Siklus I Pertemuan 66,66% II Pertemuan 73,33% III Siklus II Pertemuan 93,33% IV Hasil Observasi Guru terhadap Peneliti Pada Siklus I dan Siklus II KESIMPULAN Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa Penggunaan metode latihan dalam pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan 49

kosakata siswa dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Pada siklus II pertemuan III dan pertemuan IV, nilai aspek kemampuan guru dalam menggunakan metode latihan sudah sangat baik, hal ini terlihat dari hasil observasi guru siklus II pertemuan III yaitu P = 73,33% dan pertemuan IV P = 93,33%. Pada siklus II pertemuan III sudah mulai terlihat peningkatan kemampuan guru diantaranya telah tercapainya beberapa aspek kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran, penggunaan metode latihan dalam penyampaian materi pelajaran, pemberian latihan-latihan kepada siswa, penggunaan waktu dalam pembelajaran, memantau siswa dalam mengerjakan latihan. I. Saran Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya guru menggunakan metode latihan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode ini dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa dalam pembelajaran dan juga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. 2. Bagi siswa sendiri, diharapkan agar lebih meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris dalam belajar, serta aktif memberikan pertanyaan kepada guru jika ada kosakta yang kurang dimengerti. 3. Bagi pihak sekolah agar lebih meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan dan penguasaan kosakata bahasa inggris dengan mengadakan pelatihan tentang penggunaan strategi dan metode dalam pembelajaran serta menyediakan alat peraga atau media pembelajaran pada proses belajar mengajar. RUJUKAN Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara Darul Muna, 2003. Get Ready for Beginners. Penerbit PT. Erlangga. Jakarta. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Rosmala Dewi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Program Pascasarjana UNIMED Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : PT. Alfabeta Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : PT. Kencana Sardiman, A.M. 2009. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sudjana (1989), Metode Statistika. Bandung. PT. Gramedia. 50

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Suyanto K. 2008. English for Young Learners. Penerbit. :PT. Bumi Aksara. Jakarta. Suyanto K. dkk. 2007. English for Children. Penerbit. Universitas Terbuka. 51