Analisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

ANALISIS BILANGAN PEROKSIDA MINYAK SAWIT HASIL GORENGAN TEMPE PADA BERBAGAI WAKTU PEMANASAN DENGAN TITRASI IODOMETRI

PENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN

ANGKA PEROKSIDA PADA MINYAK KELAPA HASIL OLAHAN TRADISIONAL DAN HASIL OLAHAN DENGAN PENAMBAHAN BUAH NANAS MUDA

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DAN BILANGAN PEROKSIDA PADA MINYAK GORENG YANG DIGUNAKAN PEDAGANG GORENGAN DI JL. A.W SJAHRANIE SAMARINDA

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

EFEKTIVITAS AIR PERASAN BUAH NANAS (Ananas comocus) PADA PENINGKATAN NILAI MUTU MINYAK KELAPA (Coconus nucifera)

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

PENGARUH WAKTU SENTRIFUGASI KRIM SANTAN TERHADAP KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) (Susanti, N. M. P., Widjaja, I N. K., dan Dewi, N. M. A. P.

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KUALITAS LEMAK PADA BAGIAN PERUT IKAN PATIN DJAMBAL (Pangasius djambal)

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH DENGAN SUKROSA DAN PERBANDINGAN TEPUNG JAGUNG, UBI JALAR DENGAN KACANG HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK JENANG

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BUNGA PUKUL EMPAT SORE (MIRABILIS JALAPA L.) DAN WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KETENGIKAN MAKANAN GETUK LINDRI

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Transkripsi:

Analisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng Gunawan*, Mudji Triatmo MA* dan Arianti Rahayu** * ) Staf Kimia Analitik FMIPA UNDIP **) Staf Lab Analisis GIZI POLITEKKES Semarang Abstrak Penentuan angka peroksida dan asam lemak bebas dalam minyak goreng dari kedelai dengan variasi frekuensi menggoreng kentang telah dilakukan. Frekuensi menggoreng dilakukan 10 kali dengan selang waktu 30 menit, lama penggorengan 7 menit. Hasil penelitian menun jukan frekuensi menggoreng menyebabkan kenaikan suhu minyak pada akhir penggorengan. Angka peroksida mengalami kenaikan dari sampel minyak awal 0,3986 mg O/100 g menjadi 3,4690 mg O/100 g pada penggorengan ke-10. Pada proses menggoreng mulai ke -4 menghasilkan angka peroksida melebihi batas SII yaitu 1,1896 mg O/100 g (SII -92= 1 mg O/100 g). Sedangkan angka asam lemak bebas naik dari sampel awal 0,02995 % menjadi 0,3115% pada penggorengan ke -10. Pada penggorengan ke -10 tersebut menghasilkan angka asam lemak bebas melebihi batas SII (SII - 92= 0,3%). Kata kunci: Angka peroksida dan asam lemak bebas, minyak goreng kedelai, menggoreng. Abstact The research of determination of peroxide and free fatty acid values in soya bean oils with a variety of frying frequen cies had been done. The variety of that were done 10 treatments with the time between the treatment of 30 minutes and 7 minutes of frying. The research showed that at the end of the fryings there were increasing of soya bean oil temperatures. The peroxide values increased from the initial oil (unfried oil) to the oils at the treatment of tenth. They were 0.3986 mg O/100 g for the former anda 3.4690 mg O/100 g for the latter. The peroxide value was beyond the upper limit of SII (SII -92= 1 mg O/ 100 g) at the treatment of forth. While the free fatty acid values increased from 0.02995% to 0.3115%. On the treatment of tenth gave a value greater than the upper limit of SII, that is 0.3115% (SII -92=0.3%). SII: Standar Industri Indonesia (Indonesian Industry Stand ard) Keywords: Peroxide and free fatty acid values, soya bean oils, frying.

PENDAHULUAN Kedelai (Glycine max L) merupakan sumber protein dan dapat menghasilkan minyak bermutu tinggi. Minyak kedelai mempunyai kelebihan yang khas dibandingkan dengan jenis minyak nabati lain. Kandungan asam linoleat minyak kedelai mencapai 64%, paling tinggi diantara minyak sumber asam lemak tak jenuh lainnya seperti minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kacang tanah. Asam lemak ini merupakan asam lemak tak jenu h ganda yang paling potensial mencegah hiperkolesterol (Husaini, 1973 dan Haris, R.S. dan Karmas, E., 1989). Minyak kedelai mengandung lebih kurang 85% asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh lebih mudah diabsorpsi usus dan lebih mudah dicerna darip ada asam lemak jenuh. Nilai cerna asam lemak tidak jenuh dalam tubuh mencapai 94%. Disamping itu asam lemak tak jenuh juga dapat mencegah atau mengurangi gejala atheroclerosis (Ketaren, 1986). Subtitusi minyak nabati yang kaya akan asam lemak tidak jenuh (polyunsaturated fat) terhadap lemak hewan dan lemak nabati (saturated fat) akan menghasilkan penurunan kadar kolesterol (Muchtadi, 1989). Salah satu penggunaan minyak kedelai adalah sebagai minyak goreng. Minyak goreng merupakan medium penggoreng bahan mak anan yang berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan menambah nilai kalori bahan pangan. Sebagai penghantar panas minyak akan mengalami pemanasan yang menyebabkan perubahan fisika -kimia sehingga berpengaruh terhadap minyak tersebut dan bah an yang digoreng (Djatmiko dan Enie, A.B., 1985). Menggoreng bahan pangan merupakan metoda pemasakan bahan pangan (Ketaren, 1986). Kerusakan minyak selama proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai dari minyak dan bahan yang digoreng. Pada minyak yang rusak terjadi proses oksidasi, polimerisasi dan hidrolisis. Proses tersebut menghasilkan peroksida yang bersifat toksik dan asam lemak bebas yang sukar dicerna oleh tubuh (Ketaren, 1986). Senyawa polimer yang dihasilkan akibat pemanasan yang berulan g- ulang dapat menimbulkan gejala keracunan antara lain iritasi saluran pencernaan, pembengkaan organ tubuh, diare, kanker dan depresi pertumbuhan. Selain itu akan timbul rasa tengik akibat oksidasi yang pengaruhnya tidak diharapkan pada bahan pangan yang d igoreng. Pengaruh tersebut antara lain mengakibatkan kerusakan gizi, tekstur dan cita rasa (Muchtadi, 1989). Indikator kerusakan minyak antara lain adalah angka peroksida dan asam lemak bebas. Angka peroksida menunjukkan banyaknya kandungan peroksida di dalam minyak akibat proses oksidasi dan polimerisasi. Asam lemak bebas menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang dikandung oleh minyak yang rusak, terutama karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis (Sudarmadji, 1982). Syarat baku mutu minyak goreng dari Depa rtemen Perindustrian diberikan pada tabel 1. Tabel 1. Syarat mutu minyak goreng (Departemen Perindustrian 1992, SII - 0003-92).

Uraian Satuan Persyaratan Keadaan (bau dan rasa) Air Asam lemak bebas dihitung sebagai larutan asam Angka peroksida Cemaran: Timbal Tembaga Besi Arsen Minyak Pelikan - % % mg O/100 g - Normal Maksimum 0,3 Maksimum 0,3 Maksimum 1 Maksimum 0,1 Maksimum 0,1 Maksimum 1,5 Maksimum 0,1 Tidak ada Dalam penelitian ini diteliti kandungan angka peroksida dan asam lemak bebas dengan variasi menggoreng bahan pangan kentang, karena kentang sebagai salah satu bahan makanan pokok biasanya dikonsumsi dengan cara digoreng. BAHAN ALAT DAN METODA Bahan dan alat penggorengan Bahan: minyak goreng kedelai, kentang Alat: kompor gas, wajan aluminium, susuk dan serok, piring, pisau dan termometer. Bahan dan alat analisis angka peroksida dan angka asam Bahan: sampel minyak, asam asetat glasial, kloroform, larutan kalium Iodida jenuh, akuades, natrium thiosulfat 0,01N, alkohol 95% metr al, indikator pp 1% dan kalium hidroksida 0,05N. Alat: erlenmeyer, gelas ukur, labu takar, gelas beaker, pipet ukur, mikro buret, statif dan klem serta neraca analitis. Metoda 1. Proses menggoreng. Kentang setelah dikupas, dicuci, dipotong dengan ukuran 1x1 x3 cm. Kentang dan minyak ditimbang dengan perbandingan 1:2. Minyak dipanaskan, sesudah mencapai suhu siap untuk proses menggoreng bahan dimasukkan ke dalam minyak dan digoreng hingga matang. Tenggang waktu satu penggorengan dengan penggorengan selanjutnya 30 menit. 2. Penentuan angka peroksida. Ke dalam erlenmeyer 30 ml dicampurkan asam asetat glasial dan kloroform (3:2), kemudian sampel minyak 5 g dimasukkan ke dalam larutan tersebut. Selanjutnya ditambahkan KI jenuh 0,5 ml dan dikocok sampai jernih. Setelah 2 menit dari penambahan KI ditambah 30 ml akuades. Iod yang dibebaskan dititrasi dengan thiosulfat 0,01N. Pengerjaan blanko dengan cara yang sama hanya tidak menggunakan sampel minyak. 3. Penentuan angka asam lemak bebas. Sampel minyak 10 g dimasukkan ke dal am erlenmeyer, ditambahkan 50 ml alkohol 95%, ditutup dan dipanaskan sampai mendidih dan digojok kuat -kuat. Kemudian didinginkan, ditambah 3 tetes pp 1%, dititrasi dengan KOH 0,05N sampai terbentuk warna merah muda yang tetap.

suhu akhir oc Gunawan, Dkk.: Analisis Pangan:Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Hasil dan Pembahasan Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa minyak goreng kedelai mulai mendidih pada suhu 140 o C dan bahan makanan (kentang) digoreng hingga matang membutuhkan waktu 7 menit. Suhu menggoreng optimum 161-190 o C, sedangkan penentapan suhu awal pada penelitian 140 o C (Ketaren, 1986). Suhu akhir tiap kali menggoreng mengalami kenaikan seperti pada gambar 1. 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 perlakuan menggoreng ke- Gambar 1. Suhu saat menggoreng setiap perlakuan Dari gambar tersebut diketahui bahwa frekuensi menggoreng menyebabkan kenaikan suhu minya k pada akhir menggoreng. Hal ini disebabkan minyak dipanaskan akan terputus ikatan rantai karbonnya, sehingga titik asam minyak menurun. Keadaan ini menyebabkan penerimaan panas oleh minyak menjadi lebih cepat sehingga waktu yang dibutuhkan saat minyak mul ai dipanaskan hingga mencapai titik asap menjadi lebih cepat pada frekuensi menggoreng berikutnya. Menurut Winarno(1992) radiasi radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam atau enzim dapat menyebabkan lemak/minyak mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon lebih pendek. Sedangkan titik didih dari asam-asam lemak akan semakin meningkat dan bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut. Frekuensi menggoreng mengakibatkan perubahan sifat fisika minyak, minyak menjadi lebih kental, terdap at bau dan rasa yang tidak diinginkan dan warna minyak menjadi lebih keruh. Kekeruhan minyak mulai nampak jelas setelah proses penggorengan ke -6. Bahan pangan yang digoreng mempengaruhi proses pengeruhan minyak. Besarnya angka peroksida terhadap frekuensi menggoreng ditunjukkan pada gambar 2.

Angka Asam (%) Angka peroksida ( mg O/100 g) Gunawan, Dkk.: Analisis Pangan:Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perlakuan ke- Batas angka peroksida yang diperkenankan Gambar 2. Frekuensi menggoreng terhadap kenaikan angka peroksida Dari gambar 2 terjadi kenaikan angka peroksida, hal ini berarti pada minyak tersebut terjadi reaksi dengan oksigen pada ikatan rangkap dan terjadi reaksi berantai yang terus menerus menyediakan radikal bebas yang menghasilkan peroksida lebih lanjut. Minyak goreng murni yang belum digunakan untuk menggoreng mempunyai kadar peroksida terendah 0,3986 mg O/100 g. Hingga proses ke-3, minyak goreng kedelai masih sesuai dengan standar industri yang dianjurkan. Batas maksimal kandungan peroksida minyak adalah 1 mg O/100 g minyak (Standar industri Indonesia, 1992). Melebihi batas maksimal tersebut dikhawatirkan akan meracuni tubuh, terutama pada bahan makanan yang mengandung lemak dengan angka peroksida lebih dari 100. Hasil penentuan angka asam, minyak murni yang belum digunakan untuk menggoreng mempunyai kandungan angka asam lemak bebas paling rendah (0,02995%). 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perlakuan ke- Gambar 3. Frekuensi menggoreng terhadap kenaikan angka asam Dari gambar 3 diketahui bahwa setiap kali menggunakan untuk menggoreng, terjadi kenaikan angka asam lemak bebas. Beberapa hal yang dapat meningkatkan kandungan asam lemak bebas adalah proses oksidasi dan hidrolisis. Reaksi hidrolisis disebabkan oleh kandungan air dalam bahan pangan yang digoreng. Disamping itu terdapat enzim lipase pada

lemak atau minyak mampu menghidrolisis trigliserida sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan glise rol, akan tetapi pengaruh hidrolisis enzim ini tidak efektif, karena ada pemanasan. Reaksi lain yang menghasilkan asam lemak bebas adalah oksidasi. Asam bebas akan terbentuk selama proses oksidasi yang dihasilkan dari pemecahan dan oksidasi ikatan rangkap. Nilai terbesar asam lemak bebas adalah 0,3115 % dan mempunyai nilai yang melebihi batas ketentuan. Menurut Ketaren (1986) bahan pangan yang mengandung asam lemak bebas lebih besar dari 0,2% dari berat bahan pangan, akan mengakibatkan aroma yang tidak diin ginkan dan dapat meracuni tubuh. Sedang batas standar industri oleh Departemen Perindustrian adalah 0,3 % yang berarti nilai asam lemak bebas ini telah melewati toleransi. Dengan adanya pemanasan asam lemak tidak jenuh terurai akibat permukaan minyak yang panas dan kontak langsung dengan udara. Rantai karbon dalam ikatan rangkap terputus sehingga asam lemak bebas bertambah. Rantai karbon yang terputus berikatan dengan oksigen sehingga peroksida minyak juga bertambah. Kesimpulan Dari penelitian ini terdapa t pengaruh frekuensi menggoreng kentang dengan minyak goreng kedelai terhadap kenaikan angka peroksida dan angka asam lemak bebas. Proses menggoreng ke -4 menghasilkan angka peroksida 1,1896 mg O /100 mg yang melewati SII (SII 1,0 mg O/100 g). Angka asam p ada perlakuan ke-10 menghasilkan asam lemak bebas 0,3115% yang melebihi batas SII (SII 0,3%). Pustaka Apriyantono, A., 1989, Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan, IPB- Press, Bogor. Djatmiko, B. dan Enie, A.B., 1985, Proses Penggorengan dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak dan Lemak, Agro- Industri Press, Bogor. Haris, R.S. dan Karmas, E., 1989, Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan (ab. Suminar, A. dan Sofia, N.), edisi kedua, ITB, Bandung. Husaini, 1973, Faktor kholesterol terhadap bahaya penyakit jantung atheroklerosis, PERSAGI, Bogor. Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan lemak Pangan, UI- Press, Jakarta. Muchtadi, Tien, R. dan Sugiono, 1992, Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.