INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 36 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomo

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB III KEADAAN UMUM MENARA SUTET

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN

RUANG BEBAS SUTT ATAU SUTET DAN TATA CARA GANTI RUGI ATAU KOMPENSASI. Dosen : Ir.SYARIFFUDDIN MAHMUDSYAH,M.Eng.

STUDI PERENCANAAN SALURAN TRANSMISI 150 kv BAMBE INCOMER

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN. SUTT/SUTET Dan ROW. Belajar & Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai Nilai Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkitan, Penyaluran ( Transmisi ) dan distribusi seperti pada gambar

LAMPIRAN A KUAT MEDAN LISTRIK PADA TITIK UJI A, B, DAN C UNTUK BERBAGAI MACAM JENIS KONFIGURASI KAWAT PENGHANTAR

LAMPIRAN B. Jarak Bebas Minimum Horisontal dari Sumbu Vertikal Menara/Tiang. Jarak Horisont al Akibat Ayunan Kondukt or H (m)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI. Nomor : 01.P/47/MPE/1992. Tanggal.: 07 Februari 1992

BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LINDUNGAN LINGKUNGAN TENAGA LISTRIK

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR :. TAHUN TENTANG

PERHITUNGAN ARUS INDUKSI ELEKTROSTATIS DI BAWAH SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 KV DI JALUR PEDAN-UNGARAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

Generation Of Electricity

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

BAB II PENANGKAL PETIR DAN ARUS PETIR. dan dari awan ke awan yang berbeda muatannya. Petir biasanya menyambar objek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI. HASBULLAH, MT Teknik Elektro FPTK UPI 2009

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY

USAHA, ENERGI & DAYA

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Muhammad Ihsan #1, Ira Devi Sara *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009

BEBERAPAKECENDERUNGAN TEKNOLOGIENERGI LAINNYA

Mengenal sistem ketenaga kelistrikan. Pertemuan 10-13

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

Analisa Dampak SUTET 500 KV Bagi Masyarakat Yang Berada Disekitarnya

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

DAFTAR ISI... PARAKATA... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

KAJIAN KUAT MEDAN LISTRIK PADA KONFIGURASI HORISONTAL SALURAN TRANSMISI 150 KV

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

BAB II TEORI DASAR.

BAB III PEMBAHASAN DAN DASAR PERENCANAAN

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MEDAN MAGNETIK TERHADAP OPERATOR YANG BEKERJA DI SALURAN TRANSMISI MENGGUNAKAN METODE 3-D ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PERENCANAAN SALURAN UDARA TRANSMISI TEGANGAN TINGGI APLIKASI TANJUNG JABUNG - SABAK JAMBI

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran - 2 National Safety Requirements

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

1. Proteksi Generator

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

TENAGA LISTRIK JILID 1

BAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para

SKRIPSI. STUDI INTENSITAS MEDAN LISTRIK DI SUTT 150 kv KONFIGURASI VERTIKAL UNTUK LINGKUNGAN PEMUKIMAN. I Nyoman Yudi Prayoga

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK

ANALISA PENGARUH EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP ANDONGAN DAN TEGANGAN TARIK PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI DAN SUMBER ENERGI NON-KONVENSIONAL

Transkripsi:

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK A.1 Pembangkit Listrik Bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrikdari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTD, PLTA, dll. Tabel 0-1 Spesifikasi Teknis Pembangkit Listrik Jenis Definisi Spesifikasi Teknis Pembangkit listrik Pembangkit listrik tenaga air Potensi tenaga air didapat pada sungai yang mengalir di tenaga air (PLTA) (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi daerah pegunungan. Untuk dapat memanfaatkan potensi dari sungai ini, Membendung sungai tersebut dan airnya disalurkan ke bangunan air PLTA. energi mekanik (dengan Ditinjau dari cara membendung air, PLTA dapat dibagi menjadi bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi 2 kategori yaitu : 1 PLTA run off river listrik(dengan bantuan air sungai dialihkan dengan menggunankan dam yang generator). dibangun memotong aliran sungai. Air sungai ini kemudian disalurkan ke bangunan air PLTA. 2.PLTA dengan kolam tando (reservoir) air sungai dibendung dengan bendungan besar agar terjadi penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air di kolam tando disalurkan ke bangunan air PLTA. Contoh mengenai hal ini yaitu PLTA Asahan yang menggunakan Danau Toba sebagai kolam tando, karena Sungai Asahan mengalir dari Danau Toba. PLTD Suatu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga diesel sebagai penggerak utama untuk menggerakan generator sehingga dihasilakn listrik untuk menyupali beban-beban. Dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih tersediannya bahan bakar. Dalam operasinya tidak bergantung pada alam hanya dipakai untuk melayani konsumen pada saat beban puncak karena mahalnya bahan bakar yang digunakan PLTP Pembangkit listrik tenaga panas bumi, adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi 1

Jenis Definisi Spesifikasi Teknis didalamnya PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari steam untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik melalui generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran. listrik. Secara garis besar sistem pembangkit listrik tenaga uap terdiri dari beberapa peralatan utama diantaranya: boiler, turbin, generator, dan kondensor. A.2 Sistem Prasarana Listrik Terdiri atas jaringan SaluranUdara Tegangan Ultra Tinggi (SUTUT), Saluran UdaraTegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Saluran UdaraTegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah provinsi / kabupaten. 1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). SUTET adalah Saluran Udara dengan kekuatan 500 kv yang ditujukan untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan dengan efisien. Ruang bebas ditetapkan dengan mempertimbangkan : jarak konduktor dari sumbu vertikal menara/tiang; jarak horizontal akibat ayunan (swing) konduktor pada kecepatan angin 15 m/detik (sudut ayunan 20 o ); jarak bebas impuls petit atau jarak bebas impuls switsing untuk SUTET jarak bebas minimum vertikal dari konduktor; lendutan konduktor didasarkan pada suhu konduktor maksirnum (80 C untuk ACSR - konduktor alumunium berpenguat baja). Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTET ditetapkan dengan mempertimbangkan: persyaratan keselamatan dari medan Iistrik dan medan magnet yang ditetapkan oleh IRPA/ INIRC; obyek berjarak 1 m di atas bumi (untuk jarak bebas minimurn vertikal ke bumi); 2

SUTET 275 kv sirkit ganda menggunakan bundel konduktor: 2 x A1/S2A atau 2 x A1/S2B (ACSR), atau 2 x A1/SA1A (ACSR/AS) berukuran 250 mm 2-26/7 sampai dengan 450 mm 2-54/7 dengan spasi 40 cm; SUTET 500 kv sirkit tunggal dan ganda menggunakan bundel konduktor: 4 x A1/S2A atau 4 x A1/S2B (ACSR), atau 4 x A1/SA1A (ACSR/AS) berukuran 250 mm 2-26/7 sampai dengan 450 mm 2-54/7 dengan spasi 45 cm; jarak gawang dasar SUTET 275 kv: 400 m, jarak gawang dasar SUTET 500 kv: 450 m; susunan fase secara vertikal untuk sirkit ganda pada SUTET 275 kv dan 500 kv; jarak antar sirkit pada SUTET 275 kv sirkit ganda: 11,6 m; jarak antar sirkit pada SUTET 500 kv sirkit ganda: 14,6 m; dan jarak antar fase pada SUTET 500 kv sirkit tunggal: 12 m. Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor pada SUTET dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 0-2 Jarak Bebas Minimum Vertikal dari Konduktor (C) 6,0 8,5 No Lokasi 275 kv (m) 500 kv (m) 1 Lapangan terbuka atau daerah terbuka a 10,5 12,5 2 Daerah dengan keadaan tertentu 7,0 9,0 3 Bangunan, jembatan Tanaman/tumbuhan, hutan 7,0 9,0 4 Perkebunan b 11,0 15,0 5 Jalan/Jalan raya/rel kereta api a 15,0 18,0 6 Lapangan umum a SUTT lain, saluran udara teganagan rendah 5,0 8,5 (SUTR), saluran udara tegangan menengah (SUTM), saluran udara komunikasi, antenna dan kereta gantung b 7 Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang/tertinggi pada lalu lintas air b Catatan : Jarak bebas minimum vertikal dihitung dari permukaan bumi atau permuka jalan/rel b Jarak bebas minimum vertikal dihitung sampai titik tertinggi/terdekatnya. Jarak bebas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang pada SUTET dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 0-3 Jarak Bebas Minimum Horizontal dari Sumbu Vertikal Menara/ Tiang N o Saluran Udara Jarak dari Sumbu Vertikal menara/ Tiang ke Konduktor Jarak Horizontal Akibat Ayunan Konduktor Jarak Bebas Impuls Switising Total Pembulatan 1 SUTET 275 kv sirkir ganda 2 SUTET 500 kv Sirkit Tunggal 3 SUTET 500 kv Sirkit Ganda L (m) H (m) I (m) L + H + I (m) (m) 5,80 5,13 1,80 12,73 13,00 12,00 6,16 3,10 21,26 22,00 7,30 6,16 3,10 16,56 17,00 3

Gambar 0-1 Penampang Memanjang Ruang Bebas Gambar 0-2 Ruang Bebas SUTET 275 kv dan 500 kv Sirkit Ganda 4

L :Jarak horizontal akibat ayunan konduktor I : Jarak bebas impuls switsing C : Jarak bebas minimum vertical D : Jarak andongan terendah di tengah gawang (antara dua menara) Gambar 0-3 Ruang Bebas SUTET 275 kv dan 500 kv Sirkuit Tunggal 2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Ruang bebas ditetapkan dengan mempertimbangkan : jarak konduktor dari sumbu vertikal menara/tiang; jarak horizontal akibat ayunan (swing) konduktor pada kecepatan angin 15 m/detik (sudut ayunan 20 o ); jarak bebas impuls petit- untuk SUTT; jarak bebas minimum vertikal dari konduktor; dan lendutan konduktor didasarkan pada suhu konduktor maksirnum (80 C untuk ACSR - konduktor alumunium berpenguat baja). Tabel 0-4 Jarak Bebas Minimum Impuls Petir Tegangan Nominal (kv) (nilai efektif) Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kv) (nilai efektif) Tegangan ketahanan impuls petir standar (kv) (nilai puncak) Jarak bebas minimum (mm) Struktur ke batang 66 72,5 325 630 630 150 170 750 1500 1500 Struktur ke konduktor Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT ditetapkan denganmempertimbangkan : lendutan konduktor didasarkan pada suhu konduktor maksimum (80 C untuk ACSR - konduktor alumunium berpenguat baja); Lendutan konduktor antara dua menara/tiang; konduktor dengan jenis sesuai IEC 1089: A1/S2A atau A1/S2B (ACSR), atau A1/SA1A (ACSR/AS) berukuran 125 mm2 26/7 sampai dengan 450 mm2-54/7; lendutan maksimum diukur pada tengah gawang; jarak gawang dasar SUTT 66 kv menara baja: 300 m; jarak gawang dasar SUTT 66 kv tiang baja: 160 m; jarak gawang dasar SUTT 66 kv tiang beton: 60 m; jarak gawang dasar SUTT 150 kv menara baja: 350 m; jarak gawang dasar SUTT 150 kv tiang baja: 200 m; dan jarak gawang dasar SUTT 150 kv tiang beton: 80 m. 5

Jarak bebas minimurn vertikal dari konduktor pada SUTT dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 0-5 Jarak Bebas Minimum Vertikal dari Konduktor (C) No Lokasi 66 kv (m) 150 kv (m) 3,0 4,0 1 Lapangan terbuka atau daerah terbuka a 7,5 8,5 2 Daerah dengan keadaan tertentu 4,5 5,0 3 Bangunan, jembatan Tanaman/tumbuhan, hutan 4,5 5,0 4 Perkebunan b 8,0 9,0 5 Jalan/Jalan raya/rel kereta api a 12,5 13,5 6 Lapangan umum a SUTT lain, saluran udara teganagan 3,0 4,0 rendah (SUTR), saluran udara tegangan menengah (SUTM), saluran udara komunikasi, antenna dan kereta gantung b 7 Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang/tertinggi pada lalu lintas air b Catatan : a Jarak bebas minimum vertikal dihitung dari permukaan bumi atau permuka jalan/rel b Jarak bebas minimum vertikal dihitung sampai titik tertinggi/terdekatnya. Jarak bebas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang pada SUTT dapat dilihat pada tabel berikut. No Tabel 0-6 Jarak Bebas Minimum Horizontal dari Sumbu Vertikal Menara/Tiang Saluran Udara 1 SUTT 66 kv tiang baja 2 SUTT 66 kv tiang beton 3 SUTT 66 kv menara 4 SUTT 150 kv tiang baja 5 SUTT 150 kv tiang beton 6 SUTT 150 kv menara Jarak dari Sumbu Vertikal menara/ Tiang ke Konduktor Jarak Horizontal Akibat Ayunan Konduktor Jarak Bebas Impuls Petir Total Pembulatan L (m) H (m) I (m) L + H + I (m) (m) 1,80 1,37 0,63 3,80 4,00 1,80 0,68 0,63 3,11 4,00 3,00 2,74 0,63 6,37 7,00 2,25 2,05 1,50 5,80 6,00 2,25 0,86 1,50 4,61 5,00 4,20 3,76 1,50 9,46 10,00 6

L : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor I :Jarak bebas impuls switsing C : Jarak bebas minimum vertical D : Jarak andongan terendah di tengah gawang (antara dua menara) Gambar 0-4 Ruang Bebas SUTT 66 kv dan 150 kv Tiang Baja A.3 Garis sempadan jalur arus listrik tegangan tinggi Ketentuan lebar sempadan jaringan tenaga listrik adalah sebagai berikut: a. Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik; b. Ketentuan jarak bebas minimum antara penghantar Jalur Arus Listrik Tegangan Tinggi dengan tanah dan benda lain ditetapkan sebagai berikut: Tabel 0-7 Jarak Bebas Minimum Jalur Arus Listrik Tegangan Tinggi No. Lokasi SUTT SUTET Saluran Kabel SUTM SUTR 66 KV 150 KV 500 KV SKTM SKTR 1 Bangunan beton 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 2 Pompa bensin 20 m 20 m 20 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 3 Penimbunan bahan bakar 50 m 20 m 50 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 4 Pagar 3 m 20 m 3 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 5 Lapangan terbuka 6,5 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 6 Jalan raya 8 m 20 m 15 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 7 Pepohonan 3,5 m 20 m 8,5 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m 8 Bangunan tahan api 3,5 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 9 Rel kereta api 8 m 20 m 15 m 20 m 20 m 20 m 20 m 10 Jembatan besi/ tangga besi/ kereta 3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m listrik 11 Dari titik tertinggi tiang kapal 3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m 12 Lapangan olah raga 2,5 m 20 m 14 m 20 m 20 m 20 m 20 m 13 SUTT lainnya penghantar udara 3 m 20 m 8,5 m 20 m 20 m 20 m 20 m tegangan rendah, jaringan telekomunikasi, televisi dan kereta gantung Keterangan: SUTR = Saluran Udara Tegangan Rendah SUTM = Saluran Udara Tegangan Menengah SUTT = Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTET = Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 7

SKTR = Saluran Kabel Tegangan Rendah SKTM = Saluran Kabel Tegangan Menengah Sumber: 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 tentang RTH 2. SNI 04-6918-2002 tentang Ruang bebas dan jarak bebas minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 8