#11 MANAJEMEN RISIKO K3

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN RESIKO K3I

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

PENGELOLAAN KOMUNIKASI DAN PENERAPAN K3

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

PERTEMUAN #8 PENGELOLAAN KOMUNIKASI DALAM PENERAPAN K3 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

Kepemimpinan & Komitmen

Persyaratan Dokumentasi

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap risiko, terlalu percaya diri, kurang kesungguhan dan berkelakar di tempat

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

PENGELOLAAN OPERASI K3

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Persyaratan Dokumentasi

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Pembahasan Materi #12

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Dr. Ir. Katharina Oginawati MS

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S)

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR: PER.05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MENTERI TENAGA KERJA

A. KRITERIA AUDIT SMK3

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 7 8)

RISK MANAGEMENT PROCEDURE RISK MANAGEMENT PROCEDURE

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

#2: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d T a u f i q u r R a c h m a n TKT302 K3I Materi #12

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Hukum Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Landasan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

Ch.8. Mempertimbangkan Pengendalian Internal

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

KUISIONER PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN PENUAAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

PEDOMAN KNAPPP 02:2007 Persyaratan Umum Akreditasi Pranata Litbang

2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Transkripsi:

#11 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan Manajemen Risiko dalam sebuah organisasi adalah organisasi yang dapat menerapkan metode pengendalian risiko apapun sejauh metode tersebut mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, memilih prioritas, dan mengendalikan risiko dengan melakukan pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk menerapkan manajemen risiko dalam sebuah organisasi, dalam Gambar 1 ditunjukkan bagan manajemen risiko, dan Gambar 3 merupakan langkah pengelolaan risiko. Klasifikasi Aktifitas Kerja Identifikasi Bahaya Menentukan Risiko Menyusun Prioritas Memilih Sasaran Penting Memberikan Penilaian Sasaran Membuat Program Menerapkan Program Melakukan Tinjauan Gambar 1. Bagan Manajemen Risiko Pengelolaan Risiko antara lain: Langkah-langkah pengelolaan risiko dalam sebuah organisasi, 1 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

1. Identifikasi Bahaya 1.1. Beberapa pertimbangan yang dapat dilaukan untuk mengidentifikasi bahaya, yaitu: Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan bahaya. Jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi. 1.2. Aktifitas yang digunakan dalam identifikasi bahaya, antara lain: Konsultasi dengan pekerja. Konsultasi dengan tim K3. Melakukan pertimbangan. Melakukan safety audit. Melakukan pengujian. Analisis rekaman data. Mengumpulkan informasi dari desainer/pembuat, konsumen, supplier, dan organisasi. Evaluasi Teknis dan keilmuan. Pemantauan lingkungan dan kesehatan. Melakukan survey terhadap karyawan. 2. Menilai Risiko dan Seleksi Prioritas Merupakan proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan akibat kerja. Tujuannya adalah untuk menentukan prioritas tindak lanjut karena tidak semua aspek bahaya potensial dapat ditindak lanjuti. Metode untuk penilaian risiko, antara lain: Untuk setiap risiko: Menghitung setiap insiden. Menghitung konsekuensi. Kombinasi penghitungan keduannya. Menggunakan rating setiap risiko, dengan mengembangkan daftar prioritas risiko kerja. 2 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

2.1. Menentukan Peluang Faktor yang mempengaruhi terjadinya peluang sebuah insiden, antara lain: Frekuensi situasi terjadinya Jumlah orang yang terkena Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena Karakteristik yang terlibat Durasi kejadian Pengaruh posisi terhadap bahaya Tingkat kerusakan Jumlah material atau tingkat kejadian Kondisi lingkungan Kondisi peralatan Efektivitas pengendalian 2.2. Menentukan Konsekuensi Faktor yang mempengaruhi konsekuensi, antara lain: Potensi pada reaksi berantai Konsentrasi substansi Volume material Kecepatan proyektil dan pergerakkan bagiannya Ketinggian benda Jarak pekerja dari bahaya potensial Berat pekerja 3. Menetapkan Pengendalian Merupakan kegiatan perencanaan penglolaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan produk barang dan jasa yang dapat menimbulkan risiko kecelakaan. Metode yang dapat digunakan untuk pengendalian risiko, antara lain: 3 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Pengendalian teknis/rekayasa, yang meliputi eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi, hygiene, dan sanitasi. Pendidikan dan pelatihan. Pembangunan kesadaran motivasi. Evaluasi melalui internal audit. Penegakan hukum. Hirarki/urutan dalam pengendalian risiko dapat dilihat dalam gambar berikut ini. Menghilangkan Penggantian Engineering/rekayasa Gambar 2. Hirarki Pengendalian Risiko 4. Penerapan Langkah Pengendalian Untuk menerapkan pengendalian, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: Mengembangkan Prosedur Kerja Tujuannya adalah sebagai alat pengatur dan pengawas terhadap bentuk pengendalian bahaya yang dipilih. Komunikasi Menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat pengendali bahaya dan alasan penggunaannya. Menyediakan Pelatihan Agar pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali yang diterapkan. 4 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Pengawasan Memastikan alat pengendali bahaya potensial digunakan secara benar. 5. Pemantauan dan Tinjauan Merupakan langkah terakhir dalam proses ini, dan harus dilakukan pada interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi. Untuk menentukan periode pemantauan (monitoring) dan tinjauan risiko tergantung pada: Sifat dari bahaya. Magnitude (tingi/rendah) risiko. Perubahan operasi. Perubahan dari metode kerja. Perubahan peraturan dan organisasi. Secara ringkas, langkah pengelolaan risiko dalam organisasi dalat dilihat dalam gambar 3. Pembuatan Sasaran K3 Organisasi harus menetapkan dan memelihara dokumen sasaran K3 di setiap fungsi dan level yang relevan dalam organisasi. Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan K3 harus dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja, Ahli K3, P2K3, dan pihakpihak lain yang terkait. Menentukan Skala Prioritas Penetapan Sasaran K3 Dalam menetapkan sasaran K3, akan ditemui kendala terkait dengan prioritas. Beberapa input/masukan yang dapat digunakan dalam penetapan sasaran antara lain: 5 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian risiko. Persyaratan hukum dan perundang-undangan. Pilihan Teknologi. Persyaratan Keuangan, operasional dan bisnis. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait. Analisis kerja. Rekaman-rekaman ketidaksesuaian K3. Hasil dari tinjauan manajemen. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan. Langkah 4: Pemantauan dan Tinjauan Langkah 1: Identifikasi Bahaya Adakah peraturan/ standar yang harus diidentifikasi Langkah 4: Menerapkan Pengendalian Tidak Langkah 2: Identifikasi Bahaya Ya, ikuti informasi yang ditentukan Langkah 3: Menetapakan Pengendalian Gambar 3. Langkah Pengelolaan Risiko 6 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Seleksi Prioritas Untuk menyeleksi prioritas, terdapat beberapa pertimbangan, antara lain: Keberadaan peraturan, persyaratan dan perundang-undangan. Pengendalian risiko yang ada. Dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki nilai-nilai yang disebut SMART, yaitu: pesifik easurable (terukur dan terhitung) chievable (dapat tercapai) ealistic ime frame (jangka waktu) Manajemen K3 Program manajemen K3 harus menyediakan alokasi tanggung jawab, wewenang, dan durasi waktu yang sesuai dengan aktivitas. Selain itu manajemen K3 juga harus mengidentifikasi personel yang bertanggung jawab dalam pencapaian sasaran K3, identifikasi bahaya potensial, dan pengendalian risiko yang sesuai. Beberapa input/masukan untuk program manajemen K3, antara lain: Kebijakan dan sasaran K3. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian risiko. Detail proses dari produk dan jasa yang dihasilkan. Tinjauan dari perubahan teknologi yag sesuai. 7 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Aktivitas tindakan perbaikan. Ketersediaan sumber daya yang diperlukan mencapai sasaran K3 Risiko Kegiatan Produksi Dalam kegiatan produksi, beberapa risiko yang dapat diidentifikasi antara lain: Kecelakaan kendaraan. Terjatuh. Keracunan cairan kimia. Kebakaran dan Terbakar. Keracunan gas kimia. Dan masih banyak lagi Tertimpa. Menurut sumber National Safety Council, indikasi rata-rata risiko pekerjaan dalam beberapa tipe industri adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rata-rata Risiko Pekerjaan Beberapa Tipe Industri Tipe Industri Rata-rata Risiko Pekerjaan Agrikultur 6.1 Mining 1.7 Konstruksi 7 Manufacturing 255.2 Transportasi 13.4 Trade 25.2 Finance 8.3 Services 51.3 Total 368.3 Menurut data dari National Safety Council, nilai rata-rata dari manufaktur paling tinggi, maksudnya tingkat rata-rata risiko pekerjaan manufaktur paling tinggi diantara yang lainnya. 8 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Beberapa cara untuk mengurangi risiko dalam kegiatan industri manufaktur, antara lain: 1. Memperbaiki manajemen dalam perusahaan. 2. Membangun hubungan antara manajemen dan pekerja, sehingga manajemen dapat mengetahui apa yang dibutuhkan pekerja untuk mengurangi risiko dalam pekerjaannya. 3. Memodifikasi layout setiap mesin dan fasilitas. 4. Melakukan pemeriksaan reabilitas fasilitas dan mesin secara periodik. 5. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dengan standar. 6. Melatih para operator. 7. Membuat Standar Operating Procedure (SOP) yang baik. Membuat peraturan khusus mengenai K3. Daftar Pustaka Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta 9 / 9 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)