PERANCANGAN ALAT PEMOTONG NENAS YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Perancangan Ulang Alat Perajangan Daun Tembakau Untuk Mengurangi Keluhan Pada Pekerja

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN I-1

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB II LANDASAN TEORI

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

REDESAIN BONCENGAN ANAK PADA SEPEDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

PERBAIKAN STASIUN PEMOTONGAN BAHAN BAKU MELALUI PERANCANGAN ALAT BANTU PEMOTONG SPON DENGAN MENGGUNAKAN METODE KREATIF DI IKM PERMATA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

kondisi fasilitas kerja yang tidak beraturan menyebabkan produk yang dihasilkan kurang produktif.

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB IV PEMBAHASAN 4. Pembahasan 4.1 Pengumpulan Data 4.2 Pengolahan Data

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

BAB I PENDAHULUAN. UMKM dan penyerapan tenaga kerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

Transkripsi:

PERANCANGAN ALAT PEMOTONG NENAS YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Nofirza 1 dan Dedy Syahputra 2 Abstrak: Sentra industri keripik Nenas yang berada di Desa Kualu Nenas saat ini masih menggunakan alat pemotong nenas yang manual yaitu pisau dan papan alas dalam proses produksinya. Hal ini mengakibatkan masih tidak homogennya hasil potongan nenas, lamanya waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan, kurang ergonomisnya posisi pekerja pada saat melakukan aktifitasnya dan dan munculnya beberapa keluhan ketidaknyamanan dari pekerja. Penelitian ini bertujuan merancang alat pemotong nenas yang efisien dan efektif menggunakan data antropometri seluruh pekerja. Menerapkan langkah-langkah konsep perancangan produk, penelitian ini berupaya menghasilkan sebuah alat pemotong nenas yang lebih baik dalam meningkatkan produktivitas kerja. Data antropometri yang digunakan dalam perancangan yaitu Tinggi popliteal (Tpo), Tinggi siku duduk (Tsd), Lebar telapak tangan (Ltt) dan Panjang telapak tangan (Ptt). Hasil rancangan produk pada penelitian ini kemudian diujicobakan terhadap 18 pekerja dan diperoleh hasil pengujian bahwa pemotongan nenas menggunakan hasil rancangan dapat meminimalkan waktu produksi sebesar 28.11 detik (64.08%), dan menurunkan kerusakan hasil potongan sebesar 37.36%. Keywords: Alat pemotong nenas, Antropometri, Efektif, Efisien, Ergonomis PENDAHULUAN Desa Kualu Nenas termasuk kawasan sentra industri keripik nenas binaan Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar, Dinas Pertanian Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau. Kualu Nenas memiliki 7 merek kemasan, yaitu: Berkat Bersama, Munis Yus, Aroma Rasa, Sakinah, Sinar Hidayah, Prima Tani, dan Madani. Saat ini proses pemotongan nenas masih bersifat manual, walaupun sebenarnya telah ada alat pemotong nenas yang merupakan bantuan dari Dinas Pertanian, namun alat tersebut tidak dimanfaatkan oleh kelompok tani karena tidak efektif yaitu hasil potongan yang tidak bisa dipakai. Pengerjaan manual dilakukan dengan menggunakan pisau dan papan alas untuk memotong nenas yang merupakan bahan utama pembuat keripik. Dari hasil studi pendahuluan dengan menyebarkan kuisioner diketahui mayoritas pekerja merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja dengan posisi duduk dan menggunakan alat pemotong pisau dan dari data yang terkumpul diketahui dari proses pemotongan buah nenas tersebut banyak yang timbul keluhan-keluhan sebagai berikut: 1. Hasil pemotongan buah nenas yang tidak homogen. 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau Jl. HR. Soebrantas KM.15 Panam, Pekanbaru-Riau Email: novirza@yahoo.com 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau Jl. HR. Soebrantas KM.15 Panam, Pekanbaru-Riau Naskah diterima: 12 Pebruari 2012, direvisi: 18 Mei 2012, disetujui: 30 Mei 2012 41

Nofirza & Syahputra/Perancangan Alat Pemotong Nenas./ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(41-50) 2. Pekerja merasa sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memotong buah nenas dengan ketebalan yang homogen, sehingga mudah muncul rasa bosan. 3. Pekerja membutuhkan konsentrasi dan ketelitian yang cukup tinggi untuk melakukan pemotongan buah nenas dan resiko tangan terluka akibat mata pisau sangat besar. 4. Pekerja sering merasakan nyeri atau sakit pada bagian leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, paha, dan kaki. ERGONOMI Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan ekfetif, aman dan nyaman [Sutalaksana, 1979]. Ergonomi dimaksudkan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan [Susihono, 2009]. Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Dengan memanfaatkan informasi mengenai sifat-sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia yang dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal, sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada [Susihono, 2009]. Sasaran dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman dan tentram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan untuk perancangan produk, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan produktivitas kerja [Susanti, 2009]. PRODUKTIVITAS Produktivitas sering diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga dipakai untuk menghampiri usaha yang dilakukan oleh manusia. Sebagai ukuran efisiensi atau produktivitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolok ukurnya [Sritomo Wignjosoebroto, 1995]. Beberapa faktor yang menjadi masukan atau input dalam menentukan tingkat produktivitas adalah: a. Tingkat pengetahuan (Degree of Knowledge) b. Kemampuan teknis (Technical Skill) c. Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (Managerial skill) d. Motivasi kerja ANTHROPOMETRI Anthropometri berasal dari kata anthro yang artinya manusia dan kata metri yang artinya ukuran. Anthropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang secara luas dapat di gunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk ataupun sistem kerja yang melibatkan manusia [Agus, 2005]. 42

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 Data Antropometri dan Pengukurannya Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka anggota tubuh yang perlu diukur adalah seperti terlihat pada gambar 1 sebagai berikut [Wignjosoebroto, 1995]: Gambar 1. Antropometri Tubuh yang biasa digunakan dalam perancangan Antropometri Posisi Berdiri Antropometri posisi berdiri untuk diterapkan pada ergonomi yang terpenting adalah [Liliana, 2007]: 1. Tinggi badan 2. Tinggi bahu 3. Tinggi pinggul 4. Tinggi siku 5. Depa 6. Panjang Lengan Antropometri Tangan Beberapa Antropometri tangan yang perlu diukur adalah [Liliana, 2007]: 1 Panjang tangan (A) 2 Panjang telapak tangan (B) 3 Lebar tangan sampai ibu jari (C) 4 Lebar tangan sampai matakarpal (D) 5 Ketebalan tangan sampai matakarpal (E) 6 Lingkar tangan sampai telunjuk (F) 7 Lingkar tangan sampai ibu jari (G) Karena populasi yang beragam, maka prinsip-prinsip yang harus diambil dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti di bawah ini: 1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu ekstrim 2. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan 3. Perancangan fasilitas berdasarkan ukuran rata-rata 43

Nofirza & Syahputra/Perancangan Alat Pemotong Nenas./ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(41-50) Gambar 2. Antropometri Tangan Data antropometri penelitian ini diperoleh melalui pengukuran terhadap seluruh pekerja pada Home industry di Sentra industri keripik nenas Desa Kualu nenas. Jumlah seluruh pekerja yang bekerja pada home industry tersebut adalah 18 (delapan belas) orang. Data antropometri yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Tinggi popliteal (Tpo) Cara pengukuran yaitu tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan lutut bagian dalam. 2. Tinggi siku duduk (Tbd) Cara pengukurannya yaitu ukur jarak vertikal tinggi siku dalam posisi duduk. 3. Lebar telapak tangan (Ltt) Cara mengukurnya yaitu dengan lebar tangan dalam posisi tangan terbentang ke kanan- tangan kiri. 4. Panjang telapak tangan (Ptt) Cara pengukurannya yaitu dengan mengukur panjang tangan dari pergelangan sampai dengan ujung jari. KONSEP PERSENTIL Dalam konsep persentil ini ada dua konsep yang perlu dipahami. Pertama, persentil Antropometri pada individu hanya didasarkan pada satu ukuran tubuh saja, seperti tinggi berdiri atau tinggi duduk. Kedua, tidak ada orang yang disebut sebagai orang persentil ke-90 atau orang persentil ke-5. Gambar 3. Konsep Persentil dalam Kurva Normal Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antropometri dapat dilihat pada tabel 1. 44

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala aktivitas yang dimulai dari identifikasi keinginan konsumen sampai fabrikasi, penjualan dan deliveri dari produk. Melalui perancangan dan pengembangan produk, diharapkan akan dihasilkan inovasi produk baru yang mampu memberikan keunggulan tertentu di dalam mengatasi persaingan dengan produk kompetitor. Tabel 1. Persentil dalam Perhitungan data antropomentri. Percentile Perhitungan 1 st X 2,325. SD 2,5 th X 1,96. SD 5 th X 1,645. SD 10 th X 1,28. SD 50 th X 90 th X + 1,28. SD 95 th X + 1,645. SD 97,5 th X + 1,96. SD 99 th X + 2,325. SD METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan utama, yaitu tahap awal dengan penelitian pendahuluan, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan kesimpulan. Tahap awal terdiri dari studi pendahuluan, studi pustaka, identifikasi masalah dan penentuan tujuan penelitian. Tahap kedua merupakan tahap dimana seluruh data yang perlu dikumpulkan dan diolah sesuai dengan langkah pengerjaan yang ditetapkan. Data yang dibutuhkan diantaranya data antropometri tubuh pekerja, waktu siklus pemotongan tiap satu buah. Tahap ketiga merupakan tahap akhir analisa dan interpretasi data serta kesimpulan dan saran yang perlu diberikan. PENYUSUNAN KONSEP PRODUK Dalam penyusunan konsep produk ini, menghasilkan ukuran alat pemotong yang akan dilakukan perancangan. Ukuran antropometri ini dihasilkan oleh perhitungan persentil. Komponen Utama Alat Pemotong Nenas Alat pemotong nenas yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa komponen utama, yaitu: 1. Kerangka alat, terbuat dari besi baja profil siku 40 mm dengan dimensi kerangka: panjang 40 cm, lebar 17 cm, dan tinggi 63.5 cm. kerangka berfungsi untuk menumpang dan mendukung kantruksi dari alat dengan kokoh. 2. Silinder Pemotong, terbuat dari bahan pipa stainlees steel dengan diameter silinder 11.5 cm dan panjang 26.5 cm berfungsi sebagai ruang pemotong. 3. Gagang pendorong buah, terbuat dari dari bahan pipa besi dengan diameter 5.6 cm dan panjang 11. 63 cm dengan ketinggian 72 cm dari lantai. 45

Nofirza & Syahputra/Perancangan Alat Pemotong Nenas./ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(41-50) 4. Pisau, terbuat dari bahan stainlees steel yang berbentuk persegi dengan ukuran 13 cm x 2 cm terletak pada sebuah rumah pisau dengan diameter 33 cm. 5. Motor Listrik, yang digunakan mempunyai tenaga 1/4 HP dengan kecepatan 1400 rpm. 6. Pulley, yang digunakan pada alat ini yaitu pulluy jenis alur V dengan diameter 7.5 cm pada motor listrik dan 24 cm pada bagian yang akan digunakan pada rangkaian pemotong dengan jarak antara kedua poros pulley 32 cm. 7. Penampung hasil potongan, terbuat dari plat stainlees steel dengan panjang 51 cm, lebar 17 pada bagian pangkal dan 20 cm pada bagian ujung. Visualisasi Rancangan Alat Pemotong Nenas Desain gambar produk hasil rancangan dapat dilihat pada gambar 4 dan 5 di bawah ini. Gambar 4. Tampak depan rancangan Perhitungan Ukuran Rancangan 46 Gambar 5. Tampak samping rancangan Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. a. Tinggi alat, dapat dicari dengan menggunakan data tinggi popliteal + tinggi siku duduk (tsd) (persentil 50 th ), persenti 50 th digunakan agar pekerja yang memiliki tinggi siku duduk yang rendah maupun yang tinggi dapat dengan mudah menggunakan alat pemotong nenas. 1) X Tpo = 48.83 cm 2) X Tsd = 23.00 cm 3) Tinggi alat = tinggi alas duduk + tinggi siku duduk (tsd) = X Tpo + X Tsd = 48.83cm + 23.00cm = 71.83 cm Sehingga tinggi alat hasil perancangan = 71.83 cm

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 b. Diameter gagang, dapat dicari dengan menggunakan data panjang telapak tangan (Ptt) persentil 50 th, persenti 50 th digunakan agar pekerja yang memiliki panjang telapak tangan yang pendek maupun yang panjang dapat dengan mudah menggunakan alat pemotong nenas. 1) X Ptt = 17.61 cm 2) SD tsd = 1.50 cm 3) Keliling lingkaran gagang = X (Ptt) = 17.61cm Diameter ganggang hasil perancangan: Ptt D= λ 17.61 D = 3.14 D = 5.6 cm c. Lebar gagang, dapat dicari dengan menggunakan data lebar telapak tangan (Ltt) persentil 95 th. Persentil 95 th untuk lebar telapak tangan digunakan agar pekerja yang memiliki lebar telapak tangan yang kecil maupun yang memliki lebar telapak tangan besar dapat dengan nyaman mendorong buah tanpa harus merasa kekecilan. 1) X Ltt = 9.78 cm 2) SD Ltt = 1.11 cm 3) Persentil 95 th Ltt = X + (1.645 x SD) = 9.78 + (1.645 x 1.11) = 11.61 cm Sehingga lebar gagang hasil perancangan = 11.61 cm Spesifikasi Ukuran Rancangan Produk alat pemotong nenas hasil rancangan memiliki spesifikasi ukuran yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi Ukuran Dimensi Produk Dimensi Alat Dasar Pengukuran Nilai Persentil Dimensi Tinggi alat Data antropometri = Tpo + Tsd =48.83 + 23 = 71.83 50 th 71.83 cm Lebar gagang Data antropometri Ltt = 9.78 cm 95 th 11.63 cm Diamater gagang Data antropometri Ptt 17.61 Ptt D = 3.14 D = λ D = 5.6 cm 50 th 5.6 cm Sabuk-V Disesuaikan dengan tinggi alat - Pully Tinggi Mesin Motor listrik Disesuaikan dengan standar pasaran Disesuaikan dengan panjang Sabuk-V Disesuaikan dengan standar pasaran 47 7.5 cm 24 cm - 7.5 cm 24 cm 28 cm - 28 cm - - -

Nofirza & Syahputra/Perancangan Alat Pemotong Nenas./ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(41-50) Prinsip Kerja Rancangan Prinsip kerja alat pemotong nenas hasil rancangan adalah nenas yang telah dikupas dan dipisahkan dari inti tengah buah nenas di masukkan ke dalam silinder pemotongan. Dalam hal ini nenas yang masuk kedalam silinder pemotongan dengan posisi vertical. Proses pemotongan dilakukan dengan mendorong nenas ke mata pisau yang berbentuk persegi dengan gaya pegas. Pisau pemotong dihubungakan ke sebuah pulley, untuk menggerakkan mata pisau digunakan elektromotor dengan tenaga 1/4 HP dan kecepatan 1400 rpm. Nenas yang tertekan akan terpotong oleh mata pisau sehingga jatuh ke penampungan hasil potongan. Pengujian Rancangan Pengujian konsep dalam peneliti ini merupakan indikator keberhasilan dalam perancangan alat pemotong nenas. Indikator keberhasilan perancangan alat adalah melakukan perbandingan waktu baku rata-rata pemotongan buah nenas menggunakan alat manual dengan waktu baku rata-rata alat pemotong nenas hasil rancangan. Waktu baku rata-rata proses pemotongan buah nenas dengan menggunakan alat pemotong manual adalah sebesar 43.87 detik, sedangkan waktu baku rata-rata proses pemotongan buah nenas menggunakan alat pemotong hasi rancangan adalah sebesar 15.76 detik. Dengan menggunakan alat pemotong nenas hasil rancangan dapat mempersingkat waktu 28.11 detik atau sebesar 64.08%. Efisiensi waktu ini diikuti dengan kehomogenan hasil potongan. Besarnya kerusakan hasil dapat dihitung dengan membagikan berat nenas yang rusak terhadap berat nenas awal. Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa persentase kerusakan hasil pada alat lama adalah 24.73%, sedangkan persentase kerusakan hasil pada alat rancangan adalah 15.49%. Dengan demikian alat hasil rancangan dapat menurunkan persentase kerusakan hasil potongan sebesar 37.36 %. Efektifitas alat diperoleh dengan membagikan berat nenas yang dipotong dengan waktu yang dibutuhkan untuk memotong nenas tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh efektifitas alat pemotong nenas lama sebesar 14.65 kg/jam. Sedangkan efektifitas alat pemotong nenas hasil rancangan sebesar 40.11 kg/jam. Dengan demikian alat hasil rancangan dapat meningkatkan jumlah potongong sebesar 25.46 kg/jam (173.79%). PEMBAHASAN DAN ANALISA Kondisi ketidaknyamanan yang dirasakan pekerja nenas pada saat menggunakan alat ini tentunya tidak boleh dibiarkan berlanjut terus menerus. Apabila kondisi tersebut di atas dipertahankan, bukan tidak mungkin efek yang dirasakan pekerja nenas akan berakibat kepada produktivitas pekerja nenas itu sendiri. Karena, nenas merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat Desa Kualu Nenas yang cukup potensial dan jumlah nenas setiap tahun mengalami pertumbuhan yang sangat besar. Perbedaan alat yang manual dengan produk rancangan dapat dilihat pada Tabel 3. PENUTUP Kesimpulan Pada dasarnya alat pemotong nenas yang digunakan oleh pekerja sentra industri keripik nenas Desa Kualu Nenas belum sesuai dengan kondisi antropometri 48

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 pekerja, baik dari segi betuk maupun ukuran. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk perancangan alat pemotong nenas. Tabel 3. Perbedaan Alat Sekarang dan Alat Hasil Rancangan. No Pembeda Alat Saat Ini Alat Hasil Rancangan 1 Efesiensi 43.87 detik 15.76 detik 2 Sistem kerja Manual 3 Cara Kerja 4 Posisi operator Pisau digerakkan dengan tangan sehingga memungkinkan cedera pekerja Pekerja duduk dengan posisi kaki terlipat Bekerja secara otomatis Dilengkapi alat Bantu motor penggerak dan pendorong buah nenas Duduk normal 5 Efektifitas 14.65 Kg/jam 40.11 Kg/jam 6 produktivitas Hasil potongan tidak memenuhi kriteria 24.73 % Hasil potongan tidak memenuhi kriteria 15.59 % Hasil perancangan yang dilakukan dapat meningkatkan produktivitas, yaitu mempersingkat waktu kerja sebesar 64,08%, menurunkan persentase kerusakan hasil potongan sebesar 37.36%, dan meningkatkan jumlah hasil potongan 173.775%. Saran Penelitian Selanjutnya Rancangan dalam penelitian ini masih dapat dikembangkan lebih jauh seperti perlunya dibuat sebuah sistem pemasukan buah nenas secara kontinyu dengan model tertentu untuk lebih mengefisienkan waktu dalam proses pemotongan buah nenas. Daftar Pustaka Agus, J. 2005. Perancangan Mekanisasi Alat Pengepakan Studi Kasus di Home Industri Kopi Bubuk. Jurnal Ergonomi & Anthropometri, (Januari 2011) Kristiyanto, B. 2004. Ergonomi konkuren dan Penerapannya dalam Sistem Manufaktur. Jurnal Ergonomi, (Januari 2011) Liliana, Y. 2007. Pertimbangan Antropometri pada Pendisainan. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir: Yogyakarta. Nurmianto, E., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya. 1996. Reksoatmodjo, T. N. 2009. Statistika Teknik. Bandung. Subiantoro, A. 2006. Hubungan Teknik Mengangkat Beban dengan Keluhan Nyeri Pinggang pada Pekerja Pengangkut Barang. Semarang: UNNES. Susanti, L. 2009. Evaluasi Beban Kerja Manual (Studi Kasus di Divisi X pada PT. Y). Seminar K3 & Ergonomi di Tempat Kerja. Medan: Universitas Sumatra Utara. 49

Nofirza & Syahputra/Perancangan Alat Pemotong Nenas./ JITI, 11(1),Juni 2012, pp.(41-50) Susihono, W. 2009. Rancang Ulang Mesin Pemotong Singkong Semi Otomatis Dengan Memperhatikan Aspek-Aspek Ergonomi Kerja. Seminar K3 & Ergonomi di Tempat Kerja. Medan: Universitas Sumatra Utara. Sutalaksana, I. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri ITB, Bandung. Widodo, D. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Produk. UII Press Yogyakarta. Wignjosoebroto, S. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: Guna Widya. 50