ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

MASALAH TRANSPORTASI

Model Transportasi /ZA 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENJADWALAN PENGIRIMAN BARANG PADA PERUSAHAAN DISTRIBUSI ROKOK PT. X DENGAN METODE STEPPING STONE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMASI MASALAH TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE POTENSIAL PADA SISTEM DISTRIBUSI PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

TRANSPORTATION PROBLEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

OPTIMALISASI PENDISTRIBUSIAN BARANG DI PT. SINAR NIAGA SEJAHTERA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEX

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Penggunaan Model Transportasi dalam Memaksimumkan Penjualan Tiket pada Perusahaan Shuttle Xtrans Cabang Bandung

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Metode Transportasi. Rudi Susanto

EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE TRANSPORTASI

UNNES Journal of Mathematics

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

PENERAPAN MODEL TRANSPORTASI DAN DECISION TREE PADA DISTRIBUSI BARANG

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ABSTRAK. Kata kunci: Model Transportasi, Vogell s Approximation Method, Stepping Stone Method ABSTRAK

OPTIMALISASI MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN MENGGUNAKAN VOGEL APPROXIMATION METHOD PADA DISTRIBUSI PLASTIK DI PT. SENTOSA PLASTIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KAYU PADA PRODUK KURSI GOYANG BALI DENGAN PENDEKATAN MINIMASI BIAYA (STUDI KASUS : CV. MEUBLE PUSPA JAYA)

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Perencanaan Produksi Kotak Karton Tipe PB/GL pada PT.Guru Indonesia Ciracas, Jakarta Timur dengan Metode Transportasi.

BAB III METODE PENELITIAN. daya yang ada seefisien mungkin, dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk

PENERAPAN METODE MODIFIED DISTRIBUTION DALAM SISTEM PENDISTRIBUSIAN BARANG PADA PT.MISWAK UTAMA. Fathiyyah 1), I Gede Arya Utama 2) 1), 2)

ANALISIS PENERAPAN METODE TRANSPORTASI UNTUK MEMINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI PADA PT. DELI AGUNG PATRIA PERKASA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA TRANSPORTASI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Model Transportasi 1

BAB IV METODE PENELITIAN

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

VOGELL S APROXIMATION METHOD DALAM OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI PENGIRIMAN KORAN PADA PT. ARAH MEDIALOG PEMBANGUNAN

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

PENYELESAIAN MASALAH MODEL TRANSPORTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS TRANSPORTASI

KONTRAK PEMBELAJARAN (Pedoman Pembelajaran bagi Dosen dan Mahasiswa) Mata Kuliah RISET OPERASIONAL 2 SKS / SEMESTER IV

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

PERSOALAN TRANSPORTASI

METODE TRANSPORTASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Heizer dan Render (2009:4) menyatakan bahwa manajemen operasi adalah

Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN DENGAN KRITERIA MINIMASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. FAJAR UTAMA FURNISHING BEKASI

OPTIMASI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN METODE TRANSPORTASI LEAST COST Hery Irwan 1, Vera Methalina 2, Yuniral 3 ABSTRAK ABSTRACT

OPTIMASI DISTRIBUSI PRODUK DENGAN METODE TRANSPORTASI BERDASARKAN PERMINTAAN PRODUK DI PT. XYZ SURABAYA

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

BAB2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI Heri Wibowo 1, Hidayat 2, Almi Ratna Palupi 3 Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Jl. Pramuka No. 27 Bandar Lampung 35153 Email : heriwibowo_ti@yahoo.co.id ABSTRAK Sebagai perusahaan tepung tapioka dalam skala produksi yang besar di wilayah Propinsi Lampung, pendistribusian produk ke konsumen juga membutuhkan biaya pengangkutan yang relatif besar. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah besarnya biaya distribusi tepung tapioka ke konsumen. Oleh karena itu perlu dianalisis biaya dengan pendekatan metode transportasi untuk meminimumkan biaya distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis biaya pengangkutan tepung tapioka kepada konsumen agar menghasilkan biaya pengangkutan yang lebih kecil. Pembahasan yang dilakukan menggunakan model peramalan untuk menentukan tingkat permintaan tepung tapioka pada periode September 2014 Agustus 2016. Hasil peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan tiap-tiap daerah pemasaran pada masing-masing gudang. mudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode transportasi sehingga diperoleh jalur distribusi yang baru untuk meminimalkan biaya distribusi. Berdasarkan perhitungan selama dua tahun jumlah tepung tapioka yang didistribusikan adalah sebesar 88.642 ton. Biaya yang dikeluarkan menggunakan metode transportasi adalah Rp. 22.345.838.000,- sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 23.000.108.000,-. Terjadi penurunan atau penghematan biaya distribusi sebesar Rp. 654.270.000,-. Dengan adanya metode transportasi maka persoalan biaya distribusi dapat diatasi dan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kata kunci : Metode Transportasi, Sistem Distribusi. PENDAHULUAN Setiap perusahaan selalu mengharapkan keuntungan yang semaksimal mungkin agar siklus hidup perusahaan dapat tetap berjalan. Untuk itu, perusahaan tersebut harus mampu mengatur sedemikian rupa biaya yang digunakan agar tetap terjadi rentang antara pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Semakin besar selisih positif antara pemasukan dan pengeluaran perusahaan, maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Salah satu komponen biaya pengeluaran yang penting ialah biaya operasional. Biaya operasional merupakan biaya yang pasti dikeluarkan perusahaan baik pada perusahaan manufaktur maupun penghasil jasa. Biaya operasional perusahaan sangat berpengaruh pada penetapan harga produk, sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan daya saing produk terhadap produk sejenis lainnya. Hal ini mengarahkan perusahaan untuk dapat melakukan efesiensi pengeluaran sehingga dapat meningkatkan daya saing produk. Biaya operasional tidak terbatas untuk memproduksi suatu barang saja melainkan juga digunakan untuk pendistribusian barang kepada konsumen. Permasalahan utama dalam pendistribusian produk ke konsumen adalah biaya pengangkutan yang relatif besar. Oleh karena itu perencanaan pendistribusian yang baik diperlukan agar biaya pengangkutan dikeluarkan dapat ditekan seefisien mungkin. Pemecahan sistem distribusi dapat dipecahkan dengan pendekatan metode transportasi. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Woodward (dalam Melandra, 2013), dalam dunia industri, distribusi adalah penyelenggaraan segala kegiatan usaha niaga yang tercakup dalam pengangkutan barang dari tempat pengolahan/pembikinan sampai ke tempat penjualan kepada pelanggan. Distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan lancar, tetapi harus memerhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam masyarakat. Sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi dan konsumsi. Saluran

distribusi, kadang-kadang disebut saluran perdagangan atau saluran pemasaran, dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Umumnya definisi yang ada memberikan gambaran tentang saluran distribusi ini sebagai suatu rute atau jalur. Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa (Nasution, 2006). Render dan Heizer (2001), menyatakan peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan permintaan/penjualan. Handoko (2000), menyatakan esensi peramalan adalah memperkirakan peristiwaperistiwa diwaktu yang akan datang atas dasar pola-pola waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan terhadap proyeksi-proyeksi dengan pola-pola data masa lalu. suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Faktor faktor lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi peramalan (Yamit, 2005). Pemilihan metode yang tepat dapat dilakukan dengan mengamati besarnya selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari peramalan. Secara umum bila residual besarnya merata sepanjang pengamatan maka MSE (Mean Squared Error) yang sebaiknya digunakan. Namun bila hanya ada satu atau dua residual yang besar maka MAE (Mean Absolute Error) yang sebaiknya digunakan dan untuk melihat bias tidaknya peramalan maka MAPE (Mean Absolute Percentage Error) dapat digunakan. Model transportasi secara khusus berkaitan erat dengan masalah pendistribusian barang-barang dari pusat-pusat pengiriman atau sumber ke pusat-pusat penerimaan atau tujuan. Persoalan yang ingin dipecahkan oleh model transportasi adalah penentuan distribusi barang yang akan meminimumkan biaya total distribusi (Siswanto, 2007). Tabel 1. Contoh Matriks Model Transportasi Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari sejumlah sumber (supply) ke sejumlah tujuan (destination, demand) dengan tujuan meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi adalah : 1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu. 2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu. 3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan atau kapasitas sumber. 4. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu (Tjutju Tarliah, 2006). Model transportasi merupakan salah satu bentuk khusus atau variasi dari program linier yang di kembangkan khusus untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan transportasi (pengangkutan) dan disribusi produk atau sumber daya dari berbagai sumber (pusat pengadaan, atau titik supply) ke berbagai tujuan (titik permintaan atau pusat pemakaian) yang lebih efisien dalam hal perhitungan (Tjutju Tarliah, 2006). Menurut Haryadi (2010), model transportasi pada saat dikenali pertama kali, diselesaikan secara manual dengan menggunakan alogaritma yang dikenal sebagai alogaritma transportasi. Menurut Tjiptono (2005), perusahaan harus dapat mengalokasikan sistem distribusi secara optimal untuk

masing-masing pengiriman, sehingga dapat menekan biaya transportasi. Lalu hal itu membutuhkan analisis sistem distribusi yang tepat dari sumber ke tujuan dengan jalur alternatif untuk meminimumkan biaya transportasi Awal 1. Biaya Terkecil (Least Cost) 2. Sudut Barat Laut (North West Corner) 3. VAM 4. Russel Matriks Transportasi Tabel 1. Stepping Stones 2. MODI Test Stop Revisi Gambar 1. Tahapan Pemecahan Model Algoritma Transportasi METODOLOGI PENELITIAN Tahap awal penelitian adalah mengumpulkan data jumlah permintaan tepung tapioka dan biaya distribusi dari masing-masing sumber ke daerah pengiriman, kemudian meramalkan permintaan untuk masing-masing daerah pengiriman dari masing-masing sumber dengan menggunakan bantuan Software Excel OM, kemudian melakukan analisis biaya distribusi menggunakan metode transportasi dengan biaya terkecil (least cost), MODI dan stepping stone, dan terakhir menganalisis perbandingan biaya distribusi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah data biaya distribusi yang ditampilkan pada Tabel 2 dan data jumlah permintaan tepung tapioka pada Tabel 3. Tabel 2. Data Biaya Distribusi Sumber Daerah Bandar Lampung () Way Lunik () Jakarta Selatan (G3) Tujuan Biaya (Rp/Ton) Tujuan Biaya (Rp/Ton) Tujuan Biaya (Rp/Ton) Serang (A) 176.000 Serang (A) 176.000 Serang (A) 176.000 Tangerang (B) 186.000 Tangerang (B) 186.000 Tangerang (B) 186.000 Cibitung (C) 201.000 Cirebon (G) 271.000 Cirebon (G) 271.000 Bandung (D) 286.000 Bekasi (E) 241.000 Purwakarta (F) 243.000 Cirebon (G) 271.000 Semarang (H) 441.000 Madiun (I) 521.000 Tabel 3. Data Jumlah Tepung Tapioka Sumber Daerah Sumber (Ton) 10402 10830 7185 7560 6736 9280 11782 5155 5603 74533 5362 1938 2961 10261 G3 3410 1423 1903 6736 Tabel 4. Hasil Peramalan untuk Distribusi Sumber dengan Bantuan Software Excel OM

(Ton) 10402 10830 7185 7560 6736 9280 11782 5155 5603 74533 Total 10397 10852 7519 7588 12302 6687 11777 5236 5674 78032 MAPE 10,27% 6,8% 11,63% 11% 5,84% 8,5% 4,48% 16,3% 46,3% 121,46% Tabel 5. Hasil Peramalan untuk Distribusi Sumber dengan Bantuan Software Excel OM (Ton) 5362 1938 2961 10261 Total 5390 1950 2974 10314 MAPE 12,83% 30,90% 17,90% 61,63% Tabel 6. Hasil Peramalan untuk Distribusi Sumber G3 dengan Bantuan Software Excel OM (Ton) 3410 1423 1903 6736 Total 3417 1415 1895 6727 MAPE 8.38% 23,62% 16,50% 40,12% G3 Tabel 7.Matriks Jalur Distribusi Perusahaan Tepung Tapioka 176 186 201 286 241 243 271 441 521 10402 10830 7185 7560 6736 6678 11782 5155 5603 196 5362 1938 3.410 2961 1.423 1.903 271 266 251 120 3410 1423 5.362 10296 1903 1 1.938 2.961 276 71931 10261 6736 19.174 14.191 7185 7560 6736 6678 16.646 5155 5603 88.642 Sehingga hasil perhitungan biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah : = (10499x176.000) + ( 10781x186.000) + (7185x201.000) +...+ ( 1903x251.000) = Rp. 23.000.108.000. Tabel 8. Biaya Distribusi dengan Metode Biaya Terkecil (Least Cost) 176 186 201 286 241 243 441 521 18987 14097 7543 7485 6688 6638 11804 4859 5590 276 150 3.410 9917 1.423 1.903 71887 10067

G3 266 120 251 1414 5.362 10296 6688 1 1.938 2.961 19.137 14.097 7543 7485 6688 6638 16.605 4859 5590 6688 88.642 Sehingga hasil perhitungan biaya distribusi dengan metode biaya terkecil (least cost) adalah : = (18987x176.000) + (14097x186.000) + (7543x201.000) +...+ ( 6688x251.000) =Rp. 22.347.338.000. Tabel 9. Biaya Distribusi dengan Metode MODI 176 186 201 286 241 243 18987 14097 7543 7485 6688 6638 11782 5155 5603 150 1938 3.410 9917 1.423 1.903 271 196 276 441 521 71887 10067 G3 271 266 120 251 3410 1423 5.362 10296 6688 1 1.938 2.961 6688 19.137 14.097 7543 7485 6688 6638 16.605 4859 5590 88.642 Sehingga hasil perhitungan biaya distribusi dengan metode MODI adalah : = (18967x176.000) + ( 14097x186.000) + (7543x201.000) +...+ ( 6688x251.000) = Rp. 22.345.838.000. Tabel 10. Biaya Distribusi dengan Metode Steping Stone 176 186 201 286 241 243 18987 14097 7543 7485 6688 6638 11782 5155 5603 150 1938 3.410 9917 1.423 1.903 271 196 276 441 521 71887 10067 G3 271 266 120 251 3410 1423 5.362 10296 6688 1 1.938 2.961 6688 19.137 14.097 7543 7485 6688 6638 16.605 4859 5590 88.642 Sehingga hasil perhitungan biaya distribusi dengan metode Stepping Stone adalah : = (18967x176.000) + ( 14097x186.000) + (7543x201.000) +...+ ( 6688x251.000) = Rp. 22.345.838.000.

Perhitungan total biaya distribusi yang dikeluarkan oleh perusahaan ternyata lebih besar bila dibandingkan dengan perhitungan biaya distribusi dengan metode transportasi. Perbandingan total biaya distribusi antara dua situasi dapat dilihat pada tabel berikut ini Biaya Distribusi Perusahaan Tepung Tapioka (Rp) Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Biaya Distribusi Biaya Distribusi dengan Total Penghematan Metode Transportasi Biaya Distribusi (Rp) (Rp) Persentase Penghematan (%) 1 2 3 = 1-2 4 = 3 : 1 Rp. 23.000.108.000 Rp. 22.345.838.000 Rp. 654.270.000 2,85 % tabel di atas dapat dilihat total biaya distribusi dengan metode transportasi memperoleh penghematan biaya transportasi sebesar Rp. 654.270.000 yang diperoleh dari biaya distribusi perusahaan dikurangi dengan biaya distribusi dengan metode transportasi atau sebesar 2,84% yang didapat dari total penghematan biaya distribusi dibagi dengan biaya distribusi perusahaan. Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode transportasi, ada beberapa daerah tujuan pengiriman yang mengalami perubahan tujuan distribusi. Sumber Bandar Lampung () W ay Lunik () Jakarta Selatan (G3) Tabel 12. Distribusi Berdasarkan Metode Transportasi Tujuan Daerah Pengiriman Sebelum Analisis Sesudah Analisis 1. Serang 1. Serang 2. Tangerang 2. Tangerang 3. Cibitung 3. Cibitung 4. Bandung 4. Bandung 5. Bekasi 5. Bekasi 6. Purwakarta 6. Purwakarta 7. Cirebon 7. Semarang 8. Semarang 8. Madiun 9. Madiun 1. Serang 1. Serang 2. Tangerang 2. Cirebon 3. Cirebon 1. Serang 1. Cirebon 2. Tangerang 3. Cirebon Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan metode transportasi, ada beberapa daerah tujuan pengiriman yangg mengalami perubahan untuk meminimasi biaya agar total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode September 2014 Agustus 2016 dapat ditekan. SIMPULAN hasil dan analisa pemecahan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode transportasi bagi perusahaan tepung tapioka dapat menghemat biaya distribusi. Hasil perhitungan yang diperoleh menunjukkan bahwa biaya transportasi distribusi yang optimal adalah sebesar Rp. 22.345.838.000, dimana hasil tersebut dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 654.270.000 atau sebesar 2,84% untuk periode September 2014 Agustus 2016, dengan jalur distribusi produk dari gudang ke daerah tujuan pengiriman adalah: a. Gudang 1 Bandar Lampung mengirimkan tepung tapioka ke kota Serang, Tangerang, Cibitung, Bandung, Bekasi, Purwakarta, Semarang dan Madiun. b. Gudang 2 Way Lunik mengirimkan tepung tapioka ke kota Serang dan Cirebon. c. Gudang 3 mengirimkan tepung tapioka ke kota Cirebon.

PUSTAKA Dimyati, Tjutju T. (2006). Operation Research. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Handoko, T. Hani. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Universitas Gadjah Mada. Haryadi, Sarjono. (2010). Aplikasi Riset Operasi. Jakarta : Salemba Empat. Melandra, Yuki. (2013). Analisa Distribusi Untuk Meminimalkan Biaya Dengan Menggunakan Metode Transportasi di PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS). Bandar Lampung : Teknik Industri Universitas Malahayati. Nasution, Arman H. (2006). Manajemen Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi. Putri, Herlina dan Heri Wibowo. (2013). Distribution Analysis To Minimize Cost Using Transportation Method. Proceeding 5th International Conference On Numerical Optimization And Operation Research Pp 115-121. Banda Aceh : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Abul Yatama. Render, B dan Jay H. (2001). Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat. Siswanto. (2007). Operations Research Jilid I. Jakarta : Erlangga. Taha, Hamdy A. (2000). Riset Operasi. Jakarta : Penerbit Bina Rupa. Tjiptono, Fandy. 2005. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Penerbit Andi. Yamit, Zulian. (2005). Manajemen. Yogyakarta : Ekonisia.