WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SLIRAKARTA NOMOR 4 - A TAHUH 2910 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II PERENCANAAN KINERJA

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR ^7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

Juknis Operasional SPM

REVISI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA RPJMD REALISASI TAHUN 2013, 2014 dan 2015 SKPD : DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

KEPUTUSAN. Nomor : 449.1/KEP-III/003 / 03/ 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA DI UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUSUKAN

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN TAHUN

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB IV PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG NOMOR :800/ /PRA/I/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR MUTU DAN KINERJA

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 440 / 104 / KPTS / KES / 2015 TENTANG

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

Standar Ponkesdes 91

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN 2015

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

PP No 38/2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA PP 65/2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

PENCAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas

B. MATRIKS RENCANA STRATEGIK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA PADANG TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN BUPATI BERAU

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

KATA PENGANTAR. Soreang, Februari 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 56

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

Transkripsi:

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SLIRAKARTA NOMOR 4 - A TAHUH 2910 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyara kat; b. bahwa dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal perlu ditunjang dengan sistem penyelenggaraan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan minimal kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiamana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Standar Pelayanan Minimal Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 45); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daera h (Lem baran Negara Repu blik Indonesia Ta hun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 sebagaimana tela h beberapa kali diu ba h, tera khir dengan Undang- Undang IVomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerinta han Daera h (Lembaran Negara Republi k Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republi k Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tarr~bahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 1); 5. Undang-Undang IVomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tam bahan Lem baran Negara Repu bli k Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republi k Indonesia Nomor 4578); 1O.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tam bahan Lem baran Negara Repu bli k Indonesia Nomor 4737); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Repu bli k Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tam ba han Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerinta han Antara Pemerinta h, Pemerintah Daera h Provinsi, Pemerintah Daerah KabupatenIKota (Lem baran Negara Republik Indonesia Tah~~n 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republi k Indonesia Nomor 4737);

Memperhatikan 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia IVomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah IVomor 50 Ta hun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Ke jasama Antar Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 15.Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 16. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I1 Surakarta Nomor 7 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I1 Surakarta Tahun 1999 Nomor 7 Seri 6 Nomor 1) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat I1 Nomor 7 Tahun 1998 tentang Retri busi Pelayanan Kesehatan (Lem baran Daera h Kota Sura karta Tahun 2007 Nomor 8); 17. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perizinan Sarana dan Tenaga Bidang Kesehatan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2007 Nomor 3); 18.Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Ke ja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 6); 19.Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor 4); : 1.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Womor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam llegeri Nomor 13 Tahun 2006;

2.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pet~lnj~~k Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 3.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 4.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74l/MENKES/PER/VII/2008 Bidang Kesehatan di KabupatenjKota; tentang Standar Pelayanan Minimal MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Surakarta. 2. Walikota adalah Walikota Surakarta. 3. Pemerintah daerah adalah Walikota dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerinta han daerah. 4. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 5. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 6. Standar Pelayanan Minimal Kesehatan yarlg selanjutnya disingkat SPM adalah tolok ukur kine ja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta 7. Pelayanan dasar kepada masyarakat adalah fungsi pemerintah daerah dalam memberikan dan merlgurus keperluan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. 8. Pengembangan Kapasitas adalah upaya meningkatkan kemampuan sistem atau sarana dan prasarana kelembagaan, personil, dan keuangan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam rangka mencapai

tujuan pelayanan dasar danlatau SPM secara efektif dan efsien dengan mengguna kan prinsip-prinsip tata pemerinta han yang bai k. 9. Anggaran Pendapatan dan Belarrja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kota Surakarta. BAB I1 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN Pasal 2 (1) Dinas wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai SPM. (2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (I), meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015: a. pelayanan Kesehatan Dasar: 1. pelayanan kesehatan ibu dan bayi: a) cakupan kunjungan ibu hamil K4 (95%); b) cakl- pan komplikasi kebidanan yang ditangani (80%); c) cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memp~lnyai kompetensi kebidanan (90%); d) cakupan pelayanan nifas (90%); e) cakupan k~lnjunga neonatus (dengan komplikasi) (9O0/0);dan f) cakupan kunjungan bayi (90%); 2. pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah: a) cakupan pelayanan anak balita (90%); b) cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (looo/~);dan c) cakupan pelayanan kesehatan remaja (80%) 3. pelayanan Keluarga Berencana (KB) : ca kupan peserta Keluarga Berencana (KB) a ktif (70%); 4. pelayanan imunisasi: cakupan Kalurahan Universal Child Immunization (UCI) (100%); 5. cakupan PengobatanIPerawatan: a) cakupan rawat jalan (15%); b) ca kupan pelayanan dasar masyara kat miskin (100%); dan c) cakupan rawat inap (1.5%);

6. pemantauan pertumbuhan balita: a. cakupan Balita yang naik berat badannya (80%);dan b. persen (O/O) balita gizi buruk (0.5%); 7. pelayanan gizi: a) balita mendapat kapsul vitamin A 2 (dua) kali per tahun (90%); b) cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe (90%); c) pemberian makanan pendamping AS1 pada anak usia 6 sampai dengan 24 bulan pada keluarga miskin (100%); dan d) balita gizi buruk mendapat perawatan (100%); 8. pelayanan Pencega han dan Pem berantasan Penya kit: a) pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio: Penemuan penderita Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <I5 tahun (2 kasus); b) pencega han dan Pem berantasan Penyakit TB Paru: 1) penemuan penderita TB Paru (1OO0/o);dan 2) keser~buhan penderita TB Paru (>8S0h); c) pencegahan dan Pertberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA): cakupan Balita dengan pneumonia yang ditangani (100%); d) pencegahan dan pemberantasan Penyakit HIVIAIDS: 1) cakupan Klien mendapat penanganan HIV/AIDS (100%); dan 2) pengobatan penderita infeksi menular (100%); e) pencegahan dan Pem berantasan Penyakit Demam Berdara h: 1) angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) ( <2 per 10.000 penduduk);dan 2) cakupan penanganan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) (100%); f) pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare: cakupan penanganan penyakit diare (loo%);dan g) pencegahan dan Perr~berantasan Penyakit Kusta: cakupan penanganan penyakit kusta (100%); 9. Penyehatan Kesehatan lingkungan: a) Cakupan pembinaan Tempat-Tempat Umum (nu) (70%); b) rumah / bangunan bebas jentik (>9S0/0); dan c) tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan (80%).

b. pelayanan Rujukan: 1. cakupan pelayanar~ kesehatan rujukan pasien maskin (100%); 2. cakupan pelayanan gawat darurat level 1 (satu) yang harus diberikan Rumah Sakit (100%); dan 3. pelayanan Obstetri dan Neo Natal Emergensi Dasar dan Komprehensif: a kses terhadap ketersediaan dara h dan kom ponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus (1 00%); c. penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan gizi buruk: 1. kalurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam (100%); dan 2. kalurahan bebas rawan gizi (80%); d. promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat: 1. penyul~~han perilaku sehat: a) rumah tangga sehat (65%); b) bayi mendapat Air Susu :[bu ( ASI) eksklusif (50%); c) kalurahan dengan garam yodium baik (90%); d) posyandu Purnama (40%); dan e) posyandu Mandiri (40%); 2. penyul~~han Pencegahan & Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA): upaya Penyuluhan Pencegahan & Penanggulangan Penyalahgunaan NARKOBA, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA) oleh petugas kesehatan (15%); dan 3. pengembangan Desa Siaga: cakupan desa siaga aktif (80%); e. pelayanan dan Persediaan Obat dan perbekalan kesehatan: 1. ketersediaan obat sesuai kebutuhan (90%); 2. pengadaan obat generi k (looo/~);dan 3. pengadaan obat essensial (100%)

BAB I11 PENGORGANISASIAN Pasal 3 (1 Walikota bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM yang dilaksanakan oleh Perangkat Pemerintah Kota dan masyarakat; (2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas; (3) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM dilakukan oleh tenaga dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 4 ( 1 SPM merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian Solo Sehat 2015. (2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Standar teknis yang ditetapkan. BAB V PELAPORAN Pasal 5 (1 Kepala Dinas menyampaikan laporan pencapaian kineja pelayanan kesehatan sesuai indikator SPM kepada Walikota. (2) Definisi operasional dan cara perhitungan sebagaimana terlampir dalam Lampiran Peraturan Walikota. (3) Berdasarkan laporan teknis tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan teknis penerapan SPM Kesehatan.

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 6 ( 1 Walikota melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM Kesehatan oleh Dinas Kesehatan dalam rangka menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. (2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Wali kota sebagai Wakil Pemerintah di Daerah. Pasal 7 Hasil monitoring dan evaluasi penerapan dan pencapaian SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipergunakan sebagai: a. bahan masukan bagi pengembangan kapasitas pemerintah daerah dalam pencapaian SPM Kesehatan. b. bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Kesehatan. BAB VII PENGEMBANGAN KAPASITAS Pasal 8 Pemerintah Kota memfasilitasi pengembangan kapasitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personal dan keuangan di tingkat pemerintah kota. Fasilitasi pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan danlatau bantuan lainnya meliput: a. perhitungan SI-~mber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai SPM Kesehatan termasuk kesenjangan pembiayaan; b. penyusunan rencana pencapaian SPM Kesehatan dan penetapan target tahunan pencapaian SPM Kesehatan; c. penilaian prestasi ke ja pancapaian SPM Kesehatan dan d. pelaporan prestasi ke ja pencapaian SPM Kesehatan.

(3) Fasilitasi pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan danlatau bantuan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangakan kemampuan kelembagaan, personal dan keuangan daerah. BAB VIII PENDANAAN Pasal9 Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan penetapan, pelaporan, monitoring dan evaluasi pembinaan dan pengawasan pembangunan sistem danlatau sub sistern informasi manajemen serta pengem bangan kapasitas untu k mendu kung penyelenggaraan SPM Kesehatan yang merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah dibebankan kepada APBD Kota S~~rakarta. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1 Kepala Dinas Kesehatan rnelaksanakan pernbinaan teknis atas penera pan dan pencapaian SPM Kesehatan yang tela h diteta pkan. (2) Hasil pembinaan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Walikota. Pasal 11 (1) Kepala Dinas Kesehatan melaksanakan pengawasan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM Kesehatan yang telah ditetapkan. (2) Hasil pengawasan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM Kesehatan sebagaimana dima ksud pada ayat (1) dila porkan kepada Walikota.

BAB X KETENTUAN PENUll.JP Pasal 12 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surakarta. Ditetapkan di Surakarta pada tanggal 16?ehqri mi0 JO* WIWDO k, Diundangkan di Surakarta \ C BUD1 SUHARTO 4 A A TAHUN 2010 NOMOR \2