BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarahat baik laki-laki maupun perempuan. berkreasi, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi (La Midjan dan Susanto, 2003). fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini dunia usaha dihadapkan pada situasi atau kondisi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tercakup sistem manajemen sumber daya manusia yaitu : a) Seleksi calon karyawan dan pengangkatan karyawan baru

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pembelian. Sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, keperluan ekonomi setiap orang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini akan menjadi suatu. tantangan bagi perekonomian Indonesia karena pada kenyataannya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis diera global

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang baru, lebih cepat, dan lebih andal. Demi memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Penjualan merupakan aktivitas atau bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) Pengertian Usaha Kecil menurut pasal 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada profit maupun non profit selalu memiliki tujuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya pemerataan pembangunan bangsa yang sehat. Kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai bidang usaha, baik usaha di bidang jasa maupun industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan sebagai suatu entitas yang dalam kegiatannya selalu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

Semakin berkembangnya teknologi dalam mengolah produk guna memenuhi. kebutuhan masyarakat, maka kegiatan produksi dirasakan bertambah penting.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

Mengenal dan Menaksir Resiko

BAB III. Objek dari peneltian ini adalah system pengendalian intern penerimaan kas

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dihasilkan dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi yang demikian pesat, membuat orang-orang mulai beranggapan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dengan para pesaingnya agar dapat terus mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2014, pada tahun lalu terdapat 55,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar modern di Indonesia memang berkembang pesat. Hal

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Industri kain interior kini sedang mengalami penurunan penjualan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, perusahaan dituntut untuk tepat, cermat, dan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, efisien dan ekonomis untuk tetap mempertahankan eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor baik pengusaha besar maupun pengusaha kecil telah memainkan

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN GAJI KARYAWAN GUNA MENDUKUNG PENGENDALIAN INTERNAL (Studi pada Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen-Malang)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses. produksi atau pemberian jasa. (PSAK No.

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan perekonomian merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pada Apotek Kimia Farma. Ulfah Maghfirotun K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perubahan terus terjadi, perusahaan pun ingin selalu tampil beda

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Perbekalan Farmasi (Studi Kasus Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) 1. Pengertian Usaha Kecil Menengah dan Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam suatu usaha bukan hanya tergantung pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang usaha, mengakibatkan koperasi harus dapat memanfaatkan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat dalam perekonomian memang perlu menjadi perhatian, terutama dalam masa-masa sekarang ini, dimana masyarakat menjadi semakin dituntut aktif berperan dan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarahat baik laki-laki maupun perempuan dituntut untuk dapat mencari peluang dan kesempatan agar dapat berkarya dan berkreasi, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi pembahasan berbagai pihak, bahkan UMKM ini dianggap penyelamat perekonomian Indonesia dimasa krisis pada periode 1992-2000. UMKM memiliki ciri khas yaitu modal yang kecil, resiko yang sedikit tinggi tetapi penerimaan yang juga tinggi, dan membawa kewirausahaan bagi pemiliknya. Usaha Mikro adalah usaha produktif orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria aset maksimal 50 juta dan omset tahunan perusahaan maksimal 300 juta. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria asset > Rp 50 Rp 500 Juta dan omset tahunan > Rp 300 Juta Rp 2,5 Milyar. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang bediri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan 1

2 merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan atau asset > Rp 500 Juta Rp 10 Milyar dan omset perusahaan mencapai > Rp 2,5 Milyar Rp 50 Milyar. ( Undang-Undang No 20 Tahun 2008 ) Konsep UMKM sangat berbeda dari satu negara dengan negara yang lain. UMKM di Indonesia telah mendapat perhatian dari pemerintah, berbagai inisiatif selalu diusahakan pemerintah melalui Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu yang mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk UMKM. Meskipun dukungan pemerintah semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam menjadikan UMKM berhasil. Sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yaitu dengan memberikan kesempatan berusaha yang seluas-luasnya sehingga mampu berperan dalam mendukung dana sehingga mampu memperkokoh kemampuan pembangunan dan perekonomian nasional. UMKM dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa bagi kepentingan masyarakat, walaupun bentuk dan kegiatan masing-masing UMKM tersebut beranekaragam, pada dasarnya UMKM memiliki tujuan yang sama dalam menjalan operasinya, diantaranya menekan biaya produksi dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan biaya yang optimal. Untuk dapat mencapai tujuannya, setiap UMKM tentunya harus memiliki perencanaan yang matang dalam menjalankan programnya, diantaranya melakukan penegasan dan pengendalian atas pelaksanaan rencana kegiatan perusahaan, sehingga dapat

3 menjamin kontinuitas perusahaan, serta dapat mengikuti perkembangan baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Untuk melindungi dan mempertahankan eksistensinya dalam persaingan dunia, setiap UMKM harus dapat melakukan peningkatan dalam hal pengendalian internal yang merupakan bagian dari sebuah sistem yang harus dimiliki dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Pengendalian Internal yaitu meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan menejemen ( Mulyadi, 2001:163). Dengan demikian dibutuhkan suatu sistem yang baik di dalam pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu melalui suatu proses yang tidak mudah untuk dapat mencapai tujuan dalam suatu organisasi. Informasi merupakan sumber daya yang sangat penting dan membantu bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi, baik berupa informasi keuangan maupun informasi non-keuangan dibutuhkan dalam menunjang sebuah perusahaan untuk dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Dengan adanya informasi yang baik, maka perusahaan akan memiiliki daya saing yang lebih. Produktivitas kerja suatu perusahaan tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan menjalankan mesin-mesin, melainkan dipengaruhi juga oleh keahlian dalam mengelola informasi bisnis yang diperoleh. Oleh karena itu, sebuah perusahaan sangat membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengumpulkan, memproses, dan melaporkna informasi bisnis yaitu sistem informasi akuntansi. Pada umumnya perusahaan memiliki sistem

4 akuntansi, namun sistem akuntansi disetiap perusahaan itu berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, Mulyadi (2009:3) Mengemukakan bahwa: Suatu perusahaaan dapat dikatakan memiliki sistem akuntansi yang baik jika perusahaan tersebut dapat mengoordinasikan unsur-unsur yang ada dalam sistem akuntansi, seperti formulir, catatan dan laporan yang terdiri dari buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan Sistem akuntansi dirancang untuk memudahkan pengolahan kegiatan perusahaan, memaksimalkan waktu yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan mendorong terjadinya efisiensi. Atas dasar inilah perancangan sistem akuntansi yang baik akan sangat dibutuhkan bagi perusahaan. CV. Citra Pratama merupakan UMKM yang telah disahkan berdasarkan hukum, merupakan perusahaan distributor alat-alat rumah tangga yang memiliki omset penjualan per bulan rata-rata mencapai Rp.46.769.000,00 Perusahaan membeli barang-barang tersebut dari supplier yang berada di kota Tanggerang. Diperkirakan dalam satu bulan perusahaan melakukan pemesanan barang kepada supplier dengan berbagai produk alat-alat rumah tangga sekitar 6086 unit. Dari uraian mengenai aktifitas pembelian yang dilakukan CV. Citra Pratama di atas, pada dasarnya CV. Citra Pratama sudah memiliki sistem dan fungsi-fungsi yang mendukung sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri untuk menjalankan aktivitas operasional perusahaannya, namun terdapat berbagai fenomena yang mendorong dilakukannya perancangan ulang terhadap sistem yang ada pada CV. Citra Pratama yakni adanya fungsi yang tugasnya rangkap sehingga belum terlihat adanya pemisahan fungsi, hal tersebut dilihat dari kondisi dimana

5 perusahaan tidak memiliki bagian pembelian, proses pembelian dilakukan langsung oleh direktur perusahaan. Selain itu, bagian gudang berfungsi ganda yaitu sebagai fungsi penerimaan. Pada dasarnya dalam suatu perusahaan tidak boleh memiliki fungsi atau jabatan yang rangkap karena untuk meminimalisir terjadinya kecurangan dan beban kerja lebih. Perusahaan juga belum memiliki flowchart, fenomena tersebut menunjukan bahwa flowchart dalam kegiatan operasional perusahaan kurang dianggap penting. Semua perusahaan sebaiknya memiliki rangkaian kerja atau prosedur kerja yang dituangkan dalam flowchart untuk memudahkan pemahaman pengguna atau karyawan terhadap informasi tersebut, dan memudahkan terlaksananya fungsi pengendalian dan jika terjadi reorganisasi maka pengalihan pekerjaan akan lebih mudah dilakukan karena berpedoman pada alur kerja yang diperlihatkan pada flowchart. Berdasarkan fenomena tersebut di atas, menunjukan betapa pentingnya sistem akuntansi pembelian yang baik di dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul: PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DI CV. CITRA PRATAMA

6 1.2 Ruang Lingkup Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka penulis mencoba mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terdapat dalam penulisan tugas akhir ini dalam ruang lingkup, yaitu : 1. Potret kondisi (existing condition) Sistem Informasi Akuntansi Pembelian saat ini 2. Analisis perbandingan antara teori dengan sistem informasi akuntansi pembelian di CV. Citra Pratama 3. Rancangan sistem informasi akuntansi pembelian yang diusulkan kepada CV. Citra Pratama 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dengan masalah yang di identifikasi, yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah potret kondisi (existing condition) Sistem Informasi Akuntansi Pembelian saat ini 2. Untuk mengetahui bagaimanakah analisis dari kondisi Sistem Informasi Akuntansi Pembelian di CV. Citra Pratama 3. Untuk mengetahui bagaimanakah Desain dokumen-dokumen dan fungsi yang terkait dengan transaksi pembelian pada CV. Citra Pratama

7 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi yang tepat dan relevan dengan masalah yang diteliti oleh penulis sehingga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Manfaat terdiri atas Manfaat Praktis dan Manfaat Teoritis : 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai Sistem Informasi Akuntansi Pembelian. b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan pemikiran serta informasi bagi CV. Citra Pratama dalam menunjang efektifitas perusahaan. 1.5 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial, pelaksanaannya tidak terbatas sampai pada pengumpulan atau penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Oleh karena itu, sebuah penelitian deskriptif dapat membandingkan persamaan atau perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komperatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview, dan lain-lain. ( Ahmad Mansur 2008, 25)

8 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data Menurut Ahmad mansyur dalam karangannya yang bejudul Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan Laporan Karya Imiah, teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian dilakukan dengan melakukan peninjauan secara langsung ke perusahaan agar memperoleh data yang diperlukan melalui cara sebagai berikut: a) Wawancara Wawancara langsung dengan pihak perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b) Observasi Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data dan informasi langsung pada objek yang diteliti. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara mempelajari literatur yang berhubungan dengan permasalahan di atas. Dalam hal ini, penulis menggunakan dua jenis data sebagai berikut : a) Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari badan atau sumber lain yang dikumpulkan dan belum diolah.

9 b) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber bacaan dan literatur. Data ini diperoleh dari buku-buku, laporan tahunan dan dokumen yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. 1.5.2 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis untuk mengklasifikasikan data adalah sebagai berikut : 1. Data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian disusun urutan kronologis laporan tugas akhir. 2. Data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada CV. Citra Pratama kemudian disusun dan dianalisa untuk memperkuat hasil observasi. 3. Seluruh data yang telah berhasil diperoleh dan dikumpulkan, kemudian disesuaikan dengan teori yang telah diperoleh dari perkuliahan, bukubuku atau sumber lainnya untuk memperoleh kesimpulan yang selanjutnya diterapkan dalam rancangan sistem informasi akuntansi. Teknik pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui oleh analisis sistem dalam mengembangkan sistem informasi. Pengembangan sistem akuntansi dilaksanakan melalui tiga tahap utama berikut ini (Mulyadi, 2008:39) : 1. Analisis Sistem (System Analysis) Analisis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya. Analisis sistem harus memperoleh informasi yang

10 sebenarnya diperlukan oleh pemakai informasi, inilah yang menjadi dasar untuk melangkah ke tahap pengembangan desain dan implementasi sistem. Analisis sistem dapat dibagi menjadi empat tahap : a. Analisis Pendahuluan b. Penyusunan Usulan Pelaksanaan Analisis Sistem c. Pelaksanaan Analisis Sistem d. Penyusunan Laporan Hasil Analisis Sistem 2. Desain Sistem (System Design) Desain adalah proses penterjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Tahap desain sistem ini dbagi menjadi lima tahap : a. Desain Sistem Secara Garis Besar b. Penyusunan Usulan Desain Sistem Secara Garis Besar c. Evaluasi Sistem d. Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Garis Besar e. Desain Sistem Secara Rinci f. Penyusunan Laporan Final Desain Sistem Secara Rinci. 1.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian Lokasi penelitian untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini dilakukan pada CV. Citra Pratama yang berlokasi di Jalan Dayang Sumbi No. 1 Sangkuriang Cimahi. Sedangkan waktu yang dilakukan oleh penulis dalam meneliti masalah

11 yang akan dibahas dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dimulai pada Maret sampai Juni 2013. Tabel 1.1 Alokasi Waktu Penelitian WAKTU Kegiatan Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan outline Pengesahan outline Penelitian lapangan Pengumpulan data Bimbingan Pengolahan Data Penyusunan LTA