STUDI PENETAPAN JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON (Study On Green Lane Determination In Some Main Road In Ambon)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI POTENSI PENYIMPANAN KARBONDIOKSIDA (CO2) DI JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ANALISIS DAN SINTESIS

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000)

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

ESTIMATION OF CARBON POTENTIAL ABOVE THE GROUND AT THE STAND LEVEL POLES AND TREES IN FOREST CITY PEKANBARU

Kampus USU Medan Staf Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat km 10,5 Sibaganding-Parapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

ESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU. Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) erminasari.unilak.ac.

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

ANALISIS VEGETASI DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN HUTAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

VALUASI EKONOMI RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP KARBON DAN PENGHASIL OKSIGEN

PENDUGAAN BIOMASSA TANAMAN PENGHIJAUAN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) DI JALAN SAM RATULANGI DAN JALAN TOAR KOTA MANADO

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

BAB III METODE PENELITIAN

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :

PENDUGAAN BIOMASSA TANAMAN PENGHIJAUAN ANGSANA (Pterocarpus indicus Willd) DI JALAN SAM RATULANGI DAN JALAN TOAR KOTA MANADO

Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

MODEL ALOMETRIK BIOMASSA PUSPA (Schima wallichii Korth.) BERDIAMETER KECIL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI RENDY EKA SAPUTRA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN RUANG TERBUKA HIJAU DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN DI KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

PENDUGAAN KARBON TERSIMPAN PADA BEBERAPA JALUR HIJAU JALAN ARTERI SEKUNDER WILAYAH MEDAN SELATAN

III. METODOLOGI PE ELITIA

BAB III BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1924 kawasan hutan Way Kambas ditetapkan sebagai daerah hutan

II. METODOLOGI. A. Metode survei

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS POTENSI DAN NILAI EKONOMI CADANGAN KARBON PADA JALUR HIJAU

Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

TEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA. Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran. Pengukuran normal

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

POTENSI JASA LINGKUNGAN TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus hybrid) DALAM PENYIMPANAN KARBON DI PT. TOBA PULP LESTARI (TPL). TBK

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. dikota-kota besar yang banyak terdapat pengguna kendaraan bermotor. Menurut

PENDUGAAN SERAPAN KARBON DIOKSIDA PADA BLOK REHABILITASI CONOCOPHILLIPS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI PRASASTI RIRI KUNTARI

Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN CADANGAN KARBON TEGAKAN EUKALIPTUS PADA UMUR dan JENIS BERBEDA STUDI DI AREAL HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT.TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NAULI

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3Perubahan tutupan lahan Jakarta tahun 1989 dan 2002.

Peta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru 2 )Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA INDEKS LUAS DAUN DENGAN IKLIM MIKRO DAN INDEKS KENYAMANAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan menurut Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 adalah suatu kesatuan

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. pemanasan global antara lain naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk KALIMANTAN SELATAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Makila ISSN:1978-4996 STUDI PENETAPAN JALUR HIJAU PADA BEBERAPA RUAS JALAN UTAMA DI KOTA AMBON (Study On Green Lane Determination In Some Main Road In Ambon) Christy C.V. Suhendy 1), M.Sahureka 1), L. Latupapua 1) E-mail: christy.suhendy@yahoo.com, ABSTRACT Increasing urban development through physical infrastructure in one hand is a symbol of the progress of human civilization, but in the other hand causes negative impacts that result in environmental degradation. This study aims to enlist the type and number of plants, and estimate potential carbon stock on the green line in some main roads in Ambon City. This research was conducted in four (4) main roads in Ambon City, which are: Jalan Sultan Hairun, Jalan Pattimura, Jalan Dr. Sam Ratulangi and Jalan dr. Latumeten. Based on the DBH of a tree, the biomass estimation can be count by using allometric equations (Brown, 1997). Estimation of biomass is also done with the equation Chave et al. (2005) which has a higher degree of accuracy. The result shows that there are 5 (five) species of tree in some green line in several main road in Ambon City, which are: Lamtoro (Leucaena leucocephala) Trembesi (Samanea saman),mahoni (Sweetenia macrophylla King) Beringin (Ficus sp.). All the tree species are potentially absorb CO 2. The plant that provides shade of sun lights for now is Beringin (Ficus sp.). While the pole which later had potentially provide shade of sun lights is Trembesi (Samanea saman) because it will have wide canopy. Keywords: carbon, urban forest, green open space I. PENDAHULUAN Pembangunan kota yang terus meningkat melalui sarana dan prasarana fisik di satu sisi merupakan symbol kemajuan peradaban manusia yang cenderung mengikuti perkembangan zaman, namun disisi lain menimbulkan berbagai dampak negatif yang mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Kota Ambon sebagai ibukota Propinsi Maluku juga sedang menghadapi proses pembangunan pasca konflik tahun 1999. Konflik sosial tersebut mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana kota seperti sekolah, pasar, perkantoran, pertokoan, bahkan perumahan penduduk. Hal ini mengakibatkan Kota Ambon saat ini memiliki kecenderungan perubahan penggunaan lahan terbuka menjadi lahan terbangun, dan dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup yang asri dan dapat mencerminkan suasana kota yang hijau. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka seiring dengan perkembangan regulasi yang berhubungan dengan penataan ruang dan alokasi penataan kota sesuai Undang- Undang No 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang diperlukan suatu strategi yang mampu mengakomodir beragam persoalan dengan tetap mempertimbangkan relevansinya terhadap 1 Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Unpatti-Ambon Christy C.V. Suhendy, dkk 89

Volume IX Nomor 1 proses kegiatan dan pembangunan kota. Strategi yang dapat dikembangkan adalah melalui penerapan konsep kota hijau dalam perencanaan tata ruang kota. Kehadiran jalur hijau pada beberapa ruas jalur jalan utama sehubungan dengan pengembangan jalur hijau dimaksudkan untuk mengimbangi pesatnya pembangunan fisik kota, dimana dengan adanya berbagai komponen vegetasi pada berbagai jalur dan sudut kota maka, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas O 2 di udara. antara lain; sebagai penyimpan CO 2, (1) sarana penjamin ketersediaan air tanah (2), menyerap panas (3), perlindungan dari pancaran sinar matahari langsung (4), hujan yang deras (5), penghalang angin (6), meredam kebisingan kota (7), mengurangi debu (8), memberikan nilai estetika (9) serta membentuk habitat untuk berbagai jenis burung dan satwa lainnya (10). Agar semua fungsi tata kota tersebut dapat dimaksimalkan, maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan dan pengembangan jalur hijau pada kawasan kota yang dapat mengoptimalisasi fungsi kota hijau sesuai alokasi peraturan pemerintah tentang lingkungan hijau dengan menyisihkan 30 % kawasan kota untuk jalur hijau. Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi jenis dan jumlah tanaman pada beberapa ruas jalur jalan di kota Ambon dan mengestimasi potensi simpanan karbon pada jalur hijau di beberapa ruas jalan di kota Ambon. II. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di 4 (empat) ruas jalan utama di kota Ambon, yaitu, Jalan Sultan Hairun, Jalan Pattimura Jalan Dr. Sam Ratulangi, serta Jalan. dr. Tamaela. Penelitian berlangsung dari bulan Agustus sampai September 2014. 2.2. Objek dan Alat Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, menggunakan metodologi survei untuk mengetahui jumlah dan jenis vegetasi sebagai sona penyangga pada lokasi perkotaan terutama pada jalur jalan utama. 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah potensi vegetasi di tingkat tiang dan pohon pada areal jalur jalan utama di Kota Ambon. 2. Alat Penelitian 90 Christy C.V. Suhendy, dkk

Jurnal Makila ISSN:1978-4996 Peralatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah: GPS, Kompas, Meter Roll, dan Clino meter. 2.3. Tahapan Penelitian 1. Persiapan Penelitian dilakukan di beberapa jalur jalan utama di Kota Ambon.Untuk penelitian pengukuran dan pendugaan biomassa pohon hidup yang dilakukan dengan cara "non destructive sampling" (tidak melakukan penebangan), dilakukan melalui kegiatan: a) Pendekatan secara tidak langsung yaitu dengan melakukan pengukuran diameter dan tinggi pohon serta penggunaan persamaan alometrik. b) Pemetaan Lokasi Penelitian Kegiatan pemetaan dilakukan untuk membagi luasan areal tertanam yang berada pada jalur jalan utama di sudut-sudut Kota Ambon. Lokasi ini akan dibagi berdasarkan petak-petak contoh dan mengklasifikasikan jenis tumbuhan yang ada disekitar areal plot contoh sehingga memudahkan pencatatan dan pengukuran. c) Inventarisasi Kegiatan ini dilakukan untuk mendata potensi berdasarkan stratifikasi jenis tanaman dari tingat semai, pancang, tiang dan pohon dilokasi penelitian yakni sepanjang jalur jalan utama untuk memudahkan pengukuran dan pencatatan. 2.4. Analisa Data Berdasarkan nilai DBH suatu tegakan, maka dapat dilakukan pendugaan biomassa dengan menggunakan persamaan allometrik (Brown, 1997): Y = 42,69-12,8 (DBH) + 1,242(DBH 2 ) Dimana: Y = biomassa total (kg); DBH =diameter setinggi dada (m) Pendugaan biomassa juga dilakukan dengan persamaan Chave et al. (2005) yang memiliki tingkat akurasi lebih tinggi. Persamaan yang digunakan adalah: Y = 0,0509 x ρ x DBH 2 x T Dimana: Y = biomassa total (kg); DBH = diameter setinggi dada (m); ρ = berat jenis kayu (gr/cm3); T = tinggi pohon (m) Perkiraan jumlah karbon (Brown, 1997) : C = 0.5 x Y Dimana: C = Jumlah karbon; Y : Jumlah biomassa Christy C.V. Suhendy, dkk 91

Volume IX Nomor 1 III.HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengukuran dan Pendugaan Stok Karbon di Bererapa ruas jalan di Kota Ambon 1. Perkiraan Biomassa Pohon Dengan menggunakan pendekatan persamaan Brown (1997) dan persamaan Chave et al. (2005) maka diperoleh perkiraan biomassa di lokasi penelitian. Perkiraan biomassa masing-masing jenis menurut persamaan Brown (1997) dan Chave et al. (2005) untuk masing-masing jenis disajikan pada Tabel 1. No Jalur 1 Tabel 1. Jenis dan jumlah pohon serta perkiraan biomassa di tiap jalur penelitian. Nama Jalan Jl. Sultan Hairun 2 Jl. Pattimura 3 Jl. Dr. Sam Ratulangi Jenis Lamtoro (Leucaena leucocephala) Jumlah Pohon Perkiraan Biomassa (kg) Brown Chave 11 9,115.79 2,644.60 2 6,098.71 2,353.93 Trembesi (Samanea saman) 6 407.63 78.12 Mahoni (Sweetenia macrophylla King) 31 34,053.23 16,819.15 12 771.20 473.79 30 30,831.17 11,209.56 Trembesi (Samanea saman) 33 4,456.52 1,209.35 Beringin (Ficus sp.) 12 62,477.49 15,278.99 Jl. dr. 4 Tamaela 20 48,673.62 25,109.13 Sumber: Hasil Perhitungan, 2014 Dari kedua persamaan tersebut terlihat bahwa persamaan Brown (1997) menghasilkan nilai yang lebih besar daripada persamaan Chave et al. (2005), hal ini dikarenakan persamaan Chave et al. (2005) menggunakan dua parameter yang diukur yaitu tinggi dan diameter pohon, sedangkan persamaan Brown (1997) hanya menggunakan satu parameter yang diukur yaitu diameter pohonnya saja, sehingga hasil dari persamaan Chave et al. (2005) lebih akurat dan mendekati dibandingkan dengan hasil dari persamaan Brown (1997). 2. Perkiraan Simpanan Karbon diatas Permukaan Tanah 92 Christy C.V. Suhendy, dkk

Jurnal Makila ISSN:1978-4996 Setelah mengetahui perkiraan biomassa untuk masing-masing jenis pohon, maka digunakan rumus Brown untuk menghitung perkiraan jumlah simpanan karbon diatas permukaan tanah. Jumlah simpanan karbon diatas permukaan tanah berdasarkan hasil perhitungan perkiraan biomassa dengan menggunakan persamaan Brown (1997) dan Chave et al. (2005) untuk masing-masing jenis pohon di tiap jalur yang diteliti disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Jenis dan jumlah pohon serta perkiraan jumlah simpanan karbon di tiap jalur penelitian. No Jalur 1 Nama Jalan Jl. Sultan Hairun 2 Jl. Pattimura 3 Jl. Dr. Sam Ratulangi Jenis Lamtoro (Leucaena leucocephala) Jumlah Pohon Trembesi (Samanea saman) 6 Mahoni (Sweetenia macrophylla King) 11 2 31 12 30 Trembesi (Samanea saman) 33 Beringin (Ficus sp.) 12 4 Jl. dr. Tamaela 20 Sumber: Hasil Perhitungan, 2014 Perkiraan Karbon (kg) Brown Chave 4,557.89 1,322.30 3,049.36 1,176.97 203.81 39.06 17,026.61 8,409.58 385.60 236.89 15,415.58 5,604.78 2,228.26 604.67 31,238.74 7,639.50 24,336.81 12,554.57 3. Jenis Tanaman di Jalur Hijau Lokasi Penelitian Kriteria tanaman yang baik ditanam di jalur hijau untuk jalan utama adalah tanaman yang dapat menahan dan menyaring gas dan partikel padat dari udara, dapat menyerap CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor serta dapat menghasilkan oksigen. Ciri-ciri tanaman untuk kriteria tersebut adalah tanaman yang mempunyai permukaan daun berbulu halus atau berlilin, dan stomata atau mulut daun cukup lebar. Contoh tanaman yang memenuhi kriteria tersebut yaitu, Mahoni (Sweetenia macrophylla King), Tanjung (Mimusops elengi) dan Lamtoro Leucaena leucocephala). Dari hasil penelitian, diketahui jenis-jenis pohon yang terdapat di ruang jalan utama kota Ambon yakni 91 pohon, Trembesi (Samanea saman) 9 pohon terdapat pada 2 jalur yakni Jl Sultan Hairun dan Jl Sam Christy C.V. Suhendy, dkk 93

Volume IX Nomor 1 Ratulangi, Beringin (Ficus sp.) Mahoni (Sweetenia macrophylla King) 12 pohon terdapat pada Jl.Dr Tamaela,Tanjung (Mimusops elengi) 12 pohon hanya terdapat pada jalur Jl. Pattimura dan lamtoro (Leucaena leucocephala) sebanyak 2 pohon. Jenis dominan yang terdapat di tiap jalur adalah Dengan demikian, jenis yang memberikan kontribusi penyimpanan jumlah karbon terbesar di tiap jalur juga adalah jenis ini. Jenis bungur memang banyak ditanam di perkotaan karena mempunyai bunga yang menarik dan tajuk yang rimbun yang berguna sebagai peneduh dan penanamannya yang mudah. Bungur menghasilkan bunga yang berwarna merah mudah atau putih. Selain cocok untuk penghijauan pohon bungur juga banyak khasiatnya. Dari segi fisik bungur bisa ditandai dengan tingginya yang bisa mencapai 10 sampai 30 meter. Batangnya bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, dan berwarna coklat muda. Sementara jenis lainnya yang baru mulai ditanam di beberapa jalur hijau di Kota Ambon, diantaranya adalah di lokasi penelitian Jalan Sultan Hairun dan Jalan Dr. Sam Ratulangi adalah jenis Trembesi (Samanea saman). Pohon ini banyak ditanam sebagai peneduh jalan. Pohonnya seperti payung. akar, batang, dan dahannya sangat besar. Naungan daun pohon trembesi bisa menurunkan suhu udara sekitarnya. Kesejukan itu juga disebabkan pohon trembesi mampu menyerap gas karbon dioksida di udara. Jenis ini sangat baik ditanam di jalur hijau karena kemampuannya untuk menyerap karbon dan mengatasi penggenangan air. Ada pula jenis Beringin (Ficus sp.) yang berada di jalur hijau Jalan Dr. Tamaela. Beringin cukup baik untuk ditanam di jalur hijau, Tanaman tropis ini tumbuh besar, dan semakin tua tajuknya semakin lebar. Daun-daun berwarna hijau mengkilap. Beringin menghasilkan akar-akar udara yang menggantung dari dahan-dahannya. Ia tumbuh baik pada kondisi kering, tanah berdrainase baik, dan mendapat cahaya matahari penuh. Beringin yang di alam bisa tumbuh besar sering digunakan sebagai elemen tanam dalam bentuk bonggol. Beringin bonggol tampak artistik, dan cocok ditanam tunggal sehingga keindahannya lebih menonjol namun harus diperhatikan kondisiperakarannya yang dapat merusak jalan. Selain itu yang ditemukan yakni jenis mahoni (Sweetenia macrophylla King) meskipun batangnya tidak terlalu besar dan terlalu tinggi, namun pohon ini sangat rindang dengan tajuk luas dan tumbuh secara simetris. Daunnya tidak mudah rontok, Rantingnya juga tidak terlalu besar dan tidak mudah patah. Sedangkan jenis lainnya yakni pohon 94 Christy C.V. Suhendy, dkk

Jurnal Makila ISSN:1978-4996 tanjung. Tanjung tergolong tanaman yang dapat bertahan hingga usia tua. Konon pohon tanjung tercatat dapat hidup hingga usia ratusan tahun. Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan jenis tanaman penghujauan yang mampu mengembalikan tingkat kesuburan lahan bermanfaat untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, pada lahan-lahan kritis. Salah satu kelemahan lamtoro adalah, akan menghasilkan biji yang cukup banyak, tersebar ke mana-mana, dan kemudian tumbuh menghasilkan individu baru IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Jenis dan jumlah tanaman di lokasi penelitian adalah: a. Jalur Jl. Sultan Hairun: 11 tegakan, Lamtoro (Leucaena leucocephala) 2 tegakan, Trembesi (Samanea saman) 6 tegakan. b. Jalur Jl. Pattimura: 31 tegakan, Mahoni (Sweetenia macrophylla King) 12 tegakan. c. Jalur Jl. Dr. Sam Ratulangi: 30 tegakan, Trembesi (Samanea saman) 33 tegakan. d. Jalur Jl. dr. Tamaela: Beringin (Ficus sp.) 12 tegakan, Bungur (Lagerstroema speciosa 20 tegakan. 2. Seluruh tanaman yang berada di lokasi penelitian berpotensi sebagai penyerap CO2. Sedangkan tanaman yang memberikan naungan terhadap cahaya matahari untuk saat ini adalah Beringin (Ficus sp.), sementara yang saat ini masih di tingkat tiang dan berpotensi sebagai pemberi naungan di saat yang akan datang adalah jenis Trembesi (Samanea saman) karena mempunyai tajuk yang lebar. 4.2. Saran 1. Untuk jalur hijau di jalan utama di Kota Ambon, tanaman yang ada sudah cukup memadai dan memenuhi kriteria tanaman peneduh dan penyerap CO2 yaitu Bungur (Lagerstroema speciosa dan Mahoni (Sweetenia macrophylla King). Namun perlu juga ditanam tanaman lain seperti Tanjung (Mimusops elengi) yang selain dapat menyerap partikel limbah juga dapat mengeluarkan aroma yang wangi. 2. Penelitian ini perlu dikembangkan pada jalur hijau dan taman kota lainnya di Kota Ambon agar dapat diketahui dan disusun data base tentang perkiraan simpanan karbon di Kota Ambon. Christy C.V. Suhendy, dkk 95

Volume IX Nomor 1 DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 1987. Penyusunan Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Kerjasama Sekretariat Jenderal Departemen Kahutanan dengan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Brown, S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest: A Primer FAO Forestry Paper 134. Food and Agriculture Organisation of the United Nation. Rome. Dahlan EN. 1992. Hutan Kota Untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Bogor: IPB Press. Darmawan. 2011. Perlunya Cadangan Hutan Kota di Bangka Barat. Bangkapos: http://bangka.tribunnews.com/2011/07/28/perlunya-cadangan-hutan-kota-dibangka-barat. Ruliansyah A. 2009. Analisis Kebutuhan Hutan Kota Untuk Menjaga Ketersediaan Air Di Kota Sintang. [Tesis]. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Septriana D. 2005. Perencanaan Pengembangan Hutan Kota di Kota Padang Sumatera Barat. [Tesis]. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Suhendy CCV. 2008. Analisa Prioritas Kebutuhan Pembangunan Hutan Kota Untuk Kenyamanan di Kabupaten Bekasi. Jurnal Penelitian Kehutanan MAKILA Vol III Nomor 2 Tahun 2009. Hal 17 24. 2009. Kajian Spasial Kebutuhan Hutan Kota Berbasis Hidrologi Di Kota Ambon. [Tesis]. Program Pascasarjana IPB. Bogor. 96 Christy C.V. Suhendy, dkk