BAB III BAHAN DAN METODE
|
|
- Sri Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung. DAS ini memiliki panjang sungai utama sepanjang 124,1 km, dengan luas total area sebesar ,25 ha. Pengukuran lapang dilakukan pada 7 klasifikasi penutupan lahan dan 3 kali ulangan pada tiap klasifikasi penutupan lahan.penelitian dilakukan mulai bulan September 2011 sampai dengan bulan Maret Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelititan ini, yaitu: 1. oven 4. GPS 2. timbangan 5. alat dokumentasi 3. meteran 6. program arcview 3.2 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a) Citra Landsat 7ETM+DAS Ciliwung tahun 1990, 2000, 2011 dari USGS, skala 1: , resolusi 90 m x 90 m diolah oleh Badan Planologi Nasional (BAPLAN) tahun b) Sampel tumbuhan bawah dan serasah. c) Kertas label. d) Kantong plastik sampel. 3.3 Variabel yang Diamati Beberapa variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain, yaitu: 1. Diameter pohon sampel. 2. Jumlah dan jenis tanaman sampel. 3. Berat biomassa tanaman dan pohon sampel. 4. Perubahan penutupan lahan pada tahun Desain Sampling Rancangan pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
2 14 1. Klasifikasi lahan (pengelompokan ke dalam masing-masing penutupan lahan), dilakukan berdasarkan klasifikasi penutupan lahan tertentu. Misalnya : hutan alam, hutan tanaman, kebun campuran, lahan pertanian. 2. Pemilihan lokasi plot sampel dilakukan pada lokasi yang dianggap mewakili tiap penutupan lahan. Ukuran plot sampel berbeda pada tiap tingkatan tumbuhan yang diukur atau kondisi plot tersebut. 3. Pengukuran diameter dan penentuan jenis pohon serta tanaman. 4. Penentuan kandungan karbon dan biomassa tumbuhan.penentuan karbon pada pohon dengan menggunakan konversi Berat Jenis (BJ), sedangkan pada tumbuhan bawah menggunakan pengovenan. 5. Penelitian ini menggunakan 3 (tiga) kali ulanganpada setiap penutupan lahan. 3.5 Diagram Alir Penelitian Diagram alir penelitian klasifikasi penutupan lahan dan deteksi perubahannya ditunjukkan pada Gambar 5 (Widayati et al dengan perubahan). Gambar 3 Diagram alir penelitian. Berdasarkan diagram alir (Gambar 3), maka penelitian ini secara garis besar dilakukan dengan cara:
3 15 1. Pengolahan peta multitemporal (tahun 1990, 2000, dan 2011). 2. Penghitungan stok karbon aktual (actual carbon stock) pada tahun 2011 melalui survey lapang (ground survey)dan pembuatan plot contoh. 3. Analisa dampak perubahan RTH terhadap stok karbon melalui interpolasi stok karbon tahun 2011 dengan peta tutupan lahan tahun 1990 dan AnalisaPerubahan Penutupan Lahan Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: GPS dan program arcview 3.2. Bahan-bahan yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: Citra Landsat 7ETM+DAS Ciliwung tahun 1990, 2000, 2011 dari USGS, skala 1: , resolusi 90x90 m. Deliniasi DAS menggunakan DEM SRTM 90 m. Pengolahan citra dilakukan olehbadan Planologi Nasional (BAPLAN) tahun Variabel yang Diamati Variabel yang diamati dalam tahap ini adalah: Perubahan penutupan lahan pada tahun PengolahanPeta Tutupan Lahan Klasifikasi Penutupan Lahan Klasifikasi penutupan lahan menggunakan data dari Badan Planologi Nasional (BAPLAN) tahun Dalam proses klasifikasi ini peta penutupan lahan dari BAPLAN disesuaikan dengan kebutuhan penelitian sehingga menjadi beberapa tipe penutupan lahan yang utama saja Area Contoh Dataset area contoh dikumpulkan pada saat kegiatan pengukuran lapangan.letak area contoh di lapangan direkam dengan GPS (Global Positioning System). Kelas penutupan lahan yang dapat diidentifikasi di lapangan selama kegiatanpengukuran lapangan sebanyak 7 kelas Analisa Perubahan Penutupan Lahan Data perubahan penutupan lahan yang digunakan dalam proses ini berupa data yang berasal dari peta penutupan lahan multiwaktu/temporal. Citra
4 16 terklasifikasi DAS Ciliwung tahun 1990, 2000 dan 2011 dibandingkan satu dengan lainnya untuk menghitung perubahan penutupan lahan. 3.7 Penilaian Stok Karbon Terdapat 3 tahap pengukuran atas karbon (Hairiah, 2007) yaitu: 1. Mengukur biomassa semua tanaman dan nekromassa yang ada pada suatu lahan 2. Mengukur biomassa tanaman di laboratorium 3. Menghitung kandungan C yang disimpan pada suatu lahan Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: 1. oven 4. haga 2. timbangan 5. GPS 3. meteran 6. alat dokumentasi Bahan-bahan yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: a) Sampel tumbuhan bawah dan serasah. b) Kertas label. c) Kantong plastik sampel Variabel yang Diamati Beberapa variabel yang diamati dalam tahap ini antara lain, yaitu: 1. Diameterdan tinggi pohon sampel. 2. Jumlah dan jenis tanaman sampel. 3. Berat biomassa tanaman dan pohon sampel Pengukuran Biomassa dankarbon Tanaman pada Plot Contoh A. Pengukuran biomassa tanaman pada setiap lahan. Melibatkan 3 tahap kegiatan: 1. Membuat plot contoh pengukuran (transek pengukuran) a) Untuk lahan hutan: membuat plot berukuran 5 mx40 m = 200 m (disebut sub-plot). Sub-plotdipilih pada lokasi yang kondisi vegetasinya seragam. b) Plot diberi tanda dengan tali pada keempat sudut sub-plot
5 17 c) Ukuran sub-plot diperbesar bila dalam lahan yang diamati terdapat pohon besar (diameter batang > 30 cm) menjadi 20 mx100 m = 2.000m (disebut plot besar). d) Untuk sistem agroforestri atau perkebunan yang memiliki jarak tanam antar pohon cukup lebar, dibuat sub-plotbesar ukuran 20 m x 100 m = m. e) Ditentukan pula minimal 6 titik contoh pada setiap sub-plot untuk pengambilan contoh tumbuhan bawah, seresah dan tanah; setiap titik berukuran 0,5 m x 0,5 m = 0,25 m. Gambar 4 Sub-plot contoh untuk pengukuran biomassa dan nekromassa (Hairiah, 2007). 2. Mengukur biomassa pohon Pengukuran biomassa pohon dilakukan dengan cara 'non-destructive' (tidak merusak bagian tanaman). Cara pengukuran: a) sub-plot dibagi menjadi 2 bagian, dengan memasang tali di bagian tengah sehingga ada sub-sub-plot, masing-masing berukuran 2,5m x 40m. b) Nama setiap pohon dicatat, dan diukur diameter batang setinggi dadanya (dbh = diameter at breast height = 1,3 m dari permukaan tanah) semua pohon yang masuk dalam sub-sub-plot sebelah kiri dan kanan. Pengukuran dbh hanya dilakukan pada pohon berdiameter 5
6 18 cm hingga 30 cm. Pohon dengan dbh<5 cm diklasifikasikan sebagai tumbuhan bawah. c) Khusus untuk pohon-pohon yang batangnya rendah dan bercabang banyak, misalnya pohon kopi yang dipangkas secara regular, maka diukur semua diameter semua cabang. Bila pada sub-plot terdapat tanaman tidak berkeping dua (dikotil) seperti bambu dan pisang, maka diukur diameter dan tinggi masing-masing individu dalam setiap rumpun tanaman. Demikian pula bila terdapat pohon tidak bercabang seperti kelapa atau tanaman jenis palem lainnya. d) Bila terdapat tunggul bekas tebangan yang masih hidup dengan tinggi > 50 cm dan diameter > 5 cm, maka diukur diameter batang dan tingginya. e) Ditetapkan berat jenis (BJ) kayu dari masing-masing jenis pohon dengan jalan memotong kayu dari salah satu cabang, lalu ukur panjang, diameter dan timbang berat basahnya. Dimasukkan dalam oven, pada suhu 100 O C selama 48 jam dan timbang berat keringnya. Hitung volume dan BJ kayu dengan rumus sebagai berikut: Volume (cm 3 ) = πr 2 T Keterangan: R = jari-jari potongan kayu = ½ x Diameter (cm) T = panjang kayu (cm) BJ (g/cm 3 ) = Berat kering (g) Volume (cm 3 ) 3. Mengukur biomassa tumbuhan bawah Pengambilan contoh biomassa tumbuhan bawah dilakukan dengan metode 'destructive' (merusak bagian tanaman).tumbuhan bawah yang diambil sebagai contoh adalah semua tumbuhan hidup berupa pohon yang berdiameter < 5 cm, herba dan rumput-rumputan.
7 19 Gambar 5 Bentuk kuadran untuk pengambilan contoh tumbuhan bawah dan serasah (Hairiah 2007). Cara pengambilan contoh tumbuhan bawah ('understorey') a. Tempatkan kuadran bambu, kayu atau aluminium di dalam subplot (5 m x 40 m) secara acak. b. Semua tumbuhan bawah (pohon berdiameter < 5 cm, herba dan rumbut-rumputan) yang terdapat di dalam kuadran dipotong. c. Contoh tumbuhan bawah dimasukkan ke dalam kantong. d. Berat basah daun atau batang ditimbang. e. Ambil sub-contoh tanaman dari masing-masing biomassa daun dan batang sekitar g. f. Sub-contoh biomassa tanaman yang telah diambil dikeringkan dalam oven pada suhu 80 O C selama 2 x 24 jam. g. Timbang berat keringnya. Gambar 6 Penempatan kuadran (titik contoh) dalam sub-plot (Hairiah 2007).
8 20 Pengolahan data Hitung total berat kering tumbuhan bawah per kuadran dengan rumus sebagai berikut: Total BK (g) = BK subcontoh (g) BB subcontoh (g) X Total BB (g) Dimana, BK = berat kering dan BB = berat basah B. Pengukuran Nekromassa tanaman Lakukan pengambilan contoh 'nekromassa' (bagian tanaman mati) pada permukaan tanah yang masuk dalam sub-plot (5 m x 40 m) dan/atau plot besar (20 m x 100 m). Pengambilan contoh nekromassa yang berdiameter antara 5 cm hingga 30 cm dilakukan pada sub-plot, sedangkan batang berdiameter > 30 cm dilakukan pada plot besar. Nekromassa dibedakan menjadi 2 kelompok: a. Nekromassa berkayu: pohon mati yang masih berdiri maupun yang roboh, tunggul-tunggul tanaman, cabang dan ranting yang masih utuh yang berdiameter 5 cm dan panjang 0.5 m. b. Nekromassa tidak berkayu: seresah daun yang masih utuh (seresah kasar), dan bahan organik lainnya yang telah terdekomposisi sebagian dan berukuran > 2 mm (seresah halus). a) Nekromassa berkayu Cara pengukuran: Ukur diameter (lingkar batang) dan panjang (tinggi) semua pohon mati yang berdiri maupun yang roboh, tunggul tanaman mati, cabang dan ranting. Catat dalam blangko pengukuran masing-masing, baik untuk nekromassa yang berdiameter > 30 cm dan maupun untuk nekromassa yang berdiameter antara 5-30 cm. Apabila dalam subplot maupun plot besar terdapat batang roboh melintang, maka diukur diameter batang pada dua posisi (pangkal dan
9 21 ujung) dan panjang batang hanya diukur pada contoh yang masuk dalam sub-plot atau plot besar saja. Ambil sedikit contoh kayu ukuran 10 cm x 10 cm x 10 cm, timbang berat basahnya, masukkan dalam oven suhu 80 o C selama 48 jam untuk menghitung BJnya. b) Nekromassa tidak berkayu Cara pengambilan contoh seresah Gunakan kuadran kayu/bambu/aluminium. Ambillah contoh seresah kasar langsung setelah pengambilan contoh biomassa tumbuhan bawah, lakukan pada titik contoh dan luas kuadran yang sama dengan yang dipakai untuk pengambilan contoh biomassa tumbuhan bawah. Ambil semua sisa-sisa bagian tanaman mati, daun- daun dan rantingranting gugur yang terdapat dalam tiap-tiap kuadran, masukkan ke dalam kantong kertas dan beri label sesuai dengan kode titik contohnya. Keringkan semua seresah di bawah sinar matahari, bila sudah kering goyang-goyangkan agar tanah yang menempel dalam seresah rontok dan terpisah dengan seresah. Ambil sub-contoh seresah sebanyak g untuk dikeringkan dalam dalam oven pada suhu 80 o C selama 48 jam. Bila biomassa contoh yang didapatkan hanya sedikit (< 100 g), maka timbang semuanya dan jadikan sebagai sub-contoh. Timbang berat keringnya dan catat dalam blangko. Estimasi BK seresah kasar per kuadran melalui perhitungan sebagai berikut: Total BK (g) = BK subcontoh (g) X Total BB (g) BB subcontoh (g) Keterangan, BK = berat kering dan BB = berat basah Menghitung Karbonpada Suatu Lahan Semua data (total) biomassa dan nekromassa per lahan dimasukkan ke dalam tabel yang merupakan estimasi akhir jumlah C tersimpan per lahan. Konsentrasi C dalam bahan organik biasanya sekitar 46%, oleh
10 22 karena itu estimasi jumlah C tersimpan per komponen dapat dihitung dengan mengalikan total berat masanya dengan konsentrasi C, sebagai berikut (Hairiah, 2007): Berat kering biomassa atau nekromassa (kg/ha) x 0,46 Khusus untuk hutan tanaman (dalam hal ini Pinus), cadangan karbon pada hutan pinus di tahun 1990 dan 2000 didapat melalui perhitungan Mean Annual Increament (MAI) dan persamaan alometrik untuk Pinus: MAI = Vt/V (Soeroso, 1961 yang disitasi oleh Harmoko 2004) Y = 0,0417D 2,6576 (Waterloo 1995 disitasi oleh Hairiah dan Rahayu 2010) Menghitung Karbon pada tingkat DAS Penghitungan selanjutnya adalah menghitung jumlah C tersimpan yang ada pada tingkat DAS (kawasan), yaitu mengalikan nilai rata-rata penyimpanan C per sistem penutupan lahan dengan jumlah luasannya sehingga penyimpanan C per kawasan dapat diketahui (Hairiah 2007). 3.8 Penilaian Dampak Perubahan RTH Terhadap Peningkatan GRK Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: komputer dan programarcview 3.2. Bahan-bahan yang digunakan dalam tahap ini, yaitu: Citra Landsat 7ETM+ DAS Ciliwung tahun 1990, 2000, 2011 dari USGS, skala 1: , resolusi 90 m x90 m. Deliniasi DAS menggunakan DEM SRTM 90 m. Pengolahan citra dilakukan oleh Badan Planologi Nasional (BAPLAN) tahun Variabel yang Diamati Variabel yang diamati dalam tahap ini adalah: 1. Perubahan penutupan lahan pada tahun Perubahan simpanan karbon pada tahun
11 Proses Penilaian Penilaian dampak perubahan RTH dilakukan dengan menggabungkan dua analisa perhitungan, yaitu: 1. Penutupan lahan pada tahun 1990, 2000, dan Stok karbon pada tiap penutupan lahan dengan acuan data lapang tahun Dari pembandingan data penutupan lahan pada tahun 1990, 2000, dan 2011 maka dapat diketahui perubahan penutupan lahan selama sekitar dua puluh tahun.kemudian dengan data perubahan tersebut, tiap penutupan lahan dikonversi ke dalam stok karbon dengan mengacu pada data lapang tahun 2011, sehingga dapat diketahui perubahan stok karbon yang terjadi selama sekitar dua puluh tahun. Serapan CO 2 dihitung dengan menggunakan perbandingan massa molekul relatif CO 2 (44) dan massa atom relatif C (12) sehingga:. serapan CO 2 = 3,67 x cadangan karbon
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017. Lokasi penelitian bertempat di Kawasan Perlindungan Setempat RPH Wagir BKPH Kepanjen KPH Malang.
Lebih terperinci3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?
3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan? 3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan? Mengukur jumlah C tersimpan di hutan dan lahan pertanian cukup mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri
Lebih terperinciESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA
ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA Oleh : AUFA IMILIYANA (1508100020) Dosen Pembimbing: Mukhammad Muryono, S.Si.,M.Si. Drs. Hery Purnobasuki,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terletak di kebun kelapa sawit Panai Jaya PTPN IV, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penelitian berlangsung dari bulan Februari 2009
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur. B. Alat dan Objek Alat yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari Januari sampai April 2010, dilakukan dengan dua tahapan, yaitu : a. pengambilan
Lebih terperinciPERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP STOK KARBON PERMUKAAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG ARIEF NUGROHO NUR PRASETYO
PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP STOK KARBON PERMUKAAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG ARIEF NUGROHO NUR PRASETYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2 0 1 3 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2011 di beberapa penutupan lahan di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Gambar 1). Pengolahan
Lebih terperinciPerubahan Penutupan Lahan dan Dampaknya terhadap Stok Karbon Permukaan pada Daerah Aliran Sungai Ciliwung
JURNAL 108 Basuki SILVIKULTUR Wasis et al. TROPIKA J. Silvikultur Tropika Vol. 03 No. 02 Agustus 2012, Hal. 108 113 ISSN: 2086-8227 Perubahan Penutupan Lahan dan Dampaknya terhadap Stok Karbon Permukaan
Lebih terperinciTM / 16 Mei 2006 U.S. Geological Survey* Landsat 5 4 Mei 2000 Global Land Cover Facility** 124/64 ETM+ / Landsat-7. 2 Maret 2005
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Tambling Wildlife Nature Conservation Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TWNC TNBBS) Provinsi Lampung. Penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan
Lebih terperinciPotensi Karbon di Taman Nasional Meru Betiri
Potensi Karbon di Taman Nasional Meru Betiri Oleh: Seno Pramudita Nugroho Dri Atmojo Adi Sucipto Deny Astanafa Afiyan Eko Firnandus Ketut Efendi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tiga padang golf yaitu Cibodas Golf Park dengan koordinat 6 0 44 18.34 LS dan 107 0 00 13.49 BT pada ketinggian 1339 m di
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
16 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di lahan pertanaman karet Bojong Datar Banten perkebunan PTPN VIII Kabupaten Pandeglang Banten yang dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciPENGUKURAN PETUNJUK PRAKTIS PENGGUNAAN LAHAN. Karbon tersimpan DI BERBAGAI MACAM KURNIATUN HAIRIAH SUBEKTI RAHAYU WORLD AGROFORESTRY CENTRE
PETUNJUK PRAKTIS PENGUKURAN Karbon tersimpan DI BERBAGAI MACAM PENGGUNAAN LAHAN KURNIATUN HAIRIAH SUBEKTI RAHAYU WORLD AGROFORESTRY CENTRE Petunjuk praktis Pengukuran 'karbon tersimpan di berbagai macam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
30 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pekon Gunung Kemala Krui Kabupaten Lampung Barat. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Universitas Palangkaraya, Hampangen dan Hutan Penelitian (Central Kalimantan Peatland Project)
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November 2012. Penelitian ini dilaksanakan di lahan sebaran agroforestri yaitu di Kecamatan Sei Bingai, Kecamatan Bahorok,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Biomassa Biomassa merupakan bahan organik dalam vegetasi yang masih hidup maupun yang sudah mati, misalnya pada pohon (daun, ranting, cabang, dan batang utama) dan biomassa
Lebih terperinciTopik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON
Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON 1. Pengertian: persamaan regresi yang menyatakan hubungan antara dimensi pohon dengan biomassa,dan digunakan untuk menduga biomassa pohon. Selanjutnya menurut Peraturan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Limbah Pemanenan Kayu, Faktor Eksploitasi dan Karbon Tersimpan pada Limbah Pemanenan Kayu ini dilaksanakan di IUPHHK PT. Indexim
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
10 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapang. Pengolahan citra dilakukan di Bagian Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial dan penentuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat
11 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009. Pelaksanaan meliputi kegiatan lapang dan pengolahan data. Lokasi penelitian terletak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
12 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel buah kopi dilakukan pada perkebunan kopi rakyat di Desa Suka Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Identifikasi
Lebih terperinciPengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan
Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan Taryono Darusman 1, Asep Mulyana 2 dan Rachmat Budiono 3 Pendahuluan Lahan gambut merupakan ekosistem lahan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kebun Meranti Paham terletak di Kelurahan Meranti Paham, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Sebelumnya bernama Kebun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. angka-angka data analisis mengunakan statistik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Januari 2016 dan pada
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantiatif sebagaimana menurut Suryana (2010) penelitian deskriptif bertujuan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium
59 LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium Tanaman EucalyptusIND umur 5 tahun yang sudah di tebang Proses pelepasan kulit batang yang dila kukan secara manual Penampakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jati (Tectona grandis Linn. f) Jati (Tectona grandis Linn. f) termasuk kelompok tumbuhan yang dapat menggugurkan daunnya sebagaimana mekanisme pengendalian diri terhadap
Lebih terperinciKegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan
Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan karbon ke atmosfir dalam jumlah yang cukup berarti. Namun jumlah tersebut tidak memberikan dampak yang berarti terhadap jumlah CO
Lebih terperinciMODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN. (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J.
MODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J. Tujuan Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di hutan alam tropika di areal IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan waktu Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang dikelola dengan
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG
ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG Rina Sukesi 1, Dedi Hermon 2, Endah Purwaningsih 2 Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan
23 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan Hutan Lindung Batutegi Blok Kali Jernih (Gambar 3), bekerjasama dan di bawah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi
16 TINJAUAN PUSTAKA Karbon Hutan Hutan merupakan penyerap karbon (sink) terbesar dan berperan penting dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi karbon (source). Hutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undangundang tersebut, Hutan adalah suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan arteri primer
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. didalamnya, manfaat hutan secara langsung yakni penghasil kayu mempunyai
TINJAUAN PUSTAKA Hutan Hutan merupakan sumber utama penyerap gas karbondioksida di atmosfer selain fitoplankton, ganggang, padang lamun, dan rumput laut di lautan. Peranan hutan sebagai penyerap karbondioksida
Lebih terperinciESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU. Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) erminasari.unilak.ac.
13 ESTIMASI CADANGAN KARBON PADA TUMBUHAN TEGAKAN ATAS DI KAWASAN HUTAN KOTA PEKANBARU Ermina Sari 1) Siska Pratiwi 2) Email: erminasari.unilak.ac.id *Alumni FKIP Universitas Lancang Kuning ** Dosen FKIP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 2.1 Hutan Tropika Dataran Rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dijelaskan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
Lebih terperinciPENGUKURAN CADANGAN KARBON
Petunjuk Praktis PENGUKURAN CADANGAN KARBON dari tingkat lahan ke bentang lahan Edisi ke 2 Kurniatun Hairiah, Andree Ekadinata, Rika Ratna Sari dan Subekti Rahayu World Agroforestry Centre Petunjuk praktis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan di IUPHHK HA (ijin usaha pemamfaatan hasil hutan kayu hutan alam) PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut,
Lebih terperinciII. METODOLOGI. A. Metode survei
II. METODOLOGI A. Metode survei Pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan di KPHP Maria Donggomassa wilayah Donggomasa menggunakan sistem plot, dengan tahapan pelaksaan sebagai berikut : 1. Stratifikasi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2011, bertempat di Seksi Wilayah Konservasi II Ambulu, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal hutan alam IUPHHK-HA PT Suka Jaya Makmur, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di areal hutan tanaman rawa gambut HPHTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Wilayah Kabupaten Pelalawan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Peta lokasi pengambilan sampel biomassa jenis nyirih di hutan mangrove Batu Ampar, Kalimantan Barat.
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan hutan mangrove di hutan alam Batu Ampar Kalimantan Barat. Pengambilan data di lapangan dilaksanakan dari bulan Januari
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi lahan pertanian (Hairiah dan Rahayu 2007). dekomposisi oleh bakteri dan mikroba yang juga melepaskan CO 2 ke atmosfer.
TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Iklim Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer. Keseimbangan tersebut dipengaruhi antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan pada bulan Agustus sampai November 2011 yang berada di dua tempat yaitu, daerah hutan mangrove Wonorejo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dengan menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang kearah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELlTlAN
METODOLOGI PENELlTlAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma, Unit Seruyan Kalimantan Tengah. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap kegiatan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan bahan 3.3 Pengumpulan Data
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008 di petak 37 f RPH Maribaya, BKPH Parungpanjang, KPH Bogor. Dan selanjutnya pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) sejak pertengahan abad ke 19 telah menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah lapisan gas yang berperan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian
15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di dua kawasan pesisir di Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu kawasan yang dipengaruhi oleh Samudera Hindia atau Kawasan Pantai Barat (Aceh Barat,
Lebih terperinciTopik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon
Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon 1 Presentasi ini terbagi menjadi lima bagian. Bagian pertama, memberikan pengantar tentang besarnya karbon yang tersimpan di lahan gambut. Bagian kedua membahas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman
PENDAHULUAN Latar Belakang Terdegradasinya keadaan hutan menyebabkan usaha kehutanan secara ekonomis kurang menguntungkan dibandingkan usaha komoditi agribisnis lainnya, sehingga memicu kebijakan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya kebutuhan lahan dan semakin terbatasnya sumberdaya alam menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih guna hutan sering terjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di IUPHHK HA PT. Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Nopember
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinciTEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA. Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran. Pengukuran normal
TEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran Normal Pengukuran normal Normal pada lahan yang miring Jika pohon berada pada lahan yang miring, posisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu pengambilan data di lapangan dilakukan di sempadan muara Kali Lamong dan Pulau Galang, serta pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian kerusakan tegakan tinggal akibat penebangan pohon dilakukan di PT. MAM, Kabupaten Mamberamo Raya, Provinsi Papua. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciInformasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk
Informasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk Aplikasi perhitungan grk di wilayah sumatera Aplikasi Perhitungan GRK di Wilayah Sumatera Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pendugaan Cadangan Karbon pada Berbagai Tingkat Lahan. Menurut Hairiah 2001 menyatakan bahwa pada ekosistem daratan,
TINJAUAN PUSTAKA Pendugaan Cadangan Karbon pada Berbagai Tingkat Lahan Menurut Hairiah 2001 menyatakan bahwa pada ekosistem daratan, cadangan karbon disimpan dalam 3 komponen pokok, yaitu: 1. Bagian hidup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Agroforestri Agroforestri merupakan suatu sistem pengelolaan lahan untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan peningkatan produktivitas lahan. Masalah yang sering timbul adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global merupakan salah satu isu di dunia saat ini. Masalah pemanasan global ini bahkan telah menjadi agenda utama Perserikatan Bangsabangsa (PBB). Kontributor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan, namun kerusakan hutan di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu yang mengakibatkan
Lebih terperinciB III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.
B III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada mangrove yang ada
Lebih terperinciPengenalan perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat pinggiran hutan. (Foto: Kurniatun Hairiah)
Pengenalan perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat pinggiran hutan. (Foto: Kurniatun Hairiah) 4. Penghitungan dinamika karbon di tingkat bentang lahan Ekstrapolasi cadangan karbon dari tingkat lahan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menjadi isu penting dalam peradaban umat manusia saat ini. Hal ini disebabkan karena manusia sebagai aktor dalam pengendali lingkungan telah melupakan
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MTERI DN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat pengambilan sampel tanah yaitu pengambilan sampel tanah pada hutan konservasi pasca terbakar dan sebagai
Lebih terperinciLampiran 1. Peta Areal Hutan Tanaman Acacia mangium PT. Sumatera Riang Lestari Sektor Sei Kebaro
Lampiran. Peta Areal Hutan Tanaman Acacia mangium PT. Sumatera Riang Lestari Sektor Sei Kebaro PETA AREAL HUTAN TANAMAN ACACIA MANGIUM PT. SUMATERA RIANG LESTARI SEKTOR SEI KEBARO U T S R Q P O N M L K
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan Agustus tahun 2009 di hutan gambut merang bekas terbakar yang terletak di Kabupaten Musi
Lebih terperinciPENGUKURAN CADANGAN KARBON
Petunjuk praktis PENGUKURAN CADANGAN KARBON dari tingkat lahan ke bentang lahan Edisi ke 2 Kurniatun Hairiah, Andree Ekadinata, Rika Ratna Sari dan Subekti Rahayu Hairiah K, Ekadinata A, Sari RR, Rahayu
Lebih terperinciPENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU
PENDUGAAN KANDUNGAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN TANAH PADA KAWASAN ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU ESTIMATION OF THE CARBON POTENTIAL IN THE ABOVE GROUND AT ARBEROTUM AREA OF RIAU UNIVERSITY Ricky Pratama 1, Evi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan gambut merupakan salah satu tipe hutan yang terdapat di Indonesia dan penyebarannya antara lain di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemanasan Global Pemanasan global diartikan sebagai kenaikan temperatur muka bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca dan berakibat pada perubahan iklim. Perubahan iklim global
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air
Lebih terperinciDiagram pie perbandingan zona pasang tertinggi dan terendah
hasil stok karbon Diagram pie perbandingan zona pasang tertinggi dan terendah Biomassa Mangrove di Zona Pasang Tertinggi 0% Batang Nekromassa 16% 0% Akar seresah Biomassa Mangrove di zona Pasang Terendah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lingkungan Penelitian Pada penelitian ini, lokasi hutan mangrove Leuweung Sancang dibagi ke dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan suatu obyek sesuai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Lillesand dan Kiefer (1997), mendefenisikan penginderaan jauh sebagai
TINJAUAN PUSTAKA Penginderaan Jarak Jauh Lillesand dan Kiefer (1997), mendefenisikan penginderaan jauh sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tegakan jabon dan vegetasi tumbuhan bawah yang terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia,
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Waktu Pangkas
PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.
Lebih terperinciMODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA
MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI
Lebih terperinciTopik B3 Pendugaan cadangan karbon bawah-permukaan di lahan gambut
Topik B3 Pendugaan cadangan karbon bawah-permukaan di lahan gambut 1 2 Cadangan karbon bawah-permukaan terdiri dari Cadangan karbon biomassa bawah-permukaan Mengikuti prosedur yang dilakukan di tanah mineral
Lebih terperinciKONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik
KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik Latar Belakang: Penghutan kembali atau reboisasi telah banyak dilakukan oleh multipihak untuk menyukseskan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Menurut Soerianegara dan Indrawan (1988) hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan
Lebih terperinci