PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LOGARITMA KELAS X SMKN 5 MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBMELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII BL-1 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

Ayin Ria Yufita* Universitas Negeri Malang Pembimbing : Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL OLEH JUMADI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

BAB III METODE PENELITIAN

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 5 PENAJAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Rata-rata UN SMP/Sederajat

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

JURNAL SERAMBI ILMU VOLUME 28 NOMOR 1 MARET 2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 12 ISSN X

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 181 Pekanbaru tahun ajaran. 2013/2014 yang terdiri dari 46 orang siswa.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

Kata Kunci : Model pembelajaran kooperatif TPS, Kemampuan membaca pemahaman, Penelitian tindakan kelas.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

Artikel Ilmiah oleh Desy Ayu Wijayanti ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. di Jalan Dr. Muwardi No. 84 Sukoharjo. SMA Veteran 1 Sukoharjo

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

*Keperluan korespondensi, telp: ,

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN X. Megasasmita SDN 10 Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS-ASSISTED-INDIVIDUALIZATION

Mirza Azizah, Cholis Sa dijah, dan Abdul Qohar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LARI MELALUI PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hasna Putri Azizah, Budi Utami* dan Haryono. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LOGARITMA KELAS X SMKN 5 MALANG Utama Patrianto Mahasiswa Universitas Negeri Malang E-mail : utamapatrianto@gmail.com Cholis Sa dijah, Abd. Qohar Dosen Universitas Negeri Malang Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMKN 5 Malang. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Data diperoleh dari hasil pengerjaan latihan soal pada lembar kegiatan siswa, tes akhir, observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 46,4 %. Kata Kunci : Logaritma, Think Pair Share, Pemahaman siswa Abstract : The purposes of this research is to describe implementation cooperative learning models type think pair share to understanding logarithm of 10 th grade student of SMKN 5 Malang. This research is a Classroom Action Research (CAR). The data is taken from the worksheet, exercise result, observation and also field notes. The research found the improvement the student achievement at cycle II is 46.4% from cycle I. Keywords : Logarithm, Think Pair Share, Student s Understanding Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dalam pendidikan terdapat tiga komponen penting, yaitu pendidik, peserta didik dan fasilitas. Dalam kaitannya butir (1) pasal 40 UU Sisdiknas, tentang kewajiban pendidik untuk menciptakan susasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis yang diharapkan dengan terciptanya suasana tersebut, peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan guru, khususnya materi-materi dalam pelajaran matematika. Menurut Hudojo (2001:45) matematika merupakan ilmu yang memiliki objek penelaahan yang abstrak, yaitu pada hakekatnya matematika hanya terdapat pada pikiran manusia. Keabstrakan objek inilah yang membuat matematika sulit dipahami. Dalam membimbing peserta didik dalam mempelajari matematika, pendidik dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Cooperative learning penerapannya dalam pelajaran adalah membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu persoalan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam belajar kelompok siswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya sendiri daripada oleh guru. menurut S. Nasution (2005 : 43) bahasa yang digunakan oleh siswa lebih mudah ditangkap oleh siswa lain. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan Johnson dan Johnson (Nurhadi dkk, 2004:63) adalah sebagai berikut (1) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, (2) meningkatkan sikap tenggang rasa, 1

(3) meningkatkan motivasi belajar intrinsik, (4) meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar, (5) menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois. Dalam pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator agar siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak semua pembelajaran berjalan dengan lancar terutama pada pembelajaran matematika. Banyak sekali kesulitan yang dialami siswa karena objek matematika yang abstrak, karena itulah guru dan siswa dihadapkan pada beberapa hambatan seperti halnya pada kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di dalam kelas dan tanya jawab dengan guru mata pelajaran matematika, diperoleh gambaran siswa saat pembelajaran matematika berlangsung, antara lain : (1) siswa kurang memperhatikan guru pada saat belajar matematika. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tampak ramai dan beberapa siswa sibuk bermain sendiri, (2) pemahaman mengenai materi yang dijelaskan guru masih rendah. Hal ini diperkuat dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti yakni masih banyak siswa yang belum menguasai materi eksponen dan bentuk akar, (3) metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah, tanya-jawab dan diskusi. Alasan memilih materi logaritma dalam penelititan ini adalah karena banyak sekali masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan logaritma. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang langkah-langkahnya adalah berpikir berpikir-berpasangan-berbagi. Think pair share (TPS) memiliki kelebihan antara lain: (1) memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. (2) lebih mudah dan cepat pembentukan kelompoknya. (3) murid lebih aktif dalam pembelajaran karena satu kelompok hanya terdiri dari 2 siswa. Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut diharapkan TPS dapat memahamkan siswa X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang pada materi logaritma. Siswa dikatakan paham apabila 85% siswa mencapai ketuntasan belajar klasikal dan mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. METODE Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran tentang tingkah laku dan kinerja subjek penelitian selama penelitian berlangsung. PTK mempunyai 4 tahap, yakni : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang semester gasal tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 29. Kehadiran peneliti di lapangan merupakan hal yang mutlak selama kegiatan berlangsung. Peneliti bertindak sebagai perancana tindakan, pemberi tindakan, pengumpul data, penganalisis data serta sekaligus pembuat laporan hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa, tes, lembar observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik pengumpulan datanya ada yang dilakukan selama pembelajaran, atau diluar pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini ada 2 jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil wawancara, catatan lapangan dan lembar observasi, selain itu data kualitatif didukung dari dokumentasi, penjelasan hasil pengerjaan latihan soal, LKS dan tes akhir siklus. Data kuntitatif diperoleh dari nilai tes kemampuan awal, tes akhir dan skor hasil observasi aktivitas siswa. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia. Teknik analisis data didasarkan pada jenis data. Untuk data kualitatif, analisis data akan dilakukan dengan tipe alir yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992 : 17-19) yang meliputi tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Mereduksi data adalah kegiatan menyeleksi, memfokuskan 2

dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh untuk penyusunan laporan penelitian. Menyajikan data yaitu mongorganisasikan data hasil reduksi dalam bentuk naratif. Menarik kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap penafsiran, evaluasi dan tindakan. Untuk data kuantitatif analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis validitas instrumen dan analisis data hasil belajar. Analisis validitas instrumen digunakan untuk mengetahui kevalidan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Kevalidan instrumen dihitung dengan rumus : %kevalidan instrumen = jumlah skor skor maksimal x 100%, dengan kriteria seperti tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria penskoran instrumen penelitian Persentase skor yang diperoleh (%) Nilai 85-100 Sangat valid 65-84 Valid 55-64 Kurang valid 0-54 Tidak valid Tabel 2.1 tersebut didapat dari memampatkan beberapa nilai dalam tabel pedoman penetapan nilai menurut UM pada pedoman pendidikan Universitas Negeri Malang (2011). Data hasil belajar dianalisis dengan analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal. Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor 70 dan ketuntasan klasikal apabila 85% kelas tersebut telah mencapai skor 70. Untuk mengetahui persentase subyek yang mencapai ketuntasan belajar (KB) dengan menggunakan rumus : KB = jumlah siswa yang mencapai skor 70 jumlah siswa yang mengikuti tes x 100%. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kriteria derajat kepercayaan dan teknik pemeriksaan ketekunan pengamatan dan triangulasi sesuai yang dipaparkan Moleong (2010:330) yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan metode, yang terdapat dua strategi yaitu (1) membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang berbeda. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dalam kelas dan wawancara informal dengan salah satu guru matematika SMKN 5 Malang. Didapatkan fakta didasarkan dalam pengamatan bahwa pembelajaran dalam kelas masih menggunkan metode ceramah, kemudian dari hasil wawancara informal diperoleh informasi tentang keadaan siswa dalam kelas yang meliputi keaktifan, kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab soal selama mengikuti pelajaran matematika. Selanjutnya peneliti bersama guru menentukan kelas mana yang cocok digunakan sebagai subjek penelitian. Ditentukan bahwa kelas X Busana Butik 3 sebagai subjek penelitian. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi prasyarat logaritma atau belum. Diperoleh masih banyak siswa yang belum memahami materi logaritma hal ini terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang masih banyak terjadi kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Didapatkan rata-rata hasil tes kemampuan awalnya adalah 55, sehingga perlu dijelaskan kembali materi prasyarat logaritma. Paparan data siklus I, tahap perancanaan tindakan yaitu meliputi (1) memilih materi pembelajaran yaitu logaritma. (2) menyusun RPP yang sesuai dengan pembelajaran TPS, RPP siklus I disusun dengan alokasi waktu 6 x 40menit (2 pertemuan). (3) menyusun Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan materi yang dipelajari. (4) menyusun lembar observasi aktivitas guru, lembar aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. (5) membagi kelompok heterogen berdasarkan hasil tes kemampuan awal. (7) mengkoordinasikan dengan guru mata palajaran matematika untuk proses observasi pembelajaran matematika. 3

Pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus I Pertemuan Hari / Tanggal Materi ke- 1 Jumat/28 September 2012 Pengertian Logaritma Sifat logaritma 1 sampai 3 2 Jumat/5 Oktober 2012 Sifat logaritma 4 sampai 6 Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2. Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa masuk kategori baik. Refleksi tindakan siklus I. refleksi digunakan untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dan kekurangan dalam tindakan siklus I, disamping itu refleksi digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah paham materi logaritma yaitu dengan kriteria minimal 85% siswa memiliki rata-rata lebih dari atau sama dengan 70. Dilihat dari pengerjaan tes akhir didapat 82,1% siswa mengalami ketidaktuntasan, sehingga pemberian tindakan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan karena siswa masih belum memahami materi logaritma yaitu dengan membuat siklus II dengan memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang terdi pada siklus I. Pada siklus II, tahap perencanaan, peneliti menyusun RPP siklus II bersama dengan guru. Menyusun LKS sesuai dengan materi dan menyusun lembar observasi dan yang terakhir melakukan koordinasi dengan guru dan teman sejawat. Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua pertemuan seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus 1I Pertemuan Hari / Tanggal Materi ke- 1 Jumat/12 Oktober 2012 Sifat logaritma 7 sampai 9 2 Jumat/19 Oktober 2012 Cara membaca tabel logaritma Mengerjakan soal menggunakan tabel logaritma Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2. Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa masuk kategori baik. Refleksi tindakan siklus II, berdasarkan paparan data dan hasil observasi yang dilakukan bahwa penerapan pembelajaran TPS masih belum mampu memahamkan materi logaritma. Hal ini dapat dicermati dari hasil tes akhir siklus II yang masih belum mencapai minimal 85 % siswa mencapai ketuntasan belajar minimal dengan rata-rata 70 atau lebih. Penyebab dari belum tercapainya target tersebut karenabeberapa kelemahan yaitu (1) siswa kelas X BB 3 kurang memahami soal dengan baik, siswa masih ada yang belum bisa menuliskan logaritma dengan benar, (2) siswa masih 4

sering bergurau dengan temannya pada saat berkelompok (tahap pair), (3) siswa masih ada yang tidak bisa menentukan logaritma suatu bilangan dan (4) siswa belum memahami sifat-sifat logaritma secara keseluruhan sehingga dalam menjawab soal-soal pada tes akhir siklus II masih banyak terjadi kesalahan, (5) siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS. (6) alokasi waktu ada yang tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. (7) pembelajaran matematika dengan alokasi waktu satu minggu satu kali tatap muka, ternyata cenderung mengakibatkan siswanya malas belajar matematika, hal ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tidak mengumpulkan tugas rumah, baik tugas 1 atau tugas 2. (8) LKS perlu dikaji lagi supaya menjadi instrumen yang memudahkan siswa untuk memahami materi logaritma. (9) siswa perlu diingatkan kembali tentang materi prasyarat logaritma. (10) guru perlu mencermati faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran, antara lain minat siswa, lingkungan, kemampuan guru dalam mengajar dan sebagainya. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share belum memahamkan materi logaritma namun penelitian harus dihentikan karena mereka melaksanakan ujian dan ini merupakan kelemahan dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Pembelajaran yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan 3 jam pelajaran untuk tiap pertemuannya. Dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, karena siswa belum mencapai target maka dibuat lagi dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi tentang logaritma dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dikembangkan oleh F. Lyman pada tahun 1985 dari Universitas Maryland. Think Pair Share mempunyai prosedur Think (berpikir), Pair (berpasangan) dan Share (berbagi). Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan peserta didik, kemudian guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan pasangan-pasangannya dan pada akhirnya ada pasangan yang berbagi jawabannya di depan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus karena siklus I penelitian tidak mencapai target minimal 85% siswa dalam kelas mendapat nilai lebih atau sama dengan 70. Setiap siklus terdapat empat tahap penelitian sesuai dengan model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Siswono (Tanpa tahun : 153) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Pada perencanaan penelitian, peneliti bersama dengan guru pengajar matematika kelas X BB 3 SMKN 5 Malang membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didalamnya meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) Mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan (3) menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti terdapat tiga tahap, yaitu tahap think (berpikir), tahap pair (berpasangan) dan tahap share (berbagi). Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan misalnya dengan tanya jawab pada siswa, guru mengulang singkat tentang materi yang telah dipelajari dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan penelitian yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, pada siklus I pertemuan 1, pada kegiatan pendahuluan guru menjelaskan hubungan antara materi eksponen atau materi prasyarat dengan materi logaritma yang akan dipelajari. Di dalam penjelasan tersebut guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa, namun kondisi siswa pasif. Pada tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu. Pada tahap pair, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 2 siswa. LKS dikerjakan bersama kelompoknya. Pada tahap share, kelompok berbagi atau mempresentasikan hasil pekerjaan LKS didepan kelas dan kelompok lain menanggapi. Untuk pertemuan 2 siklus I, pada tahap pendahuluan guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada 5

tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu, tahap pair guru meminta siswa untuk berkelompok dengan kelompoknya sama seperti pada pertemuan 1. tahap share guru meminta 3 kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan LKS kemudian kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap inti pertemuan 2, ditambah dengan pelaksanaan tes siklus I. Pelaksanaan siklus 2 memiliki kegiatan-kegiatan yang sama dengan siklus I, baik pada pertemuan 1 atau pertemuan 2. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, maupun nilai tes siswa pada siklus I masih terdapat kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran dan target atau kriteria ketuntasan belajar siswa belum tercapai. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut (1) siswa banyak yang bergurau pada saat pembelajaran berlangsung, terutama pada saat tahap pair, (2) siswa melakukan kegiatan dengan lambat, sehingga waktu terlaksananya pembelajaran melebihi alokasi waktu pada rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) siswa belum memahami materi prasyarat logaritma yaitu materi eksponen dan bentuk akar, (4) siswa tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya, (5) masih terjadi kesalahan dalam menuliskan simbol, yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengerjakan soal, (6) hasil tes akhir siklus I yaitu hanya 5 siswa yang mendapat nilai dan 23 siswa lainnya mendapat nilai Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung baik, yang terlihat dalam persentase rata-rata skor observasi yang menunjukkan kriteria baik dan baik. Tetapi menurut peneliti, pembelajaran masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk pemahaman siswanya, berdasarkan hasil analisis nilai tes akhir siklus siswa pada siklus II, terdapat peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 46,4%. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share belum maksimal dalam mencapai target yang diharapkan peneliti dikarenakan hasil pengerjaan LKS, Latihan soal pada kegiatan dalam LKS masih banyak yang salah dan diperkuat oleh hasil pengerjaan soal tes akhir siklus I siswa dengan persentase ketidaktuntasan yaitu 82,1%. Dari hasil pengerjaan LKS, kegiatan dalam LKS dan tes akhir siklus I masih banyak siswa yang tidak dapat mengaplikasikan sifat-sifat logaritma dalam mengerjakan soal, dan banyak kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol logaritma. Pada siklus II sudah ada peningkatan nilai akhir siklus siswa yaitu dari siklus I dengan ratarata 49 ke siklus II rata-rata 69,6 dengan peningkatan ketuntasan klasikal 46,4%. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 18 siswa. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma pada siswa dapat dikatakan belum memahamkan karena masih banyak terdapat kesalahan pada pekerjaan siswa dalam mengerjakan LKS dan latihan soal yang diberikan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada materi logaritma ini telah sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran think pair share. Meskipun pelaksanaan telah sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran think pair share tetapi masih terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kendala serta solusi yang dihadapi peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Think Pair Share Kendala Solusi Siswa melakukan kegiatan pembelajaran Pengaturan waktu yang lebih optimal dengan lambat sehingga waktu oleh peneliti sehingga pembelajaran terlaksananya pembelajaran melebihi dapat terlaksana secara maksimal dan alokasi waktu yang direncanakan. sesuai alokasi yang direncanakan. Sebagian siswa tidak mau bekerja sama mengerjakan LKS dalam diskusi kelompok dan hanya mengandalkan 6 Guru memberikan penegasan bahwa soal-soal tidak dikerjakan secara berkelompok tetapi dikerjakan oleh

anggota kelompok yang lain untuk mengerjakan soal. Sehingga pemahaman konsep pada siswa tersebut menjadi kurang. Siswa banyak yang bergurau saat tahap pair berlangsung Banyak siswa yang belum memahami materi prasyarat logaritma yaitu eksponen dan bentuk akar Siswa masih banyak kesalahan dalam menuliskan basis dalam logaritma Banyak siswa yang kebingungan dalam mengerjakan LKS. siswa secara individu maka anggota kelompok akan rugi saat mengerjakan tes. Pada siklus II, guru lebih menekankan agar semua anggota kelompok lebih aktif untuk berdiskusi mengerjakan LKS. Guru perlu menjelaskan ulang materi prasyarat ketika memberikan apersepsi di awal pembelajaran Guru harus mengingatkan berulangulang untuk menuliskan basis dalam logaritma yang benar Guru lebih memfasilitasi siswa untuk dapat mengerjakan LKS Kendala lain dalam pelaksanaan penelitian ini selain kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut : (1) Penelitian harus dihentikan walaupun tidak mencapai target penelitian karena terbentur dengan ujian sekolah. (2) Lemahnya penguasaan siswa terhadap materi prasyarat yang menjadi penghambat dalam memahami materi logaritma. (3) Banyak faktor yang menjadi hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain : minat siswa, motivasi siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan sebagainya yang merupakan kelemahan dari penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMK. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengkajian data setelah diberikan tindakan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan logaritma kelas X SMK, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar siswa sebanyak 46,4%. Pada siklus I, hanya 5 siswa yang tuntas belajar (17,9%) dengan rata-rata kelas 49 dan pada siklus II terdapat 18 siswa yang tuntas belajar (64,4%) dengan rata-rata kelas 69,6. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada siklus I belum mencapai target dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang perlu diperbaiki sehingga dibuat siklus II, berikut kelemahannya antara lain (1) banyak siswa yang masih bingung cara mengerjakan LKS, (2) siswa lambat untuk menyelesaikan LKS dalam pembelajaran sehingga alokasi waktu tidak mencukupi, (3) siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, (4) siswa terkadang belum memahami apa yang dimaksud oleh soal, (5) pada hasil pekerjaan siswa masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan seperti yang sudah dipaparkan pada Bab IV dan V sehingga menyebabkan persentase ketuntasan belajar rendah, (6) siswa belum aktif dalam diskusi kelompok, kebanyakan bergurau sendiri dengan kelompoknya, (7) guru dalam hal ini peneliti belum mengatur waktu pembelajaran secara efesien, (8) LKS pada siklus I masih membingungkan siswa misalnya tentang pembuktian kemudian tidak adanya contoh soal yang membuat siswa menjadi tidak bisa mengerjakan LKS secara mandiri, sehingga siswa terus bertanya kepada guru. Dari hasil belajar siswa yaitu pada hasil tes akhir siklus II terdapat peningkatan dari siklus I yaitu sebanyak 18 siswa telah tuntas belajar sehingga ketuntasan meningkat sebesar 46,4%. Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II, (1) siswa sudah aktif dalam kegiatan kelompok, (2) siswa sudah memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan mengerjakan LKS, (3) kesalahan-kesalahan pada pekerjaan siswa baik pada latihan soal, LKS maupun tes akhir siklus sudah berkurang. Namun banyak faktor yang menjadi hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain : minat siswa, motivasi siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan sebagainya yang merupakan kelemahan dari 7

penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMK. DAFTAR RUJUKAN Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Miles, Matthew B. dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rahidi. Jakarta : UI Press. Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: BUMI AKSARA. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannnya dalam KBK. Malang: UM Press. Siswono.Tanpa Tahun. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa Press University. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online), (http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf), diakses 6 Juli 2012. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. Malang : BAAKPSI UM 8

Artikel oleh Utama Patrianto ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 2012 Pembimbing I Dr. Hj. Cholis Sa dijah, M.Pd, M.A NIP 19610407 198701 2 001 Malang, 2012 Pembimbing II Dr. Abd.Qohar, M.T NIP 19680321 200312 1 001 Malang, 8 Januari 2012 Penulis Utama Patrianto NIM 108311417014 9