Kriingg kriinggg kringgg Ku raih alarm yang ada di meja belajarku, seperti biasa ku tekan tombol off dan aku kembali ke alam mimpi. vioooooo, udah jam 6 lewat, kamu mau sekolah apa gak sih jerit mama dari dapur ketika mendapati sarapan yang disiapkannya masih rapi di meja makan. iya ma 5 menit lagi sahutku dengan mata yang masih terpejam. Seketika otakku mencerna jeritan mama tadi, spontan aku meloncat dari tempat tidurku. Hari pertama sekolah, masak iya gue telat, batinku. Aku berlari sebisaku ketika aku mendapati jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 06.58. 2 menit lagi pintu gerbang ditutup, batinku menjerit. Aku sudah tidak merasakan detak di jantungku lagi ketika aku sampai di depan pintu gerbang yang sudah digembok rapi oleh pak usup, satpam SMA Bina Raga, sekolahku.
bukain dong pak, baru juga telat 3 menit rayuku sambil memegang gembok yang sudah dipasang oleh pak usup. Pak usup hanya memasang wajah seram yang tidak terlalu ku hiraukan, aku masih berusaha merayunya tapi tidak berhasil. Berselang 5 menit dari usahaku merayu pak usup, datang seorang murid laki-laki yang kasusnya sama sepertiku, terlambat. Aku merasa sedikit lega karena ternyata ada yang lebih terlambat dariku. Dia hanya duduk di taman yang berada di depan gerbang, tanpa sedikitpun meminta pak usup membukakan pintu gerbang. kok lo diem aja sih, gak ngerayu pak usup gitu buat bukain pintu gerbang tanyaku penasaran ketika aku berhasil memberanikan diri untuk menghampirinya. buat apa? Entar juga kalau pak iman datang bakal dibukain kok jawabnya tenang. Aku hanya terdiam membayangkan guru seperti pak iman yang ku anggap sadis akan membukakan pintu gerbang. 2
lo kelas berapa? tanyaku tiba-tiba ketika otakku berhenti berfikir tentang pak iman. 11 ipa a, lo sama dong, gue juga 11 ipa a jawabku gue rio andika, nama lo sahutnya mengulurkan tangan. viola azzahra kataku menyambut tangannya. Rio hanya tersenyum. Kami pun resmi berteman. ***** vi lo jadi ketua kelompok 2 kata kiki, teman sebangku ku ketika aku baru masuk kelas. sewot. ketua apaan, gue aja baru masuk jawabku itu pelajaran fisika, lo kan peringkat 5 jadi lo di suruh jadi ketua kelompok oleh pak heri, kelompok lo rio, rahmat, rini sama nisa jelasnya, membuat aku tambah bingung. 3
yang namanya rahmat mana? tanyaku melihat kearah yang akan ditunjuk oleh kiki. tuh yang gendut, sebelahnya rio katanya sambil menunjuk tiga orang cowok yang menurutku mukanya mirip. Aku hanya menarik napas panjang. tiga orang itu kembar ya, gue gak bisa bedain mana rio, rahmat sama siapa lagi itu namanya, gue bingung jawabku sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak terasa gatal. kembar apaan, beda banget malahan, lo aja kan baru sekali ngeliat makanya gak bisa bedain, entar juga tau kok katanya menyemangatiku. Aku hanya memandangi sekitar yang kurasa masih sangat asing. **** Aku hanya duduk ditempat dudukku ketika bel istirahat berbunyi. Sambil membaca novel yang baru aku pinjam dari perpustakaan kemarin. Kiki teman sebangkuku tidak berhasil merayuku untuk 4
pergi ke kantin hari ini. Novel ini lebih menarik dibandingkan mengisi perut yang nantinya akan berhenti sendiri demo. Hanya ada beberapa murid yang berdiam dikelas, aku menghampiri teman yang duduk sendirian di seberang bangkuku. baca apaan tanyaku ketika aku duduk disampingnya. komik nih jawabnya sambil menunjukkan komik yang ia pegang. oh Goong jawabku seolah-olah tau. lo pernah bacanya? tanyanya, mungkin ia bisa membaca pikiran ku. gak jawabku tertawa kecil, amel hanya tersenyum meledekku. lo suka komik ya? tanyaku lagi. hehe iya nih, lo suka novel? Berarti kita berlawanan dong jawabnya sedikit tertawa garing. 5
iya, kalo komik itu cepet banget habis ceritanya, gue juga gak ngerti baca komik itu gimana haha jawabku ikut tertawa garing. eh nama lo viola kan? Dari kelas berapa vi? tanyanya. 10.7 mel, panggil vio aja biar lebih akrab hehe, lo kalo gak salah dari kelas 10.6 kan? tebakku. iya, gue lupa-lupa inget gitu sama muka lo, takut salah jadi nanya aja hehe jawabnya. Aku hanya ikut tertawa mendengarnya. Aku kembali ketempat dudukku ketika bel masuk berbunyi. vi, gue sekelompok sama lo ya fisika? tanya rio menghampiri tempat dudukku ketika ia baru masuk ke kelas. eh iya kali, gue juga gaktau, kata kiki sih iya jawabku. Ia terus pergi dari tempatku dan menghampiri amoy, perempuan yang bermata sipit dan dari namanya sudah menunjukkan bahwa ia 6
keturunan cina, dan kutebak mereka berpacaran. Sesekali aku melirik ke arah mereka berdua. inget kak tian vi bisik kiki ketika ia mendapatiku melirik ke arah rio dan amoy. Seketika aku salting dan mencoba mengelak tuduhannya. apa sih ki, gue lagi baca novel tauk, lo ngerusak konsentrasi gue aja jawabku gugup sedikit gelabakan. udah ketangkep basah juga ngelirik ke arah rio, masih aja ngelak ejeknya. Aku lebih memilih melanjutkan membaca novelku ketimbang meladeni kiki yang terus mengejekku. ***** 7