A. DASAR PEMIKIRAN. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 SISTIM INFORMASI STMIK PRABUMULIH

SILABUS MATA KULIAH. Program Studi : Kode Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

BAB I LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB)

Ilmu Budaya dan Sosial Dasar

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)

PEDOMAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)

Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Sarah Rouli Tambunan

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA UNIT MATA KULIAH UMUM

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT

SILABUS MATA KULIAH DAN RENCANA MUTU PEMBELAJARAN ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD)

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan tinggi pada dasarnya bertujuan untuk

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

SAP. Nama Dosen : Program Studi : Kode Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) Jumlah SKS : Semester : Pertemuan : ke 1

Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila

SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 44/DIKTI/Kep/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Pendidikan Pancasila. PENDAHULUAN (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila) Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990 : 456).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kumpulan Makalah Pembekalan KKN UNY 2011, hal PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KULIAH KERJA NYATA. Oleh: Wawan S. Suherman *)

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PEDOMAN REVISI DAN PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. artikel ini Adzim menjelaskan tentang agama Islam yang melakukan atau menggunakan teoriteori

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

Yusri 1.TUHAN YANG MAHAESA

TUGAS INI UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGENAI BAB I PENGANTAR MEMAHAMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIPERGURUAN TINGGI

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

Pedoman Revisi Kurikulum UNSIMAR Poso PJM

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Yusri. ialah STANDAR KOMPETENSI:

54. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

SILABUS PANCASILA & KEWARGANEGARAAN S1 FARMASI

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

52. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

Modul ke: PANCASILA 1FEB PENGANTAR PANCASILA. Fakultas. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi MANAJEMEN

PANCASILA. Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

STANDAR UNIVERSITAS DHYANA PURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group, 2013), 225. Universitas Terbuka, 2012)

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM-3T PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR TAHUN 2015

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

Transkripsi:

PENGANTAR ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR A. DASAR PEMIKIRAN S ebagaimana tercantum dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 38 Tahun 2002 Pasal 1 tentang Visi Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) di Perguruan Tinggi, bahwa: Mahasiswa memiliki landasan pengetahuan, wawasan, dan keyakinan sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya. Selanjutnya dalam Pasa 2 juga ditegaskan bahwa Misi MBB adalah: memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika dan moral pada mahasiswa serta memberikan panduan bagi penyelenggara pendidikan dalam mengantar mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman serta penguasaannya tentang keanekaragaman, kesetaraan, dan martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman pada nilai budaya melalui pranata pendidikan, serta tanggung jawab manusia terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam kehidupan bermasyarakat baik nasional maupun global yang mengarah pada tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya. Atas dasar pemikiran seperti tersebut di atas, maka pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan mahasiswa yang unggul secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai Iptek, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial. (Hamdan, M. 2001 dalam Setiadi, E.M.,et al, 2012). Harapan DIKTI di atas sejalan dengan Deklarasi UNESCO (Oktober 1998) tentang Kesepakatan Perguruan Tinggi, yaitu: 1. Pendidikan Tinggi Abad XXI harus memainkan peran sebagai suatu komponen vital dari pembangunan budaya, sosial, ekonomi dan politik sebagai suatu tiang penyangga dalam pembentukan kemampuan masyarakat untuk demokrasi dan perdamaian. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 1

2. Pendidikan Tinggi harus merancang fungsi prospektifnya melalui analisis berkelanjutan tentang kegawatan sosial, ekonomi, budaya, dan kecenderungan politik, serta bertindak sebagai pemandu dalam mengatasi bencana, mampu melihat ke masa depan, mengantisipasi dan menyiapkan peringatan perdana. 3. Pendidikan Tinggi harus sadar akan perannya sebagai pelayan masyarakat, dan harus berusaha agar terjamin keseimbangan antara misi pendidikan dan misi sosial. B. Visi, Misi dan Tujuan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Sejalan dengan Visi dan Misi MBB tersebut, maka VISI Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah: Mahasiswa sebagai Individu dan makhluk sosial yang beradab memiliki landasan pengetahuan, wawasan, serta keyakinan untuk bersikap kritis, peka dan arif dalam menghadapi persoalan sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat. Adapun MISI Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah: 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang keragaman, kesetaraan dan martabat manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan masyarakat. 2. Memberikan dasar-dasar nilai estetika, etika, moral, hukum dan budaya sebagai landasan untuk menghormati dan menghargai antara sesama manusia sehingga akan terwujud masyarakat yang tertib, teratur dan sejahtera. 3. Memberikan dasar-dasar untuk memahami masalah soaial dan budaya serta mampu bersikap kritis, analitis dan responsif untuk memecahkan masalah tersebut secara arif di masyarakat. Sedangkan TUJUAN dari Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD), adalah: 1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa untuk menguasai pengetahuan tentang keragaman dan kesetaraan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 2

2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa dalam memahami dan memecahkan masalah sosial-budaya dengan landasan nilai estetika, etika, moral dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat. 3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademis dan keahliannya. Berdasarkan Visi, Misi dan Tujuan tersebut, maka Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) termasuk dalam kategori GENERAL EDUCATION (Pendidikan Umum), dimana GENERAL EDUCATION ini memiliki tujuan: Untuk membina individu (mahasiswa) agar menjadi warga masyarakat dan warga negara yang baik, yaitu pendidikan berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidup. Selanjutnya Philip H. Phenik (1964) dalam Setiadi Elly, M. (2012) mengemukakan bahwa Pendidikan umum merupakan proses pembangkitan makna-makna ESENSIAL yang melekat dalam kehidupan masyarakat dan budaya manusia yang mencakup 6 pola, yaitu: 1. Makna Simbolik Meliputi bahasa, matematika termasuk isyarat-isyarat, upacara-upacara, tanda-tanda kebesaran dan sejenisnya. Makna simbolik ini sangat berarti dalam kehidupan bermasyarakat-berbudaya manusia. 2. Makna Empirik Mencakup ilmu kealaman, hayati, dan kemanusiaan. Makna Empirik ini mengembangkan kemampuan teoritis, konseptual, analitis, generalisasi berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan yang bisa diamati. 3. Makna Estetik Meliputi berbagai seni seperti musik, karya seni, kesenian, sastra, dan lainlain. Dalam makna estetik ini termasuk hal-hal yang berkenaan dengan keindahan dan kehalusan, keunikan menurut persepsi subjektif berjiwa seni. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 3

4. Makna Sinoetik Makna ini berkaitan dengan perasaan, kesan, penghayatan dan kesadaran yang mendalam. Dalam makna ini termasuk rasa empati dan rasa simpati. 5. Makna Etik Berkaitan dengan aspek-aspek moral, akhlak, perilaku yang luhur, tanggung jawab, dan sejenisnya. 6. Makna Sinoptik Berhubungan dengan pengertian-pengertian yang terpadu dan mendalam seperti agama, filsafat, pengetahuan sejarah yang menuntut nalar masa lampau, dan hal-hal yang bernuansa spiritual. Oleh karena itu, Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) sebagai bagian dari GENERAL EDUCATION bukan merupakan bagian dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan juga bukan bagian dari disiplin ilmu-ilmu budaya yang bertujuan untuk membina mahasiswa menjadi ahli ilmu sosial atau ahli dalam ilmu budaya, TETAPI merupakan sebuah STUDI yang akan menggunakan makna-makna esensial disiplin ilmu-ilmu sosial dan budaya untuk memecahkan masalahmasalah dalam kehidupan masyarakat. C. Substansi Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Dalam perkembangannya, Ilmu Sosial Budaya Dasar merupakan penggabungan dari Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Sosial Dasar dengan Academic Reasioning bahwa kedua Mata Kuliah tersebut merupakan satu kesatuan sinergik dan fungsional, baik untuk kepentingan analisis maupun untuk membangun suatu masyarakat. (Sulaeman, M., 2012). Dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, terdapat 7 pokok bahasan yang merupakan Substansi dari mata kuliah tersebut, yaitu: 1. Manusia dan Peradaban 2. Manusia sebagai makhluk budaya 3. Manusia sebagai maklhuk sosial 4. Moralitas dan hukum 5. Manusia dan lingkungan 6. Manusia, sains dan teknologi 7. Multikulturalisme. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 4

Daftar Pustaka: 1. Ahmadi, H. Abu.(1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Reneka Cipta. 2. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (2006). Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 44/Dikti/Kep/2006 Tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat Di Perguruan Tinggi. http://www.dikti.go.id/files/atur/skdirjen44-dikti-kep-2006.pdf 3. Mardjono, Ignas dan FX. Djoko Pranowo. (2000). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Pamator 4. Setiadi, Elly M., Hakam, KA., Effendi, R. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 5. Soekanto, Soerjono. (1998) Sosiologi: suatu pengantar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada 6. Sudibyo, L., Sudiatmi, T., Sudargono, A., Triyanto, B. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta. Andi Offset. 7. Sulaeman, M. (2012). Ilmu Budaya Dasar: Pengantar ke Arah Ilmu Sosial Budaya Dasar/ISBD/Social Culture. Bandung. Refika Aditama. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 5