Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

ANALISIS BIAS BETA SAHAM-SAHAM PEMBENTUK PORTOFOLIO OPTIMAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS BETA SEBAGAI UKURAN RISIKO SISTEMATIS SAHAM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR GAMBAR... VI DAFTAR TABEL... VIII DAFTAR LAMPIRAN... X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

TEORI PORTFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan suatu saham dengan pasar. Beta menggambarkan volatilitas return suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

ANALISIS BIAS BETA SAHAM-SAHAM UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

BAB II LANDASAN TEORI

oleh: Abdul Hadi, SE., M.Si 1 Webblog:

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa resiko berinvestasi dalam obligasi relatif kecil. Apabila investor

BETA & BETA DISESUAIKAN. M.Andryzal Fajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

Dua model keseimbangan:

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BABI PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh satu fenomena tentang begitu kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Harga Saham BMTR terhadap NAB MNC Dana Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. resiko portofolio yang tidak dapat divariasikan, semakin tinggi pula laba yang

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya dipasar

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGARUH NILAI SAHAM BIASA DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB I PENDAHULUAN. baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Para investor dapat melakukan

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

I. PENDAHULUAN. menguntungkan bagi pemulihan perekonomian pasca krisis seperti isu terorisme

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

METODE PENELITIAN. Indonesia, Bapepam, PT Indonesian Capital Market Electronic Library, dan internet

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi e-mail: ferikawita@yahoo.com Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham yang efektif beroperasi pada periode Januari Desember 2009. Data yang digunakan adalah return nilai aktiva bersih (NAB) bulanan berdasarkan 2 periode pengamatan, yaitu 60 bulan dan 108 bulan. Stabilitas dan prediktabilitas beta diukur dengan alat uji matriks transisi serta korelasi Spearman dan Pearson, yang sebelumnya telah dikoreksi dengan model koreksi Fowler dan Rorke. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beta (past beta) portofolio relatif stabil namun pada tingkat yang relatif rendah sehingga bukanlah merupakan predictor yang baik bagi future beta. Key Words: reksadana, beta bias, stabilitas dan prediktabilitas beta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri reksadana kembali menunjukkan peningkatan seiring dengan membaiknya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di lantai bursa. Tren penguatan harga saham yang menjadi portofolio pembentuk suatu reksadana saham ini turut mendongkrak nilai aktiva bersih (NAB) dan tingkat return reksadana. Return yang ditawarkan oleh mayoritas reksadana saham ternyata melampaui return IHSG. Riset yang dihimpun oleh Infovesta berdasarkan data reksadana saham tahun berjalan (year to date) periode 30 Desember 2008 sampai dengan 27 Maret 2009, menunjukkan bahwa return 44 reksadana saham ternyata mampu menggungguli return IHSG. (Bisnis Indonesia, April 2009). Sementara pada tahun 2010, Infovesta juga mencatat bahwa selama semester pertama tahun 2010, rata-rata return reksadana saham adalah sebesar 11,28%, lebih tinggi daripada reksadana campuran dan reksadana pendapatan tetap yang masing-masing menghasilkan return sebesar 10,84% dan 7,61%. (Kontan, Juli 2010). Menurut Cahyono (2002 : 158 159), salah satu ukuran untuk melihat fluktuasi return (excess return) sebuah portofolio reksadana dibandingkan dengan return (excess return) tolok ukurnya (misalnya IHSG) adalah beta (β). Sedangkan Poerwanto (2001, dalam Tandelilin, 2010 : 522) menyatakan bahwa ketika excess return IHSG positif, terdapat hubungan positif antara beta dan return, sedangkan ketika excess return IHSG negatif, terdapat hubungan negatif antara beta dan return. Levy (1971), Blume (1975), serta Nassir dan Shamser (1996), menyatakan bahwa penelitian tentang stabilitas beta pada dasarnya ditujukan untuk meneliti perilaku risiko sistematik saham dari waktu ke waktu secara berurutan. Selain itu, penelitian tentang stabilitas beta juga berguna untuk membuktikan apakah informasi beta masa lalu (beta historis) dapat digunakan untuk memprediksi beta masa depan. Jika beta bersifat stabil, 273

274 Ferikawita Magdalena Sembiring maka beta tersebut predictable. Sebaliknya, jika beta bersifat tidak stabil maka beta tersebut tidak dapat diprediksi. Beta yang stabil dan predictable merupakan komponen penting dalam menentukan keputusan investasi. Tandelilin dan Lantara (2001) telah melakukan pengujian pada portofolio saham yang dibentuk melalui metode simulasi random atas 95 saham yang tercatat di BEI selama periode 1994 1996. Hasil penelitian menunjukkan adanya stabilitas beta portofolio, yang ditunjukkan oleh posisi beta yang tetap berada dalam kelas risikonya selama sub periode pengamatan. Sedangkan melalui pengujian berdasarkan korelasi Spearman dan Pearson, diperoleh hasil bahwa beta portofolio bersifat predictable (dapat diprediksi), hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi beta yang positif secara signifikan antar sub periode pengamatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham. Dalam upaya untuk memaksimalkan dana investor, para manajer investasi sering dituntut untuk mengubah komposisi portofolio reksadana yang dikelolanya, hal ini berarti bahwa jenis dan jumlah saham dalam portofolio reksadana sering mengalami perubahan. Kondisi ini diduga berpotensi menimbulkan masalah un stability dan un predictability beta karena nilai beta dapat berubah seiring dengan perubahan komposisi jenis dan jumlah saham dalam portofolio. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham selama periode 60 bulan dan periode 108 bulan. 1.3 Kerangka Pemikiran Pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar adalah beta ( ). Beta menggambarkan sensitivitas perubahan return portofolio dibandingkan dengan return portofolio pasar. Menurut Utomo dan Nugraha (2002 : 154), jika portofolio reksadana saham mengalami perubahan return yang lebih besar daripada return portofolio pasar, maka nilai beta akan lebih besar dari 1 ( > 1), dan sebaliknya, jika perubahan return portofolio reksadana saham lebih kecil daripada return portofolio pasar, maka nilai beta lebih kecil dari 1 ( <1). Cahyono (2002 : 158 159) menyatakan bahwa beta merupakan salah satu ukuran untuk melihat fluktuasi return sebuah reksadana, khususnya reksadana saham, yang dibandingkan dengan sebuah tolok ukur (benchmark). Reksadana dengan beta kurang dari satu ( <1), artinya mempunyai risiko yang lebih kecil daripada risiko tolok ukurnya sehingga potensi pertumbuhan return-nya juga lebih kecil. Sedangkan reksadana dengan beta lebih dari satu ( >1), potensi pertumbuhan return-nya akan lebih besar daripada tolok ukurnya. Beta lebih dari satu, misalnya, 1,1, diperkirakan returnnya akan berfluktuasi antara 10 persen di bawah dan 10 persen di atas tolok ukur, atau dengan kata lain, return tersebut akan lebih tinggi 10 persen bila pasar sedang membaik, atau akan turun sebesar 10 persen bila pasar sedang memburuk. Semakin tinggi ukuran nilai beta, maka semakin tinggi pula risiko investasi. Salah satu peran beta dalam manajemen portofolio adalah untuk meramalkan return yang diharapkan dari suatu portofolio, sehingga dibutuhkan kecermatan dalam perhitungannya. Akurasi hasil estimasi return yang diharapkan dari suatu investasi dapat berkurang apabila beta bersifat bias. Jika estimasi beta saham atau portofolio mengandung bias, maka informasi yang bias tersebut akan membawa investor pada keputusan investasi yang salah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan akurasi estimasi Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan... 275 return suatu investasi, dibutuhkan estimasi beta yang tidak bias, melalui metode koreksi bias beta yang antara lain dikemukakan oleh Fowler dan Rorke (1983). Penggunaan beta yang tidak bias, akan mampu meningkatkan kehandalan beta masa lalu untuk memprediksi beta masa depan. Apabila dikaitkan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Tandelilin dan Lantara (2001), potensi stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio saham yang dibentuk dengan metode simulasi random akan relatif lebih baik daripada potensi stabilitas beta portofolio reksadana yang komposisi sahamnya cenderung berubah ubah selama periode estimasi atau sub periode pengamatan. Cahyono (2002) menyatakan bahwa untuk memaksimalkan dana investor, para manajer investasi sering dituntut untuk mengubah komposisi portofolio reksadana yang dikelolanya, hal ini berarti bahwa jenis dan jumlah saham dalam portofolio reksa dana sering berubah. Kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah un stability dan un predictability beta portofolio karena nilai beta akan berubah seiring dengan perubahan komposisi jenis dan jumlah saham dalam portofolio. Sebagaimana yang dinyatakan juga oleh Elton dan Gruber (2003: 142) yang menyatakan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi masalah akurasi stabilitas dan prediktabilitas beta saham atau portofolio adalah adanya perubahan risiko (beta) saham atau portofolio. 1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini meliputi seluruh reksadana saham yang efektif beroperasi sejak tahun 2001 2009, yaitu : (1) Bahana Dana Prima, (2) Big Nusantara, (3) BNI Dana Berkembang, (4) Panin Dana Maksima, (5) Phinisi Dana Saham, (6) Rencana Cerdas, dan (7) Schroder Dana Prestasi Plus. Sampel dalam penelitian ini adalah ukuran waktu yang digunakan untuk menilai stabilitas dan prediktabilias beta setiap portofolio reksadana saham, yang meliputi 2 (dua) tahap pengamatan, yaitu tahap I = 60 bulan (Januari 2004 Desember 2008), dan tahap II = 108 bulan (Januari 2001 Desember 2009). 1.4.2 Metode Analisis Data 1. Model untuk memperoleh nilai beta portofolio ( P ) reksadana saham digunakan model excess return portofolio dari Jensen yang diadopsi dari Capital Asset Pricing Model (CAPM) : ( R Pt R RFt ) = P + P ( R Mt R RFt ) + e Pt (1) dimana : P P R Mt R Pt R RFt R Mt R RFt Pt = differential return measure (alpha) = slope persamaan garis hasil regresi linier (beta portofolio) = pengembalian (return) portofolio pasar pada periode t = kelebihan pengembalian (excess return) portofolio reksadana = kelebihan pengembalian (excess return) portofolio pasar = error term 2. Model untuk mengoreksi bias beta berdasarkan Fowler and Rorke Method : a. Operasi persamaan regresi berganda: ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

276 Ferikawita Magdalena Sembiring (R P R RF ) t = P + P -1 (R M R RF ) t-1 + P 0 (R M R RF ) t + P +1 (R M R RF ) t+1 + Pt (2) b. Operasi persamaan regresi untuk memperoleh korelasi serial return indeks pasar dengan return indeks pasar periode sebelumnya : (R M R RF ) t = + 1 (R M R RF ) t-1 + Pt (3) c. Menentukan bobot yang digunakan : W 1 = 1 + 1 (4) 1 + 2 1 d. Menentukan beta dikoreksi yang merupakan penjumlahan koefisien regresi berganda dengan bobot : P = W 1 P -1 + P 0 + W 1 P +1 (5) 3. Mengelompokkan sub periode pengamatan, yaitu 5 (lima) sub periode pengamatan untuk pengujian selama 60 bulan (Januari 2004 Desember 2008), dan 9 (sembilan) sub periode pengamatan untuk pengujian selama 108 bulan (Januari 2001 Desember 2009). 4. Menghitung return portofolio pasar, return portofolio reksadana saham dan return investasi bebas risiko, dengan rumus : Return portofolio pasar = IHSG akhir IHSG awal IHSG awal (6) Return portofolio = reksadana saham NAB/unit akhir NAB/unit awal NAB/unit awal (7) Return investasi = bebas risiko Suku bunga SBI akhir Suku bunga SBI awal Suku bunga SBI awal (8) 5. Menguji tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham berdasarkan matriks transisi. Hasil estimasi beta terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan kelas risiko nya, selanjutnya dilakukan analisis terhadap perubahan estimasi beta tersebut selama sub periode pengamatan. Semakin besar keanggotaan kelas (class membership) beta untuk sub periode berikutnya, maka semakin tinggi tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta, dan sebaliknya. 6. Menguji tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham berdasarkan koefisien korelasi Spearman (rank order) dan Pearson (product moment). Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur keeratan hubungan di antara hasil hasil Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan... 277 pengamatan (beta reksadana) sedangkan korelasi Spearman lebih ditujukan untuk mengukur keeratan hubungan antara peringkat reksadana. Jika terdapat hubungan yang signifikan positif antara nilai beta seluruh reksadana saham pada satu sub periode terhadap sub periode berikutnya, maka beta portofolio tersebut dikatakan stabil dan dapat diprediksi, atau sebaliknya. II. PEMBAHASAN Pembahasan dikelompokkan berdasarkan 2 (dua) sub periode pengamatan yaitu 60 bulan dan 108 bulan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat stabilitas beta dalam dua periode yang berbeda. Untuk menjamin tingkat akurasinya, maka beta portofolio yang telah diperoleh dari model Jensen terlebih dahulu dikoreksi dengan menggunakan model Fowler dan Rorke, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 1 Nilai Beta Portofolio Reksadana Saham Periode 60 Bulan Reksadana Nilai Beta (β) pada Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Bahana Dana 1,114 1,061 0,906 1,091 1,086 Prima Big Nusantara 0,766 0,710 0,807 0,256 1,459 BNI Dana 0,965 1,035 0,669 0,656 1,097 Berkembang Panin Dana 0,990 1,019 0,883 1,252 1,010 Maksima Phinisi Dana 1,061 0,904 0,869 1,073 0,980 Saham Rencana Cerdas 0,896 1,223 1,048 1,000 1,090 Schroder Dana 0,973 1,002 0,957 1,013 0,983 Prestasi Plus Keterangan: dikoreksi dengan 1 periode lead dan lag dikoreksi dengan 2 periode lead dan lag Reksa dana Tabel 2 Nilai Beta Portofolio Reksadana Saham Periode 108 Bulan Nilai Beta (β) pada Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 BDP 0,916 0,935 0,939 1,114 1,061 0,906 1,091 1,086 1,128 BN 0,588 0,930 0,805 0,766 0,710 0,807 0,256 1,459 0,138 BNI DB 1,038 1,162 0,756 0,965 1,035 0,669 0,656 1,097 1,620 ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

278 Ferikawita Magdalena Sembiring PDM 1,168 0,826 0,805 0,990 1,019 0,883 1,252 1,010 PDS 0,988 1,185 1,023 1,061 0,904 0,869 1,073 0,980 RC 1,092 1,011 1,033 0,896 1,223 1,048 1,000 1,090 SDPP 1,036 1,012 0,947 0,973 1,002 0,957 1,013 0,983 1,135 0,977 0,988 0,990 Keterangan : dikoreksi dengan 1 periode lead dan lag dikoreksi dengan 2 periode lead dan lag dikoreksi dengan 2 periode lead dan lag Selanjutnya nilai beta portofolio reksadana saham yang telah dikoreksi ini diuji tingkat stabilitas dan prediktabilitasnya melalui alat uji matriks transisi serta koefisien korelasi Spearman dan Pearson. Berdasarkan alat uji matriks transisi, diketahui bahwa selama periode 60 bulan, sebanyak 49% beta portofolio berada di kelas risiko 1,00 1,25 dan 40% beta berada di kelas risiko 0,75 1,00. Sedangkan untuk periode yang lebih panjang (108 bulan), 46,23% beta portofolio berada di kelas risiko 1,00 1,25 dan 42,79% beta berada di kelas risiko 0,75 1,00. Hal ini berarti bahwa pada kedua periode pengamatan tersebut, persentase terbesar beta portofolio berada pada kelas risiko yang sama, yaitu kelas risiko 1,00 1,25. Sementara persentase beta lainnya tersebar pada kelas risiko lain. Mengacu pada hasil pengujian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa beta portofolio reksadana saham rata-rata mempunyai kecenderungan di atas 1 (satu), atau lebih besar daripada beta portofolio pasar. Ini berarti bahwa selama periode 60 bulan dan 108 bulan, potensi pertumbuhan return portofolio reksadana saham lebih tinggi daripada return portofolio pasar (IHSG). Adapun dari hasil pengujian dengan menggunakan matriks transisi ini diketahui pula bahwa keanggotaan kelas beta dalam kelas risiko untuk sub periode berikutnya (khususnya pada kelas risiko utama : 0,75 1,00 dan 1,00 1,25) semakin bertambah, seiring dengan semakin panjangnya periode pengamatan. Namun mengingat masih ada beberapa beta portofolio yang tersebar di kelas risiko lain, dan juga persentase beta yang belum terfokus pada 1 (satu) kelas risiko (0,75 1,00 atau 1,00 1,25) saja, maka dapat dikatakan bahwa tingkat stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham tersebut relatif rendah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi Pearson dan Spearman, diketahui bahwa pada kedua periode pengamatan (60 bulan dan 108 bulan) tersebut, rata-rata koefisien korelasi bernilai positif pada beberapa sub periode secara berturut-turut, dengan derajat korelasi yang relatif rendah namun cenderung meningkat pada sub periode berikutnya. Kondisi ini mengindikasikan adanya penambahan jumlah saham dalam portofolio, yang diduga berorientasi pada sahamsaham dengan harga relatif murah, karena didasarkan pada hasil analisis sebelumnya, beta portofolio reksadana rata-rata berada pada kelas risiko 1,00 1,25, atau lebih besar dari beta pasar. Namun selain koefisien korelasi yang positif, diketahui juga bahwa pada sebagian kecil sub periode pengamatan, ada koefisien korelasi yang bernilai negatif. Hal ini menunjukkan adanya indikasi un-stable dan un-predictable beta pada sub periode tersebut. Dengan demikian, adanya kombinasi koefisien korelasi yang sebagian besar Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan... 279 positif dan sebagian kecil negatif, mengindikasikan bahwa walaupun beta portofolio reksadana relatif stabil pada beberapa sub periode pengamatan, namun beta tersebut bukan merupakan predictor yang baik untuk sub periode berikutnya, atau dapat dikatakan bahwa past beta tidak dapat digunakan untuk memprediksi future beta secara akurat. Adapun pada kedua periode pengamatan, diketahui bahwa tingkat signifikansi seluruh korelasi rata-rata di bawah 0,05, yang berarti bahwa hubungan (korelasi) antar beta portofolio pada setiap sub periode tersebut tidak signifikan (nyata atau riil) pada tingkat signifikansi 0,05. Diperkirakan hal ini terkait dengan masalah penambahan (atau pengurangan) jumlah saham-saham pembentuk portofolio atau faktor-faktor risiko lain yang berpotensi kuat mempengaruhi pergerakan saham. Terkait dengan masalah perubahan jumlah saham pembentuk portofolio, Cahyono (2002 : 149) menyatakan bahwa komposisi saham pembentuk portofolio reksadana sering berubah-ubah karena manajer investasi reksadana senantiasa berupaya memaksimalkan dana investor, sehingga nilai beta portofolio pun menjadi rentan perubahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elton dan Gruber (2003) yang menyimpulkan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi akurasi stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio adalah masalah perubahan risiko (beta) saham-saham pembentuk portofolio. III. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan matriks transisi dan koefisien korelasi Pearson dan Spearman, diperoleh kesimpulan bahwa selama dua periode pengamatan yang berbeda, beta portofolio reksadana saham relatif stabil pada tingkat yang relatif rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa past beta portofolio reksadana saham bukanlah merupakan predictor yang baik bagi future beta. Adapun saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perlu dicari indikator lain untuk menganalisis stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham, selain periode pengamatan. b. Perlu dicari alat atau model lain yang lebih akurat dalam menganalisis stabilitas dan prediktabilitas beta portofolio reksadana saham. c. Perlunya melakukan observasi ke perusahaan investasi, untuk mengetahui secara langsung bagaimana proses pengambilan keputusan investasi yang dilakukan oleh manajer investasi sehingga analisis dapat dilakukan secara lebih mendalam dan objektif. DAFTAR PUSTAKA Blume, Marshall E. (1975), Betas and Their Regression Tendencies, The Journal of Finance, Vol. XXX No. 3. Cahyono, Jaka E. (2002), Cara Jitu Meraih Untung dari Reksa Dana, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. ISSN 2089-3590 Vol 2, No.1, Th, 2011

280 Ferikawita Magdalena Sembiring Elton, Edwin J. and MJ. Gruber (2003), Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, Sixth Edition, John Wiley & Sons, New York. Jogiyanto (2009), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama, PT. BPFE, Yogyakarta. Kontan (2010), Edisi 28 Juni 4 Juli. Lantara, I Wayan Nuka (2000), Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham: Studi Empiris di BEJ, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tandelilin, Eduardus (2010), Teori Portofolio dan Analisis Investasi: Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama, Penerbit Kanisius Jogjakarta. ------------------------- dan I Wayan Nuka Lantara (2001), Stabilitas dan Prediktabilitas Beta Saham : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Utomo, Eko Priyo dan Ubaidilah Nugraha (2002), Reksa Dana : Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, PT. SUN, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora