BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH UDANG DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

PENGARUH BAHAN DAN DOSIS KOMPOS CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN SELADA (Lactuca sativa sp.)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

50,85 a B 50,98 b B. 53,32 b A

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penanaman nanas utama di Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

Pupuk Organik Cair AGRITECH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

Nur Rahmah Fithriyah

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

L101. UJI PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PASAR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L) DENGAN MEDIA HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dari data Analisis Sidik Ragam pertumbuhan tinggi tanaman sawi pada umur 7 HST sampai 28 HST dapat dilihat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran 4. Berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk organik padat dan organik cair berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman sawi, pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST. Selanjutnya dilakukan Uji BNJ (Beda Nyata Jujur) Untuk melihat perbedaan dari setiap perlakuan dosis pupuk organik Padat Dan Organik Cair yang di berikan pada tanaman sawi. Rataan hasil pengamatan dari pertumbuhan tinggi tanaman sawi. Dari umur 7 HST sampai dengan 28 HST dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 3. Perlakuan Rataan Pertumbuhan Tinggi Tanaman sawi melalui pemberian pupuk Organik padat dan Organik Cair. Rataan Pertumbuhan Tinggi Tanaman (cm) 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 8.13 13.48 a 19.6 a 24.28 a P1 8.97 14.11 a 19.75 a 25.43 a P2 8.98 14.24 a 21.37 a 28.19 a P3 9.16 13.86 a 23.52 ab 28.48 ab P4 10.05 19.60 b 31.31 c 37.03 c BNJ 5% 3.08 3.03 3.21 KK (%) 6.96 7.88 5.06 4.28 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman sawi.

Tabel di atas menjelaskan bahwa pada umur 7 HST pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi yaitu P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman, serta rataannya mencapai 10,05 cm. dan pada pemberian pupuk organik padat yang tertinggi adalah P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 8,98 cm. dan yang paling rendah terdapat pada perlakuan P 0 dengan rataan 8,13 cm. berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam pada lampiran 1 menunjukan tidak berpengaruh nyata pada umur 7 HST. Pada umur 14 HST pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi adalah terdapat pada Perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 19,60 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0, P 1, P 2,dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang tertinggi adalah P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 14,24 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 13,48 cm. Pada umur 21 HST pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5ml/tanaman rataannya mencapai 31,31 cm, berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang tertinggi adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 21,37 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 19,6 cm. Pada umur 28 HST pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman rataannya mencapai 37,03 ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang tertinggi adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 28,19 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 24,28 cm. Jadi dapat di lihat secara keseluruhan bahwa pada 14 HST, 21 HST, 28 HST, pertumbuhan tinggi tanaman sawi yang tertinggi adalah pada perlakuan P 4 yang menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 5 ml/tanaman serta rataannya

mencapai 37,03 cm dan tinggi tanaman yang paling terendah adalah perlakuan P 0 (Kontrol/tanpa pupuk). 4.2 Panjang Daun Hasil pengamatan yang diperoleh rataan pertumbuhan panjang daun sawi pada umur 7 HST tidak berpengaruh nyata pada pemberian pupuk organik cair, akan tetapi berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST karena pada umur tersebut pupuk organik cair yang kita aplikasikan akan diserap oleh tanaman sawi. Hasil Analisis Sidik Ragam pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata pada pertumbuhan panjang daun sawi saat umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST dapat dilihat pada lampiran 5 dan 8, selanjutnya dilakukan Uji BNJ ( Beda Nyata Jujur ) untuk melihat perbedaan setiap perlakuan dosis pupuk organik cair dan organic padat yang di berikan pada tanaman sawi. Rataan Pertumbuhan panjang daun sawi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 4. Rataan Pertumbuhan Panjang Daun Sawi melalui pemberian pupuk organik cair dan padat. Perlakuan Rataan Pertumbuhan Panjang Daun (cm) 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 6.67 11.95 a 16.83 a 20.85 a P1 6.81 11.65 a 17.11 a 22.74 a P2 7.65 12.24 a 19.29 a 25.41 ab P3 7.65 12.30 a 21.54 ab 25.70 b P4 8.25 17.17 b 28.26 c 32.17 c BNJ 5% 2.62 3.44 2.71 KK (%) 8.74 7.78 6.35 4.07 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang daun sawi. Hasil Penelitian pada pengamatan panjang daun sawi dapat dilihat di atas, ini menunjukan bahwa umur 7 HST Panjang daun tanaman sawi yang terpanjang yaitu P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair, serta rataannya mencapai 8,25 cm, pada umur 7 HST belum dapat dilihat pengaruh pertumbuhan panjang daun tanaman sawi. dan pemberian pupuk organik padat yang terpanjang daun adalah P 2, serta

rataannya mencapai 7,65 cm. dan yang paling rendah terdapat pada perlakuan P 0 dengan rataan 6,67 cm. Berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam pada lampiran 5 menunjukan tidak berpengaruh nyata pada umur 7 HST. Pada umur 14 HST pertumbuhan panjang daun tanaman sawi yang terpanjang adalah terdapat pada Perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 17,17 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0, P 1, P 2,dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terpanjang adalah P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 12,24 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan panjang daun tanaman yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 11,95 cm. Pada umur 21 HST pertumbuhan panjang daun tanaman sawi yang tertinggi pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5ml/tanaman rataannya mencapai 28,26 cm, berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terpanjang adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 19,29 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 16,83 cm. Pada umur 28 HST pertumbuhan panjang daun tanaman sawi yang terpanjang pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman rataannya mencapai 32,17 ini berdasarkan hasil UjiBNJ berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terpanjang adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 25,41 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan panjang daun terpendek adalah P 0 dengan rataannya 20,85 cm. secara keseluruhan bahwa pada 14 HST, 21 HST, 28 HST, pertumbuhan panjang tanaman sawi yang terpanjang adalah pada perlakuan P 4 yang menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 32,17 cm dan tinggi tanaman yang paling terendah adalah perlakuan P 0 (Kontrol/tanpa pupuk). dengan rataannya 20,85.

4.3 Lebar Daun. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa rataan pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pada umur 7 HST tidak berpengaruh nyata pada pemberian pupuk organic cair dan organik padat, tetapi akan berpengaruh pada nyata pada umur tanaman 14 HST, 21 HST, dan 28 HST. Hasil Analisis Sidik Ragam bahwa pemberian pupuk organik cair pada dosis 5 ml/tanaman akan memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan lebar daun, dan dapat dilihat pada lampiran 9 dan 12 selanjutnya akan dilakukan Uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) untuk melihat perbedaan dari setiap masing - masing perlakuan dosis pupuk organik cair maupun padat yang diberikan pada tanaman sawi. Rataan pertumbuhan lebar daun dapat di lihat pada Tabel 6 : Tabel 5 : Rataan pertumbuhan lebar daun tanaman sawi melalui pemberian pupuk organik cair dan organik padat. Perlakuan Rataan Pertumbuhan Lebar Daun (cm) 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 2.22 5.27 a 7.44 a 9.29 a P1 2.27 5.43 a 7.79 a 9.77 a P2 2.32 5.51 a 8.18 a 11.17 ab P3 2.33 5.94 a 9.54 b 11.40 b P4 2.44 8.70 b 13.16 c 15.37 c BNJ 5% 1.99 1.85 1.90 KK (%) 15.67 12.56 7.70 6.40 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap lebar daun sawi. Hasil penelitian pada pengamatan lebar daun tanaman sawi, tabel menunjukan diatas bahwa pada umur 7 HST, ini menunjukan belum memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan lebar daun tanaman sawi karna proses dekomposisi pupuk dengan tanah belum diuraikan oleh mikroorganisme. umur tanaman 7 HST lebar daun tanaman sawi yang terlebar yaitu P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair, serta rataannya

mencapai 2,44 cm, untuk pemberian pupuk organik padat yang terlebar adalah P 2, serta rataannya mencapai 2,32 cm. dan yang paling rendah terdapat pada perlakuan P 0 dengan rataan 2,22 cm. Berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam pada lampiran 9 menunjukan tidak berpengaruh nyata pada umur 7 HST. Pada umur 14 HST pertumbuhan lebar daun tanaman sawi yang terlebar adalah terdapat pada Perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 8,70 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0, P 1, P 2,dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terlebar adalah P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 5,51 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan lebar daun tanaman yang kurang melebar adalah P 0 dengan rataannya 5,27 cm. Pada umur 21 HST pertumbuhan lebar daun tanaman sawi yang terlebar pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5ml/tanaman rataannya mencapai 13,16 cm, berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terlebar adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 8,18 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan lebar daun yang paling terendah adalah P 0 dengan rataannya 7,44 cm. Pada umur 28 HST pertumbuhan lebar daun tanaman sawi yang terlebar pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organic cair 5 ml/tanaman rataannya mencapai 15,37 ini berdasarkan hasil UjiBNJ berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terlebar adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 11,17 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan lebar daun terpendek adalah P 0 dengan rataannya 9,29 cm. secara keseluruhan bahwa pada 14 HST, 21 HST, 28 HST, pertumbuhan lebar daun tanaman sawi yang terlebar adalah pada perlakuan P 4 yang menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 15,37 cm dan lebar daun yang paling terendah adalah perlakuan P 0 (Kontrol/tanpa pupuk). dengan rataannya 9,29. 4.4 Jumlah Daun.

Pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pada umur 7 HST menunjukan pengaruh yang tidak nyata akibat pemberian pupuk organik cair dan organik padat, berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam pada lampiran 13, tetapi pada saat berumur 14 HST sampai dengan 28 HST menunjukan pengaruh yang berbeda nyata. selanjutnya dilakukan UjiBNJ (Beda Nyata Jujur) Untuk melihat perbedaan dari setiap masing - masing perlakuan dosis pupuk organik cair maupun padat yang diberikan pada tanaman sawi. Rataan pertumbuhan jumlah daun dapat di lihat pada Tabel 7 : Tabel 6 : Rataan pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi melalui pemberian pupuk organic cair dan organic padat. Perlakuan Rataan Pertumbuhan Jumlah Daun (cm) 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST P0 3.97 5.08 a 6.28 a 8.48 a P1 4.21 5.17 a 6.86 b 8.54 a P2 4.70 5.76 ab 7.78 b 9.33 b P3 4.79 5.63 b 8.87 b 9.98 b P4 4.86 6.43 c 10.03 c 11.33 c BNJ 5% 0.45 0.45 0.77 KK (%) 8.63 3.55 2.13 3.47 Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap lebar daun sawi. Hasil penelitian pada pengamatan jumlah daun tanaman sawi, tabel di atas menunjukan bahwa pada umur 7 HST, menunjukan belum memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi. umur tanaman 7 HST jumlah daun tanaman sawi yang lebih banyak yaitu P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair, serta rataannya mencapai 4,86 cm, untuk pemberian pupuk organik padat yang jumlah daun lebih banyak adalah P 2, serta rataannya mencapai 4,70 cm. dan jumlah daun yang paling sedikit pada perlakuan P 0 dengan rataan 3,97 cm. Berdasarkan hasil Analisis Sidik Ragam pada lampiran 13, menunjukan tidak berpengaruh nyata pada umur 7 HST. Pada umur 14 HST jumlah daun tanaman sawi yang paling banyak adalah terdapat pada Perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 6,43 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0, P 1, P 2,dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik

padat yang lebih banyak daunnya adalah P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 5,76 cm. ini berbeda nyata dengan perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan jumlah daun tanaman yang lebih sedikit adalah P 0 dengan rataannya 5,08 cm. Pada umur 21 HST pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi yang terbanyak pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5ml/tanaman rataannya mencapai 10,03 cm, berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang terbanyak adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 7,78 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan jumlah daun yang paling sedikit adalah P 0 dengan rataannya 6,28 cm. Pada umur 28 HST pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi yang terbanyak pada perlakuan P 4 dengan menggunakan pupuk organik cair 5 ml/tanaman rataannya mencapai 11,33 ini berdasarkan hasil UjiBNJ berbeda nyata dengan perlakuan P 0,P 1,P 2 dan P 3. untuk pada pemberian pupuk organik padat yang jumlahnya banyak adalah pada perlakuan P 2 dengan menggunakan dosis pupuk 5 kg/bedeng, serta rataannya mencapai 9,33 cm. ini berbeda nyata pada perlakuan P 0 dan P 1, sedangkan perlakuan yang menghasilkan jumlah daun yang paling sedikt adalah P 0 dengan rataannya 8,48 cm. secara keseluruhan bahwa pada 14 HST, 21 HST, 28 HST, pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi yang paling banyak adalah pada perlakuan P 4 yang menggunakan pupuk organik cair dengan dosis 5 ml/tanaman serta rataannya mencapai 11,33 helai dan jumlah daun yang paling sedikit adalah perlakuan P 0 (Kontrol/tanpa pupuk). dengan rataannya 8,48 helai. B. Pembahasan. Perlakuan Dosis pupuk organik Cair (POC) berpengaruh nyata pada semua parameter pertumbuhan sawi yang diamati. a. Tinggi Tanaman. Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh menjelaskan bahwa pada umur 7 HST belum menunjukan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, hal ini disebabkan karena pada umur 7 HST masih beradaptasi dengan keadaan tanah dan lingkungan sekitar tempat tumbuhnya tanaman sawi

dan pupuk organik padat dan cair yang di berikan masih di serap oleh organ tubuh tanaman. pada umur 14 HST dan 28 HST pupuk organik cair menunjukan adanya pengaruh nyata pada taraf α 5% terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi. Tabel 3 rataan pertumbuhan tinggi tanaman sawi melalui pemberian pupuk organic cair menjelaskan bahwa pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 5 ml/tanaman mempunyai rataan yang tertinggi yakni masing masing 19,60 cm, 31,31 cm, dan 37,03 cm. Hal ini disebabkan dalam pupuk organik cair yang digunakan memiliki formula khusus terutama untuk tanaman dengan menggunakan unsur hara makro dan mikro, humat, vulvat, zat pengatur tumbuh, asam asam amino dan lemak yang akan meningkatkan kesuburan tanah serta dapat melarutkan sisa sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga dapat di gunakan oleh tanah, pupuk organik ini juga memiliki kandungan Unsur, N 9,73%, K 2 o 4,14%, P 2 o 5 0,64%, Ca 31,27ppm, S 0,005%, Mg 10,035ppm, Mn 0,367%, Fe 1,8ppm, Cu <0,02ppm, Al 4,57ppm, B 21,6ppm, Co<0,026ppm, As 0,041ppm, Cr>0,032ppm, C/N ratio 0,69%, PH 5,6. Hal ini semuanya berperan didalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Jadi dengan pemberian pupuk organik cair dengan dosis 5 ml/tanaman dapat berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Prasetya, Kurniawan dan Febrianingsih (2009 Th) Pengaruh Dosis dan Frekuensi Pupuk Cair Terhadap Serapan N dan Pertumbuhan Sawi (Brassica Juncea L) pada Entisol yang dilakukan dirumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. menyimpulkan bahwa perbedaan pemberian dosis pupuk cair berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi, Dosis pemberian pupuk cair yang tertinggi yaitu 100% setera dengan 78,9 ml/polibeg diberikan selama masa tanam yaitu 6 minggu, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi secara optimal dibandingkan dengan pemberian dosis pupuk cair 50% dan 75%, Hal ini konsentrasi yang lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan bagian tanaman. Berdasarka penelitian sebelumnya oleh Nathania, et al. (2012 Th) Pengaruh Aplikasi Biorin Gajah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi

Hijau (Brassica Juncea L) dirumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Pegok, Kecamatan Denpasar Selatan, yang menyimpulkan aplikasi biorin gajah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau, pemberian biorin dengan konsentrasi 300 ml/l mampu memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi terbaik, yaitu rata rata tinggi tanaman 40,03 cm, jumlah daun 9.00 helai, luas daun 873,87 cm 2, panjang akar 19,14 cm, berat segar bagian atas tanaman 40,69 g, berat kering oven akar 0,28 g, berat kering oven bagian atas tanaman 2,95 g. Menurut Dewi Fajrin (2008 : 24) bahwa pemberian terhadap serapan hara N dan P, dapat meningkatkan pertumbuhan, serta produksi tanaman lebih baik hal ini unsur hara N merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein dan asam nukleat, dan dengan demikian merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan yang dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman, sedangkan unsur P berperan penting dalam transfer energi didalam sel tanaman misalnya ADP, ATP serta berperan untuk pembentukan membran sel : misalnya lemak fospat. Menurut teori oleh Karyadi (2010 Th) pemanfaatan limbah cair atau organic cair pada tanaman sayuran dapat meminimalisir resiko kerusakan tanah serta sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah yang sangat bermanfaat dalam penyedian hara dan siklus hara dalam tanah yang dapat meningkatkan produksi tanaman sayuran yang dibudidayakan terutama pada tinggi tanaman. Berdasarkan Penjelasan oleh (Supardi 2011, Th) pertambahan tinggi tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh unsur nitrogen, melainkan unsure yang berperan dalam proses pertambahan tinggi tanaman diantaranya adalah fospor (P), seng (Zn), besi (Fe), dan mangan (Mn). Tinggi tanaman merupakan parameter pertumbuhan pertumbuhan yang sering diamati karena dapat menunjukan pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diberikan. b. Panjang Daun. Dosis pupuk organik cair berpengaruh nyata pada taraf α = 5% terhadap panjang daun tanaman sawi pada umur 14 HST, 21 HST dan 28 HST. Pada umur

7 HST tidak menunjukan pengaruh yang nyata. berdasarkan Analisis Sidik Ragam. Pada Tabel 4 rataan pertumbuhan panjang daun tanaman sawi, pada pemberian dosis pupuk 5 ml/tanaman menunjukan pengaruh nyata pada perlakuan P 4 saat umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST ini menghasilkan panjang daun dengan rata rata 17,17 cm, 28,26 cm, dan 32,17 cm. Hal ini dapat dibuktikan dengan kandungan unsur hara makro dan unsur hara mikro yang terdapat pada pupuk organik cair yang dapat membantu pertumbuhan daun sehingga dapat menyebabkan bertambahnya panjang daun. salah satu unsur hara mikro yang terkandung pada pupuk organic cair yaitu Fe sebesar 1,8ppm, yang sangat penting bagi pembentukan Zat hijau daun, zat karbohidrat, lemak, protein, dan enzim. Jadi unsur hara mikro dapat membantu pertumbuhan panjang daun tanaman sawi. Pada umumnya semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan pada tanaman maka pertumbuhan tanaman semakin meningkat. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian sebelumnya oleh Oktarina. et al. (2008 Th). mengenai Penggun aan Daun Kenaf sebagai Pupuk Organik Cair pada Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.) di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil UjiBnt 5% konsentrasi pemberian pupuk organik cair daun kenaf memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan dan hasil sawi, dimana pemberian 4 ml/l POC daun kenaf mampu memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal dan memberikan panjang daun yang terbaik. Semakin tinggi konsentrasi pemupukan pupuk organik cair daun kenaf maka panjang daun sawi semakin meningkat. Konsentrasi 6 ml/l mampu menghasilkan panjang daun 20,44 cm. Secara teori Sugeng Winarso (2008 : 70) menjelaskan bahwa daun merupakan pigmen hijau dalam klorofil yang menyerap energi matahari yang sangat penting dalam awal aktifitas fotosintesis, sehingga dapat mengubah karbon dioksida dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. c. Lebar Daun. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan lebar daun tanaman sawi berpengaruh nyata pada pada taraf α = 5% pada saat umur tanaman 14 HST, 21 HST dan 28 HST. perbedaan dosis pupuk. Perbedaan dosis pupuk organik cair

dan B 3. Berdasarkan Tabel 5 : rataan pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pada yang diberikan menghasilkan pertumbuhan lebar daun yang tumbuh berbeda pula. dari perlakuan yang dipakai, perlakuan P 4 dengan dosis 5 ml/tanaman menghasilkan pertumbuhan lebar daun yang terlebar, dari beberapa perlakuan lainnya maka P 0 yang menghasilkan lebar daun terkecil. Pada umur 14 HST lebar daun yang terlebar yakni dengan rataan 8,70 cm, dan pada umur 21 HST yang terlebar yakni dengan rataan 13,16 cm, sedangkan pada umur 28 HST yang terlebar yakni dengan rataan 15,37 cm. Lebar daun yang terlebar merupakan tempat terjadinya foto sintesis serta mengandung kumpulan vitamin A, C, B 1 B 2 umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST menunjukan pengaruh yang nyata akibat pemberian pupuk organic cair, perlakuan dosis pupuk organik cair yang lebih ditingkatkan dapat menghasilkan pertumbuhan lebar daun tanaman sawi yang terlebar. Karena hal ini disebabkan unsur hara yang terkandung didalam pupuk organik cair pada dosis tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang di perlukan oleh tanaman sawi dalam pertumbuhan lebar daun. dalam pupuk organic cair terkandung unsur Mg sebesar 10,035 ppm, unsur Mg pada tanaman berguna untuk membantu proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Pada umumnya perlakuan pemberian dosis pupuk organik cair yang ditingkatkan mampu menghasilkan pertumbuhan tanaman yang meningkat pula karena pada pupuk organik cair akan mempercepat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan kualitas dan bobot panen. pupuk organic cair sudah berbentuk ion sehingga mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sylvia (2009 Th) mengenai Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi ( Brassica juncea L.) Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair di Padang Bulan Jalan Jamin Ginting Kecamatan Medan Tuntungan ini menyimpulkan Interaksi perlakuan pupuk kascing dan perlakuan pupuk puja 168 berinteraksi nyata terhadap tinggi tanaman umur 28, 32, dan 36 HST jumlah daun umur 24 HST, bobot segar per tanaman umur 40 HST, bobot kering per tanaman 40 HST, laju asmilasi bersih umur 32 40 HST. hal ini kebutuhan unsur hara yang di butuhkan

oleh tanaman sawi sudah dapat tercukupi dalam pertumbuhan tanaman termasuk bertambahnya lebar daun. Menurut Agustina (2004 : 52) sel sel yang berperan dalam mekanisme serapan unsur hara melalui daun adalah epidermis, sel penjaga, stomata, mesofil, dan seludang pembuluh dan selanjutnya berperan dalam foto sintesis. d. Jumlah Daun. Hasil pengamatan jumlah daun tanaman sawi yang dilakukan sebanyak empat kali (7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST) menunjukan bahwa tidak semuanya memberikan pengaruh yang nyata, tetapi hanya pada umur 14 HST, 21 HST, dan 28 HST yang berpengaruh nyata. Berdasarkan Hasil UjiBNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf α = 5% perlakuan P 4 dengan dosis 5 ml/tanaman menghasilkan jumlah daun tanaman sawi yang terbanyak yakni dengan rataan jumah daun sebanyak 6,43 helai, 10,03 helai, dan 11,33 Helai. Hal ini menunjukan mikroorganisme yang terkandung dalam pupuk organik cair tersebut mampu menyediakan unsure hara yang dibutuhkan oleh tanah dan diserap oleh tanaman sawi, yang dalam hal ini daun tanaman dapat tumbuh dengan baik serta mempengaruh jumlah daun tersebut. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian Sutriadi (2007 Th) mengenai Pengaruh Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim ( Brasica rapa convar) di Incepstisols yang diladilaksanakan di rumah kaca Balai Penelitian Tanah di Sindang Barang, Bogor. yang menyimpulkan bahwa pupuk organik cair takaran 1,5 dan 3,0 1/ha memberikan jumlah daun tertinggi di bandingkan takaran 2,1 : 2,7 dan 3,6 1/ha pada ¾ takaran NPK, yaitu 13,5 helai. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Ishak (2010 Th) mengenai Respon Tanaman Sawi ( brasica juncea.l.),akibat Pemberian Pupuk NPK dan Penambahan Bokashi pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire yang dilaksanakan di lokasi praktek SMK N 1 Nabire yang terletak di Kampung Kaliharapan, Distrik Nabire, Pemberian dosis kombinasi pupuk NPK dengan penambahan bokashi dan EM 4 dapat mempengaruhi terhadap jumlah daun, pada minggu ke-2 dengan rataan 13,33 helai, minggu ke-3 dengan rataan 16,83 helai

dan minggu ke- 4 dengan rataan 22,33 helai, hal ini memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun. Berdasarkan penelitian oleh Duaja (2012 Th) mengenai Pengaruh Bahan dan Dosis Kompos Cair Terhadap Pertumbuhan Selada (lactuca sativa sp.) yang dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi Mendalo Darat. yang menyimpulkan bahwa pupuk organik cair 5-15 ml memberikan pengaruh pada parameter jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman dan berat segar tajuk, ini menunjukkan bahwa bahan dasar kompos Kirinyuh dengan variasi dosis pupuk cenderung menunjukkan nilai tertinggi memacu peningkatan jumlah daun selada pada setiap bahan dasar kompos cair dapat mencapai 5.64 helai. Secara teori oleh Habrina Ananda Putri (2011 : 7) bahwa jumlah daun yang di peroleh berkaitan dengan tinggi tanaman. Semakin tingginya tanaman semakin banyak ruas batang yang akan menjadi tempat keluarnya daun, batang tersusun dari ruas yang merentang di antara buku-buku batang tempat melekatnya daun, jumlah buku dan ruas sama dengan jumlah daun. Daun merupakan organ yang paling utama berfungsi dalam foto sintesis, karena pada daun terdapat pigmen yang berperan dalam menyerap cahaya matahari. Berdasarkan hasil analisis tanah yang diperoleh menunjukan kadar N dalam tanah sangat rendah (0,09 %),P 2 O 5 tersedia sangat rendah (3,10), K 2 O tersedia tetapi sangat rendah (3,46), C Organik rendah (1,12). Oleh karena itu pemberian dosis pupuk organik perlu ditingkatkan agar dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman sawi yang cukup baik. Kadar unsure hara yang kurang didalam tanah, dapat dipenuhi oleh kandungan hara, mikroba, humat, vulvat serta zat perangsang tumbuh yang terkandung dalam pupuk organik cair.