BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. oleh rumahtangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan


I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB IV. SUMATERA UTARA : KEADAAN UMUM DAN PEREKONOMIAN. Daerah provinsi Sumatera Utara terletak diantara 1-4 o Lintang Utara (LU)

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III-2017

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem otonomi daerah, terdapat 3 (tiga) prinsip yang dijelaskan UU

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,85 PERSEN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2017

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka panjang disetiap periode. Dalam setiap periode daerah regional tertentu berupaya untuk meningkatkan perekonomian daerah demi terciptanya kesejahteraan dengan meningkatkan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian tersebut secara makro. Dengan demikian kebutuhan akan jumlah tenaga kerja, investasi sebagai pembentukan modal, serta perdagangan internasional yang di nyatakan dalam teori ekonomi makro sebagai input atau faktor-faktor penunjang pertumbuhan ekonomi yang optimal di suatu daerah regional tertentu. Selain untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal, pembangunan juga perlu dilaksanakan secara terpadu dengan mengembangkan perekonomian di setiap daerah regional yang ada, seperti di Indonesia. Hal tersebut diperlukan karena Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dengan daerah regional dalam jumlah yang banyak, dimana setiap daerah regional memiliki karakteristik yang berbeda. Berbagai perbedaan antar daerah regional merupakan konsekuensi dari berbagai variasi: geofisik dasar, kondisi perekonomian, distribusi sumber daya alam serta atribut sosial masyarakat (Karmaji, 2007). Dari teori klasik (Smith dan Ricardo) hingga teori Keynes dan Harrod Domar, laju pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh unsur investasi. 1

Aspek utama yang dikembangkan oleh Keynes, misalnya adalah aspek yang menyangkut peranan investasi melalui permintaan masyarakat/aggregrat Demand. Pertumbuhan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama dalam pembanguan ekonomi. Menurut Nurkse (Jhingan, 2004). Lingkaran setan kemiskinan dapat digunting melalui pembentukan modal sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini menyebabkan kekurangan dibidang barang modal yang dapat di atasi melalui pembentukan modal, lewat itu persediaan mesin, alat-alat perlengkapan meningkat. Skala produksi meluas overhead ekonomi dan sosial tercipta. Pembentukan modal membawa kepada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada. Jadi pembentukan modal menghasilkan kenaikan besarnya output, pendapatan dan pekerjaan dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian menjadi lebih baik. Investasi atau penanaman modal adalah motor suatu perekonomian, banyaknya investasi yang direalisasikan didalam suatu negera yang bersangkutan, sedangkan sedikitnya Investasi akan menunjukkan lambannya laju pertumbuhan ekonomi (Ambar Sariningrum, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tidak bisa lepas dari modal yang dapat diwujudkan dalam bentuk investasi. Investasi tersebut dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan perluasan tenaga kerja yang diperoleh dari pemerintah, swasta dan pinjaman luar negeri. Oleh karena itu pemerintah harus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta sarana yang memadai. 2

Demikian halnya yang seperti tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi yang ada di Sumatera Barat pada tahun 2012 tidak sepenuhnya digerakkan oleh konsumsi didalam negeri, tetapi juga oleh peningkatan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa di Provinsi Sumtera Barat, pencapaian pertumbuhan masing-masing komponen, dimana dari 6,35 persen petumbuhan ekonomi Sumatera Barat, investasi sebesar 7,17 persen pada tahun 2012. Menurut Rauf (2010), pengalokasian investasi perlu diarahkan kepada lapangan usaha yang membangkitkan perekonomian daerah, memperkecil kesenjangan distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan. Untuk itu alokasi investasi perlu diprioritaskan kepada pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya investasi, maka akan tercipta kesempatan kerja dan sumber pendapatan masyarakat dan akhirnya berdampak bagi pengurangan kemiskinan dan lapangan usaha ekonomi lain yang memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Selain investasi, tenaga kerja merupakan input atau faktor produksi yang digunakan dalam proses peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja memegang peranan utama dalam produksi, karena barang modal yang berasal dari investasi barulah bisa dimanfaatkan jika ada tenaga kerja. Dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ikut terlibat dalam proses peningkatan pertumbuhan ekonomi, dimana tenaga kerja akan memeningkatkan jumlah barang dan jasa yang diproduksi. Namun pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah tenaga kerja saja, tetapi lebih menekankan 3

pada produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, maupun yang berhubungan dengan lingkungan dan kebijakan pemerintah (Jhingan, 2004). Input terhadap pertumbuhan ekonomi selain investasi dan tenaga kerja, yaitu ekspor. Dimana ekspor merupakan arus keluar sejumlah barang dan jasa dari suatu negara ke pasar internasional. Ekspor akan secara langsung memberi kenaikan penerimaan dalam pendapatan suatu daerah. Terjadinya kenaikan penerimaan pendapatan suatu daerah, akan mengakibatkan tingginya kontribusi untuk kenaikan tingkat PBRB. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tabel 1.1. Perkembangan Ekspor-Impor Sumatera Barat 2008-2012 (Jutaan US $ dimana 1 $ = 11.440,00 rupiah ) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Ekspor 2384,57 1344,36 2214,77 3031,83 2363,58 Impor 476,47 346,25 751,38 1078,74 1242,93 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Barat 2012 Pada tahun 2009 nilai ekspor Sumatera Barat menurun secara signifikan. Ekspor Sumatera Barat di tahun tersebut tercatat sebesar 1.344,26 juta dalam US $, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai ekspor tahun 2009 tersebut telah mengalami penurunan sebesar 43,63 persen. 4

Namun di tahun 2010 kinerja ekspor mengalami perbaikan yang menggembirakan dan masih terus berlanjut sampai tahun 2011. Pada tahun 2011 kinerja ekspor Sumatera Barat sudah semakin bangkit kembali, mengalami peningkatan yang signifikan. Ekspor tahun 2011 telah mencapai 3,03 milyar dalam US $. Sedangkan pada tahun 2012 perkembangan kinerja ekspor kembali mengalami sedikit penurunan, yaitu menjadi sebesar 2,36 milyar dalam US $ dimana sekarang ini Bank Indonesia mencatat kurs beli 1 US $ = 11.440,00 rupiah, untuk lebih jelasnya penurunan tingkat ekspor ini dapat kita lihat pada grafik 1.1 berikut: Grafik 1.1 Nilai ekpor dan Impor Sumataera Barat 3500 3000 3031,83 Ekspor Impor 2500 2000 2384,57 2214,77 2363,58 1500 1344,36 1242,93 1000 1078,74 751,38 500 346,25 0 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Barat 2012 Ini di sebabkan oleh tidak menentunya kondisi perekonomian negara tujuan ekspor sehingga permintaan akan komoditi yang merupakan produk unggulan Sumatera Barat juga berkurang. Masalah tersebut tentu akan menjadi perhatian oleh pemerintah pusat dan daerah, tentang bagaimana cara mengatasi masalah naik turunnya nilai ekspor di Sumatera Barat dan permintaan atas komoditi serta kualitas produk yang akan di ekspor, karena ekspor mempunyai 5

peranan yang sangat penting sebagai salah satu faktor pendorong pertumbuhan perkonomian di Sumatera Barat. Ekspor akan menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam perekonomian merupakan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Permasalahan yang mendesak untuk dipikirkan oleh pemerintah yaitu semakin tajamnya persaingan global dalam perdagangan internasional dan semakin ketatnya standar kualitas beberapa komoditi ekspor yang ditetapkan di beberapa negara mitra dagang. Pertumbuhan ekonomi menuju pembangunan ekonomi yang efektif dan efisien, sehingga perlu adanya pengembangan faktorfaktor yang mendorong atau yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka pengaruh investasi, tenaga kerja dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi menarik untuk diteliti, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap variabel tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini akan dapat melihatkan seberapa besar pengaruhnya setiap variabel terhadap pertumbuhan ekonomi. Rentang waktu yang digunakan adalah dari tahun 2000-2012, karena dengan digunakan pertimbangan pengaruh investasi, tenaga kerja, dan jumlah nilai ekspor setelah adanya gempa padang. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 6

Penelitian ini akan membahas, apa saja yang akan terpengaruh oleh adanya investasi, tenaga kerja dan nilai ekspor, sehingga menghasilkan peningkatan atau pertumbuhan perkonomian di Provinsi Sumatera Barat. 1.2 Rumusan Masalah Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan perekonomian secara kumulatif, baik pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat maupun pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian tersebut tidak terlepas dari peran variabel-variabel makro ekonomi seperti: investasi, tenaga kerja dan ekspor. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh investasi, tenaga kerja dan ekspor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini akan meneliti bagaimana pengaruh dari investasi, tenaga kerja dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 200-2012. Beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana pengaruh investasi (I) terhadap pertumbuhan industri pengolahan di Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaimana pengaruh tenaga kerja (L) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat? 3. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat? 7

4. Bagaimana pengaruh investasi (I), tenaga kerja (L) dan ekspor secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh investasi, tenaga kerja dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Secara lebih rinci, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menganalisis pengaruh investasi (I) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 2. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja (L) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 3. Untuk menganalisis pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 4. Untuk menganalisis pengaruh investasi (I), tenaga kerja (L) dan ekspor secara bersama-sama terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Penulis Bagi penulis, penilitian ini merupakan tambahan wawasan bidang ekonomi, sehingga penulis dapat mengembangkan ilmu yang di peroleh selama mengikuti perkuliahan. 8

2. Masyarakat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh investasi dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. 3. Pemerintah Terkait (Stakeholder) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan pemerintah yang terutama terkait dengan investasi, tenaga kerja dan ekspor di Sumatera Barat. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang mengenai pengaruh investasi, tenaga kerja dan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Bab ini juga menjelaskan, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi landasan-landasan teori yang menjadi dasar dan digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini yaitu teori-teori yang relevan dan mendukung bagi tercapainya hasil penelitian yang ilmiah. Dalam bab ini juga dicantumkan penelitian terdahulu yang merupakan penelitian yang menjadi dasar pengembangan bagi penulisan penelitian ini. Pada bab ini juga dikemukakan kerangka pemikiran dan hipotesis. 9

Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisikan dekripsi tentang bagaimana penelitian akan dilaksanakan secara operasional yang menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional. Pada studi ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperloeh dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan metode analisis dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi sederhana. Bab IV: Gambaran Umum Penelitian Pada bab ini akan digambarkan secara singkat tentang dinamika investasi, tenaga kerja dan ekspor di Sumatera Barat. Serta pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat sepanjang periode pengamatan. Bab V : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini membahas proses hasil dan analisis dari variabel-variabel yang diteliti. Bab VI : Penutup Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan berdasakan hasil analisis data dan pembahasan. Dalam bab ini juga berisi saran-saran yang direkomendasikan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar temuan. 10