BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

Gambar 4-1. Histogram X3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengolahan data berdasarkan hasil pengisian angket tentang pola asuh orangtua

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Islam Al-Ulum Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian pada variabel Lingkungan Sosial untuk nilai tengah dari rangkaian data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengukuran Hasil penelitian, data penelitian yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Otot Tungkai dengan Hasil Lompat Jauh. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP Negeri II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi tentang persepsi siwa terhadap pemberian tugas fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang Kecerdasan Spiritual Siswa dan Kondisi Psikologis Keluarga di SMP Negeri 2 Telaga

BAB 1V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. variabel (Y). Data penelitian kedua variabel yang diperoleh dari 52 responden disajikan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tua di SLTP Negeri 12 Kota Utara Kota Gorontalo. Dat ini diolah berdasarkan

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yakni: SMAN 1 kota Gorontalo, SMAN 2 Kota Gorontalo, SMAN. digunakan 3 bulan ( april, mei, juni 2013)

Kata Kunci: Keterampilan belajar dan Hasil Belajar Mahasiswa 1

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman mata pelajaran gambar teknik (X 1 ) dan kreativitas (X 2 ) serta

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU MENGAJAR GURU DI SMA NEGERI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. LKMD Kec. Tapung Hulu Kab.Kampar.Pemilihan lokasi ini berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ( Suatu Penelitian di SMP Negeri 3 Satap Lemito)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional karena penelitian berusaha menyelidiki pengaruh antara beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar kimia SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menentukan desain penelitian maka hal tersebut sangatlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA GURU SMK SWASTA DI KOMISARIAT CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI

BAB II KAJIAN TEORETIK

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MTS Negeri Bongkudai pada siswa kelas VIII

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang akan menganalisis korelasi antara

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HAS IL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ISSN: Vol. 4, No. 1, Maret 2017

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2 ), dan kompetensi profesional guru (Y). Data tentang kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan diperoleh melalui kuesioner, sedangkan data tentang kompetensi profesional guru diperoleh melalui hasil tes. 1. Kompetensi Profesional Guru (Y) Data mengenai kompetensi profesional guru diperoleh dari hasil tes kompetensi. Berdasarkan hasil tes kompetensi dari 45 orang guru dengan rentangan nilai antara 0 dan 66, diperoleh nilai minimum sebesar 13 dan nilai maksimum sebesar 42 dengan distribusi data seperti pada tabel 8. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional Guru No Interval Nilai f abs f rel (%) 1 13-17 2 4,44 2 18-22 6 13,33 3 23-27 5 11,11 4 28-32 15 33,33 5 33-37 4 8,89 6 38-42 13 28,89 7 43-47 0 0,00 Jumlah 45 100,00 65

66 f 15 13 11 9 7 5 3 1 0 12,5 17,5 22,5 27,5 32,5 37,5 42,5 47,5 Y Gambar 2. Histogram Skor Variabel Kompetensi Profesional Guru Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval kelas ketujuh yaitu 0 (0,00%), sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval kelas keempat 28-32 dengan frekuensi sebanyak 15 (33,33%), sehingga data tersebut memiliki kelas modus 27,5-32,5. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 1 diperoleh modus (Mo) = 29,88 dan median (Me) = 30,67, sedangkan nilai rata-rata (mean) = 30,71 dan simpangan baku (s) = 7,68. Dari variasi data dapat diketahui sebanyak 13 guru atau 28,89% memiliki nilai di bawah rata-rata, sebanyak 15 guru atau 33,33% berada pada nilai rata-rata, dan sisanya sebanyak 17 guru atau 37,78% memiliki nilai di atas rata-rata.

67 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1 ) Data kepemimpinan kepala sekolah diperoleh melalui hasil kuesioner yang dilakukan kepada 45 orang responden. Berdasarkan hasil kuesioner dengan rentangan nilai antara 35 dan 175, diperoleh nilai minumum sebesar 123 dan nilai maksimum sebesar 172 dengan distribusi data seperti pada tabel 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah No Interval Nilai f abs f rel (%) 1 123-130 5 11,11 2 131-138 6 13,33 3 139-146 15 33,33 4 147-154 9 20,00 5 155-162 5 11,11 6 163-170 4 8,89 7 171-178 1 2,22 Jumlah 45 100,00 15 13 11 f A T T N : 9 7 5 3 1 0 122,5 130,5 138,5 146,5 154,5 162,5 170,5 178,5 X 1 Gambar 3. Histogram Skor Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

68 Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval kelas ketujuh yaitu 1 (2,22%), sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval kelas ketiga 139-146 dengan frekuensi sebanyak 15 (33,33%), sehingga data tersebut memiliki kelas modus 138,5-146,5. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 1 diperoleh modus (Mo) = 141,70 dan median (Me) = 144,63, sedangkan nilai rata-rata (mean) = 145,84 dan simpangan baku (s) = 11,80. Dari variasi data dapat diketahui sebanyak 11 guru atau 24,44% memiliki nilai di bawah rata-rata, sebanyak 15 guru atau 33,33% berada pada nilai rata-rata, dan sisanya sebanyak 19 guru atau 42,23% memiliki nilai di atas rata-rata. 3. Sikap Guru Terhadap Pekerjaan (X 2 ) Data sikap guru terhadap pekerjaan diperoleh melalui hasil kuesioner yang dilakukan kepada 45 orang responden. Berdasarkan hasil kuesioner dengan rentangan nilai antara 30 dan 150, diperoleh nilai minumum sebesar 95 dan nilai maksimum sebesar 138 dengan distribusi data seperti pada tabel 10. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Sikap Guru Terhadap Pekerjaan No Interval Nilai f abs f rel (%) 1 95-101 2 4,44 2 102-108 4 8,89 3 109-115 13 28,89 4 116-122 6 13,33 5 123-129 11 24,44 6 130-136 8 17,78 7 137-143 1 2,22 Jumlah 45 100,00

69 f 15 13 11 9 7 5 3 1 0 94,5 101,5 108,5 115,5 122,5 129,5 136,5 143,5 X 2 Gambar 4. Histogram Skor Variabel Sikap Guru Terhadap Pekerjaan Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa perolehan skor paling sedikit terdapat pada interval kelas ketujuh yaitu 1 (2,22%), sedangkan perolehan skor paling banyak terdapat pada interval kelas ketiga 109-115 dengan frekuensi sebanyak 13 (28,89%), sehingga data tersebut memiliki kelas modus 108,5-115,5. Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran 1 diperoleh modus (Mo) = 112,44 dan median (Me) = 117,38, sedangkan nilai rata-rata (mean) = 119,53 dan simpangan baku (s) = 10,45. Dari variasi data dapat diketahui sebanyak 19 guru atau 42,23% memiliki nilai di bawah rata-rata, sebanyak 6 guru atau 13,33% berada pada nilai rata-rata, dan sisanya sebanyak 20 guru atau 44,44% memiliki nilai di atas rata-rata.

70 Data lengkap hasil analisis statistika dasar dari ketiga variabel penelitian, secara tersaji pada tabel 11. Tabel 11. Data Lengkap Hasil Analisis Statistika Dasar Kriteria Variabel Y X 1 X 2 Jumlah Responden 45 45 45 Nilai Maksimum 42 172 138 Nilai Minimum 13 123 95 Modus 29,88 141,70 112,44 Median 30,67 144,63 117,39 Nilai Rata-rata 30,71 145,84 119,53 Simpangan Baku 7,68 11,80 10,45 B. Pengujian Persyaratan Analisis Pengujian persyaratan analisis perlu dilakukan sebelum data dianalisis lebih lanjut. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan karena berdasarkan metode penelitian, analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi dan korelasi, sehingga data variabel bebas maupun variabel terikat harus berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan hanya untuk meyakinkan bahwa variasi skor dari ketiga variabel bersifat homogen. 1. Uji Normalitas Uji normalitas distribusi frekuensi dari variabel X 1, X 2 dan Y dilakukan dengan uji Lilliefors. Sesuai dengan ketentuannya, kriteria normalitas menurut uji Lilliefors adalah apabila nilai tertinggi dari L 0 nilai L t maka data berdistribusi

71 normal. Hasil perhitungan uji normalitas pada lampiran 3 terhadap semua data dari masing-masing variabel pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 12. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Variabel X 1, X 2 dan Y Variabel L 0 L t Keputusan Kesimpulan X 1 0,0968 0,132 Terima H 0 Normal X 2 0,0885 0,132 Terima H 0 Normal Y 0,1144 0,132 Terima H 0 Normal Berdasarkan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel X 1, X 2 dan Y berdistribusi normal, sehingga memenuhi persyaratan pengujian regresi dan korelasi. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartleth. Sesuai dengan ketentuan, kriteria homogenitas menurut uji Bartleth adalah apabila X 2 h < X 2 t maka data mempunyai varian yang homogen atau berasal dari populasi yang homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas pada lampiran 4 terhadap data dari masing-masing variabel pada nilai α = 0,05 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 13. Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas Data Variabel X 1, X 2 dan Y Variabel χ 2 hitung χ 2 tabel keputusan Kesimpulan X 1 1,38 23,70 Terima H 0 Homogen X 2 2,65 23,70 Terima H 0 Homogen Y 1,73 23,70 Terima H 0 Homogen

72 Berdasarkan tabel 13 dapat disimpulkan bahwa data pada variabel X 1, X 2 dan Y mempunyai varians yang homogen atau berasal dari populasi yang homogen, sehingga memenuhi persyaratan pengujian selanjutnya. C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan guna mengetahui apakah hipotesis yang diungkapkan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil uji persyaratan ternyata pengujian hipotesis dapat dilakukan sebab sejumlah persyaratan yang ditentukan untuk pengujian hipotesis, seperti normalitas dan homogenitas dari data yang diperoleh telah dapat dipenuhi. Dalam penelitian ini diajukan tiga hipotesis penelitian, yaitu : Hipotesis pertama : Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru. Untuk itu disusun hipotesis statistik sebagai berikut. H 0 : ρ y1 = 0 dan H 1 : ρ y1 > 0 Hipotesis kedua Terdapat hubungan positif antara sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Untuk itu disusun hipotesis statistik sebagai berikut. H 0 : ρ y2 = 0 dan H 1 : ρ y2 > 0 Hipotesis ketiga Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru. Untuk itu disusun hipotesis statistik sebagai berikut. H 0 : ρ y.12 = 0 dan H 1 : ρ y.12 > 0

73 1. Hipotesis Pertama : Terdapat Hubungan Positif Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru Dari hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana mengenai hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) dan kompetensi profesional guru (Y) pada lampiran 5 diperoleh nilai konstanta a = -17,42 dan koefisien b = 0,33, sehingga persamaan regresinya adalah = -17,30 + 0,33 X 1. Guna mengetahui keberartian dan linearitasnya maka dilakukan uji keberartian dan linieritas dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 14. Tabel 14. Anava Untuk Persamaan Regresi = -17,42 + 0,33 X 1 Sb. Variasi db JK RJK F h Total 45 45035,99 - Reg. a 1 42442,76 42442,76 Reg. b 1 665,96 665,96 Sisa 43 1927,31 44,82 Tu. Cocok 24 Galat 19 * Regresi signifikan ** Regresi berbentuk linear 1181,89 745,42 49,25 39,23 F t 0,05 0,01 14,86* 4,06 7,26 1,26** 2,11 2,57 Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa ternyata pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh F h (14,86) > F t (4,06) yang berarti regresi signifikan. Demikian pula halnya dengan pengujian kelinearan, pada taraf signifikansi 0,05 ternyata diperoleh F h (1,26) < F t (2,11) yang berarti regresi linear. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 diperoleh koefisien korelasi (r y1 ) sebesar 0,51. Setelah diuji keberartiannya dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 43 diperoleh t h (3,88) > t t (1,68), yang berarti korelasi

74 signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru dapat diterima. Adapun hubungan antara variabel X 1 dan Y dalam model regresi = -17,42 + 0,33 X 1 dapat digambarkan sebagai berikut. Y 50 40 30 20 10 0-10 -20-30 180 X 1 Gambar 5. Hubungan antara variabel X 1 dan Y dalam regresi = -17,42 + 0,33 X 1 Selanjutnya guna mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru maka dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi ini ditentukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasinya dan dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan prosentase sumbangannya. Dari perhitungan, ternyata bahwa koefisien

75 determinasi (r 2 ) dari kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) terhadap kompetensi profesional guru (Y) adalah sebesar 0,2601 sehingga kontribusi variabel X 1 terhadap Y sebesar 26,01%. Artinya bahwa 26,01% variasi skor kompetensi profesional guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. 2. Hipotesis Kedua : Terdapat Hubungan Positif Antara Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Dari hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana mengenai hubungan antara sikap guru terhadap pekerjaan (X 2 ) dan kompetensi profesional guru (Y) pada lampiran 5 diperoleh nilai konstanta a = -24,47 dan koefisien b = 0,46, sehingga persamaan regresinya adalah = -24,27 + 0,46 X 2. Guna mengetahui keberartian dan linearitasnya maka dilakukan uji keberartian dan linearitas dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 15. Tabel 15. Anava Untuk Persamaan Regresi = -24,27 + 0,46 X 2 Sb. Variasi db JK RJK F h Total 45 45035,99 - Reg. a 1 42442,76 42442,76 Reg. b 1 1006,45 1006,45 Sisa 43 1586,75 36,90 Tu. Cocok 23 Galat 20 * Regresi signifikan ** Regresi berbentuk linear 883,96 702,83 38,43 35,14 F t 0,05 0,01 27,28* 4,06 7,26 1,09** 2,09 2,54 Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa ternyata pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh F h (27,28) > F t (4,06) yang berarti regresi signifikan. Demikian pula

76 halnya dengan pengujian kelinearan, pada taraf signifikansi 0,05 ternyata diperoleh F h (1,09) < F t (2,09) yang berarti regresi linear. Berdasarkan perhitungan pada lampiran 5 diperoleh koefisien korelasi (r y2 ) sebesar 0,62. Setelah diuji keberartiannya dengan menggunakan uji t pada taraf signifikansi α = 0,05 dan db = 43 diperoleh t h (5,22) > t t (1,68) yang berarti korelasi signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru dapat diterima. Adapun hubungan antara variabel X 2 dan Y dalam model regresi = -24,27 + 0,46 X 2 dapat digambarkan sebagai berikut. Y 50 40 30 20 10 0-10 -20-30 138 X 2 Gambar 6. Hubungan antara variabel X 2 dan Y dalam regresi = -24,27 + 0,46 X 2

77 Selanjutnya guna mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari variabel sikap guru terhadap pekerjaan terhadap kompetensi profesional guru maka dicari koefisien determinasinya. Koefisien determinasi ini ditentukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasinya dan dikalikan dengan 100% untuk mendapatkan prosentase sumbangannya. Dari perhitungan, ternyata bahwa koefisien determinasi (r 2 ) dari kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) terhadap kompetensi profesional guru (Y) adalah sebesar 0,3844 sehingga kontribusi variabel X 2 terhadap Y sebesar 38,44%. Artinya bahwa 38,44% variasi skor kompetensi profesional guru ditentukan oleh sikap guru terhadap pekerjaan. 3. Hipotesis Ketiga : Terdapat Hubungan Positif Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru. Guna pengujian hipotesis ketiga, dilakukan analisis regresi berganda dua variabel bebas dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) dan sikap guru terhadap pekerjaan (X 2 ) dengan satu variabel terikat yaitu kompetensi profesional guru(y). Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda pada lampiran 5 diperoleh nilai konstanta a 0 = -34,20, b 1 = 0,15 dan b 2 = 0,36. Dengan demikian model persamaan regresi bergandanya adalah = -34,20 + 0,15 X 1 + 0,36 X 2. Guna mengetahui keberartiannya maka dilakukan uji keberartian dengan menggunakan analisis varians seperti pada tabel 16.

78 Tabel 16. Anava Untuk Persamaan Regresi Ganda = -34,20 + 0,15 X 1 + 0,36 X 2. Sb. F db JK RJK F t Variasi h 0,05 0,01 Regresi 2 1090,36 545,18 15,24* 3,32 5,15 Sisa 42 * Regresi signifikan Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa F h (15,24) dan F t (3,32). Karena F h > F t maka berarti regresi signifikan dan dapat dipergunakan untuk memprediksi ratarata Y jika nilai X 1 dan X 2 diketahui. Signifikansi regresi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien korelasi multipel. Dari hasil perhitungan diperoleh harga koefisien multipel R y.12 sebesar 0,65 atau R 2 y.12 sebesar 0,42. Hal ini menunjukkan bahwa 42% variasi yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dapat ditentukan secara bersama-sama oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan. Guna menjamin kebenaran pengambilan kesimpulan maka koefisien tersebut diuji signifikansinya dengan uji F. Hasil perhitungan diperoleh F h sebesar 10,77 dan F t pada taraf signifikansi α= 0,05 dengan db pembilang 2 dan db penyebut 42 sebesar 3,32. Karena F h (10,77) > F t (3,32) maka koefisien korelasi multipel antara Y dengan X 1 dan X 2 signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru dapat diterima.

79 Hasil pengujian koefisien korelasi parsial yang terdapat pada lampiran 6 diketahui bahwa koefisien korelasi parsial antara Y dan X 1, jika X 2 dikontrol (r y1.2 ) yaitu 0,24, sedangkan koefisien korelasi parsial antara Y dan X 2, jika X 1 dikontrol (r y2.1 ) yaitu 0,47. Dari hasil pengujian keberartian kedua koefisien korelasi parsial diketahui bahwa pada koefisien korelasi parsial antara Y dan X 1, jika X 2 dikontrol dapat diabaikan, sedangkan pada koefisien korelasi parsial antara Y dan X 2, jika X 1 dikontrol tidak dapat diabaikan. D. Interpretasi Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif baik pada kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru, sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi profesional guru, maupun kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru. Hal ini berarti semua hipotesis, baik hipotesis pertama, kedua, maupun ketiga yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat diterima. Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama yaitu = -17,42 + 0,33 X 1. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ) akan diikuti oleh peningkatan 0,33 unit nilai kompetensi profesional guru. Disamping itu berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,51 sehingga koefisien determinasinya adalah 0,2601. Hal ini berarti bahwa 26,01% variasi nilai kompetensi profesional guru ditentukan oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah.

80 Persamaan regresi linear berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua yaitu = -24,27 + 0,46 X 2. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai sikap guru terhadap pekerjaan (X 2 ) akan diikuti oleh peningkatan 0,46 unit nilai kompetensi profesional guru. Disamping itu berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,62 sehingga koefisien determinasinya adalah 0,3844. Hal ini berarti bahwa 38,44% variasi nilai kompetensi profesional guru ditentukan oleh faktor sikap guru terhadap pekerjaan. Persamaan regresi linear ganda berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis ketiga yaitu = -0,34,20 + 0,15 X 1 + 0,36 X 2. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penambahan satu unit nilai kepemimpinan kepala sekolah akan diikuti oleh peningkatan 0,15 unit nilai kompetensi profesional guru dan setiap penambahan satu unit nilai sikap guru terhadap pekerjaan akan diikuti oleh peningkatan 0,36 unit nilai kompetensi profesional guru. Disamping itu berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama diperoleh koefisien korelasi ganda sebesar 0,65 sehingga koefisien determinasinya adalah 0,42. Hal ini berarti bahwa 42,00% variasi nilai kompetensi profesional guru ditentukan secara bersama-sama oleh faktor kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan. E. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, sebab walaupun penelitian ini telah dilakukan secara optimal dengan menekan seminimal mungkin bias yang

81 terjadi namun faktor kesalahan manusia tidak dapat dihindari. Ketidaksempurnaan penelitian ini nampak dari beberapa hal yaitu : a. Responden, dimana kejujuran, keseriusan dan keterbukaan responden dalam mengisi kuesioner pada variabel kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan tidak dapat dihindari dari bias dan kesalahan manusiawi. Hal ini disebabkan variabel penelitian tersebut menyangkut atasan dan diri responden itu sendiri. b. Sampel, dimana jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian hanya berjumlah 45 responden dan ini sangat terbatas. Kendatipun jumlah ini telah memenuhi persyaratan dalam melakukan penelitian, namun sampel dalam jumlah kecil tidak bisa memberikan suatu gambaran lengkap tentang kondisi sebenarnya. c. Waktu penelitian, dimana pengambilan data yang begitu singkat dan hanya memungkinkan pengambilan data sebanyak satu kali menyebabkan data yang diperoleh sangat rentan terhadap berbagai bias.