BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. pengetahuan, terutama para peneliti yang dalam penelitiannya banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. teknik yang umum digunakan untuk menganalisis. hubungan antara dua atau lebih variabel adalah analisis regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Deploment Index (HDI)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Regresi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu:

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan keenam ANALISIS REGRESI

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REGRESI LINEAR SEDERHANA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.9 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI VARIASI MENGAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MIS KERTIJAYAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. kuantitas ataupun kualitatif dari karakteristik tertentu yang berlainan. Dan hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan menggunakan metode tertentu. Menurut Sugiyono (2009:3),

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2003:58) pengertian objek penelitian sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linear ganda mempersoalkan hubungan liniear antara satu peubah tak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

REGRESI SEDERHANA/BIVARIAT. Statistik Psikologi Unita Werdi Rahajeng

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Mu amalat Indonesia yang berlokasi di Jl.Letjend S Parman no.54 Slipi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. level, model regresi tiga level, penduga koefisien korelasi intraclass, pendugaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau memprediksikan apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi sangat berperan penting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut (Alfigari,2000). Menurut Mason, pengertian dari analisis regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Variabel ini digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai dari variabel yang lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan atau diterangkkan nilainya (Hasan, 1999).

Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis reggresi dapat dilihat dari dua bentuk yaitu : 1. Analisis Regresi Sederhana (Simple Analisis regression) 2. Analisis regresi Berganda (Multiple Analisis regression) 2.1.1 Regresi Linear Sederhana Regresi linear sederhana merupakan suatu prosedur untuk menunjukkan dua hubungan matematis dalam bentuk persamaan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas (variable independent) dan variabel Y sebagai variabel terikat (variable dependent). Bentuk umum persamaan linear sederhana adalah : = a + bx Dimana : = Variabel terikat a = Parameter intersep ( garis potong kurva terhadap sumbu Y) b= koefisien regresi (kemiringan atau slop kurva linear) X= Variabel bebas Nilai a dan b diperoleh dari cara di bawah ini : a = b =

2.1.2 Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda merupakan suatu linear yang menjelaskan ada tidaknya suatu hubungan fungsional dan meramalkan pengaruh dua variabel independen (X) atau lebih terhadap variabel dependen (Y). Dalam analisis berganda, akan digunakan X yang menggambarkan seluruh variabel yang termasuk di dalam analisa dan variabel dependen. Bentuk umum persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut : = a 0 + a 1 X 1 + a 2 X 2 + a 3 X 3 +... + a k X k Dimana : a 0 = Nilai estimasi Y = Nilai Y pada perpotongan (intersep) antara garis linear dengan sumbu vertikal Y atau disebut konstanta a 1,a 2,a 3 = Koefisien variabel bebas X 1,X 2,X 3 = Variabel bebas Untuk mengetahui nilai koefisien a 0, a 1, a 2... a k diperlukan n buah pasangan data (x 1, x 2, x 3... x k, Y) yang didapat dari pengamatan. Untuk regresi linear berganda dengan variabel bebas dapat ditaksir oleh = a 0 + a 1 X 1i + a 2 X 2i. Untuk mengetahui besarnya nilai a 0, a 1, a 2 dapat di tentukan dengan persamaan berikut : Y = a 0 n + a 1 X 1i + a 2 X 2i Y i X 1i = a 0 X 1i + a 1 + a 2 X 1i X 2i Y i X 2i = a 0 X 2i + a 1 X 1i X 2i + a 2

Setelah menentukan persamaan linearnya langkah selanjutnya adalah menentukan standard error atau kekeliruan baku. Menurut Hasan (1999) standard error adalah angka atau indeks yang digunakan untuk menduga ketepatan suatu penduga atau mengukur jumlah variasi titik-titik observasi disekitar garis regresi. Standard error dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : = Se =!" 2.2 Uji Keberartian Regresi linear Uji keberartian digunakan untuk mengetahui apakah sekelompok variabel bebas secara bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan adalah dengan menggunakan uji F. 2.2.1 Uji F (Simultan) Langkah langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1.Menentukan formulasi hipotesis H 0 : a 1 = a 2 =...= a n = 0 (X 1, X 2,..., X k tidak mempengaruhi Y) H 1 : a 1 #a 2 (minimal ada satu parameter koefisien regresi tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y)

2.Menentukan taraf nyata $ dan F tabel dengan derajat kebebasan v 1 = k dan v 2 = n-k-1. 3.Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila F hitung < F tabel H 1 diterima bila F hitung > F tabel 4.Menentukan nilai statistik F dengan rumus : %&'()* F hitung = %&'(+* JK (reg) dan JK (res) masing-masing didapat dari rumus berikut : JK (reg) = a 1 x 1 y +a 2 x 2 y JK (res) =, 0 -./" Dimana : k = jumlah variabel bebas (n-k-1) = derajat kebebasan JK (reg) = Jumlah kuadrat regresi JK (res) = Jumlah kuadrat residu (sisa) 2.3 Analisa Korelasi Analisa korelasi adalah alat statistik yang digunakan untuk derajat hubungan linear antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Sehingga apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan perubahan yang terjadi pada suatu variabel akan mengakibatkan

terjadinya perubahan pada variabel lain. Pada umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungan analisis regresi dimana kegunaannya untuk mengukur ketepatan garis regresi, dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Oleh karena itu korelasi tidak dapat dilakukan tanpa adanya persamaan regresi (Kustituanto 1984). 2.3.1 Koefisien Korelasi Koefisien korelasi pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson sekitar tahun 1900. Koefisien korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara dua variabel berskala selang atau rasio. Dilambangkan dengan r, koefisien korelasi sering juga disebut dengan r pearson atau korelasi produk-momen pearson. Menurut Hasan (1999) Koefisien korelasi yang terjadi dapat berupa : 1. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel yang lainnya (Y) cenderung meningkat pula. 2. Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka variabel yang lainnya (Y) cenderung menurun. 3. Tidak adanya terjadi korelasi apabila kedua variabel (X dan Y) tidak menunjukkan adanya hubungan. 4. Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabial kenaikan atau penurunan variabel yang satu (X) berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel yang lainnya (Y). Untuk perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (X i,y i ) berukuran n dengan menggunakan rumus :

12 3.-./4.5-. 673. 8 /.9:73-. 8 /-.9 Koefisien korelasi r dipakai apabila terdapat dua variabel tapi apabila digunakan korelasi berganda atau memiliki tiga variabel ganda maka dapat koefisien korelasinya dinotasikan dengan R. Nilai koefisien linear berganda ( R ) dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : R y.12 = 6 ' ;<' ; ' ; ' ;= ; ' Dimana : r y1 = Koefisien korelasi antara Y dan X 1 r y2 = Koefisien korelasi antara Y dan X 2 r 12 = Koefisien korelasi antara X 1 dan X 2 Korelasi antara variabel dibedakan atas tiga jenis, yaitu : 1. Korelasi Positif Perubahan antara variabel berbanding lurus, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain juga mengalami peningkatan. 2. Korelasi Negatif Perubahan antara variabel berlawanan, artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain mengalami penurunan. 3. Korelasi Nihil

Terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti pada perubahan yang lain dengan arah yang tida teratur. Tabel 2.1 Koefisien korelasi yang ada diinterpretasikan Interval Koefisien Tingakt Hubungan 0 Tidak ada korelasi 0,01 0, 19 Sangat rendah 0,20 0,39 Rendah 0,40 0,59 Agak rendah 0,60 0,79 Cukup 0,80 0,99 Tinggi 1 Sangat Tinggi (Korelasi Sempurna) 2.3.2 Koefisien Determinasi Menentukan koefisien korelasi berganda juga dapat dicari dengan mencari koefisien determinasi di bawah ini : R² = %&'() 2.4 Uji t (Parsial) 1.Menentukan formulasi hipotesis H 0 : a n = 0 (X n tak mempengaruhi Y) H 1 : a n 0 (X n mempengaruhi Y)

2.Menentukan taraf nyata dan nilai t tabel dengan derajat kebebasan t (1-1/2 $ );n-k-1 3.Menentukan kriteria pengujian H 0 diterima bila t hitung < t tabel H 0 ditolak bila t hitung t tabel 4.Menentukan nilai t hitung. t hitung = >?> S a1 =? ' dan S a2 =? ' (Abdul hakim, 2002:291) 5.Membuat kesimpulan apakah H 0 diterima atau ditolak.