FUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR

Oleh : Rengganis Dita Ragiliana I Made Budi Arsika Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT :

TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TERHADAP AKTA YANG MENGANDUNG CACAT HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat terkenal yaitu Ubi Societas Ibi Ius ( dimana ada masyarakat disana

TANGGUNGJAWAB NOTARIS TERHADAP KEBENARAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan

TANGGUNGJAWAB WERDA NOTARIS TERHADAP AKTA YANG DIBUATNYA HERIANTO SINAGA

Akibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Dibuat Oleh Notaris Tanpa Menghadirkan Kembali Para Pihak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang besar bagi kehidupan manusia. Manusia akan beralih dari

KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA

Oleh : Neriana. Pembimbing I : Dr. Maryati Bachtiar, SH.,M.Kn. Pembimbing II : Dasrol, SH.,M.H

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

KELAYAKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA. Rif ah Raihanah

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

KEABSAHAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK

SAHNYA HIBAH DIBAWAH TANGAN BERDASARKAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO.335 PK/Pdt 1987 DI PENGADILAN NEGERI GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di

ANALISIS YURIDIS AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DI WAARMEKING DAN DI LEGALISASI

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. menurut Mr.A.Pitlo adalah rangkaian ketentuan-ketentuan, dimana,

BUKTI ELEKTRONIK CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV) DALAM SISTEM PEMBUKTIAN PIDANA DI INDONESIA

KEDUDUKAN NOTARIS SEBAGAI MEDIATOR MENURUT UNDANG- UNDANG JABATAN NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP KEABSAHAN AKTA NOTARIS YANG DIBUATNYA ATAS PENGHADAP YANG TIDAK DAPAT MEMBACA DAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kedudukan notaris dianggap sebagai suatu fungsionaris dalam

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI INSTRUMENTER DALAM AKTA NOTARIS YANG AKTANYA MENJADI OBJEK PERKARA PIDANA DI PENGADILAN LIZA DWI NANDA ABSTRACT

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

Disusun. Oleh: C PROGRAM FAKULTAS HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan suatu hubungan hukum yang dikategorikan sebagai suatu

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

BAB I PENDAHULUAN. otentik, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1868 KUHPerdata yaitu:

Oleh I Made Erwan Kemara A.A.Gede Agung Dharma Kusuma I Ketut Westra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

JURNAL ILMIAH FUNGSI SURROGATE

KONSEKUENSI HUKUM PENGINGKARAN ISI BERITA ACARA PEMERIKSAAN OLEH TERDAKWA DI PERSIDANGAN Oleh :

ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA

AKTA NOTARIS DALAM PELAKSANAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERSEROAN TERBATAS MELALUI TELEKONFERENSI

FUNGSI NOTARIS DALAM MENJAMIN KEABSAHAN SURAT KUASA KHUSUS GUGATAN PENGADILAN YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN

TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI TESIS

KEKUATAN HUKUM AKTA NOTARIS BERKENAAN DENGAN PENANDATANGANAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) PERSEROAN TERBATAS MELALUI MEDIA TELEKONFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. hlm Hartanti Sulihandari dan Nisya Rifiani, Prinsip-Prinsip Dasar Profesi Notaris, Dunia Cerdas, Jakarta Timur, 2013, hlm.

TANGGUNG JAWAB NOTARIS SETELAH BERAKHIR MASA JABATANNYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2004 JO UNDANG-UNDANG NO

ANALISIS AKTA PEMBAGIAN WARISAN YANG DIBUAT DI HADAPAN NOTARIS MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP :

KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING AKTA DIBAWAH TANGAN OLEH NOTARIS

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN TAHUN 2014

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

PROBLEMATIKA AKTA JAMINAN FIDUSIA (Suatu studi tentang Akta Jaminan Fidusia setelah berlakunya Sistem Pendaftaran Fidusia secara online )

KEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, hlm Tinjauan hukum..., Dwi Agung Tursina, FH UI, 2010.

KEDUDUKAN SURROGATE SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN DAN SIDIK JARI PADA AKTA NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan. Kepastian dan

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG TELAH MEMPEROLEH LEGALITAS DARI NOTARIS. Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan 1

P U T U S A N Nomor 126/Pdt.G/2013/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA. Menurut S. J. Fockema Andreae, dalam bukunya Rechts geleerd

Lampiran 1 Pasal-Pasal KUHP Mengenai Pembuktian dengan Tulisan

PENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS. A. Pengertian Akta dan Macam-Macam Akta

TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP PENYIMPANAN MINUTA AKTA SEBAGAI BAGIAN DARI PROTOKOL NOTARIS

PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN WAARMERKING, LEGALISASI, DAN AKTA NOTARIIL

PENGAMBILAN FOTO COPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS

PENERAPAN PASAL-PASAL KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PADA JUAL BELI BANGUNAN RUMAH DALAM AKTA NOTARIS

Peran dan Tanggungjawab Notaris dalam Keputusan Pemegang Saham diluar Rapat Umum...

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat akta otentik dan akta lainnya sesuai dengan undangundang

KEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)

TESIS KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM MELEGALISIR FOTOKOPI TERJEMAHAN IJAZAH MENURUT UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

TESIS ANALISIS YURIDIS TENTANG HAK INGKAR NOTARIS MENURUT UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS DAN KODE ETIK NOTARIS

ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh

TANGGUNGJAWAB NOTARIS DALAM PERKARA PEMALSUAN AKTA KETERANGAN WARIS

PERANAN AKTA PERALIHAN HAK DENGAN GANTI RUGI OLEH NOTARIS DALAM PROSES PENDAFTARAN HAKNYA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

RELEVANSI DAN KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG EKONOMI

SKRIPSI KEKUATAN PEMBUKTIAN PERJANJIAN KERJASAMA BISNIS BERBENTUK PERJANJIAN DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN SAHAM YANG DILAKUKAN SECARA PINJAM NAMA. Oleh Ni Made Rai Manik Galih Sari I Gst.A. Mas Rwa Jayantiari

BAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

NILAI-NILAI POSITIF DAN AKIBAT HUKUM DISSENTING OPINION DALAM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

PROBLEMATIKA KEDEWASAAN BERTINDAK DI DALAM HUKUM (STUDI PADA PRAKTEK NOTARIS DI KOTA MEDAN) TESIS OLEH. Bertrand A. Hasibuan / M.Kn.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

Transkripsi:

FUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN Oleh : I Gede Ngurah Mas Wiranata I Wayan Novy Purwanto Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract This Paper is the function of a notary public in an authentic deed spiked with thumbprint in lieu of a signature. Problems occurred that there are differences of opinion regarding the status of a judge in a court of law made by the notary deed with thumbprint in lieu of a signature when seen from the provisions of Article 44 paragraph (1) of Law Notary. This paper aims to understand and know about how to function in the notary deed authentic spiked with thumbprint in lieu of a signature. This paper, using the method of normative legal research with the type of analytical approach legislation. This paper presented a study that as Notary public official has the authority to approve the thumbprint affixed with the special power of attorney, this role is called Legalisation. The essence of the legalization of the deed under the hand is not to change the deed under the hand becomes an authentic deed, but rather with the fact that ratification of the parties or the penghadap can no longer deny what he had done, including affixing thumbprints in the deed, as a competent authority for it has witnessed and read the contents of the deed before the parties affix thumbprint. Keywords: notary, deed, Thumbprint. Abstrak Penulisan ini membahas fungsi notaris dalam pembuatan akta otentik yang dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan. Permasalahan yang terjadi bahwa masih terdapat perbedaan pandangan hakim dalam pengadilan berkenaan status hukum akta yang dibuat oleh notaris dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan apabila dilihat dari ketentuan pasal Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Jabatan Notaris. Tulisan ini bertujuan untuk memahami dan mengerti tentang bagaimana fungsi notaris dalam pembuatan akta otentik yang dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan. Penulisan ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan jenis pendekatan analisis perundang-undangan (the Statute Approach). Tulisan ini menghasilkan penelitian bahwa Notaris sebagai pejabat umum mempunyai kewenangan untuk mengesahkan cap jempol yang dibubuhi dalam surat kuasa khusus, peran inilah yang disebut dengan Legalisasi. Esensi dari legalisasi terhadap akta dibawah tangan bukanlah untuk mengubah akta dibawah tangan menjadi akta autentik, melainkan dengan adanya pengesahan tersebut sebenarnya para pihak atau para penghadap tidak dapat lagi memungkiri apa yang telah dibuatnya termasuk pembubuhan cap jempol dalam akta tersebut, karena seorang pejabat yang berwenang untuk itu telah menyaksikan dan membacakan isi akta sebelum para pihak membubuhkan cap jempolnya. Kata Kunci : Notaris, Akta, Cap Jempol. 1

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara bekas jajahan Belanda menganut sistem hukum sebagaimana yang diwariskan oleh Belanda yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Berarti, peran notaris sebagai pejabat pembuat akta otentik mempunyai andil yang besar dalam sistem hukum ini. 1 Notaris tidak saja berwenang membuat akta autentik, juga berwenang mengesahkan akta dibawah tangan yang dibuat oleh para pihak. Pembubuhan cap jempol di atas akta belum dapat dikatakan sebagai pengganti tanda tangan apabila pembubuhannya dilakukan tanpa pengesahan dari pejabat berwenang. Kewenangan notaris terhadap pengesahan pembubuhan cap jempol diatur pada Pasal 44 ayat (1) UUJN yang berbunyi Segera setelah akta dibacakan, akta tersebut ditandatangani oleh setiap penghadap, saksi, dan Notaris, kecuali apabila ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tanda tangan dengan menyebutkan alasannya. Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara tegas dalam akta. Rumusan pasal tersebut mengisyaratkan pengecualian penandatanganan tidak secara tegas menyebutkan bahwa cap jempol atau cap sidik jarilah yang digunakan selain tanda tangan, hal tersebut menginsyaratkan bahwa pembubuhan cap jempol dapat dipakai sebagai pengganti tanda tangan. Mengenai kewenangan Notaris dalam melakukan legalisir ini dalam prakteknya ternyata memerlukan kecermatan sehingga tidak berakibat cacat hukum pada akta tersebut di kemudian hari. Seperti yang terjadi surat kuasa yang dibuat di hadapan Notaris di Blora pada tanggal 25 Agustus 2008 dan dilegalisir dengan No.04/Leg/2008. Disini Mahkamah agung melalui putusannya bernomor 1040 K/Pdt/2010 mengabulkan eksepsi salah satu pemohon mengenai ketidak absahan cap jempol yang dibubuhkan dalam surat kuasa termohon yang telah dilegalisir oleh notaris. Terjadi ketidaksamaan persepsi oleh hakim mengenai suatu akta otentik yang dibubuhi cap jempol. Dimana Putusan Mahkamah Agung Nomor 9 K/Pdt/2008 tidak mengabulkan ekpsepsi pemohon kasasi yang mempermasalahkan pengesahan cap jempol oleh notaris. 2 1 R. Soegondo Notodisoerjo, 1993, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Perjalanan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 22. 2 I Made Mulyawan Subawa, 2013, Fungsi Notaris dalam Menjamin Keabsahan Surat Kuasa Khusus Gugatan Pengadilan yang Dibubuhi dengan Cap Jempol Sebagai Pengganti Tanda Tangan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, hal.10-11. 2

Disini masih tampak adanya kekaburan norma pasal 44 ayat (1) UUJN berkaitan dengan kasus-kasus yang terjadi dalam praktek pradilan khususnya mengenai pengesahan cap jempol oleh notaris terhadap suatu akta. 1.2. TUJUAN PENELITIAN Kajian ini bertujuan untuk memahami dan mengerti tentang bagaimana fungsi notaris dalam pembuatan akta otentik yang dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan? II. ISI 2.1. METODE PENELITIAN Penulisan ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan atau penelitian hukum yang didasarkan pada data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan hukum. Penulisan ini mempergunakan jenis pendekatan analisis perundang-undangan (the Statute Approach). 2.2. PEMBAHASAN 2.1.1 Cap Jempol sebagai pengganti tanda tangan dalam pembuatan akta Diluar negeri umumnya orang sudah lebih maju dan dapat membubuhkan tanda tangan, maka mereka boleh dikatakan tidak terdapat lagi sidik jari di atas akta perjanjian. Di luar negeri sidik jari hanya ada dan diperlukan apabila orang itu segan memberitahukan identitasnya. 3 Sedangkan di Indonesia khususnya dalam bidang notariat sidik jari dipakai sebagai pengganti tanda tangan seseorang yang tidak dapat membubuhkan tanda tangannya, baik karena buta huruf maupun karena tangannya cacat atau lumpuh, suatu hal yang sering terjadi di Indonesia. 4 Dalam hukum perdata penggunaan cap jempol ternyata tidak semudah seperti penggunaan tanda tangan dalam suatu akta atau surat. Untuk sah dan sempurnanya cap jempol harus memenuhi beberapa persyaratan,antara lain : (1) Dilegalisir oleh pejabat yang berwenang (2) Dilegalisir diberi tanggal (3) Dibubuhi pernyataan dari pejabat yang melegalisir, bahwa orang yang membubuhkan cap jempol dikenal atau diperkenalkan kepadanya (4) Isi akta telah 3 Tan Thong Kie, 2007, Serba Serbi Praktek Notaris, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, hal.480. 4 Tan Thong Kie 2000, Studi Notariat, Serba-serbi Praktek Notaris, Edisi Baru, PT Icthiat Baru Van Hoeve, Jakarta, hal.196. 3

dijelaskan kepada yang bersangkutan (5) Pembubuhan cap jempol dilakukan di hadapan pejabat tersebut. 5 Dari syarat-syarat tersebut, kekuatan cap jempol rupanya lebih rumit agar mendapat kekuatan hukum yang sempurna. Padahal jika dilihat dari segi kepastian hukumnya cap jempol lebih kuat kepastian hukumnya di bandingkan dengan tanda tangan, mengingat sidik jari yang dimiliki setiap orang berbeda dengan yang dipunyai oleh orang lain 2.2.2 Fungsi notaris dalam pembuatan akta otentik yang dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan Surat di bawah tangan yang dibubuhkan dengan cap jempol disamakan dengan tandatangan apabila dalam surat tersebut diperkuat dengan keterangan bertanggal dari seorang notaris atau pegawai lain yang diisyaratkan oleh undang undangan yang menyatakan bahwa cap jempol yang dibubuhkan pada akta tersebut dilakukan oleh para pihak di hadapan notaris atau pejabat umum yang ditentukan oleh undang undang, kemudian pejabat umum membukukan akta tersebut. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1874 KUHPerdata Dipersamakan dengan tandatangan pada suatu akta di bawah tangan ialah sidik jari (cap jari atau cap jempol) yang dikuatkan dengan suatu keterangan yang diberi tanggal oleh seorang notaris atau pejabat lainyang ditunjuk oleh undang-undang.. Notaris sebagai pejabat umum mempunyai kewenangan untuk mengesahkan cap jempol yang dibubuhi dalam surat kuasa khusus, peran inilah yang disebut dengan Legalisasi. Esensi dari legalisasi terhadap akta dibawah tangan bukanlah untuk mengubah akta dibawah tangan menjadi akta autentik, melainkan dengan adanya pengesahan tersebut sebenarnya para pihak atau para penghadap tidak dapat lagi memungkiri apa yang telah dibuatnya termasuk pembubuhan cap jempol dalam akta tersebut, karena seorang pejabat yang berwenang untuk itu telah menyaksikan dan membacakan isi akta sebelum para pihak membubuhkan cap jempolnya. Dengan telah dilegalisasinya akta yang dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan maka akta tersebut mempunyai kekuatan pembuktian sebagaimana yang dimiliki oleh akta autentik yaitu pembuktian materiil, formil dan pembuktian di depan hakim. 5 I Made Mulyawan Subawa, Op.Cit, hal.121. 4

Menurut Yahya Harahap, surat kuasa khusus yang berbentuk akta dibawah tangan dapat dibubuhi dengan cap jempol sebagai pengganti tanda tangan, surat kusa yang demikiaan sah menurut hukum. 6 Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan akta yang dibuat oleh notaris dengan cap jempol adalah sah menurut hukum. Bahkan ada yurisprudensi. Mahkamah Agung, Putusan MA Nomor 272 K/Pdt/1983, agar surat kuasa khusus yang dibubuhi cap jempol sah, harus dilegalisir serta didaftar menurut Ordonansi St. 1916 Nomor 46. Putusan itu mempertimbangkan, surat kuasa khusus boleh berbentuk akta notaris, atau akta yang dibuat dihadapan panitera PN sesuai dengan kompetensi relatif, maupun berbentuk akta dibawah tangan dengan cap jempol, asal dilegalisir serta didaftarkan. 7 III. KESIMPULAN Notaris sebagai pejabat umum mempunyai kewenangan untuk mengesahkan cap jempol yang dibubuhi dalam surat kuasa khusus, peran inilah yang disebut dengan Legalisasi. Esensi dari legalisasi terhadap akta dibawah tangan bukanlah untuk mengubah akta dibawah tangan menjadi akta autentik, melainkan dengan adanya pengesahan tersebut sebenarnya para pihak atau para penghadap tidak dapat lagi memungkiri apa yang telah dibuatnya termasuk pembubuhan cap jempol dalam akta tersebut, karena seorang pejabat yang berwenang untuk itu telah menyaksikan dan membacakan isi akta sebelum para pihak membubuhkan cap jempolnya. DAFTAR PUSTAKA Harahap, M. Yahya, 2007, Hukum Acara perdata, Sinar Grafiaka, Jakarta, Kie, Tan Thong, 2000, Studi Notariat, Serba-serbi Praktek Notaris, Edisi Baru, PT Icthiat Baru Van Hoeve, Jakarta, -------, 2007, Serba Serbi Praktek Notaris, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, Notodisoerjo, R. Soegondo, 1993, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Perjalanan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 22. Subawa, I Made Mulyawan, Fungsi Notaris dalam Menjamin Keabsahan Surat Kuasa Khusus Gugatan Pengadilan yang Dibubuhi dengan Cap Jempol Sebagai 6 M. Yahya Harahap, 2007, Hukum Acara perdata, Sinar Grafiaka, Jakarta, hal. 18. 7 Ibid. 5

Pengganti Tanda Tangan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar, 2013, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris 6