KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS ARTIKEL
|
|
- Irwan Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Disusun Oleh : NANDRI YENNI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2013
2 KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS Nandri Yenni 1, As Suhaiti Arief 1, Yansalzisatry 1 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta nandree_18@yahoo.com Abstract Notary is a public official who has authority not just limited to making authentic act but also to register and certify the letters under the hand. As provided for in Article 15 paragraph (2) of Law Number 30 Year 2004 concerning Notary. This study aims to determine the probative force under the deed notarized hand as evidence in court proceedings. Based on the results, it can know that: 1) The procedure of legalization under the deed in the hands of the notary's office is the parties providing the certificate files have been first made and have not previously signed. Notary then read and explained the purpose of the contents of the deed under hand and then the parties affix their signatures, and signing should be done at that time; 2) Practice legalization notary deed under hand by an endorsement on the date of signature and guarantee agreements made, so the deed under the hand legalization has gained some additional strength in terms of evidence, 3) power of proof under the deed notarized hand in a civil case number: 42/Pdt.G/2010.PN.PDG is perfect proof as well as proof of the power of an authentic deed. Key words : Legalization, Authentication Strength Pendahuluan Peran notaris sangat penting dalam ranah hukum perdata, karena profesi notaris mempunyai peranan yang paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan hukum khususnya dalam lapangan hukum perdata. Saat ini masyarakat yang kenyataannya merupakan subjek dari setiap perbuatan hukum akan sangat terbebani dengan urusan-urusan administrasi hukum. Dokumen yang berhubungan dengan perbuatan hukum yang akan dilakukan sehingga tersusun secara benar dan sesuai dengan prosedur hukum maka haruslah dibuat oleh orang yang benar-benar menguasai bidang tersebut. Notaris adalah salah satu profesi yang merupakan pejabat umum yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam memberikan pelayanan dan kebutuhan hukum kepada masyarakat. Bantuan hukum yang dapat diberikan dari seorang notaris adalah dalam bentuk pembuat akta 2
3 otentik ataupun kewenangan lainnya dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (UUJN). UUJN merupakan pengganti Peraturan Jabatan Notariat (Stb ) dan Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesie (Stb 1860: 3) yang merupakan peraturan Pemerintah Kolonial Belanda. Dalam Pasal 1 angka 1 UUJN, dinyatakan bahwa: Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undangundang ini. Tugas dan pekerjaan notaris sebagai pejabat umum tidak terbatas pada membuat akta otentik tetapi juga ditugaskan melakukan pendaftaran dan mengesahkan surat-surat dibawah tangan. Pada dasarnya akta dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu akta otentik dan akta dibawah tangan. Akta dibawah tangan bisa dibuat sedemikian rupa atas dasar kesepakatan, sedangkan akta otentik harus dibuat oleh pejabat yang berwenang untuk itu. Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang mengatakan bahwa: akta otentik adalah akta yang (dibuat) dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu, ditempat dimana akta dibuatnya. Otentik artinya karena dibuat dihadapan seorang pejabat umum yang ditunjuk untuk itu yang dalam hal ini biasanya adalah seorang Notaris. Sedangkan istilah surat dibawah tangan adalah istilah yang dipergunakan untuk pembuatan suatu perjanjian antara para pihak tanpa dihadiri atau bukan dihadapan seorang Notaris sebagaimana yang disebutkan pada akta otentik di atas. Perjanjian yang dibuat dibawah tangan adalah perjanjian yang dibuat sendiri oleh para pihak yang berjanji, tanpa suatu standar baku tertentu dan hanya disesuaikan dengan kebutuhan para pihak 3
4 tersebut. Sedangkan kekuatan pembuktiannya hanya antara para pihak tersebut apabila para pihak tersebut tidak menyangkal dan mengakui adanya perjanjian tersebut (mengakui tanda tangannya di dalam perjanjian yang dibuat). Artinya salah satu pihak dapat menyangkal akan kebenaran tanda tangannya yang ada dalam perjanjian tersebut. Lain halnya dengan akta otentik, akta otentik atau biasa disebut juga akta notaris memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Sedangkan akta dibawah tangan sebagai alat bukti untuk mendapatkan tambahan kekuatan pembuktian dalam sidang pengadilan harus di legalisasi oleh notaris terlebih dahulu. Pada praktiknya akta dibawah tangan yang telah dibuat oleh para pihak dapat didaftarkan (waarmerking) di kantor notaris, namun ada juga akta dibawah tangan itu ditandatangani oleh para pihak di hadapan notaris yang tanggal pembuatannya sama dengan tanggal notaris, inilah yang disebut dengan legalisasi. Seperti yang tercantum dalam Pasal 15 ayat (2) UUJN bahwa notaris berwenang: a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus, b. membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus, c. membuat kopi dari surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan, d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya, e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta, f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan, atau g. membuat akta risalah lelang. Akta dibawah tangan baru mempunyai kekuatan pembuktian di pengadilan apabila akta tersebut disertai dengan alat bukti lainnya. Namun akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris maka dia akan mempunyai tambahan kekuatan pembuktian. Sebagaimana diatur dalam Pasal 1874, 1874 (a), dan 1880 KUHPerdata terhadap menghadapnya para pihak di kantor bukti surat tersebut harus ada legalisasi 4
5 dari pejabat yang berwenang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris sebagai alat bukti di pengadilan. Karena itu penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS Metodologi Guna memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan dalam penulisan ini maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian Untuk menjawab permasalahanpermasalahan yang ada penulis melakukan pendekatan masalah yang bersifat yuridis sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer 2. Sifat Penelitian Penelitian yang digunakan dalam bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang hasilnya menggambarkan secara menyeluruh dan sistematis mengenai kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris. 3. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu: a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lapangan melalui wawancara dengan responden yaitu Notaris/PPAT Rismadona, Pengacara Desman Ramadhan sebagai kuasa hukum yang berperkara dan informan yaitu Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Padang. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan hukum. Adapun data sekunder tersebut terdiri dari: penulisan ini adalah penelitian yang 5
6 1) Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap bahanbahan kepustakaan. Bahan hukum primer dalam penulisan skripsi ini terdiri dari: a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. b. Het Herziene Indonesisch Reglement. c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. 2) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang dan karya tulis, Internet, dan data-data pada Kantor Notaris di Kota Padang dan Pengadilan Negeri Kelas IA Padang. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Dengan demikian ada dua teknik yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu: a. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lapangan untuk memperoleh data primer, yang di dapat dari penelitian di lapangan dengan cara menanyakan langsung mengenai masalah yang diteliti dengan suatu pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan sebagai alat memberikan penjelasan pengumpul data. mengenai bahan hukum primer diantaranya: buku-buku yang b. Studi Dokumen Studi dokumen adalah teknik berhubungan kenotariatan, dengan makalah-makalah pengumpulan data yang dipakai untuk mempelajari bahan 6
7 kepustakaan yang terdiri dari undang-undang, buku-buku dan hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti. 5. Analisis Data Terhadap semua bahan dan data yang diperoleh dari hasil penelitian baik data primer maupun data sekunder disusun dan dianalisis dengan metode analisis kualitatif yaitu dimana data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang diteliti kemudian diambil kesimpulan dan diuraikan dalam bentuk kalimat. Hasil dan Pembahasan 1. Prosedur Legalisasi Terhadap Akta Dibawah Tangan Di Kantor Notaris Menurut Pasal 15 UUJN, selain membuat akta otentik notaris juga berwenang untuk mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian mendaftarkan dalam buku khusus (legalisasi). Kepastian di sini mempunyai arti bahwa para pihak telah sepakat untuk menuangkan kehendak mereka ke dalam bentuk surat dan kata-kata yang tertulis di dalam surat tersebut merupakan isi dari kehendak para pihak. Karena tulisan tersebut tidak dibuat oleh notaris. Maka para pihak menginginkan agar akta dibawah tangan itu ditandatangani di hadapan notaris dan dicap oleh notaris. Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Rismadona Notaris/PPAT di Kota Padang tanggal 10 Juli 2013, berikut ini adalah tahap-tahap dari proses legalisasi akta dibawah tangan: 1. Para penghadap yang telah memenuhi syarat (minimal berusia 18 tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum) menghadap notaris di wilayah kerja notaris yang bersangkutan. tanggal surat dibawah tangan dengan 7
8 2. Para penghadap tersebut harus dikenal notaris atau diperkenalkan padanya oleh 2 (dua) orang saksi pengenal yang berumur paling sedikit 18 tahun atau telah menikah dan cakap melakukan perbuatan hukum atau diperkenalkan oleh 2 (dua) penghadap lainnya. Pengertian kenal yang di syaratkan UUJN berbeda dengan pengertian kenal sehari-hari, yakni notaris harus mengerti benar sesuai dengan kartu tanda pengenal, bahwa orangnya yang datang itu memang sama dengan kartu tanda pengenalnya, bahwa bertempat tinggal di alamat kartu itu dan cocok dengan foto yang tertera dalam kartu tanda pengenal tersebut. 3. Para penghadap mengutarakan maksudnya dan memberikan berkas akta yang telah terlebih dahulu dibuat oleh para pihak. 4. Notaris membacakan, menjelaskan isi, dan maksud akta dibawah tangan itu. Jika akta itu bertentangan dengan undang-undang, maka akta itu harus diubah, akan tetapi bila yang bersangkutan tidak bersedia merubahnya, maka akta tersebut tidak boleh dilegalisasi. Setelah menjelaskan isi dan maksud dari akta tersebut, notaris berkewajiban untuk menanyakan pendapat para pihak, apakah para pihak mengerti maksud dari akta tersebut dan menyetujui apa yang diperjanjikan di dalam akta tersebut. Apabila salah satu pihak tidak menyetujui maka akta tersebut harus dirobah sampai kedua belah pihak menyetujui perjanjian yang tertera dalam surat tersebut. 5. Setelah akta dibacakan, para penghadap, saksi dan notaris kemudian membubuhkan tandatangannya, yang berarti membenarkan apa yang termuat dalam akta tersebut, dan penandatanganan tersebut harus dilakukan pada saat tersebut. 6. Kemudian akta dibawah tangan tersebut diberi materai 6000 karena 8
9 terhadap akta atau surat perjanjian dan surat-surat lainnya, dalam hal ini termasuk yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian di pengadilan nantinya mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata maka dikenakan atas dokumen tersebut bea materai. 7. Selanjutnya notaris mendaftarkan akta tersebut kedalam buku khusus tentang legalisasi. 2. Praktek Legalisasi akta Dibawah Tangan Oleh Notaris Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Rismadona Notaris/PPAT di Kota Padang bahwa legalisasi itu dilaksanakan pada saat penandatanganan surat dibawah tangan tersebut, dan nomor legalisasi itu harus sesuai dengan hari dan tanggal ditandatanganinya surat di bawah tangan tersebut. Sedangkan dalam praktek sering ditemukan surat di bawah tangan yang dilegalisasi itu tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh undang-undang, bahkan sering juga oleh pejabat tertentu dilegalisir surat dibawah tangan yang tanggal penandatangannya oleh yang bersangkutan jauh sebelum tanggal dilakukan legalisasi, hal ini jelas tidak sesuai dengan maksud dan tujuan dari legalisasi karena legalisasi ditandatangani sesuai hari pembuatan surat tersebut, dihadapan notaris. Kewenangan notaris dalam melegalisasi suatu akta dibawah tangan tentunya diikuti dengan adanya pertanggunganjawaban atas tindakan tersebut. Adapun surat yang biasa dilegalisasi oleh notaris tanpa di hadiri kedua belah pihak yaitu surat kuasa pengacara. Karena surat tersebut di anggap tidak akan membawa kerugian terhadap notaris sendiri dikemudian hari. Sejauh ini tidak ada masalah mengenai legalisasi surat tersebut. Jikapun ada akta dibawah tangan yang dilegalisasi notaris bermasalah, notaris secara garis besar tidak bertanggung jawab terhadap isi 9
10 akta tersebut karena bukan notaris yang membuatnya. Tujuan dari legalisasi atas penandatanganan akta dibawah tangan adalah agar terdapat kepastian atas kebenaran tanda tangan yang terdapat dalam akta, dan juga kepastian atas kebenaran bahwa tanda tangan itu adalah benar sebagai tanda tangan para pihak. Dengan demikian, para pihak pada dasarnya tidak leluasa lagi untuk merubah akta tersebut. 3. Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan Yang Telah Memperoleh Legalisasi Oleh Notaris Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Herlina Rayes selaku Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Padang pada tanggal 29 Juli 2013, khusus dalam perkara perdata yang telah ditentukan, bahwa tidak semua peristiwa atau kejadian harus dibuktikan melainkan hal-hal yang menjadi perselisihan saja yang harus dibuktikan. Segala peristiwa yang menimbulkan sesuatu hak harus dibuktikan oleh yang menuntut hak tersebut, sedangkan peristiwa yang menghapuskan hak harus dibuktikan oleh pihak yang menyangkal hak tersebut. Maka dengan sendirinya apabila tidak ada bukti-bukti yang diajukan atau tidak cukup diajukan bukti di persidangan, maka tuntutan hak atau gugatan dari penggugat akan ditolak atau tidak dikabulkan. Akta dibawah tangan hanya mempunyai kekuatan pembuktian formal, yaitu bila tanda tangan pada akta itu diakui (dan ini sebenarnya sudah merupakan bukti pengakuan) yang berarti pernyataan yang tercantum dalam akta itu diakui dan dibenarkan. Berdasarkan hal tersebut maka isi akta yang diakui, adalah sungguhsungguh pernyataan pihak-pihak yang bersangkutan, apa yang masih dapat disangkal ialah bahwa pernyataan itu diberikan pada tanggal yang tertulis didalam akta itu, sebab tanggal tidak termasuk isi pernyataan pihak-pihak yang bersangkutan. 10
11 Seperti pada kasus perkara perdata dalam hal pembuktian karena memberikan Nomor:42/Pdt.G/2010.PN.PDG antara kepastian mengenai tanggal, identitas, PT.Suriatama Minang Lestari (Penggugat) melawan PT.Basko Minang Plaza (Tergugat) tertanggal 22 April Yang pada saat pembuktian tergugat mengajukan bukti T.4 (Fotocopy Perjanjian Sewa Menyewa Nomor: 067/BMP/SP/Pdg/II/00 maupun tandatangan dari para pihak yang bersangkutan dan terkait dalam perjanjian tersebut. Mengenai kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris yaitu akta No.067/BMP/SP/PDG dalam perkara perdata tanggal 18 Februari 2000, yang dilegalisasi No.42/Pdt.G/2010.PN.PDG merupakan oleh Yuyu Tristanti SH, Notaris/PPAT di Padang). Bukti tersebut telah diakui kebenarannya oleh penggugat dihadapan Majelis Hakim. Dengan diakuinya bukti T4 oleh penggugat, maka kekuatan pembuktian terhadap akta dibawah tangan yang telah dilegalisasi oleh notaris merupakan alat bukti yang sah dan berkekuatan hukum. Dimana perkara perdata tersebut di putuskan oleh Pengadilan Negeri Padang dan Pengadilan Tinggi Padang dimenangkan oleh PT.Basko Minang Plaza. bukti yang sempurna seperti akta otentik dan telah diakui para pihak. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas maka Penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Prosedur legalisasi terhadap akta dibawah tangan yang dilegaisasi di kantor notaris: a Para penghadap yang telah memenuhi syarat, minimal berusia 18 tahun atau telah menikah dan cakap Berdasarkan hal tersebut maka akta dibawah tangan yang telah memperoleh legalisasi dari notaris membantu hakim melakukan hukum. perbuatan 11
12 b Para penghadap tersebut harus dikenal notaris dan cakap melakukan perbuatan hukum. c Para penghadap f Mencantumkan materai terhadap akta atau surat perjanjian dan surat-surat lainnya, dalam hal ini termasuk yang dibuat mengutarakan maksudnya dengan tujuan untuk dan memberikan berkas digunakan sebagai alat akta yang telah terlebih pembuktian mengenai dahulu dibuat oleh para pihak. perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat d Notaris membacakan, perdata. menjelaskan isi, dan g Selanjutnya notaris maksud akta di bawah tangan itu. e Setelah akta dibacakan, para penghadap,saksi dan mendaftarkan akta tersebut kedalam buku khusus tentang legalisasi. 2. Praktek legalisasi oleh Notaris notaris membubuhkan kemudian bahwa legalisasi merupakan pengakuan mengenai tanggal tandatangannya,yang berarti membenarkan apa yang termuat dalam akta tersebut, dibuatnya perjanjian, sehingga akta dibawah tangan yang telah memperoleh legalisasi mempunyai dan penandatanganan tambahan kekuatan dalam hal tersebut harus dilakukan pada saat tersebut. pembuktian. Dalam hal ini para pihak yang namanya tercantum dalam surat itu dan membubuhkan 12
13 tandatangannya dibawah surat itu tidak lagi dapat mengatakan bahwa para pihak atau salah satu pihak tidak mengetahui apa isi surat itu, karena isinya telah dibacakan dan para pihak yang bersangkutan dan terkait dalam perjanjian. Mengenai kekuatan pembuktian akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris yaitu akta dijelaskan terlebih dahulu sebelum para pihak membubuhkan tandatangannya dihadapan pejabat No.067/BMP/SP/PDG perkara No.42/Pdt.G/2010.PN.PDG dalam perdata umum yang bersangkutan dan dihadapan saksi-saksi. 3. Kekuatan pembuktian akta merupakan bukti yang sempurna seperti akta otentik dan telah diakui para pihak. dibawah tangan yang dilegalisasi oleh notaris dalam perkara perdata No:42/Pdt.G/2010.PN.PDG dimana akta dibawah tangan tersebut dijadikan alat bukti dalam persidangan yang merupakan alat bukti yang sah dan berkekuatan hukum. Berdasarkan hal tersebut maka akta dibawah tangan yang telah memperoleh legalisasi dari notaris membantu hakim dalam hal pembuktian karena memberikan kepastian mengenai tanggal, identitas, maupun tandatangan dari Saran Untuk memberikan kepastian bagi hakim sebaiknya setiap perjanjian yang memerlukan sebuah akta dibuat dalam bentuk akta otentik sehingga mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna Daftar Pustaka A. Buku-buku Abdul Ghofur Anshori, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Jakarta. Ananto Widiatmoko dan Kelik Pramudya, 2010, Etika Profesi Aparat Hukum, Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Daeng H,R Naja, 2012, Teknik Pembuatan Akta, Pustaka Yustisia, Yogyakarta 13
14 G.H.S. Lumban Tobing, 1991, Peraturan Jabatan Notaris, Penerbit Erlangga, Jakarta. Habib Adjie, 2009, Hukum Notaris Indonesia, Refika Aditama, Jakarta. Habib Adjie dan Sjaifurrachman, 2011, Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar Maju, Jakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2007, Metode Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta R. Soeroso, 2010, Perjanjian Dibawah Tangan, Sinar Grafika, Jakarta. R. Subekti, 2008, Hukum Pembuktian, PT Pradnya Paramita, Jakarta , 2004, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta , 1986, Pembuktian dan Daluwarsa, PT Intermasa, Jakarta Sudikno Mertokusumo, 2009, Hukum Acara Perdata Indonesia, ed. 8, Liberty, Yogyakarta. B. Peraturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Het Herziene Indonesisch Reglement Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai C. Sumber Lain diakses 16 September diakses 01 Januari diakses 16 September
KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR
KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS DENPASAR Oleh : Made Aga Septian Prawira A.A. Istri Ari Atu Dewi Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrack
Lebih terperinciAKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA. Rif ah Raihanah
AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI TERTULIS YANG MEMPUNYAI KEKUATAN PEMBUKTIAN YANG SEMPURNA Rif ah Raihanah Abstract : In Indonesia, the setting of the Institute of Notary regulated in Law No. 30 of 2004
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB NOTARIS TERHADAP KEBENARAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS
Jurnal Repertorium Volume III No. 2 Juli-Desember 2016 TANGGUNGJAWAB NOTARIS TERHADAP KEBENARAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS Whenahyu Teguh Puspa Email : whenapuspa@gmail.com (Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi saat ini, peran notaris sebagai pejabat umum pembuat akta yang diakui secara yuridis oleh
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DI WAARMEKING DAN DI LEGALISASI
ANALISIS YURIDIS AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DI WAARMEKING DAN DI LEGALISASI Oleh : N Wahyu Triashari Sagung Putri M.E. Purwani Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT: This paper shall
Lebih terperinciFUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN
FUNGSI NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA YANG DIBUBUHI DENGAN CAP JEMPOL SEBAGAI PENGGANTI TANDA TANGAN Oleh : I Gede Ngurah Mas Wiranata I Wayan Novy Purwanto Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciRISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG
RISALAH LELANG SEBAGAI AKTA OTENTIK PENGGANTI AKTA JUAL BELI DALAM LELANG Oleh: Ni Kadek Ayu Ena Widiasih I Made Sarjana Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract: This paper titled
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL 2.1 Pengertian Akta Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta dan dalam bahasa Inggris disebut act atau deed. Secara etimologi menurut
Lebih terperinciOleh : Neriana. Pembimbing I : Dr. Maryati Bachtiar, SH.,M.Kn. Pembimbing II : Dasrol, SH.,M.H
KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DIBAWAH TANGAN PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN KEWENANGAN NOTARIS DALAM PASAL 15 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu hal yang erat hubungannya dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, karena manusia bertempat tinggal, berkembang biak, serta melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS. A. Pengertian Akta dan Macam-Macam Akta
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS A. Pengertian Akta dan Macam-Macam Akta Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta dan dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I. Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan
BAB I 1. Latar Belakang Masalah Kehadiran profesi Notaris sangat dinantikan untuk memberikan jaminan kepastian atas transaksi bisnis yang dilakukan para pihak, sifat otentik atas akta yang dibuat oleh
Lebih terperinciDIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :
ALAT BUKTI SURAT DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TEMANGGUNG (Studi Kasus Putusan No. 45/Pdt.G/2013/PN Tmg) Abdurrahman Wahid*, Yunanto, Marjo Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1 Hal itu menegaskan bahwa pemerintah menjamin kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, Suatu Penjelasan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993 hlm. 23
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Sebagai negara hukum pemerintah negara
Lebih terperinciTANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS 1 Oleh : Ghita Aprillia Tulenan 2
KEDUDUKAN DAN FUNGSI AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI NOTARIS 1 Oleh : Ghita Aprillia Tulenan 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi akta dibawah tangan
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN
1 KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN Oleh : I Putu Agus Supendi Pembimbing Akademik Suatra Putrawan,SH.,MH, Program Kekhususan Peradilan Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPERBEDAAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN WAARMERKING, LEGALISASI, DAN AKTA NOTARIIL
PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS DALAM PEMBUATAN WAARMERKING, LEGALISASI, DAN AKTA NOTARIIL Oleh: Shirley Zerlinda Anggraeni Marwanto Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT The paper
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan dengan tegas, dalam Pasal 1 angka 3, bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan
Lebih terperinciAkibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Dibuat Oleh Notaris Tanpa Menghadirkan Kembali Para Pihak
Akibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa... (Wiranto) Vol. 4 No. 4 Desember 2017 * ** Akibat Hukum Penandatangan Perpanjangan Akta Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Yang Dibuat Oleh Notaris Tanpa
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS LEGALISASI AKTA DI BAWAH TANGAN OLEH NOTARIS AYU RISKIANA DINARYANTI / D
TINJAUAN YURIDIS LEGALISASI AKTA DI BAWAH TANGAN OLEH NOTARIS AYU RISKIANA DINARYANTI / D 101 10 225 ABSTRAK Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan sebagai alat bukti dalam proses persidangan di pengadilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat. 2 Hukum sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Prinsip Negara hukum menjamin kepastian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada alam demokratis seperti sekarang ini, manusia semakin erat dan semakin membutuhkan jasa hukum antara lain jasa hukum yang dilakukan oleh notaris. Dalam
Lebih terperinciASPEK HUKUM PEMBUKTIAN YANG BERUPA AKTA
ASPEK HUKUM PEMBUKTIAN E-MAIL YANG BERUPA AKTA Oleh: I Gusti Ayu Mirah Kristina Dewi Pembimbing Akademik : Anak Agung Oka Parwata Bagian Hukum Acara ABSTRAK Kecangggihan teknologi internet mampu menembus
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Notaris sebagai pejabat umum yang diangkat oleh negara memiliki kewajiban dan kewenangan yang diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI. Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka,
1 BAB III KERANGKA TEORI A. Perjanjian Hukum tentang Perjanjian diatur dalam buku III Kitab Undang- Undang Hukum Perdata tentang Perikatan. Mempunyai sifat sistem terbuka, maksudnya dalam hukum perikatan/perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak
1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Manusia dalam kegiatannya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari keterikatan dengan sesamanya. Setiap individu mempunyai kehendak dan kepentingan
Lebih terperinciBerdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya disebut UUJN) disebutkan bahwa y
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai berbagai macam profesi yang bergerak di bidang hukum. Profesi di bidang hukum merupakan suatu profesi yang ilmunya
Lebih terperinciKEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH
MENARA Ilmu Vol. X Jilid 1 No.70 September 2016 KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH ABSTRAK Pembuktian merupakan tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam perkembangan jaman yang semakin maju saat ini membuat setiap orang dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidupnya. Salah
Lebih terperinciKEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN
KEKUATAN YURIDIS METERAI DALAM SURAT PERJANJIAN Oleh : Komang Kusdi Wartanaya Nyoman A. Martana Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT: This paper entitled Juridical Power of Seal on
Lebih terperinciKELAYAKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
KELAYAKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH Oleh : Renhat Marlianus Siki I Gusti Nyoman Agung I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemerintah. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Sebagai negara hukum, maka hukum mempunyai kedudukan paling tinggi dalam pemerintahan,
Lebih terperinciBAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS
BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS A. Kedudukan Notaris Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris (UUJN), menyebutkan bahwa
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS
KEKUATAN PEMBUKTIAN SEBUAH FOTOKOPI ALAT BUKTI TERTULIS Oleh: Ni Ketut Winda Puspita I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract: This paper titled
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kedudukan notaris dianggap sebagai suatu fungsionaris dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya kehidupan perekonomian dan sosial budaya masyarakat saat ini membuat kebutuhan notaris makin dirasakan perlu dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu kedudukan notaris
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA
KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN TANDATANGAN PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM HUKUM ACARA PERDATA Oleh Putri Visky Saruji Nyoman A. Martana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL. Oleh
ANALISIS YURIDIS AKTA KETERANGAN LUNAS YANG DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS SEBAGAI DASAR DIBUATNYA KUASA MENJUAL JURNAL Oleh AHMAD JUARA PUTRA 137011045/MKn FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris sebagai pejabat umum merupakan salah satu organ Negara yang dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum kepada masyarakat, teristimewa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan
Lebih terperinciOleh : Rengganis Dita Ragiliana I Made Budi Arsika Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT :
PENGATURAN MENGENAI KEWAJIBAN NOTARIS DALAM MELEKATKAN SIDIK JARI PENGHADAP PADA MINUTA AKTA NOTARIS TERKAIT DENGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS ABSTRACT : Oleh : Rengganis Dita Ragiliana I
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH
AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH Oleh : A.A. Dalem Jagat Krisno Ni Ketut Supasti Dharmawan A.A. Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Notaris bertindak sebagai pelayan masyarakat sebagai pejabat yang diangkat oleh pemerintah yang memperoleh kewenangan secara atributif dari Negara untuk melayani
Lebih terperinciOleh I Made Erwan Kemara A.A.Gede Agung Dharma Kusuma I Ketut Westra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
TANGGUNG JAWAB HUKUM NOTARIS TERHADAP AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIBUATNYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS Abstrak Oleh I Made Erwan Kemara A.A.Gede
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN HUKUM ATAS BATASAN TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS BERDASARKAN UUJN NO. 2 TAHUN 2014
BAB II KEDUDUKAN HUKUM ATAS BATASAN TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS BERDASARKAN UUJN NO. 2 TAHUN 2014 A. Karakter Yuridis Akta Notaris Dalam hukum acara perdata, alat bukti yang sah atau diakui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI TESIS
1 TANGGUNG JAWAB NOTARIS TERHADAP AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI TESIS Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Megister Program Studi Kenotariatan Oleh : WHENAHYU TEGUH PUSPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum maupun perbuatan hukum yang terjadi, sudah barang tentu menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya kehidupan manusia dalam bermasyarakat, banyak sekali terjadi hubungan hukum. Hubungan hukum tersebut, baik peristiwa hukum maupun perbuatan
Lebih terperinciHeru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa
Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa... 473 Kewajiban pihak yang satu adalah menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain, sedangkan kewajiban pihak yang terakhir ini adalah membayar harga
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA Oleh: I Made Wirayuda Kusuma A.A. Ngurah Wirasila Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana ABSTRAK Proses pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat timbul dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat timbul dari kebutuhan dalam pergaulan sesama manusia, yang menghendaki adanya alat bukti baginya mengenai hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang baik dengan sengaja maupun tidak, harus dapat dimintakan pertanggungjawaban terlebih lagi yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akta-akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris bersifat autentik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran jabatan Notaris dikehendaki oleh aturan hukum dengan tujuan untuk membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis yang bersifat
Lebih terperinciBAB II AKTA NOTARIS DAPAT MENJADI BATAL OLEH SUATU PUTUSAN PENGADILAN
28 BAB II AKTA NOTARIS DAPAT MENJADI BATAL OLEH SUATU PUTUSAN PENGADILAN A. Karakter Yuridis Akta Notaris Dalam hukum acara perdata, alat bukti yang sah atau diakui oleh hukum terdiri dari : a. Bukti tulisan;
Lebih terperinciBAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA
BAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA A. Akta Notaris Sebagai Alat Bukti Tertulis Yang Sempurna Lembaga Notariat merupakan lembaga kemasyarakatan yang timbul
Lebih terperinciBarrori Mirza I 1 BARRORI MIRZA ABSTRACT
Barrori Mirza I 1 KEWAJIBAN NOTARIS UNTUK MELEKATKAN LEMBARAN BERISI SIDIK JARI PENGHADAP PADA MINUTA AKTA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Manusia dalam menjalankan hubungan hukum terhadap pihak lain akan membutuhkan suatu kesepakatan yang akan dimuat dalam sebuah perjanjian, agar dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Hukum mengatur hubungan antara individu yang satu dengan yang lain ataupun
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015
KAJIAN YURIDIS PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA AUTENTIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 1 Oleh : Cicilia R. S. L. Tirajoh 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HARTA SUAMI - ISTRI DENGAN ADANYA PERJANJIAN KAWIN Oleh Made Topan Antakusuma Dewa Gde Rudy I Nyoman Darmadha Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 diperbaharui dan dirubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris yang untuk selanjutnya dalam penulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua akta adalah otentik karena ditetapkan oleh undang-undang dan juga karena dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum. Tugas dan pekerjaan notaris sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga notaris memegang peran yang cukup penting dalam setiap proses
BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya kehidupan perekonomian dan sosial budaya dalam masyarakat membuat notaris semakin diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Lembaga notaris memegang peran yang cukup penting
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN
KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN Oleh : Avina Rismadewi Anak Agung Sri Utari Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Many contracts are in writing so as to make it
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB NOTARIS SETELAH BERAKHIR MASA JABATANNYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2004 JO UNDANG-UNDANG NO
IRWANDA 1 TANGGUNG JAWAB NOTARIS SETELAH BERAKHIR MASA JABATANNYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2004 JO UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN NOTARIS IRWANDA ABSTRACT A notary is a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur hidup manusia dalam bermasyarakat. Didalam kehidupan
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok akan berusaha agar tatanan kehidupan masyarakat seimbang dan menciptakan suasana tertib, damai, dan
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB WERDA NOTARIS TERHADAP AKTA YANG DIBUATNYA HERIANTO SINAGA
TANGGUNGJAWAB WERDA NOTARIS TERHADAP AKTA YANG DIBUATNYA HERIANTO SINAGA Herianto Sinaga 1 ABSTRACT Notary public officials prosecuted as responsible for the deed he had done, even though the notary protocol
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN
AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN Oleh : I Dewa Ayu Maheswari Adiananda Putu Gede Arya Sumerthayasa Bagian Hukum Peradilan,
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT DALAM SENGKETA HAK ATAS TANAH
ISSN 2302-0180 5 Pages pp. 6-10 KEKUATAN PEMBUKTIAN SERTIFIKAT DALAM SENGKETA HAK ATAS TANAH Ramli Usman 1, Ilyas Ismail 2, Azhari 2 1) Magister Ilmu Hukum Program 2) Staf Pengajar Ilmu Hukum Universitas
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. sumbangan nyata akan adanya kepastian hukum bagi penyelesaian perkara tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah Hubungan hukum antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain dapat timbul baik karena adanya pengaturan dalam undang-undang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan notaris sangat penting ditengah-tengah masyarakat. Notaris memberikan jaminan kepastian hukum pada masyarakat menyangkut pembuatan akta otentik. Akta
Lebih terperinciPROBLEMATIKA AKTA JAMINAN FIDUSIA (Suatu studi tentang Akta Jaminan Fidusia setelah berlakunya Sistem Pendaftaran Fidusia secara online )
PROBLEMATIKA AKTA JAMINAN FIDUSIA (Suatu studi tentang Akta Jaminan Fidusia setelah berlakunya Sistem Pendaftaran Fidusia secara online ) R. Suharto Dosen Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 Adjie, Habib,Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Lebih terperinciKEKUATAN MENGIKATNYA PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)
KEKUATAN MENGIKATNYA PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciKEWENANGAN MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS TERKAIT ASPEK PIDANA DIBIDANG KENOTARIATAN
Vol. 18, No. 1, (April, 2016), pp. 37-49. KEWENANGAN MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS TERKAIT ASPEK PIDANA DIBIDANG KENOTARIATAN THE AUTHORITY OF HONOUR BOARD OF NOTARY IN REGARD WITH CRIMINAL IN THE FIELD OF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kehadiran notaris sebagai pejabat publik adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat akan kepastian hukum atas setiap perikatan yang dilakukan, berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah negara hukum, demikianlah makna yang tersirat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini berarti di negara Indonesia ada tata hukum
Lebih terperinciBAB II. AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK YANG MEMILIKI KESALAHAN MATERIL A. Tinjauan Yuridis Tentang Akta dan Macam-Macam Akta
BAB II AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK YANG MEMILIKI KESALAHAN MATERIL A. Tinjauan Yuridis Tentang Akta dan Macam-Macam Akta Akta menurut A.Pitlo merupakan surat yang ditandatangani, diperbuat untuk
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN
KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN Oleh: Made Nara Iswara I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Program Kekhususan Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract:
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN TAHUN 2014
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS PASCA BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN TAHUN 2014 Lumaria Magister Kenotariatan Fakultas Hukum maria.lubenn@gmail.com Abstrak : Notaris tidak bisa secara bebas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. profesional yang tergabung dalam komunitas tersebut menanggung amanah. yang berat atas kepercayaan yang diembankan kepadanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris sebagai pejabat umum memiliki peran sentral dalam menegakkan hukum di Indonesia, karena selain kuantitas notaris yang begitu besar, notaris dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembuktian adalah tahap yang memiliki peranan penting bagi hakim untuk menjatuhkan putusan. Proses pembuktian dalam proses persidangan dapat dikatakan sebagai sentral
Lebih terperinciKEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN
KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN Oleh : Ni Komang Wijiatmawati Ayu Putu Laksmi Danyathi, S.H., M.Kn Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Mediation is the one of
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PEMBELI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI TANAH YANG BELUM LUNAS DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Gde Yogi Yustyawan Marwanto Program Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas
Lebih terperinciKEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK
KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK Oleh : I G N Agung Widhya Sastra Ida Bagus Putra Atmadja A. A. Sagung Wiratni Darmadi Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011. Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia, Bandung: Mandar Maju, 2009. Sanksi Perdata dan Administratif
Lebih terperinciRELEVANSI DAN KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG EKONOMI
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum Volume 9 No. 1, Januari-Maret 2015. ISSN 1978-5186 RELEVANSI DAN KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG EKONOMI Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Notaris adalah Pejabat umum yang diangkat oleh Pemerintah untuk membantu masyarakat umum dalam hal membuat perjanjian-perjanjian yang ada atau timbul dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup dengan saling berdampingan satu dengan yang lainnya, saling membutuhkan dan saling
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 62 Universitas Indonesia
BAB III PENUTUP Dalam Bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diajukan dan juga saran sebagai alternatif pemecahan terhadap permasalahan kasus yang lainnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jabatan Notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan alat bukti tertulis
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS
BAB III TINJAUAN TERHADAP NOTARIS DAN KEWENANGANNYA DALAM UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS A. Karakteristik Notaris Jabatan Notaris diadakan atau kehadirannya dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud untuk
Lebih terperinciKEKUATAN ALAT BUKTI AKTA OTENTIK YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SLEMAN JURNAL
KEKUATAN ALAT BUKTI AKTA OTENTIK YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SLEMAN JURNAL Disusun oleh : ASRI DIAMITRI LESTARI NPM : 07 05 09629 Program Studi Program
Lebih terperinciKESAKSIAN NOTARIS TERKAIT PEMALSUAN SURAT DI BAWAH TANGAN A NOTARY WITNESS IN RELATION TO UNDERHAND CONTERFEITING LETTER.
Kesaksian Notaris terkait Pemalsuan Surat di Bawah Tangan Kanun Jurnal Ilmu Hukum Dahlan No. 64, Th. XVI (Desember, 2014), pp. 491-506. KESAKSIAN NOTARIS TERKAIT PEMALSUAN SURAT DI BAWAH TANGAN A NOTARY
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian Anak merupakan karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kedua orang tuanya. Setiap anak tidak hanya tumbuh dan berkembang dalam sebuah
Lebih terperinciTanggung Jawab Dan Akibat Hukum Dari Akta Notariil Yang Dibuat Oleh Notaris Pengganti Setelah Masa Jabatannya Selesai Wibby Yuda Prakoso*, Gunarto**
Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Dari Akta Notariil... (Wibby Yuda Prakoso) Vol. 4 No. 4 Desember 2017 Tanggung Jawab Dan Akibat Hukum Dari Akta Notariil Yang Dibuat Oleh Notaris Pengganti Setelah Masa
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERMASALAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA ATAS KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS SEBAGAI OBJEK GUGATAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Tinjauan Yuridis Permasalahan Dan Akibat Hukumnya... (Andri Swasono) * TINJAUAN YURIDIS PERMASALAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA ATAS KEPUTUSAN MAJELIS PENGAWAS NOTARIS SEBAGAI OBJEK GUGATAN DI PENGADILAN TATA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan secara tegas bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip negara
Lebih terperinciKAJIAN HUKUM PEMBATALAN SUATU AKTA OTENTIK SEBAGAI LEGAL COVER PARA PIHAK TERKAIT DENGAN SYARAT SAHNYA SUATU PERJANJIAN
1 KAJIAN HUKUM PEMBATALAN SUATU AKTA OTENTIK SEBAGAI LEGAL COVER PARA PIHAK TERKAIT DENGAN SYARAT SAHNYA SUATU PERJANJIAN Ashinta Sekar Bidari, SH, MH. Fakultas Hukum - Universitas Surakarta Email : ashintasb.lawfaculty@gmail.com
Lebih terperinci