HASIL KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN MANAJEMEN SDM KESEHATAN DALAM PEMBAGIAN KEWENANGAN PUSAT - DAERAH OLEH: KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN

Pertemuan Koordinasi Penyusunan Kebutuhan Penugasan Khusus dan Sosialisasi Kepmenkes 683 Th Hotel Garden Palace Surabaya, 24 Oktober 2011

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

LATAR BELAKANG KESEHATAN ADALAH HAK ASASI MANUSIA DAN INVESTASI KEBERHASILAN PEMBANGUNAN BANGSA VISI KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Timur Makassar, 9 12 Maret 2015

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

Untuk menunjang proses pembangunan kesehatan, pemerintah & pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik dalam Jumlah, Jenis dan

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN Rencana Tingkat Ket Indikator Kinerja. Satuan Capaian (Target)

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (SDMK) DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

INTEGRASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan Surabaya, 23 November 2016

PENYELENGGARAAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BERSAMA NOMOR 61 TAHUN 2014 NOMOR 68 TAHUN 2014 NOMOR 08/SKB/MENPAN-RB/10/2014 TENTANG

PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PENUGASAN KHUSUS DAN TENAGA PTT DI DAERAH TERPENCIL PERBATASAN DAN KEPULAUAN (DTPK) TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PEMENUHAN JUMLAH, JENIS DAN KUALIFIKASI TENAGA KESEHATANDI FASYANKES MELALUI PERENCANAAN

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN Indikator Kinerja

KAJIAN STANDAR KEBUTUHAN SDM KESEHATAN DI FASYANKES

BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rakerkesnas Regional Tengah Bali, Februari 2015

BAB I. PENDAHULUAN A.

b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa

Dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK 1

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

RENCANA KEBUTUHAN DAN PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN TERKAIT UU NAKES. Oleh : Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

INOVASI PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN DI PONKESDES DI PROVINSI JAWA TIMUR. OLEH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

PERAN TENAGA KESEHATAN VOKASIONAL DALAM PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan. Disampaikan 0leh : Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan

Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Barat Batam, 4-7 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan tingkat primer. Puskesmas mempunyai peran yang sangat

SEKILAS TENTANG NUSANTARA SEHAT

DUKUNGAN TERHADAP PEMENUHAN TENAGA KEFARMASIAN DI PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT SESUAI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDMK. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Jakarta, 26 September 2012

Data Dasar bidang kesehatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM NUSANTARA SEHAT

Penyelenggaraan Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan

SUBSISTEM SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

PERAN DAN KEBUTUHAN TENAGA GIZI DI SEKTOR KESEHATAN. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Bogor, 26 Januari 2017

Rencana Pelaksanaan Program Percepatan Pendidikan Diploma III Bidang Kesehatan. Kepala Pusdik SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan

USMAN SUMANTRI KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN. Jakarta, 27 Januari 2018

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

Disampaikan oleh Biro Kepegawaian Yogyakarta, 3 Oktober 2014 KEBIJAKAN FORMASI D-IV KESEHATAN

KAJIAN STANDAR JABATAN FUNGSIONAL TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

LATAR BELAKANG KEMENKES LEADING SECTOR PEMBANGUNAN KESEHATAN TERSELENGGARANYA YANKES YANG MERATA DAN BERKEADILAN BAGI MASYARAKAT.

PENGALAMAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DI DINKES PROV DIY

PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENYEDIAAN WAHANA PENDIDIKAN KLINIK

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

PENINGKATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas. 2. Rencana kegiatan program, Dokumen hasil evaluasi tentang metode dan teknologi dalam pelaksanaa

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi

ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN TAHUN Oleh: Kepala Badan PPSDM Kesehatan

Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun

Pusat Perencanaan & Pendayagunaan SDM Kes. Surabaya, 25 Oktober 2011

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

REKAPITULASI PERTANYAAN MELALUI MEDIA INFORMASI PUBLIK ONLINE PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG 2014

PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, dan seseorang yang

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013

WORKSHOP ANALISA JABATAN DAN ANALISA BEBAN KERJA TINGKAT KABUPATEN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Makassar, 25 s.d 27 Maret 2018

PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN DOKTER / DOKTER GIGI DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN SDMK

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGANGKATAN DOKTER PTT DAN BIDAN PTT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIDANG BINA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KESEHATAN

PEMANFAATAN DANA KAPITASI UNTUK PENINGKATAN KINERJA PUSKESMAS

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LOGO PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/230/KEP/ /2017 TENTANG

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM ALOKASI FORMASI ASN. Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl., S.E. M. Eng. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB

Rancangan 5 September 2011 RENCANA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS DTP LOJI Jalan Raya Loji Karawang- Kecamatan Tegalwaru Karawang 41362

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN JAKARTA, APRIL 2018

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS BERDASARKAN BEBAN KERJA DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TESIS

PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN DOKTER DAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP BAB I PENDAHULUAN

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 156/Menkes/SK/I/2010

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas hidup manusia sangat penting yang tertuang dalam 9

Usman Sumantri Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. Rakerkesnas 2017 Jakarta, 27 Februari 2017

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

Transkripsi:

HASIL KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2 Oleh: Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK

LATAR BELAKANG Kekurangan Tenaga Kesehatan di Puskesmas sebanyak 67.601 orang Retensi Nakes DTPK Rendah PEMENUHAN NAKES PERMASALAHAN Keterbatasan Formasi Sistem Rekrutmen antar Daerah Tidak Standar Belum didukung regulasi yang kuat Belum ada keselarasan produksi Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas meningkat Sistem Insentif belum memadai Penempatan belum diikuti sistem pengembangan karir yang jelas AREA KAJIAN

KAJIAN INSENTIF TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

TUJUAN UMUM Memperoleh gambaran insentif tenaga kesehatan di puskesmas dan kaitannya dengan kesejahteraan tenaga kesehatan. TUJUAN KHUSUS Memperoleh gambaran insentif finansial & non finansial bagi Nakes di Puskesmas Memperoleh gambaran kesejahteraan Nakes berdasarkan tingkat pengeluaran dan kemampuan mengalokasikan tabungan Memperoleh gambaran ekspektasi/harapan nakes terhadap karir dan penghasilan di tahun mendatang

KOMPONEN KAJIAN PENDAPATAN DAN PENGELUARAN NAKES Gaji Insentif Tambahan pendapatan lainnya Tabungan Ekspektasi terhadap pendapatan Pengeluaran nakes untuk makanan Pengeluaran nakes bukan untuk makanan PERSEPSI KA DINKES TERHADAP KESEJAHTERAAN NAKES DI PUSKESMAS Persepsi kadinkes terhadap kesejahteraan nakes Permasalahan terkait kesejahteraan nakes PERSEPSI KA PUSKESMAS TERHADAP KESEJAHTERAAN NAKES DI PUSKESMAS Persepsi kapuskesmas terhadap kesejahteraan nakes Permaslahan terkait kesejahteraan nakes EVALUASI NS_BALITBANGKES 5

Diagram Venn Kabupaten Lokasi Studi A. Kab/Kota Tertinggal (122) 26 42 23 C. Kab/Kota Fiskal Kapasitas Rendah (266) 138 31 55 78 B. Kab/Kota Terpencil dan Sangat Terpencil (187)

LOKASI STUDI Kabupaten memenuhi ke-3 kriteria berikut: 1.Kabupaten/Kota Tertinggal 2.Kabupaten T dan ST 3.Kabupaten Fiscal Rendah Puskesmas tidak termasuk dalam kriteria lokus pemetaan NS Hasil Pengolahan diperoleh: 1. 14 Provinsi 2. 31 Kabupaten /Kota 3. 486 Puskesmas 4. 2.510 Nakes, jika nakes yang kosong di puskesmas diisi sesuai standar Puskesmas Lokasi Sampel Kajian: 14 Provinsi, 24 Kabupaten, 45 Puskesmas, 422 nakes No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Kekurangan 1 Dokter 236 2 Dokter Gigi 340 3 Perawat 288 4 Bidan 514 5 Farmasi 234 6 Tenaga Kesmas 145 7 Sanitarian 131 8 Tenaga Gizi 301 9 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 321 Jumlah 2.510

HASIL KAJIAN INSENTIF NAKES DI PUSKESMAS

Kesesuaian antara SK Bupati dan Kriteria Keterpencilan Berdasarkan Permenkes 90 Th 2015 51,1 39,5 34,2 26,7 22,2 26,3 TERPENCIL SANGAT TERPENCIL BIASA SK Bupati PMK 90 th 2015

Gambaran Nakes berdasarkan Status Kepegawaian 120 100 80 60 40 Magang Sukarelawan PTT Pusat/daerah Honorer/kontrak PNS CPNS 20 0 Perawat Bidan Tenaga Gizi Farmasi Sanitarian Dokter Kesehatan Masyarakat Analis Kesehatan dokter gigi

Gambaran Nakes berdasarkan Lama Bertugas di Puskesmas 120 100 80 60 40 > 3 tahun 2-3 tahun 12-23 bulan < 1 tahun 20 0 Perawat Bidan Tenaga Gizi Farmasi Sanitarian Dokter Kesehatan Analis Masyarakat Kesehatan Dokter gigi

Besaran Gaji Pokok yang diterima Nakes Tenaga Kesehatan Rerata Besaran Gaji Pokok yang Diterima Dokter 3.849.573 Dokter gigi 3.525.439 Bidan 2.999.590 Perawat 2.250.148 Sanitarian 2.761.906 Tenaga Gizi 2.463.645 Analis Kesehatan 2.241.495 Kesehatan Masyarakat 2.520.417 Farmasi 2.383.073

Proporsi Sumber Penghasilan di Luar Gaji Pokok Tunjangan daerah 2% 1% 2% Insentif khusus Nakes Kapitasi BOK Perjalanan dinas/ transport lokal Biaya transport Uang makan 25% 9% 16% 37% 8% Lain-lain Penghasilan diluar gaji terbesar diperoleh dari KAPITASI

Besaran Penghasilan diluar gaji berdasarkan Jenis Nakes NO Jenis Tenaga Kesehatan Terpencil Sangat Total Penghasilan di Luar Gaji Terpencil Biasa 1 Dokter 3.252.606 2.220.000 3.594.889 2 Dokter Gigi 5.424.167 4.962.700 3 Bidan 1.718.953 732.500 1.183.385 4 Perawat 979.894 718.682 1.241.077 5 Sanitarian 1.055.804 724.000 1.408.468 6 Tenaga Gizi 1.555.364 673.571 1.403.762 7 Analis Kesehatan 1.345.181 667.500 884.207 8 Kesehatan Masyarakat 1.251.701 1.065.000 1.547.345 9 Farmasi 913.207 723.000 1.170.986 Total 1.719.020 891.819 1.556.721 *)Total penghasilan di luar gaji diperoleh dari tunjangan daerah, insentif khusus Nakes, Kapitasi, BOK, Perjadin/Transport lokal, Biaya Transport, Uang Makan dll

Besaran Penghasilan diluar Gaji berdasarkan Status Kepegawaian Status Kepegawaian Penghasilan diluar gaji (Rp) Terpencil Sangat terpencil Biasa PNS/CPNS 2,021,035 1,382,335 2,376,712 Honorer/Kontrak 681,022 555,000 1,218,650 PTT pusat/daerah 3,021,359 871,333 3,666,081 Sukarelawan 617,453 358,000 756,957 Magang - 500,000 400,000 Penghasilan Nakes diluar gaji pada daerah biasa lebih besar dibandingkan yang bekerja di daerah terpencil/sangat terpencil dengan proporsi terbesar bersumber dari Kapitasi

No BESAR PENGELUARAN RUMAH TANGGA NAKES UNTUK MAKANAN Jenis Tenaga Kesehatan Terpencil Sangat Terpencil Biasa 1 Dokter 4.003.831 4.464.107 6.786.742 2 Dokter Gigi 3.681.429 2.937.459 3 Bidan 4.315.446 4.419.357 5.548.053 4 Perawat 4.318.236 4.772.256 5.325.654 5 Sanitarian 4.073.143 4.227.857 5.339.899 6 Tenaga Gizi 4.025.143 2.890.446 4.075.695 7 Analis Kesehatan 5.533.500 5.076.997 4.215.937 8 Kesehatan Masyarakat 5.360.714 4.670.204 4.312.792 9 Farmasi 4.868.878 4.060.102 4.672.738 Rerata 4.389.331 4.361.083 5.000.679

No BESAR PENGELUARAN RUMAH TANGGA NAKES BUKAN MAKANAN Jenis Tenaga Kesehatan Terpencil Sangat Terpencil Biasa 1 Dokter 3.764.220 2.606.875 4.862.821 2 Dokter Gigi 3.951.111 2.489.367 3 Bidan 2.947.733 2.026.078 2.916.779 4 Perawat 2.351.446 1.409.105 1.577.523 5 Sanitarian 1.687.933 2.133.633 1.754.843 6 Tenaga Gizi 1.370.537 1.145.532 957.242 7 Analis Kesehatan 2.071.833 2.529.459 985.906 8 Kesehatan Masyarakat 1.804.437 1.767.809 1.582.318 9 Farmasi 1.655.774 1.931.548 2.077.991 Rerata 2.396.866 1.833.766 2.054.654

TINGKAT PENGELUARAN RUMAH TANGGA NAKES pengeluaran bukan makanan 31% Pengeluaran sebulan Rerata (Rp) Pengeluaran makanan 4.680.224 Pengeluaran bukan makanan 2.118.882 pengeluaran makanan 69% Total Pengeluaran Nakes 6.799.106 Hukum Angel : Semakin besar proporsi pengeluaran untuk makanan menunjukkan tingkat pendapatan relatif rendah

Gambaran Rerata Penghasilan Nakes dan Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Jenis Nakes Rerata Penghasilan Nakes dari Puskesmas * Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Selisih Penghasilan Dengan Pengeluaran Dokter 6,708,413 9,170,648 (2.462.234) Dokter gigi 8,341,879 6,444,848 1.897.031 Bidan 3,668,927 7,665,769 (3.996.842) Perawat 2,832,599 6,667,637 (3.835.038) Sanitarian 3,476,979 6,563,401 (3.086.422) Tenaga Gizi 3,078,745 4,976,614 (1.897.870) Analis Kesehatan 2,482,444 6,067,279 (3.584.835) Kesehatan 2,865,792 6,529,804 (3.664.012) Masyarakat Farmasi 2,797,920 6,535,226 (3.737.306) Rerata Penghasilan nakes dari Puskesmas masih dibawah rerata pengeluaran rumah tangga sehingga diperlukan penghasilan tambahan diluar Puskesmas (Praktek Mandiri, bertani, berkebun, wirausaha dll) * Rerata penghasilan belum memperhitungkan penghasilan pasangan

No BESARAN KESANGGUPAN NAKES UNTUK MENABUNG PER BULAN Jenis Tenaga Kesehatan % Nakes yang bisa Menabung Terpencil Sangat Terpencil Biasa 1 Dokter 64,7 1.250.000 2.221.429 4.977.222 2 Dokter Gigi 66,7 4.750.000 NA 1.687.500 3 Bidan 43,7 1.571.429 356.250 403.125 4 Perawat 25,7 500.000 450.000 600.000 5 Sanitarian 25,7 266.667 75.000 287.500 6 Tenaga Gizi 32,0 275.000 300.000 283.333 7 Analis Kesehatan 34,5 400.000 500.000 275.000 8 Kesehatan Masyarakat 30,3 450.000 416.667 430.000 9 Farmasi 36,8 200.000 566.667 545.556 Rerata 36,7 1.137.500 708.750 1.112.800

Tingkat Kepuasan Terhadap Pendapatan Nakes 120 100 80 60 40 20 Sangat Tidak puas Tidak puas Puas Sangat Puas 0

BESARAN PENDAPATAN YANG DIHARAPKAN NO Jenis Tenaga Kesehatan Terpencil Sangat Terpencil Biasa 1 Dokter 15.222.222 10.750.000 12.961.538 2 Dokter Gigi 10.100.000 15.285.714 3 Bidan 9.133.333 5.793.750 8.088.372 4 Perawat 7.380.000 5.656.250 9.063.830 5 Sanitarian 10.062.500 4.600.000 9.083.333 6 Tenaga Gizi 8.071.429 4.111.111 5.826.923 7 Analis Kesehatan 6.600.000 4.000.000 5.117.647 8 Kesehatan Masyarakat 8.545.455 4.228.571 5.833.333 9 Farmasi 11.000.000 5.166.667 6.526.316 Rerata 9.175.000 5.578.571 8.145.050

70 Persentase Jenis Tenaga Kesehatan yang Memperoleh Fasilitas Rumah Dinas dan Kendaraan Dinas 60 60,6 50 40 30 33,3 26,7 25,7 30 Rumah Dinas Kendaraan Dinas 20 10 0 9,1 11,5 10,3 7,9 Dokter Dokter Gigi Bidan Perawat Sanitarian Tenaga Gizi Analis Kesehatan 7,9 5,7 16 0 0 15,2 15,2 Kesehatan Masyarakat 10,5 2,6 Farmasi

80 Persentase Jenis Tenaga Kesehatan yang difasilitasi Tubel/Ibel dan Diklat 70 60 66,7 60,9 60 50 54 40 41,4 30 33,3 32,7 33,3 20 24,2 26,7 21,1 10 0 12,6 9,9 Dokter Dokter Gigi Bidan Perawat Sanitarian Tenaga Gizi Analis Kesehatan 5,7 12 3,4 6,1 7,9 Kesehatan Masyarakat Farmasi Tubel / Ibel Diklat

KESIMPULAN KESIMPULAN: 1. Penghasilan nakes di puskesmas di daerah sangat terpencil, terpencil, dan biasa masih lebih rendah dari pengeluaran rumah tangga per bulan 2. Sebesar 69% pengeluaran tenaga kesehatan digunakan untuk pengeluaran makanan dan hanya 36,7% tenaga kesehatan yang bisa menabung

KESIMPULAN KESIMPULAN: 3. Besaran pendapatan yang diharapkan oleh tenaga kesehatan: NO Jenis Tenaga Kesehatan Besaran Minimum Besaran Maksimum 1 Dokter 10.750.000 15.222.222 2 Dokter Gigi 10.100.000 15.285.714 3 Bidan 5.793.750 9.133.333 4 Perawat 5.656.250 7.380.000 5 Sanitarian 4.600.000 10.062.500 6 Tenaga Gizi 4.111.111 8.071.429 7 Analis Kesehatan 4.000.000 6.600.000 8 Kesehatan Masyarakat 4.228.571 8.545.455 9 Farmasi 5.166.667 11.000.000

REKOMENDASI REKOMENDASI Perlu diperhitungkan penambahan insentif nakes yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup layak didaerah sesuai dengan kriteria daerahnya REKOMENDASI BESARAN INSENTIF Jenis Nakes Rekomendasi Range Insentif Dokter 6.270.648 10.314.286 Dokter Gigi 3.544.848 10.225.000 Bidan 5.265.769 5.404.054 Perawat 4.267.637 5.373.438 Sanitarian 4.163.401 6.212.903 Tenaga Gizi 2.576.614 3.753.061 Analis Kesehatan 2.830.769 3.667.279 Kesehatan Masyarakat 4.053.333 4.129.804 Farmasi 4.135.226 4.963.636

HASIL SELF ASSESSMENT TIM NUSANTARA SEHAT BATCH 1 DAN 2 DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIR

TUJUAN UMUM Memperoleh gambaran penilaian Nakes Nusantara Sehat terhadap program Nusantara Sehat dan harapan pengembangan karirnya TUJUAN KHUSUS Memperoleh gambaran penilaian Nakes terhadap kemampuan mengikuti program Nusantara Sehat Memperoleh gambaran penilaian Nakes terhadap besaran insentif yang diberikan pada Program Nusantara Sehat Memperoleh gambaran penilaian Nakes untuk melanjutkan tugas di DTPK Memperoleh gambaran harapan nakes terhadap pengembangan karir pasca program Nusantara Sehat

Responden pada Self Assessment adalah Nakes NS Batch 1 dan Batch 2 Batch 1 berjumlah 144 orang (20,9%), Periode pemberangkatan Mei 2015 Batch 2 berjumlah 546 orang (79,1%), Periode pemberangkatan November 2015 Peserta berasal dari 33 Provinsi Rentang usia peserta 20-33 tahun dengan rerata 24 tahun 30

Proporsi Nakes NS Berdasarkan Jenis Tenaga (n=690) 16% 14% 17% 0% 2% 15% 17% 12% 7% Tenaga Gizi Tenaga Lab Tenaga Farmasi Bidan Dokter Umum Dokter Gigi Tenaga Perawat Tenaga Kesling Tenaga Kesmas 31

Proporsi Nakes NS Berdasarkan Pendidikan Terakhir (n=690) 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 68,26 4,93 18,12 D-III D-IV S1 S1 + Profesi 8,55 0[VALUE] S2 32

Proporsi Nakes NS Berdasarkan Jenis Kelamin (n=690) 29% Laki-Laki Perempuan 71% 33

Tabel 1. Penilaian Nakes terkait Program NS No. Penilaian Nakes N Ya Tidak n % n % 1. Pekerjaan di NS sesuai dengan kemampuan Nakes 690 684 99,13 6 0,87 2. Imbalan jasa sesuai dengan pekerjaan 3. Bersedia bekerja lebih lama di lokasi penempatan NS 678 560 82,60 118 17,40 688 510 74,13 178 25,87 34

Tabel 2. Penilaian Nakes terhadap Faktor Utama yang Berpengaruh dalam Kemampuan Nakes No. Faktor Utama N n* % 1. Sesuai Syarat Pekerjaan 624 277 44,39 2. Gambaran Pekerjaan 624 99 15,87 3. Pembekalan NS 621 76 12,24 4. Dukungan Tim NS 622 46 7,40 5. Dukungan Petugas Puskesmas 615 9 1,46 6. Kemampuan Adaptasi dan Belajar Mandiri 624 122 19,55 7. Lainnya 317 4 1,26 *responden yang menjawab masing-masing faktor tersebut sebagai prioritas utama (no.1) 35

Table 3. Harapan status kepegawaian setelah masa penempatan NS No. Harapan Status Kepegawaian n % 1. PNS Pusat 2. PNS Daerah 3. Kontrak Pusat 4. Kontrak Daerah 453 89,00 27 5,30 28 5,50 1 0,20 74,13 % Peserta yang menyatakan masih bersedia untuk mengabdi di lokasi penempatan, dengan jangka waktu mulai dari 1-60 tahun di lokasi tersebut. (Median=2 tahun). 36

Tabel 4. Harapan Utama setelah mengikuti program NS No. Harapan Utama setelah mengikuti program NS N n* % 1. Diangkat menjadi CPNS Pusat 660 518 78,48 2. Diangkat menjadi CPNS Daerah 629 33 5,25 3. Diangkat menjadi pegawai honorer/ kontrak 595 5 0,84 4. Mendapatkan besiswa/ bantuan pendidikan 647 94 14,53 5. Dapat bekerja di luar negeri 601 5 0,83 6. Mendapatkan bantuan pelatihan teknis kesehatan 620 10 1,61 7. Lainnya 305 4 1,31 *responden yang menjawab masing-masing faktor tersebut sebagai prioritas utama (no.1) 37

Tabel 5. Motivasi Utama Mengikuti NS No. Motivasi Utama Mengikuti NS n % 1. Pengabdian 329 48,38 2. Pengalaman 179 26,32 3. Butuh pekerjaan 41 6,03 4. Menjadi CPNS 103 15,15 5. Gaji/insentif yang besar 9 1,32 6. Lainnya 19 2,79 38

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Kemampuan Nakes bekerja sebagai Tim NS 44,39% dipengaruhi oleh faktor kesesuaian dengan syarat pekerjaan dan 19,55% dipengaruhi oleh faktor kemampuan beradaptasi dan belajar mandiri 2. Sebanyak 82,60% Nakes menyatakan imbalan jasa yang diberikan telah sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. 3. Sebanyak 74,13 % Nakes menyatakan masih bersedia untuk mengabdi di lokasi penempatan dengan jangka waktu 2 tahun, dengan status PNS Pusat. 4. Harapan Nakes NS pasca program, sebanyak 78,48% diangkat menjadi PNS pusat dan 14,53% mendapatkan beasiswa/bantuan pendidikan SARAN Perlu adanya regulasi yang kuat dan anggaran untuk mendukung pengembangan karir Nakes NS

40