BAB I PENDAHULUAN. Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persebaran tenaga kesehatan di wilayah-wilayah Indonesia masih menjadi permasalahan yang utama. Kekurangan tenaga kesehatan/dokter di daerah yang sulit merupakan hal yang sudah berlangsung lama di Indonesia. Selama ini usahausaha untuk mengatasi hal tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat dengan mengirimkan tenaga dalam bentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun dokter kontrak Pegawai Tidak Tetap (PTT). Kebijakan tersebut belum dapat mengatasi masalah kekurangan tenaga kesehatan yang sudah berlangsung selama bertahuntahun di daerah terpencil dan daerah sangat terpencil, sehingga perlu adanya inovasi kebijakan yang dapat menjawab permasalahan tersebut. Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (FK UNCEN) sejak tahun 2010 telah meluluskan dokter dan yang sudah bekerja di pelayanan kesehatan di wilayah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat masih terbatas. Proses penerimaan mahasiswa dapat menjadi awal bagi Fakultas Kedokteran memberi peran sebagai penyedia tenaga dokter bagi puskesmas, rumah sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya di Papua baik yang berada di daerah terpencil, sangat terpencil, perbatasan, maupun di kepulauan. Sejak berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih sampai sekarang, terdapat tuntutan pada kebijakan dari stakeholder daerah untuk dapat mendorong penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih dengan komposisi jumlah total penerimaan adalah 70% berasal dari kabupaten di Papua dan 70-80% berasal dari lulusan SMU di Provinsi Papua 1

2 2 termasuk Papua Barat. Kebijakan tersebut diharapkan pada proses pendidikan berlangsung sampai dengan menjadi dokter pembiayaan akan menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten asal mahasiswa tersebut. Pada kenyataannya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten di Provinsi Papua belum mampu melakukan perencanaan pembiayaan dengan baik bagi tenaga kesehatan termasuk di dalam perencanaan penyediaan tenaga dokter meskipun sebenarnya stakeholders di daerah termasuk Bupati sudah mempunyai pemahaman yang baik akan kebutuhan tenaga kesehatan. Bagi kabupaten di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, dapat memanfaatkan dana otonomi khusus, juga terbuka peluang untuk memanfaatkan program Save Papua dari pemerintah pusat untuk merencanakan ketersedian tenaga dokter yang retensi bekerja di Provinsi Papua. Hampir semua kabupaten di Provinsi Papua selalu berusaha memberi dukungan bagi tenaga kesehatan dalam bentuk penyediaan sarana penunjang, rumah dinas, dan fasilitas pendukung lainnya, serta insentif yang lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Namun, faktor geografis, kondisi sosio kultur, dan budaya setempat sering menjadi hal yang membuat tenaga dokter enggan tinggal dan bekerja di pelayanan kesehatan di daerah sulit tersebut. Sebanyak 294 puskesmas, 54 rumah sakit, dan pelayanan kesehatan lainnya belum semuanya terisi dokter dengan jumlah yang memadai, terutama di daerah terpencil dan sangat terpencil. Sebanyak 68% Puskesmas di Provinsi Papua tidak terisi dokter. Undang Undang No. 21/2001 tentang Otonomi khusus bagi pemerintah Provinsi Papua pasal 67 secara eksplisit dinyatakan tentang hak-hak dasar orang

3 3 Papua termasuk hak mendapat pelayanan kesehatan yang optimal dan Undang Undang No. 32/2004 tentang Pemerintah daerah yang wajib mengatur dan memberi kebijakan untuk layanan penting kepada masyarakat termasuk layananan kesehatan. Trisnanoro (2005) menyatakan bahwa di era desentralisasi kesehatan, urusan kesehatan diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini memberi peluang sebesar-besarnya kepada Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi dan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten diberi tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi ditambah lagi kewenangan dengan diberlakukannya otonomi khusus bagi Provinsi Papua tersebut. Provinsi Papua yang dulunya masih menjadi satu dengan Provinsi Papua Barat yang luasnya hampir tiga kali luas pulau Jawa dan terdiri dari 38 kabupaten/kota dengan geografi yang luas terdiri dari pegunungan, lembah, dataran tinggi, pesisir pantai, dan kepulauan yang sulit dijangkau karena belum terhubung dengan infrastruktur satu kabupaten dengan kabupaten yang lain. Daerah-daerah tersebut memberi tantangan yang luar biasa untuk tenaga kesehatan termasuk dokter yang peduli dengan pelayanan kesehatan. Hal ini meyebabkan kesulitan dalam menempatkan semua tenaga kesehatan esensial, yaitu dokter, bidan, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lingkungan yang berpendidikan sesuai kompetensinya di daerah sulit tersebut. Di samping itu, petugas kesehatan pada umumnya tidak bersedia bertugas di daerah tersebut karena masa tugas yang singkat, kesulitan komunikasi dan transportasi, biaya hidup tinggi, kondisi kultur sosial dan budaya sulit beradaptasi, kurangnya keamanan dan masa depan karir tidak jelas.

4 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih dengan berbagai kebijakan yang ada sudah dapat bekerja di tempat layanan kesehatan 2. Apakah kebijakan penerimaan mahasiswa yang berasal dari kabupaten dan diberi bantuan beasiswa dapat kembali bekerja ke kabupaten pemberi beasiswa setelah menjadi dokter 3. Apakah kebijakan penempatan dapat memenuhi kebutuhan dokter di kabupaten di Papua dan Papua Barat C. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pemanfaatan tenaga dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih di kabupaten kota di Provinsi Papua dan Papua Barat dibandingkan dokter lulusan selain Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih dengan berbagai kebijakan yang ada sudah dapat bekerja di tempat tempat layanan kesehatan. 2. Untuk mengetahui apakah kebijakan penerimaan mahasiswa yang berasal dari kabupaten dan diberi bantuan beasiswa dapat kembali bekerja ke kabupaten pemberi beasiswa setelah menjadi dokter.

5 5 3. Untuk mengetahui apakah kebijakan penempatan yang ada sudah menjawab kebutuhan penempatan dokter di kabupaten dan kebutuhan dokter di Papua dan Papua Barat D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pemerintah daerah dan stakeholder sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam mendukung produksi dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih untuk di manfaatkan di seluruh provinsi Papua dan Papua Barat. 2. Bagi kepala dinas kesehatan sebagai masukan dalam perencanaan tenaga dokter dan sumber daya manusia (SDM) kesehatan lainnya. 3. Bagi fakultas kedokteran sebagai masukan dalam rancangan strategi meningkatkan proses meluluskan dokter. 4. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan bahan kajian untuk penelitian di masa yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Dalam penelusuran artikel dan kepustakaan penulis mendapatkan beberapa penelitian yang berhubungan dan mirip dengan penelitian ini, sebagai berikut: 1. Lekatompessy (1999), meneliti analisis kebijakan penempatan dokter spesialis 4 dasar dan 3 penunjang di Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Metode penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Tujuan penelitian adalah untuk menilai kebijakan Depkes (Dirjen Pelayanan Medik) mengenai penempatan dokter spesialis serta pelaksanaan dokter

6 6 spesilais yang sementara berjalan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian, lokasi waktu, dan variabel penelitian. 2. Mustikawati (2006), meneliti tentang faktor yang mempengaruhi penerimaan dan penempatan dokter spesialis ikatan dinas. Jenis penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa sebagian besar dokter spesialis ikatan dinas menolak untuk penempatan karena motivasi rendah. Perbedaan dengan penelitian adalah metode penelitian, subyek, dan variabel penelitian. 3. Kurniati (2009), dengan judul Hubungan Penempatan Tenaga Kesehatan dengan Model PTT Pusat PTT Daerah dan Crash Program di Indonesia, menganalisa penempatan tenaga dari DEPKES (PPSDM). Penelitian tersebut adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, menilai kebijakan Depkes dan pemerintah daerah dalam rekrumen, program penempatan tenaga kesehatan dan insentif, distribusi tenaga kesehatan terpencil dan sangat terpencil. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek lokasi dan variabel penelitian.