PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
Yudi Hariyanto Suhadak Siti Ragil H Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK

ANALISIS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

PENGARUH ACCOUNT REPRESENTATIVE (AR) TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (KPP PRATAMA SIDOARJO UTARA)

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA GARUT

JURNAL HUMANIORA

Inggrid Grace Manuputty Swanto Sirait. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA.

Pengaruh Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Jakarta pada Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 25

Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi pada KPP Pratama Singosari Malang)

ANALISIS PENERAPAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MELAPORKAN SPT

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

PENGARUH KEWAJIBAN KEPEMILIKAN NPWP,PEMERIKSAAN PADAJAN DAN PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus pada KPP Pratama Bitung)

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI WILAYAH KPP PRATAMA DEPOK. : Baiq Laxmi Riska Zone

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PAJAK DALAM PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH (Studi Kasus KPP Pratama Bogor)

Analisis Faktor- Faktor yang Memotivasi Manajemen Perusahaan Melakukan Tax Planning

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: PT Rineka Cipta.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

Hubungan Linier Jumlah Penduduk Yang Bekerja dengan Belanja Langsung

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN DALAM MELAPORKAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA SEKTOR UKM DI KOTA MEDAN

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tegal)

PENGARUH FAKTOR SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENGHINDARAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (STUDI PADA WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TEGAL)

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM, PEMERIKSAAN PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNGPINANG

Jannatul Maghfiroh Siti Ragil Handayani Sri Sulasmiyati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 10, No. 2, November 2017, Jurnal Politeknik Caltex Riau

PENGARUH PENERAPAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MELAPORKAN SPT

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Oleh : Jounica Zsezsa Sabhatini Warouw 1 Jullie J. Sondakh 2 Stanley K. Walandouw 3

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

DAFTAR PUSTAKA. Euprasia Susy Suhendra (2010) Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan.

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK TERDAFTAR DAN PENERBITAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA BANTUL

ABSTRACT. Keywords : Taxpayers, Taxpayer Compliance, Issuance of Tax Assessment, Tax Income Agency Tax Article 25 ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK TAHUN 2010, 2011, 2012 DI KPP PRATAMA BEKASI UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG

Oleh : Hana Pratiwi Burhan Pembimbing : Zulaikha Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Vol. 2 No.1 Jan Mar 2017 [Jurnal Ilmiah KARIMAH STIE AMKOP Makassar] ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

Surabaya, 10 Januari 2014 Perihal: Permohonan untuk Mengisi Kuesioner Kepada Yth. Saudara(i) Responden Di Tempat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI SURAKARTA. P a r d i STIE AUB Surakarta

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Direktorat Jendral Pajak Surat Pemberitahuan Tahunan, 8 Oktober 2010.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIBINONG

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul

Embun Rahmawati. Universitas Bina Nusantara Palem Puri No 2 Rt 005/007, Pondok Aren Tangerang 15229, , 1 Murtedjo, Ak.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PPH PASAL 25/29 WAJIB PAJAK BADAN PADA KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

Booklet Direktorat Jendral Pajak, Seputar Sunset Policy

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

V. B. J. Tawas.,A. Poputra., R. Lambey. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan...

PENGARUH PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Malang)

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

STUDI EMPIRIS PERILAKU KEPATUHAN PAJAK PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (STUDI PADA KPP PARATAMA PAMEKASAN)

PENGARUH SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH DUA. Endri Hartanti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

Oleh: Andri Christian Ginting. Dosen Pembimbing: Drs. Jimmy Andrianus SE., MM., Ak ABSTRAKSI

Ni Ketut Muliari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Putu Ery Setiawan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Keywords: Giving NPWP by Employer. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

Disusun Oleh: Siti Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Hamid Panduan Penulisan Skripsi:. Cetak 1. FEIS UIN Press. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum Negara adalah untuk kegiatan pembangunan. dan makmur. Di Indonesia sendiri pembangunan masih tergolong rendah atau

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

PENGARUH SIKAP SISWA PADA MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI PERSAMAAN KUADRAT

Surat Pemberitahuan (SPT) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Oleh : Rohmadi

Amina Lainutu, Pengaruh Jumlah Wajib... PENGARUH JUMLAH WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PPH 21 PADA KPP PRATAMA MANADO. Oleh: Amina Lainutu

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

Transkripsi:

PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu) Imam Nur Akbar Dwi Atmanto Amirudin Jauhari (PS Perpajakan,Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) 5030407060@mail.ub.ac.id ABSTRAC Tax has an dominant role at the state revenue,income that derived from tax was much bigger than income that derived from non tax revenues and grant. One of them is the reform of taxation by using self assesment sytem. Research about The Influence of Individual Tax Payers Perception towards Self Assement System. Population in this research is individual taxpayers which is registered at KPP Pratama Batu at period 204 which has total 9.837 individual tax payers. Sample that used in this research is 00 respondents which is conducted by using random sampling method.this research uses explanatory research with quantitative approach. The independent variable (X) of this research is individual taxpayers perception which contain of five (5) indicator and ten (0) item, while self assesment system as the dependent variable (Y) which contain of four (4) indicator and ten (0) item. The Data analysis technique used for this research is multiple linear analysis and descriptive analysis. Based on the T test result was found that individual tax payers perception has significance affects on Self Assesmnet System implementation. Keywords: Individual Taxpayers Perception, Self Assesment System Implementation ABSTRAK Pajak mempunyai peran dominan dalam penerimaan Negara, penerimaan yang berasal dari pajak lebih besar dibandingkan penerimaan dari PNBP maupun hibah, Penerimaan Negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan nasional. Salah satunya dengan reformasi perpajakan dengan menggunakan self assessment system. Penelitian tentang Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Batu tahun 204 yaitu sebanyak 9.837 Wajib Pajak Orang Pribadi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 00 responden. Pengambilan sampel Wajib Pajak dilakukan dengan menggunakan metode random sampling. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatatan kuantitatif. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi dengan lima indikator dan sepuluh item didalamnya, sedangkan variablel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Self Assessment System dengan empat indikator dan sepuluh item didalamnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis linier sederhana. Hasil uji f menunjukan bahwa Persepsi wajib orang pribadi berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan Self Assessment System. Kata kunci : Persepsi Wajib Pajak, Pelaksanaan Self Assessment System PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan terbesar yang digunakan untuk membiayai pembangunan negara, jika dilihat pada Tabel Pendapatan dan Penerimaan Negara dari tahun 20 sampai dengan 205 Direktorat Jenderal Pajak yang dapat dilihat pada website Badan Pusat Statistik selalu menaikkan target penerimaan Negara dari sektor pajak dari tahun ke tahun dan penerimaan pajak selalu dicatat dan dievaluasi setiap tahunnya oleh pemerintah. Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 983 telah menempuh langkah-langkah baru dalam upaya untuk meningkatkan penerimaan Negara yang disebut sebagai reformasi perpajakan secara menyeluruh. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan peranan masyarakatdalam bidang perpajakan adalah melakukan pembaharuan pajak atau lebih dikenal dengan reformasi perpajakan. Pembaharuan pajak ini meliputi pembaharuan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan

perubahan dalam sistem pemungutan pajak (Supriyati, 20:27). Latar belakang terjadinya reformasi perpajakan adalah karena undangundang pajak yang berlaku saat itu merupakan peninggalan kolonial Belanda yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman (Suandy, dalam Supriyati 20:29). Sejak dilakukan reformasi perpajakan tahun 983, sistem pemungutan pajak di indonesia menganut Self Assessment System menggantikan sistem pemungutan pajak yang sebelumya yaitu Official Assessment System. Sistem official Assessment memberikan wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak. Wajib pajak bersifat pasif, jadi fiskuslah yang lebih aktif mencari wajib pajak dan menentukan jumlah pajak terutang. Sedangkan dalam Self Assessment System wajib pajak diberi kepercayaan untuk menentukan, menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang harus dibayar. Penerapan sistem ini bukan berarti wajib pajak diberi kebebasan penuh untuk memenuhi kewajiban pajak semaunya, sebab di dalam Undang-undang KUP telah diatur mekanisme kontrol serta sanksi-sanksi bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Keberhasilan Self Assessment System ini tidak dapat tercapai tanpa terwujudnya kesadaran dan kejujuran dari masyarakat khususnya wajib pajak, untuk melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan tersebut tentunya dapat tercapai dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai alat untuk mensosialisasikan pajak secara merata kepada seluruh masyarakat, sehingga persepsi masyarakat tentang pajak tidak salah dan masyarakat pun percaya kepada otoritas pajak. Pelaksanaan Self Assessment System masih terdapat banyak kendala. Salah satunya adalah karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sehingga berdampak pada berkurangnya penerimaan pajak. Sementara itu, fenomena yang terjadi pada Berdasarkan Tabel di Kantor Pelayanan Pajak umumnya tidak berbeda jauh dengan apa yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti masih adanya potensi wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri, adanya wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT atau menyampaikannya dengan tidak benar, tidak menyetorkan pajak sesuai dengan jumlah yang seharusnya maupun usaha untuk melakukan kecurangan pajak lainya. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. Data Jumlah Wajib Pajak di KPP Tahu n Pratama Batu Jumla h WP (Waji b SPT) Menyampaink an SPT Jumlah Tidak Menyampaik an SPT Jumlah 200 3.892 7.2 6.77 20 5.737 8.460 7.277 202 7.380 8.655 8.725 203 9.076 9.805 9.27 204 9.837 9.85 9.986 Sumber : Seksi Pengolahan Data dan Informasi tahun (205) Tabel menunjukan peningkatan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Batu yang tidak menyampaikan SPT dari tahun 200-204 yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, persepsi wajib pajak diharapkan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak, sehingga wajib pajak dapat mengetahui kapan seharusnya dia mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Dengan diperolehnya NPWP maka akan timbul kewajiban-kewajiban lainya, dimana wajib pajak melaporkan SPT Masa dan Tahunan, melakukan pembayaran pajak tepat pada waktunya. Apabila wajib pajak dilakukan pemeriksaan sehubungan dengan pelaporan SPT yang telah disampaikannya, maka wajib pajak dapat mengetahui segala hak dan kewajibannya. Sebagai contoh : membayar kekurangan pajak sebagai akibat timbulnya surat keterangan pajak, maupun mengajukan suatu keberatan atau banding apabila penetapan pajak dianggap tidak benar oleh wajib pajak. Sementara itu, fenomena lainnya bagi wajib pajak adalah timbul permasalahan mengenai berapa besar pajak yang akan dihitung dan berapa besar pajak yang akan dibayar oleh wajib pajak, sehingga menimbulkan pelanggaran yang terjadi karena masih belum sadarnya wajib pajak atas kewajiban wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak kepada negara dengan tidak menyampaikan diatas. SPT seperti pada tabel satu Dari keterangan di atas dapat dikemukakan bahwa hal-hal yang dapat membentuk sebuah persepsi tergantung kepada setiap individu dalam menafsirkan sebuah atau sesuatu lingkungan pada tingkat kondisi tertentu yang terjadi pada saat itu, berdasarkan beberapa 2

faktor yang membentuknya. Sehingga menghasilkan sebuah persepsi yang beragam. Di dalam Self Assessment System ini pihak fiskus memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, menyetorkan dan melaporkan sendiri besarnya pajak terhutang. Inti asas atau sistem ini adalah adanya peralihan sebagian wewenang Dirjen pajak dalam menetapkan besarnya kewajiban pajak kepada wajib pajak. Supaya pelaksanaan Self Assessment System berjalan dengan baik maka diperlukan persepsi yang baik atau positif dari para wajib pajak khususnya dari masyarakat pada umumnya. Terciptanya persepsi yang baik atau positif dari para wajib pajak dilihat dari banyaknya pengalaman yang dimiliki oleh wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya yang dapat membentuk persepsi wajib pajak terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan harapan dianggap sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong kegiatan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapi suatu tujuan. Semakin besar harapan yang dimiliki oleh wajib pajak maka pemenuhan akan kewajiban perpajakan wajib pajak akan semakin meningkat. Begitu pula dengan kepribadian. Semakin baik kepribadian wajib pajak maka semakin baik pula pelaksanaan perpajakannya sehingga dapat memberikan persepsi yang positif terhadap pelaksanaan Self Assessment System. Selain dibentuk oleh faktor tersebut, diupayakannya peningkatan kualitas pelayanan, profesionalisme serta integritas para petugas pajak, atau fiskus, kepentingan para wajib pajak, motif dan lain-lain. Dengan adanya hubungan yang baik antara wajib pajak dengan fiskus maka diharapkan pelaksanaan Self Assessment System ini berhasil membuat para wajib pajak untuk memiliki kesadaran dalam memenuhi kewajiban membayar pajak dan tidak merasa terbebani. Persepsi yang baik berasal dari tanggapan yang baik terhadap sesuatu. Adanya persepsi yang baik tentang ketentuan perpajakan akan membawa dampak kearah terciptanya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan. Terciptanya persepsi yang baik dapat menimbulkan adanya voluntary compliance (kepatuhan sukarela), dimana kepatuhan tersebut timbul dari kesadaran diri sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan Pelaksanaan Self Assessment System. Persepsi yang terjadi pada diri perseptor disini, merupakan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Batu menjadi samplingnya dapat dibentuk oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, kepribadian, motivasi, kepentingan, dan harapan dalam melaksanakan Self Assessment System terkait menghitung, meperhitungkan membayar dan melaporkan pajaknya sendiri. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini: Untuk mengetahui signifikansi pengaruh persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap pelaksanaan Self Assessment System di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Pajak Pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (20:), pajak adalah iuran rakyat yang dibayarkan kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat bersifat memaksa dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontra prestasi) secara langsung yang dapat ditunjukkan dan yang bertujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum negara. Menurut Sommerfeld dalam Devano dan Rahayu (2006:22), pajak adalah suatu pengalihan dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalani pemerintahan. Sedangkan menurut Meliala (2007:4), pajak merupakan suatu iuran rakyat kepada kas negara yang telah diatur dalam undang-undang sebagai bentuk perwujudan pengabdian rakyat dan peran serta rakyat dalam hal pembiayaan negara dan keikutsertaan rakyat dalam pembangunan nasional. Pengertian Wajib Pajak Menurut Pasal ayat () Undang-undang No. 28 tahun 2007 Tentang Tata Cara Perpajakan bahwa yang dimaksud dengan Wajib Pajak adalah sebagai berikut: wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukkan untuk melakukkan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Dengan demikian wajib pajak dituntut untuk melakukan kewajiban perpajakannya 3

termasuk dalam memungut dan memotong pajaktertentu. Dengan begitu pemerintah wajib mengupayakan agar wajib pajak paham dalammenjalan kewajibannya terhadap negara dan mau melaksanakannya dengan itikad baik kewajiban perpajakannya. Pengertian Orang Pribadi Orang Pribadi berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Huruf a UU PPh adalah sebagai berikut: Orang pribadi yang menjadi Subjek Pajak dalam negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia. Termasuk dalam pengertian orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia adalah mereka yang mempunyai niat untuk bertempat tinggal di indonesia. Menurut Mardiasmo (20:38) terdapat dua subjek pajak orang pribadi dalam negeri dan luar negeri karena terdapat perbedaan tarif pajak antara kedua subjek tersebut. Surat Pemberitahuan (SPT) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal angka menyebutkan bahwa, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. Pengertian Persepsi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (990:675), persepsi merupakan tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal dari panca inderanya. Robbins (20:75) mengungkapkan bahwa: Persepsi adalah proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana individu menseleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan rangsangan kesan sensorik dan pengalaman masa lampau untuk memberikan gambaran terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Pengertian Self Assessment System Definisi Self Assessment System menurut Waluyo (20:7) adalah sebagai berikut: Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Sedangkan menurut Mardiasmo (20:7) Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Tata cara pemungutan pajak dengan menggunakan Self Assessment System berhasil dengan baik jika masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi, di mana ciri-ciri Self Assessment System adalah adanya kepastian hukum, sederhana perhitungannya, mudah pelaksanaannya, lebih adil dan merata, dan penghitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak. Kerangka Berpikir Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi X Indikator dari Persepsi Wajib Pajak: Orang Pribadi: - Kepribadian - Kepentingan - Harapan - Motif - Pengalaman Masa Lalu Robins (20:75) Penerimaan Pajak Kepatuhan Wajib Pajak Pelaksanaan Self Assesment System Y Indikator dari Pelaksanaan Self Assesment System: - Menghitung - Memperhitungkan - Membayar - Melaporkan Waluyo(20:7) Gambar : kerangka berfikir Sumber : data diolah (205) Hipotesis H : Persepsi wajib pajak orang pribadi berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan self assessment system. METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survey (Sugiyono, 2007:7) untuk memperoleh informasi berdasarkan pertanyaan yang diajukan ke responden menggunakan kuisioner. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research) (Zulganef, 2008: ). Alasan utama dalam pemilihan jenis penelitian explanatory ini adalah untuk menjelaskan pengaruh variabel persepsi 4

Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap pelaksanaan Self Assessment System di KPP Pratama Batu. Analisis data dilakukan menggunakan bantuan software yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science) (Ghozali, 2009: 0).. Analisis Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas dan Uji Heterokedastisitas. 3. Analisis Regresi Linier Sederhana Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Independent (X) terhadap variabel Dependent (Y) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Di mana: Y X a b Y = a + bx (Sugiyono, 204: 26) = Variabel Dependent (Pelaksanaan Self Assessment System) = Variabel Independent (Persepsi Wajib Pajak) = Bilangan Konstanta = Koefisien arah regresi HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi (X) terhadap variabel terikat yaitu Pelaksanaan Self Assessment System(Y), karena penelitian ini hanya memakai satu variable independent dan satu variable dependent. a. Persamaan Regresi Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows didapat model regresi seperti pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 : Persamaan Regresi Model (Constant) X a. Dependent Variable: Y Unstandardized Coefficients Coefficients a Sumber : data diolah (205) Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 7.025 3.889.806.074.83.090.684 9.279.000 Berdasarkan pada Tabel 2 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :Y = 7,025 + 0,83 X Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Konstanta sebesar 7,025, menunjukkan bahwa rata rata Pelaksanaan Self Assessment System jika tidak ada Persepsi wajib pajak orang pribadi sebesar 7,025. Pelaksanaan Self Assessment System akan meningkat sebesar 0,83 satuan untuk setiap tambahan satu satuan X (Persepsi wajib pajak orang pribadi). Jadi apabila Persepsi wajib pajak orang pribadi mengalami peningkatan satuan, maka Pelaksanaan Self Assessment System akan meningkat sebesar 0,83 satuan. Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui bahwa Persepsi wajib pajak orang pribadi berpengaruhterhadap Pelaksanaan Self Assessment System System. Dengan kata lain, apabila bahwa Persepsi wajib pajak orang pribadi meningkat maka akan diikuti peningkatan Pelaksanaan Self Assessment System. b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk mengetahui besar kontribusi variabel bebas (Persepsi wajib pajak orang pribadi (X)) terhadap variabel terikat (Pelaksanaan Self Assessment System) digunakan nilai R 2, nilai R 2 seperti dalam Tabel 3 dibawah ini: Tabel 3. Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Mode l Summary b Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.684 a.468.462 2.29869 a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah (205) Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada Tabel 3 diperoleh hasil R 2 (koefisien determinasi) sebesar 0,468. Artinya bahwa 46,8% variabel Pelaksanaan Self Assessment System akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya, yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi (X). Sedangkan sisanya 53,2% variabel Pelaksanaan Self Assessment System akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi dengan variabel Pelaksanaan Self Assessment System, nilai R 5

(koefisien korelasi) sebesar 0.684, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi (X) dengan Pelaksanaan Self Assessment System termasuk dalam kategori kuat karena berada pada selang 0,6 0,8. Hubungan antara variabel bebas yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi (X) dengan Pelaksanaan Self Assessment System bersifat positif, artinya jika variabel bebas semakin ditingkatkan maka Pelaksanaan Self Assessment System juga akan mengalami peningkatan. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan bagian penting dalam penelitian, setelah data terkumpul dan diolah. Kegunaan utamanya adalah untuk menjawab hipotesis yang dibuat oleh peneliti. Hipotesis I (F test ) Pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat/sesuai atau tidak. Jika hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H diterima. Sedangkan jika hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima dan H ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan sebagai berikut : Model H0 ditolak jika F hitung > F tabel H0 diterima jika F hitung < F tabel Regression Residual Total a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y Tabel 4 Uji F ANOVA b Sumber: Data diolah (205). Berdasarkan Tabel 4 nilai F hitung sebesar 86,094. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi = : db residual = 98) adalah sebesar 3,938. Karena F hitung > F tabel yaitu 86,094 > 3,938 atau nilai sig F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Pelaksanaan Self Assessment System) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel Persepsi wajib pajak orang pribadi. Pembahasan Hasil Penelitian Sum of Squares df Mean Square F Sig. 454.920 454.920 86.094.0 57.830 98 5.284 972.750 99 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui variabel persepsi wajib pajak orang pribadi berpengaruh positif terhadap pelaksanaan Self Assessment System, yang berarti apabila persepsi wajib pajak orang pribadi bertambah baik maka akan lebih baik akan terjadi peningkatan pada pelaksanaan self assessment system hal tersebut dibuktikan dengan hasil dari R 2 (koefisien determinasi) sebesar 0,468. Yang berarti bahwa 46,8% variabel pelaksanaan Self Assessment System akan dipengaruhi oleh Persepsi wajib pajak orang pribadi (X). Angka dari koefisien korelasi juga menunjukan demikian besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi dengan variabel Pelaksanaan Self Assessment System, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0.684, nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabelbebas yaitu Persepsi wajib pajak orang pribadi (X) dengan Pelaksanaan Self Assessment System termasuk dalam kategori kuat karena berada pada selang 0,6 0,8. Hasil dari pengujian hipotesis dengan menggunakan f test juga menunjukan hasil yang keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pelaksanaan Self Assessment System. Dan dari sini dapat diketahui bahwa variabel bebas tersebut memberikan pengaruh yang tinggi terhadap Pelaksanaan Self Assessment system. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Presepsi Wajib Pajak Orang Pribadi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pelaksanaan Self Assessment System. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah variabel Persepsi wajib pajak orang pribadi (X) sedangkan variabel terikat yang digunakanadalah Pelaksanaan Self Assessment System (Y). Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi linier sederhana, dapat diketahui Pengaruhvariabel bebas terhadap Pelaksanaan Self Assessment System dilakukan dengan pengujian F-test. Dari hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secaraterhadap Pelaksanaan Self Assessment System. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruhvariabel bebas terhadap variabel Pelaksanaan Self Assessment System dapat diterima. Saran. Diharapkan pihak kantor pajak dapatmeningkatkan pelayanannya terhadap 6

wajib pajak baik ketika wajib pajak datang ke kantor pajak maupun pelayanan pelayan diluar kantor seperti dilakukannya sosialiasi secara berkala mengenai peraturan perpajakan dan pelaksanaan Self Assessment System yang baik, sehingga Persepsi wajib pajak menjadi lebih baik lagi, karena variabel Persepsi wajib pajak orang pribadi dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pelaksanaan Self Assessment System,sehingga Pelaksanaan Self Assessment System akan meningkat. 2. Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi wajib pajak orang pribadi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi Pelaksanaan Self Assessment System diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini. Suandy, Erly. 20. Hukum Pajak.Edisi 5. Yogyakarta : Sudjana. 2005. Metode Statistika. Edisi Enam. PT. Tarsito, Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administasi. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 202. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Sugiyono. 204. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Supriyati. 20. Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi : The Indonesian Accounting Review. Vol. No. January 20 : 27-36. Waluyo. 20. Perpajakan Indonesia. Penerbit Salemba Empat, Jakarta Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu DAFTAR PUSTAKA Devano, S. & S. K. Rahayu, 2006. Perpajakan : Konsep, Teori, dan Isu. Edisi. Jakarta : Kencana. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi ke empat. Semarang: Universitas Diponegoro. Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton. (2007), Hukum Pajak. Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta. Mardiasmo. 20. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi. Meliala. 2007. Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Bandung: Grahatipa. Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Resmi, Siti. 2007. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat Robbin, Stephen. 2002. Perilaku Organisasi. Edisi lengkap, PT Indeks, Jakarta. (2006), Perilaku Organisasi. Edisi lengkap, PT Indeks Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantatif dan Kualitatif. Soemitro. 99. Pengantar Ilmu Perpajakan, PT. Alex Komputindo,Jakarta. 7