Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

dokumen-dokumen yang mirip
Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Bab-4 RUANG LINGKUP STUDI

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

KATA PENGANTAR. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.

KUESIONER PENELITIAN. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

Metode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

TABEL 4-4. MATRIKS RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

BBM dalam negeri. Proyek ini diharapkan akan beroperasi pada tahun 2009.

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU

: Pedoman Pembentukan Kelembagaan Lingkungan Hidup Daerah. KRITERIA FAKTOR TEKNIS BIDANG PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN. 40 Skor 70 Skor 100 Skor

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Makalah Baku Mutu Lingkungan

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PERHITUNGAN NILAI BOD 5. oksigen terlarut dari larutan pengencer dapat dilakukan : = 8,2601 = 7,122 = 8,1626 = 7,0569

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA DENPASAR TAHUN 2008

PEMANTAUAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi:

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT... i INTISARI... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,


BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PRESENTASI PROYEK AKHIR D-IV TPLP TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

DATA MINIMAL YANG WAJIB DITUANGKAN DALAM DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

NIZLAWATI MS. KONO / D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

NIZLAWATI MS. KONO / D

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

LAMPIRAN III. PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 50 TAHUN 2012 TANGGAL :

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

Transkripsi:

Tabel 8.2. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Jenis Parameter Indikator 1. KUALITAS UDARA Kualitas udara (SO 2, CO,dan debu) Kualitas udara (SO 2, CO, NOx, PM 10, H 2 S dan debu) Menurunya kualitas Emisi gas buang udara dan debu dari mesin diesel, beberapa kendaraan berat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas konstruksi kilang LNG dan Menurunya kualitas udara Operasional kilang dan fasilitas pendukungnya Tujuan Hidup Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu) Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 nya yang pengaruh penurunan kualitas udara Mengevaluasi efektivitas penggunaan MRU Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 nya yang pengaruh penurunan kualitas udara Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium Metode analisis: SO 2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), PM 10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol) Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium Metode analisis: SO 2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), NO x (Saltzman dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), H 2 S (Merkuri tiosianat dg alat Spektrofotometer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol) Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien Rencana Kompleks kilang LNG dan Kompleks kilang LNG dan Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi kompleks kilang LNG dan Setiap tiga bulan sekali selama tahap operasi kilang LNG dan Institusi Pemkab Prov. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 175

Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup Rencana Institusi 2. KEBISINGAN Kebisingan Peningkatan Kebisingan dari kebisingan Aktivitas pembangunan/ konstruksi kilang LNG dan Peningkatan kebisingan Operasional kilang dan fasilitas pendukungnya Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999) Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999) Area kilang LNG dan Area kilang LNG dan Setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan Setiap 3 bulan sekali selama tahap operasi kilang LNG dan Pemkab Prov. Pemkab Prov. 3. KUALITAS AIR PERMUKAAN Kualitas air permukaan (ph, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak) Menurunnya Tumpahan tidak kualitas air sengaja jenis cair permukaan yang terkontaminasi bahan pencemar dan bahan bakar, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai Mencegah pencemaran air permukaan Pengambilan sampel di lapangan kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Perairan sungai di sekitar area kilang LNG dan Setiap tiga bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan Pemkab Prov. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 176

Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup Rencana Institusi 4. KUALITAS AIR LAUT Kualitas air laut (Kekeruhan, minyak dan lemak) Kualitas air laut (ph, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS, TDS, Fenol, Amonia) Menurunnya Konstruksi/ kualitas air laut pembangunan kilang LNG, dan fasilitas pendukungnya Menurunnya kualitas air laut Operasional kilang, dan fasilitas pendukungnya Mengevaluasi penurunan kualitas air laut dan mengevaluasi pengelolaannya Mengevaluasi efektivitas IPAL Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium. Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003. Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut. Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium. Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003. Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut. Perairan laut sekitar Outlet IPAL Perairan laut sekitar kilang LNG dan Setiap tiga bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan Setiap tiga bulan sekali selama operasional kilang LNG berlangsung Pemkab Prov. KLH Pemkab Prov. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 177

Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup Rencana Institusi 5. KESELAMATAN BERLALULINTAS Kecelakaan lalulintas: Jumlah kejadian kecelakaan Terjadinya Kegiatan mobilisasi kecelakaan peralatan dan lalulintas yang pengangkutan mengakibatkan material/bahan kerusakan konstruksi kendaraan atau luka-luka pada pengguna jalan Kegiatan pembangunan kompleks kilang dan fasilitas pendukungnya TAHAP PASCA OPERASI Terjadi kecelakaan Kegiatan lalulintas yang demobilisasi mengakibatkan peralatan kerusakan kendaraan atau luka-luka pada pengguna jalan Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi serta sekitar kilang LNG dan. Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom-Batui Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Depan kantor Kecamatan Kintom dan Batui. Sepanjang rute pengangkutan kompleks kilang LNG Pada ruas jalan yang berbatasan langsung dengan kompleks kilang LNG dan. Sepanjang rute pengangkutan Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material Sekali pada awal waktu pembangunan kilang LNG dan. Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan Bapealda Bapealda Pemkab. Din. Perhubungan Pemkab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 178

Rencana Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup 6. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan Kondisi permukaan /kerusakan jalan dan jembatan Kerusakan jalan Mobilisasi peralatan akibat beban dan pengangkutan berlebih yang material/bahan melebihi kekuatan konstruksi perkerasan jalan atau kekuatan jembatan. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto) Mencocokan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan dan jenis tindakan perbaikan. Jalan antara Batui -Kintom Setiap kali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Institusi Din. Perhubungan Pemkab. TAHAP PASCA OPERASI Kerusakan jalan Kegiatan akibat beban demobilisasi berlebih yang peralatan melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom-Batui Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk Sepanjang rute pengangkutan Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan Din. Perhub Pemkab. 7. KELANCARAN LALULINTAS Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level Of Service) berdaarkan nilai DS (Degree Of Saturation) pada ruas jalan dan tundaan lalulintas (delay) Terjadi kemacetan Kegiatan lalulintas pembangunan kompleks kilang dan fasilitas pendukungnya Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk masingmasing arah pada ruas jalan. Metoda analisis dilakukan dengan menggunakan metoda dari MKJI Di ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kompleks kilang LNG dan. Sekali pada awal pembangunan kompleks kilang LNG Din. Perhub Pemkab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 179

Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup Rencana Institusi 8. KESELAMATAN PELAYARAN Keselamatan lalulintas di alur pelayaran Terjadinya kecelakaan di alur pelayaran Kegiatan pengangkutan LNG lewat laut/pengoperasian Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya Wawancara dengan penduduk di sekitar dan nelayan Pengamatan di lapangan terhadap lalulintas air Alur pelayaran dan pemukiman di sekitar wilayah / Dilakukan sekali dalam setahun. Din. Perhub Din. Perhubungan Pemkab. 9. VEGETASI Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi Perubahan Land clearing keanekaragaman menyebabkan jenis dan lahan menjadi kerapatan vegetasi terbuka sehingga dibandingkan terjadi penurunan dengan rona awal keanekaragaman dan kerapatan vegetasi TAHAP PASCA OPERASI Perubahan Reklamasi lahan keanekaragaman untuk penghijauan jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan rona awal Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode quadrat sampling. Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode quadrat sampling. Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama operasional Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang waktu enam bulan Pemkab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 180

Rencana Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup 10. SATWA Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat 11. BIOTA AIR LAUT Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut Perubahan dan Land clearing tingkat menyebabkan keanekaragaman penutupan lahan jenis dan oleh vegetasi kelimpahan satwa sebagai habitat darat dibandingkan satwa hilang dengan rona awal sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat. TAHAP PASCA OPERASI Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat Reklamasi lahan untuk penghijauan Indeks Konstruksi kilang diversitas/keanekar LNG dan agaman biota laut. di Uso (alternatif 1) Konstruksi kilang LNG dan di Padang (alternatif 2) Mengetahui kehadiran satwa setelah dilakukan penghijauan Mengetahui kehadiran satwa setelah dilakukan penghijauan Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun keanekaragamannya Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode IPA (Index Point Abudance). Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pengamatan langsung di lapangan. Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan. Pengamatan terumbu karang dengan metode transek. Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan sekitar kegiatan (Uso) Pada lokasi kilang LNG (Padang) Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan satu kali dalam satu tahun selama operasional Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang waktu enam bulan plankton, benthos dilakukan satu kali selama kegiatan konstruksi terumbu karang dilakukan satu tahun sekali Institusi Pemkab. Pemkab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 181

Jenis Parameter Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut Indikator Indeks diversitas/keanekar agaman biota laut Operasional Kilang dan fasilitas lainnya Tujuan Hidup Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun keanekaragamannya Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan. Pengamatan terumbu karang dengan metode transek. Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Rencana Perairan sekitar kegiatan Enam bulan sekali. terumbu karang dilakukan satu tahun sekali Institusi Kab. banggai Pemkab. 12. POLA KEPEMILIKAN LAHAN Kepemilikan lahan: Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat TAHAP PRAKONSTRUKSI Persentase Kegiatan perubahan pembebasan lahan kepemilikan lahan dan tanam tumbuh dalam masyarakat Mengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Observasi dan wawancara tentang pola kepemilikan lahan dan penggunaannya oleh masyarakat proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Kantor Pertanahan Kabupaten Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 182

Jenis Parameter 13. KESEMPATAN BERUSAHA Kesempatan berusaha: Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis usaha yang secara langsung dan tidak langsung dapat mendukung operasional PPGM, pekerja/karyawan, dan masyarakat sekitar. Indikator Adanya warga Kegiatan konstruksi masyarakat yang komplek kilang LNG dapat membuka dan atau mengembangkan usaha. Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan operasional kilang dan fasilitas pendukungnya Tujuan Hidup Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Pengamatan langsung di lapangan tentang jenis-jenis usaha yang dibuka/berkembang Pengamatan langsung di lapangan tentang jumlah dan jenis usaha yang dibuka/berkembang Data sekunder Rencana Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Dinas Perindangkop Dua kali : sebelum dan setelah konstruksi kilang LNG dan tahap operasi Institusi Kantor Dinas Perindangkop Prov. Kantor Dinas Perindagkop Prov. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 183

Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup Rencana Institusi 14. PENDAPATAN MASYARAKAT Pendapatan masyarakat: Kenaikan pendapatan masyarakat yang antara lain dapat dilihat melalui daya beli masyarakat Adanya kenaikan Konstruksi kilang pendapatan masyarakat, dan fasilitas pendukungnya. Adanya kenaikan pendapatan masyarakat Operasional kilang, dan fasilitas pendukung Memantau efektivitas upaya pengelolaan yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Memantau efektivitas upaya pengelolaan yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Survei langsung di lapangan tentang tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat Survei langsung di lapangan tentang tingkat pendapatan dan daya beli masyrakat proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga masa konstruksi masa operasi Kantor Tenaga Prov. Kantor Tenaga 15. PROSES SOSIAL Proses sosial:terganggunya proses sosial dalam masyarakat TAHAP PRAKONSTRUKSI Munculnya konflik atau ketidakpuasan warga masyarakat dalam proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Adanya perasaan iri atau kecemburuan penduduk lokal terhadap para tenaga kerja pendatang Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Kegiatan penerimaan tenaga kerja Mengetahui gangguan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan masyarakat terhadap kegiatan pembebasan lahan dan penerimaan tenaga kerja proyek, Kantor Pertanahan dan Kantor Tenaga Dua kali: selama dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dua kali: selama dan setelah proses penerimaan tenaga kerja Kantor Pertanahan Kab. Kantor Tenaga Kerja Kab. Prov. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 184

Jenis Parameter Proses sosial:terganggunya proses sosial dalam masyarakat. Indikator Munculnya Konstruksi komplek kecemburuan, kilang LNG dan ketidakharmonisan hubungan dan bahkan konflik sosial nya antara penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik sosial dalam masyarakat nya antara penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang Kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap operasi Kegiatan operasional kilang dan fasilitas pendukungnya Tujuan Hidup Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi gangguan proses sosial Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi gangguan proses sosial Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan antara penduduk lokal dengan pendatang Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan antara penduduk lokal dengan pendatang Rencana proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga tahap konstruksi tahap operasi Institusi Kab. banggai Kantor Tenaga Kantor Tenaga 16. PELAPISAN SOSIAL Pelapisan sosial: Perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat. Munculnya strata atau kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lokal Kegiatan operasional kilang dan fasilitas pendukungnya Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat Observasi dan wawancara tentang tingkat pendidikan, jenis matapencaharian dan tingkat penghasilan penduduk lokal dan pendatang. proyek, Kantor Tenaga Kerja Kabupaten, dan Kantor Pemrakarsa tahap operasi. Kab. banggai Kantor Tenaga Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 185

Jenis Parameter Indikator 17. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sikap dan persepsi negatif masyarakat. TAHAP PRAKONSTRUKSI Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja. Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat adanya debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat adanya tenaga kerja pendatang yang mempunyai tingkat pendidikan dan penghasilan lebih baik dibandingkan penduduk lokal Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh. Proses penerimaan tenaga kerja Konstruksi komplek kilang LNG dan Tujuan Hidup Mengetahui proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan. Mengetahui proses penerimaan tenaga kerja serta efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat Survei langsung di lapangan tentang tingkat keresahan/penolakan masyarakat terhadap kegiatan Survei langsung di lapangan tentang tingkat keresahan, ketidaknyamanan dan penolakan masyarakat terhadap aktivitas proyek. Rencana proyek, Kantor Pertanahan Kabupaten, Kantor Tenaga Kerja Kabupaten proyek dan Kantor Tenaga Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Dua kali: sebelum dan setelah proses pengadaan tenaga kerja tahap konstruksi Institusi Kantor Pertanahan Kabupaten Kantor Tenaga Kerja Kaupaten Kantor Tenaga Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 186

Jenis Parameter Sikap dan persepsi negatif masyarakat. Indikator Adanya Penerimaan tenaga kecemburuan, kerja tahap operasi ketidakharmonisan, Operasional kilang konflik sosial dalam masyarakat dan fasilitas nya antara pendukungnya penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya berbagai dampak kegiatan seperti debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya TAHAP PASCA OPERASI Adanya keluhan, Kegiatan protes dan penglepasan penilaian negatif tenaga kerja masyarakat terhadap munculnya pengangguran Tujuan Hidup Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proyek Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat Survei langsung di lapangan tentang kecemburuan dan keresahan akibat penerimaan tenaga kerja dan ketidaknyamanan masyarakat akibat dampak kegiata. Data sekunder Survei langsung di lapangan tentang keresahan, keluhan dan protes masyarakat akibat penglepasan tenaga kerja. Rencana proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga proyek dan Kantor Tenaga tahap operasi Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja Institusi Kantor Tenaga 18. SANITASI LINGKUNGAN Penurunan kualitas sanitasi lingkungan Adanya Kegiatan limbah/sampah pembangunan/ padat konstruksi konstruksi kilang dan domestik serta LNG dan limbah cair domestik. Untuk mengetahui perubahan kualitas sanitasi lingkungan. Survei langsung di lapangan tentang upaya pengelolaan sampah/limbah dan tingkat penyediaan fasilitas sanitasi Di lokasi pembangunan kompleks kilang LNG dan serta lingkungan si sekitarnya serta Kantor Pemrakarsa. pembangunan kilang LNG dan berlangsung Kab. banggai Din. Kesehatan Prov. Dinkes Kab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 187

Rencana Jenis Parameter Indikator Tujuan Hidup TAHAP PASCA OPERASI Penurunan kualitas sanitasi lingkungan Kondisi bekas bongkaran kumuh dan kotor. Lubanglubang/genangan lokasi konstruksi bangunan. 19. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat kesehatan masyarakat Kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan kilang dan fasilitas lainnya. Munculnya berbagai Kegiatan jenis penyakit: kulit, operasional ISPA, kelamin, dsb. kompleks kilang dan fasilitas pendukungnya. Untuk mengetahui efektivitas upaya pengelolaan sanitasi lingkungan yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan masyarakat. Pengamatan langsung di lapangan tentang kondisi dan sanitasi lingkungan Pengamatan langsung di lapangan tentang jenis-jenis penyakit yang muncul/berkembang di masyarakat Di lokasi bekas pembongkaran kilang LNG,, pipa, fasilitas lainnya. Di lokasi proyek opersaional kilang LNG, dan fasilitas pendukungnya. Dua kali: sebelum dan sesudah kegiatan pembongkaran dilakukan operasional kilang LNG, dan fasilitas pendukungnya. Institusi Din. Kesehatan Prov. Dinkes Kab. Din. Kesehatan Prov. Dinkes Kab. Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 188

GAMBAR 8.1. PETA RPL PRA KONSTRUKSI Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 189

GAMBAR 8.2. PETA RPL KONSTRUKSI Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 190

GAMBAR 8.3. PETA RPL OPERASI Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 191

GAMBAR 8.4. PETA RPL PASCA OPERASI Ringkasan Eksekutif Proyek Pengembangan Gas Matindok 192