LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) OLEH

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yuni Tampi SMP Negeri 1 Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, Abstract

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN

PENERAPAN MODEL THREE PHASE TECHNIQUE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS TEKS MONOLOG BERBENTUK DESCRIPTIVE/PROCEDURE

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

KEGIATAN AWAL PERTANYAAN TUJUAN KEGIATAN KOMPETENSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan

STATISTIK DESKRIPTIF. Statistics. Strategi Membaca

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X / 1-2

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI KUMUAT DI KELAS VIII SMP

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SIKLUS I/SIKLUS II*)

RENCANA PEMBELAJARAN

Keyword: Whole Language, Reading Comprehension

: SMA NEGERI 1 MANADO

PROGRAM TAHUNAN. NAMA SEKOLAH : SMP Muhammadiyah 2 Depok MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris : VIII (Delapan) TAHUN PELAJARAN : 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan dari pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas/Semester : X s/d XII / 1-2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini memberikan gambaran pada beberapa aspek meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS

BAB IV HASIL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS RECOUNT

Lampiran 1. Analisis Data Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS X. Ida Nursita SMAN 3 Bangkalan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tentang permintaan respons tentang Tes unjuk kerja: percakapan melengkapi dialog Menirukan dialog yang dibacakan Mengungkapkan respons yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Siswa berjumlah 8

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Memulai SPSS dan Mengelola File

BAB III METODE PENELITIAN. dari Kemmis dan Taggart dalam Pargito (2011: 37), yaitu: (1) plan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

BAB I PENDAHULUAN. analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya. kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulisan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN PARAGRAF ARGUMENTASI MAHASISWA JURUSAN NON BAHASA INGGRIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Erlinawati, Peningkatan Keterampilan Menulis

BAB III METODE PENELITIAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

ANALISIS PERBANDINGAN KD-KD KURIKULUM 2006 DENGAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS (WAJIB)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN TASK BASED LEARNING

Oleh: Rupinah SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek

Amalia Karella Pilihan, K. Anom W., Rodi Edi (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) PENGGUNAAN DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS RECOUNT BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN OLEH R U S T O N Penelitian ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan pengusulan kenaikan pangkat/jabatan guru SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT 2005

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan/atau monolog pendek terutama wacana yang berbentuk naratif, deskriptif, dan recount sederhana adalah standar kompetensi untuk kelas VII yang dinyatakan dalam Kurikulum 2004. Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa. Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang tercakup dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Keterampilan berbahasa lainnya adalah mendengar, berbicara dan menulis. Keempat keterampilan ini sangat penting untuk dikembangkan agar siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis. Kemampuan memahami/menghasilkan teks bahasa Inggris sangat penting dimiliki oleh siswa. Kemampuan memahami teks lisan/tulis dikembangkan melalui keterampilan mendengarkan (listening) dan keterampilan membaca (reading). Sedangkan kemampuan untuk mengahasilkan teks lisan/tulis dikembangkan melalui keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing). 1

2 Kemampuan memahami teks tulis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi baik bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Karena itu kemampuan memahami teks tulis ini (kemampuan membaca) sangat perlu dikembangkan. Dengan kemampuan ini siswa akan dapat mengembangkan dirinya dengan membaca teks-teks yang dicetak dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Dalam mata pelajaran bahasa Inggris tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa dituntut untuk dapat memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report. Masing-masing jenis teks ini memiliki langkah-langkah retorika tersendiri. Teks berbentuk recount berbeda langkah retorikanya bila dibandingkan dengan teks descriptive, procedure, narrative, atau report. Dengan demikian, cara memahami teks-teks tersebut akan berbeda pula. Siswa sering menemui kesulitan dalam kegiatan membaca. Hal ini disebabkan berbagai aspek: tidak memiliki strategi membaca yang tepat, minimnya penguasaan kosakata, kurangnya minat membaca, kurang tersedianya bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, metode mengajar yang monoton, media pembelajaran.

3 Faktor lain yang menyebabkan siswa sulit dalam memahami teks bahasa Inggris adalah kurangnya pengetahuan tentang langkahlangkah retorika untuk masing-masing jenis teks. Pembekalan pengetahuan kepada siswa tentang langkah-langkah retorika sangat efektif sebelum diberikan kegiatan membaca pemahaman. Di samping itu perlu juga dibekali dengan faktor-faktor pendukung lainnya seperti kosakata, frase, dan struktur kalimat yang lazim digunakan dalam teks tertentu. Penelitian tindakan kelas (action research) terhadap membaca pemahaman terutama memahami berbagai jenis teks berbahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menegah Pertama beserta aspek-aspek yang berhubungan dengan membaca pemahaman sangat penting dilakukan. Dengan demikian siswa akan mampu menggali informasi apa yang terkandung dalam bahan bacaan yang dibaca siswa. Hal ini akan membantu untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses belajar mengajar. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan memahami berbagai jenis teks bahasa Inggris yakni: 1) siswa tidak memiliki strategi membaca yang tepat, 2) minimnya penguasaan kosakata, 3) kurangnya minat membaca, 4) kurang tersedianya bahan-bahan

4 bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, 5) metode mengajar yang monoton,6) media pembelajaran, 7) kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah retorika untuk masing-masing jenis teks. C. Batasan Masalah Mengingat banyaknya faktor yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan memahami berbagi jenis teks bahasa Inggris, maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan memahami teks recount dan penggunaan diagram sebagai media pembelajaran. Pembatasan ini dilakukan karena kedua faktor ini dianggap faktor yang dominan yang berhubungan dengan kemampuan memahami teks berbahasa Inggris pada siswa kelas VII SMP. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks recount? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks recount dengan menggunakan diagram.

5 F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Guru bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami teks recount. 2. Siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan dalam rangka meningkatkan kemampuan memahami teks recount dengan menggunakan diagram.

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori Ur (2000: 138) mengatakan bahwa: reading means reading and understanding. Sedangkan Mikulecky (1990: 72) mengatakan bahwa untuk mendapatkan pemahaman yang baik dalam membaca suatu artikel atau esei siswa harus dapat membedakan content words dengan function words. Function word ini adalah aspek yang paling penting dalam pengembangan kosakata yang terdiri dari kata ganti (pronoun), sinonim, hiponim, dan summary words sebagai penanda hubungan antara ide-ide dari suatu teks (seperti however, then, also, etc.). Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar bahasa Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua ragam bahasa: lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi bahwa jika kita telah mengajar bagaimana membentuk kalimat dan mengenalkan kosakata serta ucapannnya maka otomatis siswa dapat menggunakannya dalam bahasa lisan dan tulis. sebagai: Elliott (1996: 384) mendefinisikan membaca pemahaman 6

7 Reading comprehension, which is the ultimate object in any type of reading instruction, means that a reader not only recognizes words, but understands the concepts that the words represent. Reading a text, comprehending it, and later recalling it involve complex strategies (perceptual, linguistic, and conceptual operations) that take years to develop. Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan aktif yang membutuhkan keaktifan pembaca baik sebelum, ketika dan sedang membaca sehingga hasil yang akan didapat dari kegiatan membaca tersebut dapat maksimal (McWhorter, 1992: 377). Sejalan dengan itu, Grellet (1990:3) mengatakan bahwa membaca atau memahami teks tertulis berarti mendapatkan informasi dari teks tersebut seefisien mungkin. McWhorter (1986: 121-122) mengatakan bahwa bila membaca artikel dan esei, yang pertama sekali dilakukan adalah memahami materi bacaan. Membaca akan menjadi lebih mudah bila kita mengenal kerangka dan jenis artikel atau esei yang dibaca. Ada lima bagian utama dari sebuah artikel/esei yaitu 1) judul, 2) pendahuluan, 3) pernyataan utama, 4) informasi pendukung, dan 5) kesimpulan atau ringkasan. Selanjutnya McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan memudahkan kita memahami teks. Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau

8 membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146). Hornby (1985: 238) mengatakan bahwa diagram adalah gambar, desain, atau rencana untuk menerangkan atau mengilustrasikan sesuatu. Dengan demikian dalam pembelajaran membaca pemahaman dibutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah siswa untuk memahami sebuah teks bahasa Inggris salah satu di antaranya adalah diagram. B. Kerangka Berfikir Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Penggunaan Diagram (X) Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Recount (Y) Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: Dengan menggunakan diagram dapat meningkatkan kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.

9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks recount dengan menggunakan diagram. B. Subjek Penelitian Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ranah Batahan tahun pelajaran 2005/2006 terdiri dari 3 (tiga) rombongan belajar yang berjumlah 87 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 30 orang. Sedangkan guru dan observer dalam penelitian ini adalah guru bahasa Inggris yang berlatar belakang jurusan bahasa Inggris. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang belajar VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan. Sedangkan pelaksanaannya dilakukan pada akhir semester 1 tahun pelajaran 2005/2006 yaitu dari Oktober sampai dengan Nopember 2005 seperti terlihat pada tebel berikut. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian NO KEGIATAN 1 Penyusunan Proposal 2 Persiapan perangkat/ media 3 Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi 4 Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi 5 Penulisan laporan tiap siklus 6 Penulisan laporan akhir 7 Seminar 8 Perbaikan laporan akhir BULAN / MINGGU KE Oktober 2005 Nopember 2005 1 2 3 4 1 2 3 4 5 9

10 D. Prosedur Penelitian Proses penelitian tindakan kelas ini melalui 4 (empat) tahapan pokok yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan refleksi. 1. Perencanaan a. Rencana Tindakan pada Siklus I Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini kegiatankegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menyusun persiapan mengajar. 2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. 3) Menyediakan kertas kerja siswa. b. Rencana Tindakan pada Siklus II Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan. Kekuatan yang ada pada siklus I lebih dioptimalkan dan kelemahan diminimalkan. 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu kesiapan guru sebagai peneliti, siswa sebagai subjek penelitian, materi, dan media pembelajaran. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

11 a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang matang. b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara serius tetapi tidak terpaksa dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran. d. Menyediakan kertas kerja untuk kegiatan pembelajaran. e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa dibedabedakan. f. Siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikan. g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap muka reguler. 3. Pemantauan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah format/lembar observasi yang memuat: a. interaktif guru - siswa, siswa guru, dan siswa siswa. b. aktivitas guru selama proses pembelajaran. c. catatan lapangan. 4. Evaluasi dan Refleksi Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Sedangkan

12 evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini. E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 30 orang dengan latar belakang yang beragam. 2. Instumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: - Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002). - Tes yang dilakukan setiap pertemuan. F. Teknik Pengolahan Data Untuk mengukur kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 digunakan rumus: Skor rata-rata PR = X 100 Skor maksimum Pencapaian responden dikategorikan/dikelompokkan seperti tabel berikut (Sudjana, 1982).

13 Tabel 2. Kelas Ketercapaian aian No % Ketercapaian Kategori 1 2 3 4 5 90 100 80 89 65 79 55 64 0 54 Sangat baik Baik Cukup Kurang Tidak baik atau gagal

14 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis. A. Siklus I 1. Perencanaan Penelitian Gambar, tabel dan grafik dapat memberikan informasi penting tentang isi bacaan. Dengan memperhatikan gambar, tabel dan atau grafik sangat membantu dalam memahami sebuah teks. Dengan demikian, materi bacaan berbentuk teks deskriptif pada setiap proses pembelajaran diberikan gambar sebagai alat bantu untuk mempermudah memahami teks. 2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan rencana tindakan maka perlu dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer. 14

15 Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. b. Pelaksanaan Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris kelas VII per minggu selama 180 menit atau 4 jam tatap muka yang dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan dimulai pada minggu petama Oktober 2005 yaitu setiap Senin dan Kamis dari jam 07.30 sampai dengan 09.00 WIB di ruang kelas VII 1. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer. Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang didiskusikan sehari menjelang tatap muka. Monitoring dilakukan setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.

16 d. Refleksi Hasil Penelitian ian Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus I secara umum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3.. Descriptive Statistics Siklus I N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai 1.1 30 40 80 56.67 11.842 Nilai 1.2 30 40 90 60.33 11.885 Nilai 1.3 30 40 90 60.33 11.290 Valid N (listwise) 30 Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 4.. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 40 7 23.3 23.3 23.3 50 4 13.3 13.3 36.7 60 13 43.3 43.3 80.0 70 4 13.3 13.3 93.3 80 2 6.7 6.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 80 sebanyak 6,7%.

17 Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar 2 berikut. 14 12 10 8 6 4 2 Std. Dev = 11.84 Mean = 56.7 0 N = 30.00 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Nilai 1.1 Gambar 2.. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 56,7 dan simpangan baku sebesar 11,84 serta tingkat pencapaian skor sebesar 70,88% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup. Tabel 5.. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 40 2 6.7 6.7 6.7 50 9 30.0 30.0 36.7 60 9 30.0 30.0 66.7 70 7 23.3 23.3 90.0 80 2 6.7 6.7 96.7 90 1 3.3 3.3 100.0 Total 30 100.0 100.0

18 Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 50 dan 60 sebanyak 30%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 3,3%. Di bawah ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat pada gambar 3. 10 8 6 4 2 Std. Dev = 11.89 Mean = 60.3 0 N = 30.00 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 Nilai 1.2 Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 60,3 dan simpangan baku sebesar 11,89 serta tingkat pencapaian skor sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

19 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 40 3 10.0 10.0 10.0 50 5 16.7 16.7 26.7 60 13 43.3 43.3 70.0 70 7 23.3 23.3 93.3 80 1 3.3 3.3 96.7 90 1 3.3 3.3 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 80 dan 90 masing-masing sebanyak 3,3%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut. 14 12 10 8 6 4 2 Std. Dev = 11.29 Mean = 60.3 0 N = 30.00 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 Nilai 1.3 Gambar 4. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 3

20 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 60,3 dan simpangan baku sebesar 11,29 serta tingkat pencapaian skor sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup. B. Siklus II 1. Perencanaan Penelitian Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dilakukan secara berkolaborasi dengan observer rekan sejawat, hal-hal yang perlu disempurnakan dalam tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: a. Membuat gambar dengan memberikan label pada setiap bagian gambar. b. Mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya. 2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Sama halnya dengan rencana tindakan pada siklus I, maka pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.

21 Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. b. Pelaksanaan Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada ruang kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang sama dengan siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk siklus II sama dengan alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 45 menit setiap tatap muka. Namun alokasi waktu yang digunakan untuk mendiskusikan gambar dan bagian-bagiannya lebih banyak bila dibandingkan dengan waktu yang dipakai pada siklus I. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang diisi setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari. d. Hasil Penelitian

22 Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus II secara umum dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation SCORE_1 29 50 90 2170 74.83 11.219 SCORE_2 29 60 90 2130 73.45 8.975 SCORE_3 30 60 100 2420 80.67 9.072 Valid N 28 Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 50 1 3.3 3.4 3.4 60 5 16.7 17.2 20.7 70 8 26.7 27.6 48.3 80 9 30.0 31.0 79.3 90 6 20.0 20.7 100.0 Total 29 96.7 100.0 Missing System 1 3.3 Total 30 100.0 Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 31%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 50 sebanyak 3,4%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.

23 10 8 6 4 2 Std. Dev = 11.22 Mean = 74.8 0 N = 29.00 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SCORE_1 Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 74,8 dan simpangan baku sebesar 11,22 serta tingkat pencapaian skor sebesar 83,11% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 60 5 16.7 17.2 17.2 70 12 40.0 41.4 58.6 80 9 30.0 31.0 89.7 90 3 10.0 10.3 100.0 Total 29 96.7 100.0 Missing System 1 3.3 Total 30 100.0 Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70 sebanyak 41,4%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 10,3%.

24 Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini. 14 12 10 8 6 4 2 Std. Dev = 8.97 Mean = 73.4 0 N = 29.00 60.0 70.0 80.0 90.0 SCORE_2 Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.4 dan simpangan baku sebesar 8,97 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,56% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 60 1 3.3 3.3 3.3 70 6 20.0 20.0 23.3 80 15 50.0 50.0 73.3 90 6 20.0 20.0 93.3 100 2 6.7 6.7 100.0 Total 30 100.0 100.0

25 Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 50%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 60 sebanyak 3,3%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut. 16 14 12 10 8 6 4 2 Std. Dev = 9.07 Mean = 80.7 0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 N = 30.00 SCORE_3 Gambar 7. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 3 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 80,7 dan simpangan baku sebesar 9,07 serta tingkat pencapaian skor sebesar 80,7% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dengan menggunakan diagram dapat meningkatkan kemampuan untuk

26 memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan. Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan pada siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 11.. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II No. urut siswa I II SIKLUS I III JLH N I L A I RT I II SIKLUS II III JLH RT RT Sik II RT Siklus I 1 50 50 60 160 53.33 80 80 90 250 83.33 30.00 2 50 60 60 170 56.67. 70 80 150 75.00 18.33 3 40 50 50 140 46.67 50 70 70 190 63.33 16.67 4 60 60 60 180 60.00 70 60 60 190 63.33 3.33 5 40 50 40 130 43.33 60 60 80 200 66.67 23.33 6 60 70 60 190 63.33 90 90 90 270 90.00 26.67 7 50 50 60 160 53.33 80 80 70 230 76.67 23.33 8 70 60 70 200 66.67 90 80 80 250 83.33 16.67 9 60 80 60 200 66.67 70 70 90 230 76.67 10.00 10 60 50 60 170 56.67 70 80 80 230 76.67 20.00 11 60 60 50 170 56.67 70 60 80 210 70.00 13.33 12 50 60 60 170 56.67 80 70 80 230 76.67 20.00 13 40 60 50 150 50.00 60 60 80 200 66.67 16.67 14 40 50 60 150 50.00 60 70 80 210 70.00 20.00 15 60 50 60 170 56.67 70 70 70 210 70.00 13.33 16 40 40 40 120 40.00 70 60 70 200 66.67 26.67 17 80 90 90 260 86.67 90 90 100 280 93.33 6.67 18 60 60 50 170 56.67 80 80 90 250 83.33 26.67 19 60 60 60 180 60.00 80 70 80 230 76.67 16.67 20 70 70 70 210 70.00 80 80 80 240 80.00 10.00 21 70 80 70 220 73.33 80 70 80 230 76.67 3.33 22 40 40 50 130 43.33 60. 70 130 65.00 21.67 23 60 70 70 200 66.67 80 70 90 240 80.00 13.33 24 80 70 80 230 76.67 90 90 100 280 93.33 16.67 25 40 50 40 130 43.33 60 70 70 200 66.67 23.33 26 60 70 70 200 66.67 70 70 80 220 73.33 6.67 27 60 50 60 170 56.67 80 70 80 230 76.67 20.00 28 60 70 60 190 63.33 70 80 80 230 76.67 13.33 29 60 60 70 190 63.33 90 80 80 250 83.33 20.00 30 70 70 70 210 70.00 90 80 90 260 86.67 16.67 59,11 76,22 17,11

27 Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah 59,11. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 76,22. Terdapat selisih antara kedua siklus sebesar 17,11 yang berarti bahwa perolehan siswa pada siklus II lebih tinggi dari siklus I. Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa Siklus Pertemuan ke % Ketercapaian Kategori 1 70,88 Cukup I 2 67 Cukup 3 67 Cukup 1 83,11 Baik II 2 81,56 Baik 3 80,70 Baik Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diterima. D. Diskusi Berdasarkan hasil penelitian di atas ternyata bahwa penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan memahami teks recount. Hal ini sesuai dengan pendapat McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah bahan bacaan. Dengan mempergunakan grafik, tabel, dan gambar (diagram) tersebut akan memudahkan siswa memahami teks.

28 Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146). Jadi pembelajaran dengan menggunakan diagram dapat meningkatkan kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.

29 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami teks recount dalam mata pelajaran bahasa Inggris. 2. Pemberian time sequence pada diagram dan didiskusikan sebelum kegiatan membaca pemahaman dapat membantu siswa untuk memahami teks recount. 3. Penguasaan siswa untuk memahami teks recount dengan menggunakan diagram sebesar 68,29% dan masuk kategori cukup. Sedangkan penguasaan dengan menggunakan diagram dan time sequence sebesar 81,79% dan ini masuk kategori baik. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Diagram sebaiknya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami teks recount dalam mata pelajaran bahasa Inggris. 2. Diagram sebaiknya diberikan time sequence yang dibutuhkan untuk lebih mudah memahami teks recount karena siswa kelas VII 29

30 masih tergolong pemula dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya membaca pemahaman. 3. Agar kemampuan siswa memahami teks recount menjadi lebih baik, maka guru bahasa Inggris diharapkan terus mengembangkan kemampuannya untuk membelajarkan siswa.

31 DAFTAR PUSTAKA Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Elliott, Stephen N. 1996. Educational Psychology: Effective teaching effective learning. Maison: Brown & Benchmark Publishers. Grellet, Francoise. 1990. Developing Reading Skills: A Practical Guide to Reading Comprehension Exercises. Cambridge: Cambridge University Press. Hornby, AS. 1985. Oxford Advanced Learner s Dictinary of Current English. Oxford: Oxford University Press. McWhorter, Kathleen T. 1986. Guide to College Reading. Boston: Little Brown and Company.. 1992. Efficient and Flexible Reading. New York: Harper Collins Publishhers. Mikulecky, Beatrice, S. 1990. A Short Coursed in Teaching Reading Skills. New York: Addison-Wesley Publishing Company. Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia Computindo. Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito. Ur, Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.