BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PEMULUNG TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA BALITA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Botupingge Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango. Utara, Kabupaten Bone Bolango pada tanggal 10 Mei Juni 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Marisa Kec. Marisa merupakan salah satu dari 16 (enam belas)

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo pada bulan 30 Mei 13 Juni Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG PENYAKIT SKABIES DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015


BAB III METODE PENELITIAN

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang masih tinggi (Kemenkes RI, 2011). Anak usia sekolah merupakan

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

deskriptif korelation yaitu

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

BAB I LATAR BELAKANG

Shinta Shabrina; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari. Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian anak (Unilever, 2014). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Bank Dunia ini mendapati pada tahun 2012 sekitar 6,6 juta anak meninggal sebelum mencapai usia lima tahun (Schlein, 2013). Menurut data tahun 2008 di Indonesia, angka kematian balita adalah sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup, atau ada lebih dari 200.000 balita Indonesia yang meninggal setiap tahunnya. Kematian anak sebagian besar dipengaruhi oleh faktor diare, pneumonia, malaria, dan infeksi saluran napas (Mawarni, 2014). Penyakitpenyakit tersebut dapat terjadi karena kurangnya kebersihan seperti personal hygiene yang kurang pada anak. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati, dkk (2011) didapatkan adanya hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada anak yaitu 86,4% terkena diare dikarenakan kurangnya pemahaman ibu tentang mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir. Menurut Kandun (2007) dalam Kusumawati, dkk (2011) penyebab utama diare adalah minimnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Salah satunya karena pemahaman mencuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir kurang. Berdasarkan kajian WHO, cuci tangan dengan sabun mengurangi angka kejadian diare sebanyak 47%. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Personal hygiene bertujuan agar manusia dapat memelihara kesehatan diri sendiri, mempertinggi dan memperbaiki nilai kesehatan, serta mencegah timbulnya penyakit. Personal hygiene disini antara lain mencakup kebersihan kulit, 1

2 kebersihan rambut, perawatan gigi dan mulut, kebersihan tangan, perawatan kuku kaki dan tangan, pemakaian alas kaki, kebersihan pakaian, makanan dan tempat tinggal (Azizah, 2011). Personal hygiene pada anak, khususnya pada anak usia pra sekolah sangat penting dilakukan, mengingat anak usia pra sekolah sudah mampu beraktifitas di luar rumah dan menuntut kemungkinan anak usia pra sekolah dapat melakukan kegiatan yang kurang sehat seperti makan jajanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, bermain tanpa menggunakan alas kaki, jajan sembarangan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu ibu diharapkan memiliki pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk memberikan pembelajaran dan penerapan personal hygiene pada anaknya (Alimul, 2006). Masalah personal hygiene merupakan hal yang sehari-hari harus dilakukan, namun kadang masih dianggap kurang penting. Pendapat ini sering terjadi karena kurangnya sosialisasi akan pentingnya personal hygiene. Kurangnya sosialisasi tentang personal hygiene berdampak pada rendahnya pemahaman ibu tentang personal hygiene. Pengetahuan ibu yang kurang tentang personal hygiene, membuat perilaku hidup sehat ini sulit diterapkan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Green dalam Notoatmodjo (2010) bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku kesehatan. Hal ini karena ibu yang memahami tentang personal hygiene akan memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan personal hygiene, selain itu dengan pengetahuan ibu memahami manfaat dan tujuan melakukan personal hygiene pada anaknya, serta memahami dampak jika tidak menerapkan personal hygiene. Pengetahuan cara melakukan personal hygiene, manfaat dan tujuan, serta dampak jika tidak dilakukan personal hygiene akan meningkatkan motivasi ibu dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan personal hygiene. Perilaku personal hygiene ibu dapat dilakukan jika memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan personal hygiene kepada anaknya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan studi pendahuluan di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. Studi

3 pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan 10 ibu wali murid tentang pengetahuan dan motivasi mereka tentang personal hygiene. Hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa 6 orang (60%) tidak mengetahui secara lengkap tentang personal hygiene, dan 4 orang mengetahui dengan baik (40%). Motivasi melakukan personal hygiene belum baik khususnya kebersihan pakaian, perilaku cuci tangan, kebersihan kuku, hal ini terlihat dari pakaian yang kurang bersih, kuku yang panjang-panjang, makan jajanan tidak melakukan cuci tangan terlebih dahulu. Hasil studi pendahuluan semakin memantapkan peneliti untuk meneliti lebih dalam tentang Hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Adakah hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen b. Mengetahui gambaran motivasi ibu melakukan personal hygiene di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen.

4 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan keluarga tentang personal hygiene. 2. Manfaat Praktis Aplikasi a. STIKES Muhammadiyah Gombong Hasil penelitian ini dapat memperkaya karya tulis ilmiah di perpustakaan sehingga dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa. b. PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam membuat penyuluhan tentang personal hygiene kepada ibu wali murid. c. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen Masukan yang dapat dijadikan alat evaluasi keberhasilan sosialisasi personal hygiene kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang peneliti lakukan, terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu: 1. Muhajirin (2007) dengan judul Hubungan Antara Praktek Personal Hygiene Ibu Balita Dan Sarana Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap. Rancangan penelitian menggunakan case control (Kasus-Kontrol) dengan metode survey, data diambil dengan menggunakan cara purposive sampling. Populasi adalah rumah tanga yang memiliki balita yang menderita diare yang berobat ke Puskesmas Maos, sedangkan sampelnya 60 balita yang menderita diare sebagai kasus dan 60 balita yang tidak menderita diare sebagai kontrolnya. Data diolah dalam bentuk distribusi frekuensi, tabulasi silang dan untuk dapat mengetahui hubungan antara variable dilakukan analisis chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara praktek personal hygiene ibu balita dan sarana sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada anak balita di kecamatan Maos Kab Cilacap secara berurutan adalah praktek

5 personal hygiene OR=2,983 CI 95% 1,420<OR<6,269, kualitas jamban OR=3,059 CI 95% 1,357<OR<6,896. Sedangkan walaupun memiliki nilai p< 0,05 tetapi karena nilai OR < 1 maka hubungan variable tersebut dengan kejadian diare pada anak balita adalah protektif yaitu variabel kualitas air bersih OR=0,434 CI 95% 0,206<OR<0,911, kualitas pembuangan air limbah OR= 0,269 CI 95% 0,127 <OR<0,573 dan jenis tempat sampah OR= 0,312 CI 95% 0,144<OR<0,676. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak balita di kecamatan Maos adalah variabel personal hygiene p=0,001, variabel jamban dengan p = 0,001, variabel kualitas air limbah dengan p=0,001 dan variabel jenis tempat sampah dengan p = 0,004. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengangkat tentang personal hygiene. Perbedaan penelitian ini berjudul Hubungan pengetahuan Ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu wali murid pra sekolah PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen dengan teknik sample menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji spearman rank. 2. Azizah (2011) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Pemulung Tentang Personal Hygiene Dengan Kejadian Skabies Pada Balita Di Tempat Pembuangan Akhir Kota Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu pemulung yang mempunyai balita yang tinggal di pemukiman Bamban Kerep TPA Jatibarang kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. Sample sebanyak 30 balita. Variabel independent (tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene) dan variabel dependen (kejadian scabies pada balita). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar checklist. Analisa data univariat dan bivariat dengan uji chi square.

6 Hasil penelitian diperoleh responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 12 ibu pemulung (40,0%), sedang balita yang menderita skabies sebanyak 18 balita (60%). Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu pemulung tentang personal hygiene dengan kejadian scabies pada balita dari hasil uji chi square yang diperoleh ρ value 0,000 (ρ < 0,05) dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu 1,940-25,255 sangat bermakna. Persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengangkat tentang pengetahuan personal hygiene dengan jenis penelitian survey analitik (analitik korelasional) dengan pendekatan cross sectional, dan alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Perbedaan penelitian ini berjudul Hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi melakukan personal hygiene pada anak usia pra sekolah di PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen. Populasi adalah seluruh ibu wali murid pra sekolah PAUD Kartika Sari Gesikan Kebumen dengan teknik sample menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan uji spearman rank.

7