BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Ruang Hemodialisa RSUD Dr. M.M. Dunda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik RSSN Bukittinggi pada tanggal

Ninda Karunia Rahayu Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Klinik Herbal Insani Depok. Bulan Maret Di atas tanah seluas 280 m 2 dengan luas bangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 4 (empat) ruangan, yaitu: Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap.

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini menguraikan tentang tingkat nyeri pada pasien post operasi, yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Muktiharjo Kidul. memiliki luas wilayah 204,378 ha, dengan batas batas kelurahannya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH LANTAI 5 RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB III METODE PENELITIAN

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

71 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG ICU/ICCU RS HUSADA JAKARTA

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

49

Melki Usman 1. Sunarto Kadir. Iqbal D. Husain Jurusan Keperawatan. Fakultas FIKK. Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

LEMBAR PENGANTAR RESPONDEN

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

KISI-KISI PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN. tidur (initial insomnia)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Ruang ICU merupakan ruang rawat di Rumah sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh karena penyakit tertentu. di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdapat ruang ICU yang di dalamnya terdapat 10 tempat tidur untuk pasien, dilengkapi monitor EKG dan peralatan lain yang memadai, ruang perawat, ruang dokter, dan kamar mandi. Tenaga kesehatan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdiri dari perawat yang di bagi 2 tim dipipimpin oleh kepala ruangan dan di dampingi oleh dokter. 4.2 Gambaran Umum Responden Secara umum jumlah pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto sampai selesai dilakukan penelitian berjumlah 17 orang, setiap pasien didampingi oleh keluarga yang secara keseluruhan berjumlah 33 orang. Sebagian besar keluarga pasien berusia muda (20-30) tahun 10 orang, usia dewasa (31-40) tahun 11 orang, usia dewasa tua (41-50) tahun 7 orang dan lansia (>50) tahun 5 orang. Dari 33 keluarga pasien, yang memiliki pekerjaan yaitu 17 orang, dan tidak memiliki pekerjaan 16 orang. Sebagian besar keluarga pasien tidak bekerja/ IRT.

Dalam analisa ini menjelaskan secara deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian yang terdiri dari karakteristik responden dan mengenai hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel penelitian. Data ini terdiri dari umur, pendidikan,pekerjaan, informasi dan tingkat kecemasan. Data ini akan disajikan dalam bentuk tabeel distribusi frekuensi seperti dibawah ini : 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Analisa Univariat a. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut umur dimana masing-masing memiliki umur yang berbeda-beda, distribusi umur ini terdiri dari responden yang berumur 20-57 tahun. Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 20-30 9 27,3 31-40 12 36,4 41-50 7 21,2 >50 5 15,2 Total 33 100.0

Tabel 4.1 menunjukan distribusi responden berdasarkan kelompok umur yang paling banyak yaitu pada umur 31-40 tahun sebanyak 12 responden (36,4%), sedangkan kelompok umur terkecil yaitu pada umur >50 tahun sebanyak 5 responden (15,2%). b. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut pendidikan yang dapat dilihat di tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD 4 12,1 SMP 10 30,3 SMA 15 45,5 Perguruan Tinggi 4 12,1 Total 33 100.0 Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan pendidikan paling banyak terdapat pada pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (45,5%) dan pendidikan yang terendah yaitu pendidikan SD dan SMP yaitu 4 responden ( 12,1%).

c. Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut pendidikan yang dapat dilihat di tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PNS 5 15,2 KARYAWAN SWASTA 3 9,1 PETANI 5 15,2 NELAYAN 1 3,0 PEDAGANG 3 9,1 IRT 12 36,4 DLL 4 12,1 Total 33 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa distribusi responden berdasarkan pekerjaan,paling tinggi yaitu IRT 13 responden (39,4%), dan distribusi responden terendah pada pekerjaan nelayan yaitu 1 responden (3,0%).

d. Status hubungan dengan pasien Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut status hubungan dengan pasien yang dapat dilihat di tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Status Frekuensi Persentase (%) Ayah - - Ibu 5 15,2 Anak 16 48,5 Saudara 12 36,4 Total 33 100.0 Tabel 4.4 menunjukan distribusi responden berdasarkan status hubungan dengan pasien. Dengan status ayah tidak ada, ibu 5 responden (15,2), anak 16 responden (48,5%), dan saudara 12 responden (36,4%). e. Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo didapatkan distribusi responden menurut informasi yang dapat dilihat di tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Informasi Frekuensi Persentase (%) Baik 14 42,4 Kurang 19 57,6 Total 33 100.0 Tabel 4.5 menunjukan distribusi responden berdasarkan gambaran informasi. Dengan informasi baik 14 responden (42,4%), informasi kurang 19 responden (57,6%). f. Tingkat Kecemasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limbooto didapatkan distribusi responden menurut tingkat kecemasan yang dapat dilihat di tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Yang dirawat di ruang ICU RSUD DR. M.M Dunda Limboto Kab. Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%) Cemas Ringan 9 27,3 Cemas Berat 24 72,7 Total 33 100.0 Tabel 4.6 menunjukan distribusi responden berdasarkan gambaran tingkat kecemasan. Dengan tingkatan, cemas ringan 9 responden (27,3%), cemas berat 24 responden (72,7%).

4.3.2 Analisa Bivariat a. Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.7 Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Umur Cemas Cemas Jumlah Ringan Berat N % N % N % <30 6 25,0 18 75,0 24 100.0 >30 3 33,3 6 66,7 9 100.0 Total 9 27,3 24 72,7 33 100.0 p Value 0.677 Berdasarkan tabel 4.7, menunjukan bahwa 24 responden yang berumur <30 tahun yang cemas ringan yaitu 6 responden (25,0%), serta yang cemas berat yaitu 18 responden (75,0%). Sedangkan 9 responden yang berumur >30 tahun yang cemas ringan yaitu 3 responden (33,3%), serta yang cemas berat yaitu 6 responden (66,7%). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 diatas yang diperoleh dari Fisher s Exact nilai p value diperoleh sebesar 0,677 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara umur dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.

b. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.8 Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Pendidikan Cemas Cemas Jumlah Ringan Berat N % N % N % Rendah 4 33,3 8 66,7 12 100,0 Tinggi 5 23,8 16 76,2 21 100,0 Total 9 27,3 24 72,7 33 100,0 p Value 0,690 Berdasarkan tabel 4.8, menunjukan bahwa 12 responden yang berpendidikan rendah yang cemas ringan yaitu 4 responden (33,3%), serta yang cemas berat yaitu 8 responden (66,7%). Sedangkan 21 responden yang berpendidikan tinggi yang cemas ringan yaitu 5 responden (23,8%), serta yang cemas berat yaitu 16 responden (76,2%). Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.8 diatas yang diperoleh dari Fisher s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,690 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara pendidikan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.

c. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.9 Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Pekerjaan Cemas Cemas Jumlah Ringan Berat N % N % N % Bekerja 4 23,5 13 76,5 17 100.0 Tidak Bekerja 5 31,3 11 68,8 16 100.0 Total 9 27,3 24 72,7 33 100.0 p Value 0,708 Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 17 responden yang bekerja, terdapat 4 responden (23,5%) yang cemas ringan, serta 13 responden (76,5%) yang cemas berat. Sedangkan yang tidak bekerja yaitu 16 responden, 5 responden (31,3%) cemas ringan, dan 11 responden (68,8%) cemas berat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9 diatas yang diperoleh dari Fisher s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,708 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan keluarga pasien.

d. Pengaruh Informasi Terhadap Tingkat Kecemasan Tabel 4.10 Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien yang Dirawat di Ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto Kab.Gorontalo Tahun 2013 Tingkat Kecemasan Informasi Cemas Cemas Jumlah Ringan Berat N % N % N % Baik 8 57,1 6 42,9 14 100,0 Kurang 1 5,3 18 94,7 19 100,0 Total 9 27,3 24 72,7 33 100,0 p Value 0,002 Berdasarkan tabel 4.10, menunjukan bahwa dari 14 responden yang mendapat informasi baik, 9 responden (57,1%) cemas ringan dan 6 responden (42,9%) cemas berat. Sedangkan responden yang memiliki informasi kurang yaitu 19 responden, 1 responden (5,3%) cemas ringan, 18 responden (94,7%) cemas berat. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.10 diatas yang diperoleh dari Fisher s Exact, nilai p value diperoleh sebesar 0,002 dimana nilai p value lebih besar dari nilai alpa 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H 0 ditolak dan HA diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara informasi dan tingkat kecemasan.

4.4 Pembahasan 4.4.1 Umur Dari hasi penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto didapatkan bahwa dari 33 responden, rata-rata sampel penelitian adalah berusia <30 tahun yaitu berjumlah 24 responden (72,7%). Menurut beberapa penelitian umur merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kecemasan pada keluarga pasien. Bahkan ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda lebih rentan mengalami kecemasan dari pada usia tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya (Kaplan & Sadock, 1997 : Kurniawan 2008. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kecemasan, hal tersebut berbeda dengan penelitianpenelitian sebelumnya karena menurut peneliti bahwa setiap tingkatan umur dapat mengalami tingkat kecemasan yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena setiap orang yang dihadapkan dengan masalah bahwa ada seorang anggota keluarga yang dirawat diruang intensif dan dalam keadaan tidak stabil ditambah lagi dengan informasi yang didapatkan kurang maka kecemasan dapat timbul pada siapa saja baik yang berusia muda, dewasa dan lansia. 4.4.2 Pendidikan Dari hasi penelitian yang dilakukan diruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto didapatkan bahwa dari 33 responden, rata-rata sampel penelitian

berpendidikan tinggi yaitu 21 responden dengan tingkat kecemasan, cemas ringan yaitu 5 responden (23,8%) dan cemas berat yaitu 16 responden (76,2%). Pendidikan seseorang yang meningkat mengajarkan individu mengambil sikap keputusan yang terbaik untuk dirinya. Masalah yang muncul dalam dirinya mampu dikelola dengan pemikiran yang lebih rasional. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfa (2008) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien di RS. DR. Moewardi Surakarta, dapat diketahui bahwa pasien yang pendidikan lebih tinggi, tingkat kecemasannya relatif lebih rendah. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan, dimana pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang berpendidikan tinggi mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berpendidikan rendah, menurut peneliti hal ini disebabkan oleh faktor lain seperti kurangnya informasi mengenai kondisi pasien dan juga dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa rata-rata responden adalah berstatus sebagai anak, maka mereka yang memiliki hubungan anak dan orang tua akan lebih cemas, tanpa melihat pendidikan tinggi atau rendah. 4.4.3 Pekerjaaan Berdasarkan hasil penelitian di ruang ICU RSUD Dr.M.M dunda Limboto, di dapatkan paling banyak responden memiliki pekerjaan yaitu 17 responden, dengan tingkat kecemasan cemas ringan yaitu 4 responden (23,5%) dan cemas berat yaitu 13

responden (76,5%). Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga (Nursalam, 2001), maka jika seseorang tidak mempunyai pekerjaan akan memberi dampak dalam keluarganya karena tidak dapat menunjang kehidupan, terlebih lagi jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan di rawat di rumah sakit maka akan membutuhkan biaya yang banyak untuk perawatan, jika seseorang tidak memilki pekerjaan maka akan memicu peningkatan kecemasan karena memikirkan biaya untuk perawatan. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitia yang dilakukan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, dimana di dapatkan bahwa responden yang bekerja memiliki tingkat kecemasan berat yang relatif tinggi dari pada responden yang tidak bekerja, menurut peneliti hal ini disebabkan banyak faktor yang dpat menyebabkan kecemasan seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu kurangnya informasi, hubungan yang erat dengan pasien dan faktor lain yang tidak diteliti. Jadi semua orang yang jika memiliki salah satu anggota keluarga yang dirawat di ruang intensif dan dalam keadaan tidak stabil, maka akan terjadi peningkatan kecemasan tanpa membedakan yang bekerja dan tidak bekerja. 4.4.4 Informasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto di dapatkan bahwa dari 33 responden penelitian sebagian besar responden termasuk dalam kelompok kurang informasi yaitu 19 responden dengan

tingkat kecemasan 1 responden (5,3%) cemas ringan dan 18 responden (94,7%) cemas berat. Menurut Henneman and Cardin kebutuhan anggota keluarga pasien kritis adalah kebutuhan akan informasi, kebutuhan untuk kepastian dan dukungan serta kebutuhan untuk berada di dekat pasien. Jenis informasi yang keluarga butuhkan dari perawat berhubungan dengan keadaan pasien secara umum. Keluarga ingin mendapat informasi tentang tanda-tanda vital (stabil vs tidak stabil), tingkat kenyamanan pasien, dan pola tidur. Keluarga tidak mengharapkan perawat untuk memberikan informasi tentang prognosis, diagnosis, atau rencana pengobatan (informasi ini mereka butuhkan dari dokter yang merawat pasien). Jika keluarga tidak mendapatkan informasi yang jelas, maka dapat menimbulkan kecemasan. Hal ini juga diperkuat oleh Pane (2011) dalam penelitiannya bahwa informasi merupakan salah satu faktor pencetus tingkat kecemasan pada keluarga pasien. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di ruang ICU RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, dimana informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien. 4.4.5 Tingkat Kecemasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitan yang dilakukan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto terdapat 33 responden yang memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Gejala kecemasan yang muncul sangat bervariasi. Gejala kecemasan berat muncul pada kelompok gejala perasaan depresi yaitu 84,8% dan

kelompok gejala kelompok gangguan tidur yaitu 84,8%. Gejala perasaan depresi meliputi kehilangan minat, sedih, bangun dini hari, berkurangnya kesukaan pada hobi dan perasaan berubah-ubah setiap hari. Sedangkan kelompok gangguan tidur meliputi sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidak pulas, mimpi buruk, mimpi yang menakutkan. Gejala cemas sedang mayoritas muncul pada kelompok gejala ketegangan yang ditandai dengan tidak dapat beristirahat dengan nyeyak (66,7%), mudah menangis (63,6%), dan gelisah (75,8%). Analisa lebih lanjut menunjukan bahwa gejala yang paling sering muncul pada respon kecemasan adalah munculnya gejala perasaan cemas yang diiringi dengan gangguan tidur. Semua gejala tersebut merupakan respon psikologis dan fisiologis dari kecemasan yang timbul akibat adanya stressor dan ancaman integritas biologi ddan konsep diri (Ann Isaacs, 1996 : Nurkholis 2008). Dari kelompok gejala yang muncul kemudian dikelompokan menjadi empat kategori yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang dan cemas berat penelitian menunjukan mayoritas responden mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan yang bervariasi seperti terlihat pada tabel 4.5. hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriya (2002) dan Nurkholis (2008) yang menyatakan bahwa pasien yang di rawat di ruang intensif dapat menimbulkan kecemasan bagi keluarga pasien. Data menunjukan terdapat kecemasan berat yaitu 42,4% hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya informasi.