PEMERINTAH KABUPATEN PATI INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) pati - Kode pos 59115

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

ANTO, S.H., M.M., M.Si.

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR ISI PENGANTAR

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

DAFTAR ISI PENGANTAR

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI PENGANTAR

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

WALIKOTA BONTANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PATI INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) 391842 pati - Kode pos 59115 PERNYATAAN TELAH DIREVIU LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 201 5 Kami telah mereviu Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah Kabupaten Pati untuk Tahun Anggaran 2015 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen pemerintah Kabupaten Pati. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini. Maret 2016 upaten Pati O HADI, M.M tama Muda NrP 19610109 198403 1 006

KATA PENGANTAR Assalamu'alaikurn Wr Wb. Alhamdullilahi robbil'alamin, karni panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWI, karena atas rahmat dan hidayahltlya Pemerintah Kabupaten Pati telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 sebagai bentuk akuntabifitas penyelenggaraan pemerintahan sefama Tahun 2Ol5 dan sebagai media permnggungjawaban serta sarana informasi Pemerintah Kabupaten Pati dalarn memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya. Secara garis besar Laporan Kinery'a Instansi Pemerintah Tahun 20 5 ini berisi informasi tentang perencanaan dan capaian kineq'a tahun ke-empat periode ZAl2-2017 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah {RPJMDI, baik keberhasifan rnaupun kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis juga memuat aspek keuangan yang secetra langsung mengaitkan hubungan antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima maqrarakat. Secara keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2015 tetah banyak nrembuahkan hasil pembangunan. Dari 48 Indikator Kine{a Sasaran yang rnerupakatn Indikator Kinerja Utama (lkuf Pemerintah Kabupaten PatiTahun 2A15, kinerja yang dic;lpai rnenunjukkan bahwa 35 indikator telah rnemenuhi kriteria sangat tinggi (730/61, 7 indikator memenuhi kriteria tingg 2 indikator memenuhi kriteria sedang, 2 indikator rnemehuhi kriteria rendah; dan 2 indikator memenuhi criteria sangat rendah. sejurnfah outcomeyang masuk kategori tinggi atau sangat tinggi tersebut, tidak tertepas dari orientasi atas pelakanaan program kegiatan yang dilakukan secara terpadu, fokus, dan berkrelanjutan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum ter,c?pai. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerj'a secara komprehensif digunakan sebagai pil'akan untuk melakukan perbaikan pelayanan publik dan mendukung tercapain5/a good governance pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, Lt(itP Pemerintarh Kabupaen Pati Tahun 2015 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kine4'a kedepan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelakanaannya. W,?ssa la mu 2 la ik um Wr Wb. ANTO, S.H., M.M.. M.Si.

DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3 Kondisi Geografis Daerah... 3 1.3.1 Batas Administrasi... 3 1.3.2 Luas Wilayah... 4 1.3.3 Topografi dan Morfologi... 4 1.3.4 Iklim... 6 1.4 Gambaran Umum Demografi... 6 1.5 Sistematika... 8 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 11 2.1 Indikator Kinerja... 11 2.2 Perjanjian Kinerja... 12 2.3 Rencana Anggaran Tahun 2015... 19 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 22 3.1 Capaian Kinerja... 22 3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja... 25 3.3 Realisasi Anggaran... 82 BAB IV PENUTUP... 84 LAMPIRAN... Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman i

DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan 1 1.2 Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 1.3 Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati 5 1.4 Type Iklim ( oldeman ) 6 1.5 Indikator Kependudukan Kabupaten Pati 7 2.1 Target Kinerja Tercukupinya Daya Tampung Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2.2 Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah termasuk Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan 12 13 2.3 Target Kinerja Meningkatnya Budaya Baca Masyarakat 13 2.4 Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk 13 2.5 Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan 2.6 Target Kinerja Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin 14 14 2.7 Target Kinerja Peningkatan Kesadaran Pola Hidup Sehat Masyarakat 15 2.8 Target Kinerja Peningkatan Keberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat 2.9 Target Kinerja Peningkatan Produksi dan Daya Saing Produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan 16 17 2.10 Target Kinerja Meningkatnya Minat Pengusaha dan Nilai Investasi 18 2.11 Target Kinerja Meningkatnya Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan Koperasi, LKM dan UMKM 2.12 Target Kinerja Meningkatnya Produktifitas Tenaga Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Sarana Informasi Bursa Kerja 2.13 Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan serta Sarana Penunjang Lainnya 18 19 19 2.14 Target Belanja Daerah 20 2.15 Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 21 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja 23 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015 23 3.3 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 26 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman ii

Tabel Judul Halaman: 3.4 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati 27 3.5 Angka APM dan APK 27 3.6 Rasio Jumlah Guru dan Murid 28 3.7 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD 28 3.8 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun 2015 30 3.9 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 32 3.10 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD 32 3.11 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun 2015 33 3.12 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD 34 3.13 Jumlah Perpustakaan di Wilayah Kabupaten Pati 2015 35 3.14 Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah 36 3.15 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun 2015 37 3.16 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD 38 3.17 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun 2015 40 3.18 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD 41 3.19 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun 2015 42 3.20 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2015 43 3.21 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD 43 3.22 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun 2015 45 3.23 Tingkat Perkembangan Posyandu 44 3.24 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD 47 3.25 Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun 2013-2015 47 3.26 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun 2015 49 3.27 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD 50 3.28 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun 2015 52 3.29 Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati Triwulan IV Tahun 2015 53 3.30 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD 54 3.31 Data Perkoperasian Kabupaten Pati 55 3.32 Data UMKM Kabupaten Pati 55 3.33 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun 2015 57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman iii

Tabel Judul Halaman: 3.34 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati 57 3.35 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD 58 3.36 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun 2015 60 3.37 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Pati Tahun 2013-2015 61 3.38 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD 61 3.39 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun 2015 63 3.40 Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun 2015 64 3.41 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD 65 3.42 Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun 2015 66 3.43 Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut 68 3.44 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun 2015 69 3.45 Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati 70 3.46 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD 70 3.47 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun 2015 71 3.48 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupatan Pati 71 3.49 Cakupan Ketersedian Rumah Layak Huni Tahun 2015 72 3.50 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD 72 3.51 Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Tahun 2015 74 3.52 Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun 2015 74 3.53 Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD 77 3.54 Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Tahun 2015 76 3.55 Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD 77 3.56 TPT dan TPAK Kabupaten pati 2012-2015 77 3.57 Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Tahun 2015 78 3.58 Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD 79 3.59 Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Tahun 2015 80 3.60 Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD 81 3.61 Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2015 82 3.62 Target Belanja Daerah APBD Perubahan 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman iv

Tabel Judul Halaman: 3.63 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Per Sasaran Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2014 83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman v

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman: 1.1 Peta Kabupaten Pati 3 1.2 Pegunungan Kendeng Utara 6 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 7 1.4 Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja 8 3.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman vi

DAFTAR GRAFIK Grafik Judul Halaman: 1.1 Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan 2 3.1 Capaian Kinerja Kabupaten Pati 2015 25 3.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan 35 3.3 Trend Kasus Gizi Buruk Th 2009-2016 Kabupaen Pati 39 3.4 Strata Desa Siaga TA 2015 45 3.5 Strata Posyandu TA 2015 46 3.6 Posyandu Purnama dan Mandiri TA 2013-2015 48 3.7 Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun 2015 67 3.8 Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman vii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul Halaman: I Penetapan Kinerja 2015 86 2 Tabel Relasi Program Dengan Sasaran Strategis Perjanjian Kinerja Tahun 2015 92 3 Piagam Penghargaan UPSUS Swasembada Pangan 94 4 Piagam Penghargaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Atas prestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Pati 95 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman viii

BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pati tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 1. 1 P E M E R I N T A H A N Pemerintah Kabupaten Pati dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejak otonomi daerah pada tahun 2001, jumlah kecamatan di Kabupaten Pati tidak mengalami perubahan yaitu 21 kecamatan. Pada tahun 2006 jumlah desa/kelurahan bertambah menjadi 406 desa/kelurahan dari 405 desa/kelurahan, karena ada pemekaran desa di Kecamatan Gabus yaitu Desa Pantirejo, yang dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Pantirejo dan Desa Kosekan. Tahun 2012 ada penggabungan RT menjadi 7.518 RT dari 7.551 pada tahun 2011 dan di Tahun 2013 berkurang lagi menjadi 7.518 RT. No. Nama Kecamatan Tabel 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Luas Wilayah (Ha) % thd total Kelurahan/Desa 1 Sukolilo 16 15.874 10,56 % 2 Kayen 17 9.603 6,39 % 3 Tambakromo 18 7.247 4,82 % 4 Winong 30 9.994 6,65 % 5 Pucakwangi 20 12.283 8,17 % 6 Jaken 21 6.852 4,56 % 7 Batangan 18 5.066 3,37 % 8 Juwana 29 5.593 3,72 % 9 Jakenan 23 5.304 5,01 % 10 Pati 5/24 4.249 2,83 % 11 Gabus 23 5.551 3,69 % 12 Margorejo 18 6.181 4,11 % 13 Gembong 11 6.730 4,48 % 14 Tlogowungu 15 9.446 6,28 % 15 Wedarijaksa 18 4.085 2,72 % 16 Trangkil 16 4.284 2,85 % 17 Margoyoso 22 5.997 3,99 % 18 Gunungwungkal 15 6.180 4,11 % 19 Cluwak 13 6.931 4,61 % 20 Tayu 21 4.759 3,16 % 21 Dukuhseti 12 8.159 5,43 % Jumlah 5/401 150.368 100 % Sumber: Pati Dalam Angka, 2015 Dalam menjalankan tugas dan kewenangan, Pemerintah Kabupaten Pati telah membentuk organisasi perangkat daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 1

Kabupaten Pati, Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Pati disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (SKPD di DPPKAD), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (SKPD di Kesbangpol, Satpol, Inspektorat), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pati terdiri dari: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 13 Dinas Daerah, 13 Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 21 Kecamatan dan 5 Kelurahan yang bertanggung jawab kepada Bupati Pati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pati. Pemilu legislatif tahun 2014 menghasilkan Anggota DPRD Kabupaten Pati 2014-2019 menurut keanggotaan Partai Politik sebanyak 50 orang. Didominasi oleh PDI-P dan Partai Gerindra yang menyumbangkan anggotanya sebanyak 8 orang atau 16 persen dari total anggota DPRD Kabupaten Pati. Jumlah terbanyak kedua ditempati oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan PKB dengan jumlah anggotanya 6 orang. Sedangkan urutan ke tiga ditempati oleh PKS dengan jumlah anggota 5 orang. 1. 2 K E P E G A W A I A N Pegawai sebagai aset dan Grafik 1.1 Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan unsur utama dalam organisasi memegang peranan yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh manusia yang merupakan penggerak utama jalannya organisasi. Tanpa didukung dengan kinerja yang baik atau tinggi dari aparatur, suatu organisasi akan Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015 mengalami kesulitan dalam proses pencapaian tujuannya. Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang handal dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 2

berkompeten dengan bidang tugasnya. Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Calon PNS Daerah di Kabupaten Pati pada tahun 2014 adalah 12.286 orang, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 12.514 orang. Di lihat dari komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai lakilaki sebanyak 6.371 orang, lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah pegawai perempuan sebanyak 5.915 orang. Persentase jumlah PNS dan CPNS Daerah Kabupaten Pati menurut pendidikan pada tahun 2014 yaitu SD sebanyak 1,07%, SLTP sebanyak 2,61%, SLTA sebanyak 17,39%, D3 sebanyak 14,32%, S1 sebanyak 56,96% dan S2 sebanyak 7,65%. 1.3 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH 1.3.1 BATAS ADMINISTRASI Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah bagian timur yang berbatasan dengan: Gambar 1.1 Peta Kabupaten Pati Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati 2010-2030 Sebelah utara : dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 3

Sebelah barat : dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara; Sebelah selatan : dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora; Sebelah timur : dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa. 1.3.2 LUAS WILAYAH Kabupaten Pati terletak di pantai utara bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di bagian barat, Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Rembang di bagian timur, dan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora di bagian selatan. Letak astronominya antara 110,50 dan 111,15 bujur timur dan 6,25 dan 7,00 lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Pati adalah 150.368 Ha Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 Ha lahan sawah dan 91.920 Ha lahan bukan sawah. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel luas tanah menurut penggunaannya, tabel berikut 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Luas Tanah Menurut Penggunaannya Kecamatan Lahan Lahan Jumlah/ Persentase Bukan Sawah Total (%) Sawah 010. Sukolilo 020. Kayen 030. Tambakromo 040. Winong 050. Pucakwangi 060. Jaken 070. Batangan 080. Juwana 090. Jakenan 100. Pati 110. Gabus 120. Margorejo 130. Gembong 140. Tlogowungu 150. Wedarijaksa 160. Trangkil 170. Margoyoso 180. Gunungwungkal 190. Cluwak 200. Tayu 210. Dukuhseti 7.253 4.937 2.947 4.202 5.023 3.595 2.082 1.165 3.871 2.558 4.075 2.708 823 1.829 1.967 1.034 1.210 1.624 1.344 2.138 2.063 8.621 4.666 4.300 5.792 7.260 3.257 2.984 4.428 1.433 1.691 1.476 3.473 5.907 7.617 2.118 3.250 4.787 4.556 5.587 2.621 6.096 15.874 9.603 7.247 9.994 12.283 6.852 5.066 5.593 5.304 4.249 5.551 6.181 6.730 9.446 4.085 4.284 5.997 6.180 6.931 4.759 8.159 10,56 6,39 4,82 6,65 8,17 4,56 3,37 3,72 3,53 2,83 3,69 4,11 4,48 6,28 2,72 2,85 3,99 4,11 4,61 3,16 5,43 Jumlah/ Total 58.448 91.920 150.368 100,00 Sumber: Wikipedia, 2014 1.3.3 TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian antara 0-1.000 m di atas permukaan air laut rata-rata dan terbagi atas 3 relief daratan, yaitu: a. Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak. b. Pegunungan Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 4

Gambar 1.2 Pegunungan Kendeng Utara c. Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara, Sukolilo bagian utara, dan Tambakromo bagian utara. Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, wilayah dengan ketinggian 0-100 m dpl merupakan wilayah yang terbesar yaitu meliputi wilayah seluas 100.769 Ha atau dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabupaten Pati sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Tabel 1.3 Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati No. (meter dari permukaan laut / Wilayah m dpl) 1 0-7 Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati, Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal. 2 7-100 Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti. 3 100-500 Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak, Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan Pucakwangi dan Margorejo. 4 500-1000 Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. 5 > 1000 Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. Sumber: Kabupaten Pati Dalam Angka, 2006 Ketinggian wilayah yang terendah di Kabupaten Pati berada di Kecamatan Tayu dengan ketinggian 1 m di atas permukaan laut dan tertinggi berada di Kecamatan Tlogowungu dengan ketinggian 624 m di atas permukaan laut. Menurut hasil pendataan potensi desa (PODES) tahun 2011, sebagian besar desa di Kabupaten Pati merupakan desa bukan pesisir yang jumlahnya mencapai 354 desa dengan topografi wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 339 desa. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 5

Jenis tanah di Kabupaten Pati terbagi menjadi dua bagian yaitu daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Jenis tanah di daerah bagian utara meliputi tanah red yellow, latosol, aluvial, hidromer, dan regosol. Sedangkan di bagian selatan terdiri dari tanah aluvial, hidromer, dan gromosol, Rincian menurut kecamatan sebagai berikut: 1. Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial; 2. Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol; 3. Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran; 4. Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer; 5. Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer; 6. Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer; 7. Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol; 8. Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol; dan 9. Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran. 1.3.4 IKLIM Tahun 2014 rata-rata curah hujan di Kabupaten Pati sebanyak 2.428 mm dengan 107 hari hujan selama setahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan januari dengan curah hujan sebesar 883 mm dengan hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan oktober dengan curah hujan sebesar 11 mm dengan hari hujan sebanyak 1 hari. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai tipe iklim (oldeman) tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 1.4). Tabel 1.4 Type Iklim (oldeman) Oldeman Kecamatan District Climate Type 010. Sukolilo D 2 020. Kayen D 2 030. Tambakromo D 2 040. Winong E 2 050. Pucakwangi E 2 060. Jaken E 3 070. Batangan E 3 080. Juwana E 4 090. Jakenan E 3 100. Pati D 2 110. Gabus D 2 120. Margorejo D 2 130. Gembong D 2 140. Tlogowungu D 2 150. Wedarijaksa E 1 160. Trangkil E 1 170. Margoyoso D 2 180. Gunungwungkal D 2 190. Cluwak C 2 200. Tayu D 2 210. Dukuhseti D 2 Sumber: Wikipedia, 2014 1.4 GAMBARAN UMUM D EMOGRAFI Komposisi penduduk di Kabupaten Pati bila diamati dari piramida penduduk pada tahun 2014 menuju ke arah yang lebih baik, ditunjukkan dengan adanya arah perkembangan penduduk yang hampir sama dari penduduk usia 0-4 tahun sampai dengan penduduk usia 45-49 tahun. Komposisi penduduk juga dapat dihubungkan dengan Dependency Ratio (DR) /Angka Ketergantungan, yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur tidak produktif (0-14 tahun) dan (65+). Angka ketergantungan tahun 2014 sebesar 48,08 persen, berarti setiap 100 penduduk yang produktif menanggung sekitar 48 penduduk yang tidak produktif. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 6

Gambar 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015 Jumlah penduduk Kabupaten Pati dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat pada tabel indikator kependudukan Kab. Pati, namun tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 sebesar 0,62 persen lebih rendah dibanding tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 0,66 persen. Dengan luas wilayah sekitar 1.503 Km², rata-rata setiap Km² ditempati penduduk sebanyak 815 jiwa/km2 pada tahun 2014, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 810 jiwa/km2. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pati lebih banyak di banding dengan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio tahun 2014 nilainya lebih kecil dari 100 yaitu sebesar 94 persen berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki. Tabel 1.5 Indikator Kependudukan Kabupaten Pati Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2014 Menurut data Sakernas 2014, status pekerjaan utama penduduk yang bekerja sebagian besar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 25,28 persen. Selanjutnya adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 20,26 persen dan berusaha sendiri yaitu 16,05 persen Sebaliknya yang berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar hanya 5,14 persen. Status penduduk sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar lebih banyak dibandingkan bekerja bebas di non pertanian dan pekerja bebas dipertanian. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2014, pada tahun 2014 kesempatan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Pati dengan persentase sebesar 39,13%, kemudian disusul oleh sektor perdagangan 21,63%, lainnya 13,89%, jasa 12,80%, dan industri 12,55%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 7

Gambar 1.4 Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja Ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk yang bekerja di Kabupaten Pati dari tahun 2012-2014 mayoritas mempunyai latar belakang pendidikan SD ke bawah, yaitu masing-masing tercatat sebesar 57,47 persen, 50,98 persen dan 51,17 persen. Pendidikan tinggi (Diploma/Universitas ke atas) masih merupakan bagian terkecil dari penduduk yang bekerja, yakni sebesar 7,18 persen di tahun 2014. Sedangkan yang berpendidikan SLTP tahun 2014 turun menjadi 19,54 persen bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 19,95 persen dan 2012 sebesar 20,38 persen. Penduduk bekerja yang berpendidikan SLTA tahun 2014 sebanyak 22,11 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yakni sebanyak 21,46 persen. 1.5 SISTEMATIKA Penyusunan LKjIP Kabupaten Pati Tahun 2015 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka sistematika penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi. BAB II : PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2015. BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 8

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran, serta analisis capaian kinerja. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja. LAMPIRAN : 1) Penetapan Kinerja Tahun 2015. 2) Lain-lain. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 9

BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota diamanatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, maka penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pati Tahun 2012-2017 mengacu pada RPJP Daerah Kabupaten Pati Tahun 2005-2025, arah pembangunan RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2017. Visi jangka panjang Kabupaten Pati seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pati Tahun 2005-2025. PATI BUMI MINA TANI SEJAHTERA Berdasarkan visi jangka panjang tersebut, serta sejalan dengan gerakan pembangunan dan strategi Bupati dan Wakil Bupati yaitu NOTO PROJO MBANGUN DESO serta kondisi umum Kabupaten Pati saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dalam konstelasi lokal regional maupun nasional serta memperhatikan RPJPD Kabupaten Pati Tahun 2005-2025 tahap kedua tahun ketiga sampai dengan tahap ketiga tahun ketiga dengan fokus pada peningkatan kualitas pembangunan dan penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Tahun 2014 merupakan tahun ke-3 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pati 2012-2017. Pada tahap ini prioritas pembangunan diarahkan pada upaya pencapaian visi Kabupaten Pati Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik dengan fokus pada urusan-urusan yang langsung berhubungan dengan pencapaian misi dalam bidang-bidang antara lain: pendidikan, kesehatan, pertanian, pekerjaan umum, ketenagakerjaan, penanaman modal, perikanan, serta industri kecil. Prioritas yang hendak dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 meliputi, Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, Peningkatan pemberdayaan UMKM, Peningkatan mutu pendidikan, Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, Peningkatan promosi dan kerjasama investasi, Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, serta Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 10

2.1 INDIKATOR KINERJA Sebagian besar indikator yang digunakan dalam pelaporan ini diambil dari indikator kinerja daerah yang yang tertera dalam RPJMD 2012-2017 beserta dengan proyeksi target tahun 2015 dan target akhir RPJMD 2017, yang dikelompokan dalam aspek dan fokus Pembangunan Daerah Kabupaten Pati. Didalam mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 dipergunakan 48 indikator kinerja utama dari 19 sasaran. Indikator Kinerja Utama (IKU) dipilih dari indikator kinerja daerah yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses pengelolaan pemerintahan daerah yang keluarannya berupa hasil (outcome) dengan penghitungan yang mengacu pada Peraturan Bupati Pati Nomor 10 Tahun 2013. Perincian pengunaan 48 indikator kinerja dari 19 sasaran sesuai dengan Prioritas Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 Kabupaten Pati adalah sebagai berikut; Perioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, Diukur dengan 5 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator; Sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasaran Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur dengan 2 indikator; dan Sasaran Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ada tiga Sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat dengan Sasaran Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, diukur menggunakan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator; Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator. Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 11

Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, Sasaran Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator. 2.2 PERJANJIAN KINERJA Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kabupaten Pati 2015 mengalami proses pembahasan dalam menentukan APBD Kabupaten Pati 2015 yang memuat program dan kegiatan yang disetujui untuk dilaksanakan pada tahun 2015 ini. Pemerintah Kabupaten Pati akan melaksanakan APBD untuk mewujudkan komitmen yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja 2015 (lampiran I), Pemerintah Kabupaten Pati berjanji akan mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan hingga pada gilirannya mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Pati. Di bidang Pendidikan, Prioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, target dari 5 indikator target yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut; Tabel 2.1 Target Kinerja Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik 70 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 99,02 3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 80,35 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 38,30 5. Rasio guru terhadap murid 1:9 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Upaya untuk mencapainya Program kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Pendidikan Menengah dan Program Pendidikan Non Formal. Selanjutnya Sasaran Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator dengan target sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 12

Tabel 2.2 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Angka kelulusan SD/MI 99,3 2. Angka kelulusan SMP/MTs 98,93 3. Angka kelulusan SMA/MA/SMK 98,65 4. Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs 99,81 5. Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke 82,61 SMA/SMK/MA 6. Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 74,73 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Didukung dengan pelaksanaan Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Kemudian sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator yang ditarget seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 2.3 Target Kinerja Meningkatnya budaya baca masyarakat INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Jumlah Perpustakaan 1.426 2. Jumlah Pengunjung perpustakaan 28.000 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 41.098 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen bahwa pada tahun 2015 jumlah perpustakaan sebanyak 1.426 unit, jumlah pengunjung perpustakaan 28.000 orang, dan koleksi buku di perpustakaan daerah sebanyak 41.098 buku. Untuk mewujudkanya dengan melaksanakan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasarannya pertama adalah Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator yaitu: Dicapai dengan melaksanakan, Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita dan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Sedangkan sasaran kedua Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur 2 indikator dengan target sebagai berikut: Tabel 2.4 Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Kematian Ibu (kasus) 18 2. Kematian Bayi (kasus) 170 3. Persentase balita gizi buruk 0,02 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 13

Tabel 2.5 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan INDIKATOR KINERJA 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) TERGET 100 100 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Program Pemerintah Kabupaten Pati yang terkait untuk pencapain target kinerja meningkatanya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan adalah; 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; 3. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; 4. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; 5. Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo". Pada Sasaran ketiga Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator dengan target masing-masing adalah: Tabel 2.6 Target Kinerja Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Cakupan puskesmas (%) 15 2. Cakupan pembantu puskesmas (%) 5 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Program yang dilaksanakan untuk mencapainya adalah; Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, serta Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya. Dalam upaya peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ada tiga Sasaran yaitu Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 3 indikator; dan Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator, Berikut ini adalah indikator dan target yang hendak dicapai di tahun 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 14

Program kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati untuk memenuhi target kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat pada tahun 2015 ini adalah; 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Pengawasan Obat dan Makanan 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 5. Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga 6. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU 7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 9. Program Pengembangan Perumahan 10. Program Lingkungan Sehat Perumahan 11. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 12. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Tabel 2.7 Target Kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat SASARAN INDIKATOR TARGET Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 1. Cakupan desa siaga aktif (%) 100 2. Persentase posyandu aktif 100 3. Rumah tangga bersanitasi (%) 83 4. Rumah tangga pengguna air bersih (%) 5. Persentase penduduk berakses air minum 6. Rumah tangga pengguna listrik (%) 75 75 90 7. Rumah layak huni (%) 92 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat meliputi Sasaran sebagai berikut Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, diukur menggunakan 3 indikator, Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator dan Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator, target kinerja pada tahun 2015 ditetapkan seperti dalam tabel berikut ini: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 15

Tabel 2.8 Target Kinerja Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 6. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak 10. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS 12. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja 7. Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas(%) 100 8. Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 51,31 9. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) 100 11. PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 0,09 13. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja (%) 14. Prosentase UMK terhadap KHL 100 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 79 Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujutkannya adalah: 1. Program Keluarga Berencana 2. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 4. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 5. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 6. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri 7. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan 8. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan 9. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 10. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 11. Program pembinaan anak terlantar 12. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma 13. Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan 14. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 15. Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa 16. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 17. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 18. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS 19. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan meliputi Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator, serta Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 16

Tabel 2.9 Target Kinerja Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Sasaran Indikator Target Meningkatnya produksi pertanian Meningkatnya produksi Perikanan Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air 15. Produksi tanaman pangan Padi sawah 16. Produksi tanaman pangan Jagung 17. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 554.277 123.635 59,24 18. Perikanan tangkap 42.904 19. Perikanan budidaya 42.250 20. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 77 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, karena wilayah Pati yang mempunyai daerah pertanian yang subur dan garis pantai yang panjang hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pati dengan upaya meningkatkan produksi pertanian. Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Di sektor pertanian dan perikanan program-program kegiatan utama yang dilaksanakan tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2. Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) 3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 4. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 5. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 6. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 7. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 8. Program peningkatan produksi hasil peternakan 9. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 10. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 12. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan 13. Program pengembangan budidaya perikanan 14. Program pengembangan perikanan tangkap 15. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan 16. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 17. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar 18. Program pembangunan turap/talud/bronjong 19. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 17

20. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 21. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator yang akan dicapai dengan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program pengembangan Kemitraan, Program penataan struktur industri, Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan Program pengembangan sentra-sentra industri potensial. INDIKATOR Tabel 2.10 Target Kinerja Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi TARGET 1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (M.rupiah) 14 1.043 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator masing-masing adalah. INDIKATOR Tabel 2.11 Target Kinerja Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM TARGET 1. Persentase koperasi aktif 100 2. Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM 20 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Pemerintah Kabupaten Pati terus mendorong berkembangnya usaha kecil menengah yang tangguh dengan upaya fasilitasi dan penguatan kelembagaan bagi koperasi dan pelaku usaha mikro. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM dapat dilihat kinerjanya dengan indikator utama prosentase koperasi aktif, ditargetkan sebesar 100% dan prosentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM dengan target sebesar 20% yang akan dicapai dengan Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif, Program pengembangan industri kecil dan menengah, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Program peningkatan dan pengembangan ekspor, Program peningkatan kemampuan teknologi industri, Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 18

Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan dengan Sasaran Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, target yang ditetapkan dari masing-masing indikatornya adalah; Tabel 2.12 Target Kinerja Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja INDIKATOR TARGER 3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 73,01 4. Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,77 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Program kegiatan yang dilaksanakan untuk Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja adalah dengan Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda diharapkan dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran terbuka hingga target yang telah ditetapkan. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator utama yaitu; Tabel 2.13 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya INDIKATOR 1. Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) TARGET 2. Panjang jalan dilalui roda 4 780,5 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 57 Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkannya adalah Program Peningkatan Jalan dan Jembatan, Program pembangunan jalan dan jembatan, Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan dan Program pembangunan infrastruktur perdesaan 2.3 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015 Sebagaimana yang telah dituangkan dalam dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun 2015, belanja daerah diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan dasar yang sesuai dengan kewenangan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Mengingat kondisi kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas, jumlah anggaran Kabupaten Pati Tahun 2015 ditetapkan sebesar Rp 2.054.784.084.000,00 terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.431.264.411.000,- Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 19

(atau 69,66% dari total anggaran Belanja) dan Belanja Langsung sebesar Rp. 623.519.673.000,- (atau 30,34% dari total anggaran Belanja 2014). Uraian Tabel 2.14 Target Belanja Daerah Target % (Rp) Belanja Tidak langsung 1.431.264.411.000 69,66% Belanja Langsung 623.519.673.000 30,34% Total belanja 2.054.784.084.000 100% Sumber: APBD Kab. Pati, 2015 Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang utama pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, dan program-program pendukung, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar Rp. 425.622.322.775,00 atau sebesar 68% dari total belanja langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan pendukung sebesar Rp. 197.897.350.225,00 atau 32% dari total anggaran belanja langsung. Pada anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran pembangunan dengan anggaran paling besar adalah sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan besaran anggaran 30,25% dari total belanja Utama. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya sebesar 19,75% serta sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari total anggaran belanja Utama. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif sedikit adalah sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat. serta Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. masing-masing hanya sebesar 0,10% dari total anggaran belanja langsung utama yang berkaitan langsung dengan indikator kinerja. Tabel bawah; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 20

Tabel 2.15 Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 SASARAN ANGGARAN % 1. Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. 57.511.539.000 13,51% 12.459.081.000 2,93% 3. Meningkatnya budaya baca masyarakat. 406.551.000 0,10% 4. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. 427.394.000 0,10% 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 6. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 8. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak 9. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. 128.770.052.000 30,25% 16.373.405.000 3,85% 48.395.433.000 11,37% 2.678.557.700 0,63% 2.505.807.000 0,59% 10. Meningkatnya produksi pertanian. 10.624.601.000 2,50% 11. Meningkatnya produksi Perikanan 11.965.597.000 2,81% 12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. 84.068.863.925 19,75% 13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi. 929.000.000 0,22% 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. 21.224.505.500 4,99% 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 14.317.699.850 3,36% 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. 6.741.448.000 1,58% 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS. 3.326.462.000 0,78% 2.400.975.300 0,56% 19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. 495.350.500 0,12% Jumlah Utama 425.622.322.775 100% Jumlah Pendukung 197.897.350.225 Total Belanja Langsung 623.519.673.000 Sumber: DPPKAD Kab. Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 21

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas merupakan kata kunci dari SAKIP itu sendiri, yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Jadi, akuntabilitas bukanlah sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. 3.1 CAPAIAN KINERJA Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of accomplishment. Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi/instansi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan, memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun perbaikan dalam pelayanan publik. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Dalam melakukan pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Pati pada tahun 2015 masihdilakukan secara triwulan dan tahunansertasudah mendasarkan pada format pengukuran kinerja sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan KinerjaInstansi Pemerintah.Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakanpijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagaiberikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 22

No. Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA 1. 91% 100% Sangat Tinggi 2. 76% 90% Tinggi 3. 66% 75% Sedang 4. 51% 65% Rendah 5. 50% Sangat Rendah Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.1 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015. Adapun hasil pengukuran target dengan realisasi untuk masing-masing indikator sesuai dengan sasaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria Penilaian 1. Tercukupinya data 1. Bangunan sekolah yang 70 61,62 88% Tinggi tampung pendidikan di jenjang pendidikan 2. berkondisi baik Angka Partisipasi Murni 99,02 99,90 101% Sangat Tinggi dasar dan menengah (APM) SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni 80,35 80,84 103% Sangat Tinggi (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni 38,30 42,11 109% Sangat Tinggi (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid 1:9 1:11 97% Sangat Tinggi 2. Meningkatnya 6. Angka Kelulusan (AK) SD/MI 99,3 100 101% Sangat Tinggi kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang 7. Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs 98,93 99,67 101% Sangat Tinggi pendidikan dasar dan 8. Angka Kelulusan (AK) 98,65 99,93 101% Sangat Tinggi menengah termasuk SMA/MA/SMK kualitas pendidikan 9. Angka Melanjutkan (AM) 99,81 123,90 124% Sangat Tinggi dan tenaga SD/MI ke SMP/MTs kependidikan 10. Angka Melanjutkan (AM) 82,61 114,95 139% Sangat Tinggi SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 11. Persentase guru yang 74,73 85,95 115% Sangat Tinggi memenuhi kualifikasi S1/D-IV 3. Meningkatnya budaya 12. Jumlah perpustakaan 1.426 1.204 84% Tinggi baca masyarakat 13. Jumlah pengunjung 28.000 30.025 107% Sangat Tinggi perpustakaan 14. Koleksi buku yang tersedia di 41.098 47.687 116% Sangat Tinggi perpustakaan daerah 4. Menurunnya AKI, 15. Kematian ibu (kasus) 18 21 83% Tinggi AKB, AKBAL dan 16. Kematian bayi (kasus) 170 167 102% Sangat Tinggi balita gizi buruk 17. Persentase balita gizi buruk 0,02 0,09-200% Sangat Rendah 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 6. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat 8. Meningkatnya kesetaraan gender, 18. Cakupan pelayanan gawat 100 100 100% Sangat Tinggi darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) 19. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100 100 100% Sangat Tinggi 20. Cakupan puskesmas 30.000 41.638 73% Sedang 21. Cakupan pembantu puskesmas 10.000 24.200 41% Sangat Rendah 22. Cakupan desa siaga aktif 100 100 100% Sangat Tinggi 23. Persentase posyandu aktif 100 61 61% Rendah 24. Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas 98,37 99,98 102% Sangat Tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 23

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria Penilaian pemberdayaan 25. Partisipasi angkatan kerja 51,31 90,97 177% Sangat Tinggi perempuan dan anak perempuan 26. Penyelesaian pengaduan 100 100 100% Sangat Tinggi perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 9. Meningkatnya 27. Persentase koperasi aktif 100 74,64 75% Sedang fasilitasi dan 28. Persentase usaha mikro dan 20 44 220% Sangat Tinggi penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM kecil terhadap jumlah UKM 10. Meningkatnya 29. Produksi tanaman pangan 554.277 615.884 111% Sangat Tinggi produksi pertanian Padi sawah 30. Produksi tanaman pangan 123.635 127.179 103% Sangat Tinggi Jagung 31. Produktifitas padi atau bahan 59,24 58,64 99% Sangat Tinggi pangan utama lokal lainnya per hektar 11. Meningkatnya 32. Perikanan tangkap 42.904 26.710 62% Rendah produksi Perikanan 33. Perikanan budidaya 42.250 39.207 93% Sangat Tinggi 12. Meningkatnya 34. Persentase panjang jalan 57 47 82% Tinggi kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan 35. kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan dilalui roda 4 780,5 818,1 105% Sangat Tinggi jembatan serta sarana penunjang lainnya 13. Meningkatnya 36. Rumah tangga bersanitasi 83 90 108% Sangat Tinggi ketersediaan jaringan 37. Rumah tangga pengguna air 75 76 102% Sangat Tinggi air bersih dan sanitasi bersih 38. Persentase penduduk berakses air minum 75 76 102% Sangat Tinggi 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS 19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja 39. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 77 78 101% Sangat Tinggi 40. Rumah tangga pengguna listrik 90 99,68 111% Sangat Tinggi 41. Rumah layak huni 92 74 80% Tinggi 42. Jumlah investor berskala 14 17 121% Sangat Tinggi nasional(pmdn/pma) 43. Jumlah nilai investasi berskala nasional(milyar rupiah) 1.043 4.866 467% Sangat Tinggi 44. Tingkat partisipasi angkatan 73,01 67,85 93% Sangat Tinggi kerja 45. Tingkat pengangguran terbuka 6,77 6,08 90% Tinggi 46. PMKS yang memperoleh bantuan sosial 47. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja 48. Persentase UMK terhadap KHL 0,09 0,17 189% Sangat Tinggi 79 72,73 92% Sangat Tinggi 100 90 90% Tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 24

Dari 48 Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 35 IKU telah memenuhi kriteria sangat tinggi (73%), 7 IKU memenuhi kriteria tinggi, 2 IKU memenuhi kriteria sedang, 2 IKU memehuhi kriteria rendah; dan 2 IKU memenuhi criteria sangat rendah. Grafik 3.1 Capaian Kinerja Kabupaten Pati Tahun 2015 Capaian Kinerja Kabupaten Pati TAHUN 2015 4% 4% 4% 73% 15% SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI Mayoritas IKU Bupati Pati tahun 2015 telah berhasil mencapai target yang ditetapkan dengan kriteria sangat tinggi (73%) dan tinggi (15%). 3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Hasil pengukuran capaian kinerja diperoleh dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran keberhasilan sesuai dengan tujuan serta sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pati beserta target dan capaian realisasinya. Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai penyebab tercapai atau tidaknya kinerja yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun ketiga RPJMD 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Pati secara bertahap telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 19 (sembilan belas) sasaran strategis dan 48 (empat puluh delapan) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati. Berikut inihasil evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja dari 19 (sembilan belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupatan Pati pada tahun 2015. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 25

3.2.1 Tujuan: Meningkatnya kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata Dalam upaya meningkatkan kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi mencukupi daya tampung dan meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar/menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 1 Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 5 (lima) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.3 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Persen 70 61,62 88% 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 99,25 99,90 101% SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 78,60 80,84 103% SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 38,80 42,11 109% SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid Rasio 1:9 1:11 97% Rata-Rata Capaian 99,60% Uraian Pencapaian Indikator: 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bagian penting dari tercukupinya data tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah ketersediaan saranapendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah yang layak bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun 2015 target yang ditetapkan sebesar 70% terealisasi sebesar 61,62%. Ini berarti capaian indikatornya sebesar 88%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 26

. Tabel 3.4 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati Jumlah No Sekolah /Madrasah Ruang Kelas Kondisi Baik Jumlah % 1. SD/MI 5.504 3.434 62,39 2. SMP/MTs 3.065 1.537 50,14 3. SMA/SMK/MA 1.307 1.115 85,30 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Dari 5.504 gedung SD/MI yang ada di wilayah Kabupaten Pati terdapat 3.434 gedung SD/MI dalam kondisi baik atau sebesar 62,39%. Gedung SMP/MTs dari total 3.065 gedung terdapat 1.537 gedung atau 50,14% yang berkondisi baik. Sedangkan gedung SMA/SMK/MA yang berkondisi baik sebanyak 1.115 gedung atau sebesar 85,30% dari total 1.307 gedung. Tingkat capaian yang tidak bisa memenuhi target ini disebabkan oleh tingkat kerusakan gedung yang ada, baik yang disebabkan oleh usia bangunan maupun sebab lain seperti bencana alam yang tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang ada untuk merehabilitasi gedung tersebut. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan anggaran yang ada, juga disebabkan oleh kriteria dan peruntukan bantuan rehabilitasi yang dikeluarkan Kementerian tidak sesuai dengan jenis kerusakan yang ada di sekolah. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni merupakan rasio jumlah siswa kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Tabel 3.5 Angka APM dan APK JENJANG APK APM PAUD 26,43 - SD/MI 112,16 99,46 SMP/MTs 99,38 78,83 SMA/MA/SMK 55,37 39,91 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014 Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A pada tahun 2015 kinerjanya tercapai 101% dari target yang telah ditetapkan 99,25% terealisasi sebesar 99,90%. Artinya ada103.478 siswa usia 7-12 tahun masuk dijenjang SD/MI/Paket A di Kabupaten Pati dari 103.582 orang jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Sesuai indikator Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B kinerja tahun 2015 masuk dalam kategori tinggi yaitu 103% dari target yang ditetapkan sebesar 78,60 terealisasi sebesar 80,84. jumlah siswa usia 13-15 tahun yang berjumlah 49.509 orang mengikuti pendidikan dijenjang SMP/MTs/Paket B dari jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun Kabupaten Pati yang berjumlah 61.245 orang. Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 kinerjanya tercapai sebesar 109% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. target yang ditetapkan sebesar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 27

38,80 dapat terealisasi sebesar 42,11. Angka tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah siswa usia 16-18 tahun dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C sebanyak 32.042 orang terhadap jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 76.095 orang. 3. Rasio guru terhadap murid. Selain keberadaan gedung sekolah yang memadai, ketersediaan guru juga menjadi salah satu faktor penting dalam perluasan akses pendidikan. Rasio guru terhadap murid akan berkorelasi terhadap peningkatan akses dan pemenuhan hak warga atas pendidikan yang layak dan memadai. Tabel berikut menunjukkan rasio jumlah guru terhadap murid tahun 2015. Tabel 3.6 Rasio Jumlah Guru dan Murid No. Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Murid Guru 1. SD/MI 877 116.764 10.976 2. SMP/MTs 217 60.812 5.697 3. SMA/SMK/MA 127 44.615 4.360 Total 1.221 222.191 21.033 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Perbandingan jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Pati 21.033 orang terhadap jumlah murid SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati 222.191 orang. Target yang ditetapkan seorang guru mengampu 9 murid namun yang dapat direalisasikan sampai tahun 2015 seorang guru masih mengampu 11 orang siswa ataun1:11 atau 97% dari target yang ditetapkan. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.7 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD No. Indikator Kinerja Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 (2017) 1. Bangunan sekolah yang 60% 70% 65% 65,9% 70% 61,62% 88% 80% 77% berkondisi baik 2. Angka Partisipasi Murni 99,06% 98,93% 99,15% 99,46% 99,25% 99,90% 101% 99,50% 100% (APM) SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni 78,07% 78,08% 78,35% 78,83% 78,60% 80,84% 103% 79,25% 102% (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni 38,30% 39,79% 38,55% 39,91% 38,80% 42,11% 109% 39,50% 107% (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid 1:10 1:12 1:10 1:12 1:9 1:11 97 1:9 97% 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun 2012-2015 target yang ditetapkan selalu meningkat dengan harapan pada akhir RPJMD tercapai 80% bangunan sekolah di Kabupaen Pati dalam kondisi baik.namun pada kenyataanya data menunjukkan bahwa terjadi penurunan setiap tahunnya dimulai dari tahun 2014 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 28

bangunan sekolah dalam kondisi baik turun 4,1% dari kondisi tahun sebelumnya yaitu dari 70% menjadi 65,9%. Ditahun 2015 ini juga terjadi penurunan dari 65.9% menjadi 61,62% bangunan sekolah dalam kondisi baik, meskipun jika dikategorikan capaian kinerja masih dalam kategori tinggi namun trend penurunan ini sangat mengkhawatirkan. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni baik untuk kelompok SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/SMK/MA/Paket C selalu menunjukkan kinerja yang tinggi rata-rata sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD.Untuk tahun 2015, Angka Partisipasi Murnikelompok SD/MI/Paket A sudah melebihi 0,4% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD.Sedangkan kelompok SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C masing-masing lebih 1,59% dan 2,62% dari target akhir RPJMD.Diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan akhir tahun 2017. 3. Rasio guru terhadap murid Selama 2013-2015 rasio guru terhadap murid cenderung menurun, tahun 2013 tercapai kinerja 80% demikian juga di tahun 2014 tercapai 80%.Di tahun 2015 kinerjanya lebih menurun lagi yaitu 78%. Rasio guru terhadap murid ditahun 2017 diharapkan mampu mencapai satu guru mengampu 9 orang siswa, namun jika dilihat dari data tahun-tahun terakhir maka masih terdapat selisih cukup besar. Permasalahanini disebabkan oleh distribusi guru yang belum merata. Disamping itu dengan adanya kebijakan moratorium pengangkatan PNS oleh pemerintah sehingga tidak ada guru baru yang mengajar di sekolah pinggiran.solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan pengangkatan guru PNS baru, terutama untuk daerahdaerah terpencil dan pinggiran. Penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari anggaran belanja langsung yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja, yaitu Rp. 57.511.539.000,00 dan tambahan pada APBD Perubahan hingga mencapai Rp. 72.359.696.000,00 mampu terserap 90% atau Rp. 65.413.477,00. Bila dilihat dari capaian kinerjanya yang rata-rata tercapai 93%, penggunaan anggaran untuk melaksanaan program kegiatannya cukup efektif. Keberhasilan capaian kinerja indikator sasaran meningkatkan daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yaitu: a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun b) Program Pendidikan Anak Usia Dini c) Program Pendidikan Menengah d) Program Pendidikan Non Formal Permasalahan Yang Dihadapi: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 29

Dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan seringkali kegiatan yang direncanakan ada yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan keterlambatan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Program DAK bidang pendidikan baru dapat dilaksanakan setelah Perubahan Anggaran.Oleh karena dalam pelaksanaan pengadaan barang harus melalui proses lelang sehingga waktu yang dibutuhkan kurang tercukupi (terbatas). Petunjuk Teknis yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang peruntukan bantuan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Upaya Pemecahan Masalah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih awal dalam menetapkan Petunjuk Teknis DAK bidang pendidikan sehingga masih ada waktu yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai yang telah direncanakan. Daerah diberikan wewenang/kebebasan dalam menentukan penggunaan DAK bidang pendidikan sehingga lebih bermanfaat bagi pembangunan pendidikan. 2 Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 6(enam) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.8 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Angka Kelulusan (AK) SD/MI Persen 99,30 100 101 2. Angka Kelulusan (AK) Persen 98,93 99,67 101 SMP/MTs 3. Angka Kelulusan (AK) Persen 98,65 99,93 101 SMA/SMK/MA 4. Angka Melanjutkan (AM) Persen 99,81 123,90 124 SD/MI ke SMP/MTs 5. Angka Melanjutkan (AM) Persen 82,61 114,95 139 SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA 6. Persentase guru yang Persen 74,73 85,95 115 memenuhi kualifikasi S1/D-IV Rata-Rata Capaian 113,5 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 30

Uraian Pencapaian Indikator: 1. Angka Kelulusan (AK) Angka Kelulusan merupakan rasio jumlah lulusan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi jenjang pendidikan tertentu pada tahun ajaran sebelumnya. Angka kelulusan SD/MI pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 99,30% terealisasi sebesar 100%. Angka realisasi sebesar 100% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SD/MI sebanyak 16.217 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 16.217 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMP/MTs tahun 2015 dari target yang telah ditetapkan sebesar 98,93% terealisasi sebesar 99,67%. Realisasi sebesar 99,67% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs sebanyak 17.642 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 17.701 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 98,65% terealisasi sebesar 99,93%. Realisasi sebesar 99,93% tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA berjumlah 14.093 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 14.102 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. 2. Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan merupakan rasio jumlah siswa tingkat baru tingkat I pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentu tahun ajaran sebelumnya. Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs tahun 2015 kinerjanya mencapai 124% dari target yang ditetapkan sebesar 99,81 terealisasi sebesar 123,90 yaitu perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs yang berjumlah 20.093 orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 16.217 orang. Sedangkan AM SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2015 kinerjanya tercapai 139% dari target yang ditetapkan sebesar 82,61% terealisasi sebesar 114,95%. Artinya perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA yang berjumlah 16.201 orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 14.093 orang. Angka Melanjutkan yang besar ini menunjukan bahwa mutu pendidikan di Kabupaten Pati relatif lebih baik dari daerah atau kabupaten sekitarnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan tingginya angka kelulusan dan capaian nilai yang tinggi dalam setiap Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah. Selain itu keberhasilan kontingen Kabupaten Pati dalam menjuarai berbagai lomba baik yang di selenggarakan di tingkat Provinsi, Nasional maupun Internasional juga menjadi salah satu daya tarik banyaknya siswa dari kabupaten Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 31

tetangga yang bersekolah di Kabupaten Pati, terutama terjadi pada kecamatan atau sekolah yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain. 3. Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV tahun 2015 persentase capaian indikatornya tercapai 115% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari target yang ditetapkan sebesar 74,73% terealisasi sebesar 85,95%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV sebanyak 18.078 orang terhadap jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati sebanyak 21.033 orang. Satuan Pendidika n Tabel 3.9 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Jumlah Berkualifikasi S1 / D4 Guru Bersertifikasi Guru Jumlah % Jumlah % SD 8.266 7.141 86,39 4.625 55,95 MI 2.710 1.969 72,66 779 28,75 SMP 2.618 2.515 96,07 1.546 59,05 MTs 3.079 2.468 80,16 1.051 34,13 SMA 1.053 1.003 95,25 595 56,51 MA 1.723 1.478 85,78 529 30,70 SMK 1.584 1.504 94,95 497 31,38 Jumlah 21.033 18.078 85,95 9.622 45,75 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.10 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Angka Kelulusan (AK) 99,02 99,58 99,32 99,99 99,30 100 101% 99,5 101% SD/MI 2. Angka Kelulusan (AK) 98,75 99,61 98,83 99,85 98,93 99,67 101% 99,04 101% SMP/MTs 3. Angka Kelulusan (AK) SMA/SMK/MA 98,56 99,77 98,59 99,96 98,65 99,93 101% 98,80 101% 4. Angka Melanjutkan 99,77 108,22 99,79 100,89 99,81 123,90 124% 99,85 124% (AM) SD/MI ke SMP/MTs 5. Angka Melanjutkan 79,61 84,97 81,11 84,76 82,61 114,95 139% 85 135% (AM) SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA 6. Persentase guru yang 70,73 76,22 72,73 77,77 74,73 85,95 115% 80 107% memenuhi kualifikasi S1/D-IV 1. Angka Kelulusan (AK) Angka Kelulusan baik untuk tingkat pendidikan SD/MI, SMP/MTs dansma/smk/matelah menunjukkan kinerja yang tinggi dengan rata-rata capain diatas 100% setiap tahunnya dan sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD. Pada tahun 2015, untuk tingkat pendidikan SD/MI sudah melebihi 0,5% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD, kelompok SMP/MTs dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 32

SMA/SMK/MA masing-masing lebih 0,63% dan 1,13%dari target akhir RPJMD diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan tahun 2017. 2. Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan baik untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTs maupun SMP/MTs ke SMA/SMK/MA telah menunjukkan kinerja yang sangat baik terlihat dari capaian kinerja setiap tahunnya yang sudah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD. Untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTssudah melebihi 24,05% dari target akhir RPJMD. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTske SMA/SMK/MA telah melebihi 29,95% dari target akhir RPJMD. Sehingga diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai akhir tahun 2017. 3. Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Berbanding lurus dengan angka kelulusan maupun angka melanjutkan, persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV juga telah mampu menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari kinerja setiap tahunnya yang telah melampui target yang ditetapkan bahkan pada tahun 2015 telah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD sebesar 5,95%. Hasil ini diharapkan mampu dipertahankan oleh Kabupaten tidak hanya sampai akhir RPJMD akan tetapi sampai tahun-tahun yang akan datang. Keberhasilan capaian indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan di Kabupaten Pati didukung Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan anggaran sebesar Rp 16.329.856.000,00 terserap Rp. 15.926.795.461,00 serta dengan adanya bantuan pendidikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi standar kompetensi pendidikan; dan kesadaran pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D-IV. 3 Meningkatnya budaya baca masyarakat Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, 3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.11 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah perpustakaan Unit 1.426 1.206 84% 2. Jumlah pengunjung perpustakaan Orang 28.000 30.025 107% 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Eksemplar 41.098 47.687 116% Rata-Rata Capaian 102,3% ada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 33

Uraian Pencapaian Indikator: Kriteria perpustakaan yang layak untuk sekolah dan desa, apabila perpustakaan tersebut dinilai memenuhi standar yang ditetapkan di buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa yang disusun oleh Perpusnas RI dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yangberupa payung hukum dan petunjuk teknis penyelenggaraan perpustakaan. Jumlah perpustakaan di Kabupaten Pati yang sesuai dengan kriteria tersebut pada tahun 2015 ada 1.204. sebesar 84%. Dari yang ditargetkan 1.426 perpustakaan. Jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2015, dari target sebesar 28.000 diperoleh realisasi sebesar 30.025. tercapai 107% dan masuk kategori sangat tinggi. Sementara jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah tahun 2015 dari target yang ditetapkansebesar 41.098 eksemplardapat terealisasi sebesar47.687 eksemplar. Ini berarti bahwa nilai persentase capaian indikatornya sebesar 116% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Bertambahnya koleksi jumlah buku perpustakaan daerah diperoleh dari pengadaan sebanyak 2.465 eksemplar, hibah dari pribadi sebanyak 13 eksemplar, lembaga pendidikan 1 eksemplar, Kantor Litbang 8 eksemplar dan dari PT. Gramedia Pustaka Utama 1.310 eksemplar sehingga total penambahan koleksi buku sebanyak 3.797 eksemplar Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013 2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.12 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Jumlah perpustakaan 1.125 1.130 1.326 1.137 1.426 1.206 84% 1.626 74% 2. Jumlah pengunjung 26.000 17.366 27.000 20.593 28.000 30.025 107% 30.000 100% perpustakaan 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 36.098 38.982 38.598 43.890 41.098 47.687 116% 46.098 103% Jumlah perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir tren persentase capaian jumlah perpustakaanyang ada di Kabupaten Pati menurun dari tahun ke tahun. Dari tahun 2013 tercapai 100%, tahun 2014 turun menjadi 86% dan pada tahun 2015 turun lagi menjadi 84%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan perpustakaan belum berhasil, meskipun secara kuantitas jumlah perpustakaan yang ada semakin meningkat dari tahun ke tahun. Melihat perbandingan realisasi tahun 2015 sebesar 1.204 unit dengan target akhir RPJMD sebesar 1.624 unit dimana terdapat selisih 418 unit, maka diperlukan usaha yang sangat keras dari pemerintah daerah untuk dapat menenuhi target akhir RPJMD. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 34

Tabel 3.13 Jumlah Perpustakaan di WilayahKabupaten Pati 2015 JENIS 2013 2014 2015 SD 385 385 435 SMP 198 198 208 SMA/SMK 160 160 165 UNIVERSITAS 6 6 6 PERPUS DESA 339 344 347 PERPUS TEMPAT IBADAH 25 25 25 TAMAN BACAAN MASYARAKAT 7 7 7 PERPUSTAKAAN KHUSUS 10 12 13 Jumlah 1.130 1.137 1.206 Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Perpustakaan SD meningkat jumlahnya karena setiap tahun perpustakaan SD secara bergantian mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus) dari Dinas Pendidikan untuk pembangunan gedung dan pengadaan sarana prasarana termasuk buku-buku koleksi perpustakaan. Sehingga bisa menyelenggarakan perpustakaan yang layak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh Perpusnas dan Perpustakaan Provinsi Jateng. Sedangkan peningkatan jumlah perpustakaan SMP dan SMAdisebabkan adanya himbauan/keharusan bagi sekolah untuk menyediakan perpustakaan guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Desa juga meningkat jumlahnya karena adanya rintisan perpustakaan desa (sudah tersedianya dokumen/buku/majalah yang dimiliki tetapi belum dikelola secara benar sesuai peraturan yang berlaku). Jumlah pengunjung perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir capaiannya mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan budaya baca dan perpustakaan telah berhasil dengan baik. Terlebih dengan melihat target akhir RPJMD yang sebesar 30.000 orang pengunjung yang sudah terlampaui pada capaian tahun 2015 ini. Grafik 3.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Grafik 3.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015 sebesar 30.025 orang dan ini melebihi dari target yang ditentukan sebesar 28.000 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya baca yang ada di masyarakat Kabupaten Pati Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 35

semakin membaik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerahselama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kabupaten Pati selalu mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap perpustakaan sebagai sumber informasi telah berhasil dengan sangat baik. Terlebih melihat hasil realisasi tahun 2015 sebesar 47.687 eksemplar dibandingkan dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 46.098, dimana terdapat selisih lebih buku sebesar 1.589 eksemplar. Tabel 3.14 Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah No. Jenis Tahun 2013 2014 2015 1. Fiksi 5.775 5.836 5.945 2. Non Fiksi 33.207 38.054 41.742 Jumlah 38.982 43.890 47.687 Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Dari tabel 3.14di atas dapat diketahui bahwa jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya dukungan yang besar dari pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah buku baik yang berasal dari pengadaan sendiri maupun hibah dari pihak-pihak lain. Pencapaian sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yang sangat berhasil adalah hasil dari pelaksanaan program Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dengan anggaran sebesar Rp. 406.551.000,00 terserap hingga RP. 406.112.000,00. 3.2.2 Tujuan: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati meliputi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan balita gizi buruk, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 36

bersih dan sehat di masyarakat. Adapun uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 4 Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, ada 3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.15 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Kematian ibu(kasus) Kasus 18 21 83% 2. Kematian bayi (kasus) Kasus 170 167 102% 3. Persentase balita gizi buruk Persen 0,02 0,08-200% Rata-Rata Capaian -4,89% Uraian Pencapaian Indikator: 1. Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yg berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, abortus dan masa kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, tidak termasuk kecelakaan/kejadian insidental. Penyebab kematian Ibu sebagian besar penyebab kematian ibu adalah eklampsia (41%) yaitu kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala preeklampsia akibat hipertensi yang disebabkan kehamilan (hipertensi gestasional), sebuah penyebab signifikan kematian ibu melahirkan. Sedangkan penyebab lain-lain yaitu: jantung, syok hipovolemik, keracunan kehamilan, bronchopneumonia dan epilepsi. Kematian Ibu pada tahun 2015 terjadi sebanyak 21 kasus dengan jumlah kematian tertinggi disebabkan oleh kematian ibu nifas sebanyak 12 kasus, kemudian kematian ibu hamil 7 kasus dan 2 kasus kematian ibu melahirkan. 2. Kematian Bayi Kematian bayi merupakan kematian umur janin > 22 minggu yang lahir dalam keadaan meninggal/bayi lahir hidup namun kemudian meninggal dalam masa 0-11 bulan. Tahun 2015 terdapat 167 kasus. Penyebab kematian terbesar pada bayi karena faktor lain-lain (85%) yaitu: hipothermi, dermatitis, aspirasi, hidrofoetalis, imatur, premature, Perdarahan Lambung dan Kanker Otak. Sedangkan penyebab lainnya (15%) yaitu: pneumonia dan diare. 3. Balita Gizi Buruk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 37

Persentase Balita Gizi Buruk diperoleh dari kasus yang ditemukan sesuai gejala umum gizi buruk di bagi jumlah sasaran estimasi balita.di tahun 2015terdapat 71 kasus balita gizi buruk yang ditemukan dari 91.484balita yang ditimbang atau sebesar 0.08% dimana tertinggi dilaporkan terjadi di wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa I sebanyak 10 kasus. Bila dihitung capaian kinerjanya Kabupaten Pati masuk dalam kategorisangat tidak berhasil(-200%). Penyebab langsung gizi buruk bukan hanya asupan makanan yang kurang, akan tetapi juga disebabkan oleh penyakitdan keterlambatan deteksi dini terhadap penanganan kasus gizi buruk. Sedangkan penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah gizi yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Dari 71 kasus balita gizi buruk yang terjadi, 100% telah mendapat penanganan dengan program kegiatan Penanggulangan KEP, anemia,gaky, kurang vitamin A, kurang zat gizi mikro lainnya. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.16 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian s/d No. Indikator Kinerja Akhir 2015 thd T R T R C RPJMD 2017 1. Kematian ibu (kasus) 18 17 18 21 83% 16 131% 2. Kematian bayi (kasus) 172 172 170 167 102% 165 101% 3. Persentase balita gizi buruk 0,03 0,1 0,02 0,08-200% 0-200% 1. Kematian ibu Kasus kematian ibu tahun 2015 lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu 21 kasus dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 17 kasus. Angka kematian ibu diharapkan dapat ditekan hingga 16 kasus di tahun 2017. 2. Kematian bayi Kasus kematian bayi di Kabupaten Pati pada tahun2014 dari diperkirakan sebesar 172sesuai dengan perkiraan yaitu 172 kasus.sedangkan pada tahun 2015 ini kasus kematian ibu diupayakan dapat ditekan menjadi 170 kasus realisasinya cukup menggembirakan karena dapat ditekan sehingga hanya terjadi 167 kasus. 3. Persentase balita gizi buruk Pada tahun 2015 jumlah balita mengalami gizi buruk mengalami penurunan, dari dari 85 kasus menjadi 71 kasus dan 100% cakupan balita gizi buruk tertangani.hal ini menunjukkan bahwa dengan tersedianya dana untuk PMT pemulihan, dimulai dari PMT gizi kurang, mampu menurunkan kasus menjadi Gizi Buruk. Penyebab dari Gizi Buruk secara tidak langsung dapat disebabkan karena karena faktor ekonomi keluarga,meskipun sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 38

menengah keatas karena akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis makanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak (tingkat kesadaran masyarakat tentang gizi masih rendah). Berikut ini trend kasus gizi buruk dari tahun 2009-2015 Grafik 3.3 Trend Kasus Gizi Buruk th 2009-2016 Kabupaten Pati 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Trend Kasus Gizi Buruk th 2009-2016 Kabupaten Pati 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0,2 0,21 0,21 0,2 0,11 0,1 0,08 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 2015 Bila dilihat dari trand Kabupaten Pati selama 5 tahun terakhir mampu menurunkan munculnya kasus gizi buruk meskipun jauh dari target. Target RPJMD sebesar 0,02 persen dinilai terlalu over optimis bila dilihat dari posisi awal periode RPJMD 2012-2017 yaitu 0,2. Apalagi bila diminta menjadi 0 pada tahun 2017. Dalam upaya Menurunkan AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Kabupaten Pati melaksanakan program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, program perbaikan gizi masyarakat, program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan nilai anggaran Rp. 317.394.000,-terserap Rp. 266.184.800,- atau 84%. 5 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis yang masuk prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015, dari 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya, Kabupaten Pati termasuk berkinerja sangat tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 39

Tabel 3.17 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Persen 100 100 100 Persen 100 100 100 Rata-Rata Capaian 100 Uraian Pengukuran Kinerja: 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1adalahpelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Kabupaten/Kota. Sedangkan gawat darurat level 1 itu sendiri merupakan tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Pada tahun 2015, cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) di Kabupaten Pati dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat terealisi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari perbandingan pelayanan gawat darurat level 1 terhadap jumlah rumah sakit Kabupaten/Kota, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti seluruh sarana kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah semuanya mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).adapun yang dimaksud dengan sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% hanya terealisasi sebesar 4,3%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 sebesar 28.670 orang terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Pati sebesar 666.025 orang, sehingga diperoleh persentase capaian sebesar 4,3. Cara penghitungan indikator ini diadopsi dari SPM Bidang Kesehatan yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008. Kelemahan dari penghitungan indikator ini terletak pada perbandingan antara jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang adadi kabupaten/kota, sehingga tidak mungkin capaiannya akan mencapai 100%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 40

Seharusnya cakupannya didasarkan pada jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan dan 100% tertangani. Dengan demikian pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati dari target 100% dapat terealisasi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan sebesar 4,3% terhadap jumlah pasien yang tertangani sebesar 4,3%, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.18 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Cakupan pelayanan 100 95,94 100 110,40 100 100 100 100% 100% gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan 100 100 100 100 100 100 100 100% 100% kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) 1 Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah). Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) tahun 2013-2015 target yang ditetapkan selalu 100%sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa seluruh sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Pati baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. Dan kenyataannya menunjukkan bahwa pada tahun 2014 realisasi mencapai 110,40% yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 14,46% dari tahun 2013, sementara pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 10,40% menjadi 100%. Meskipun terjadi penurunan akan tetapi masuk kategori sangat tinggi sehingga masih dianggap berhasil. 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Target indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin setiap tahunnya relatif sama yaitu 100% sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat terpenuhi dengan baik. Selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin selalu mencapai target yang diinginkan yakni sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin telah berhasil sehingga optimis dapat mencapai target akhir RPJMD 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 41

Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin melalui Jamkesda dan Jaminan Kesehatan Nasional meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan di tingkat rujukan. Hal ini berarti terjadi peningkatan pemanfaatan di sarana rujukan dan sistem rujukan telah berjalan optimal dengan adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional dimana dalam kondisi gawat darurat dapat langsung dirujuk ke PPK II (RS) TA 2015. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis Kabupaten Pati tahun 2015, termasuk berkinerja sangat tinggi dicapai dengan program-program sebagai berikut a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan c) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata d) Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata e) Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo" Total dana yang digunakan untuk melaksanakan program-program tersebut sebesar Rp. 177.144.543.000,00 yang terserap sebesar Rp. 150.327.513.850,00 dilihat dari capaian kenerjanya maka dapat diartikan efektif dan efisien. 6 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, karena dari dua indikator untuk mengukur keberhasilannya hanya tercapai 72% dan 41% atau rata-rata 56,91%. Tabel 3.19 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan puskesmas /pend 30.000 41.638 73 2. Cakupan puskesmas pembantu /pend 10.000 24.200 41 Rata-Rata Capaian 57 Uraian PencapaianIndikator: 1. Cakupan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 42

swasta, praktek bersama dan perorangan.adapun rumus yang digunakan untuk mengukur pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah rasio dari sarana kesehasan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu puskesmas dan puskemas pembantu. Data menunjukkan bahwa rasio cakupan puskesmas di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 30.000 dapat terealisasi 41.638, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 73%. 2. Cakupan pembantu puskesmas Serupa dengan cakupan puskesmas, cakupan pembantu puskesmas dihitung berdasarkan rasio dari sarana kesehatan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah. Jumlah pustu sampai dengan tahun 2015 masih tetap sama sebanyak 50 buah, belum ada penambahan hanya dilakukan perbaikan dan rehab dari sumber dana Kabupaten maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).Keadaan ini masih jauh dari target akhir Renstra yang seharusnya terdapat sekitar 40 puskesmas dan 125 pustu untuk melayani penduduk. Begitu juga untuk capaian kinerja 2015, dari target yang ditetapkan sebesar 10.000 terealisasi 24.200 sehingga diperoleh rasio sebesar 41%. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tabel 3.20 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2015 KECAMATAN PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU PUSKESMAS KELILING POLINDES 010. Sukolilo 2 3 2 9 020. Kayen 1 3 1 1 030.Tambakromo 1 3 1 17 040.Winong 2 2 2 8 050.Pucakwangi 2 3 2 14 060.Jaken 1 2 1 12 070.Batangan 1 3 1 12 080.Juwana 1 2 1 8 090.Jakenan 1 2 1 15 100.Pati 2 3 2 8 110.Gabus 2 3 2 19 120.Margorejo 1 3 1 13 130.Gembong 1 2 1 12 140.Tlogowungu 1 3 1 12 150.Wedarijaksa 2 1 2 11 160.Trangkil 1 3 1 11 170.Margoyoso 2 1 2 7 180.Gunungwungkal 1 2 1 10 190.Cluwak 1 2 1 12 200.Tayu 2 2 2 5 210.Dukuhseti 1 2 1 9 Jumlah 29 50 29 16 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Capaian masing-masing indikator kinerja perkembangannya dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.21 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No Indikator Kinerja Akhir s/d 2015. T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Cakupan puskesmas 15 10,95 15 10,95 15 10,95 73% 15 73% 2. Cakupan puskesmas 5 2,05 5 2,05 5 2,05 41% 5 41% pembantu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 43

Dalam kurun waktu antara 2013-2015 tidak terdapat penambahan yang berarti di sarana kesehatan strata tingkat pertama, sementara terdapat penambahan jumlah penduduk setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan rasio puskesmas dan puskesmas pembantu semakin besar, terlebih jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu tahun 2015di Kabupaten Pati tidak berubah atau masih sama dengan tahun sebelumnya. Sesuai dengan standar pelayanan bidang kesehatan rasio ideal puskesmas adalah 1 untuk melayani 30.000 penduduk sedangkan rasio ideal puskesmas pembantu adalah 1 untuk melayani 10.000 penduduk. Hal ini juga yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Pati pada akhir masa Rencana Jangka Menengah Daerah. Salah satu bagian penting pembangunan bidang kesehatan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2014, seperti juga dua tahun sebelumnya, fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan utama penduduk Kabupaten Pati untuk berobat dengan persentase tertinggi adalah petugas kesehatan. Pada tahun 2014 penduduk berobat ke petugas kesehatan sebesar 54,60 persen dimana angka ini cenderung sama dengan tahun 2013 sebesar 54,60 persen. Dari hasil survei sosial ekonomi nasional pada tiga tahun terakhir, bisa dilihat bahwa masyarakat pada umumnya lebih senang memilih berobat ke petugas kesehatan, hal ini dikarenakan praktek petugas kesehatan saat ini merupakan fasilitas yang terdekat dengan penduduk. Selain berobat ke petugas kesehatan dan ke puskesmas, hampir sepertiga penduduk sudah berobat ke praktek dokter, du tahun terakhir persentasenya perentasenya tidak mengalami perubahan. Penduduk yang berobat ke praktek dokter pada tahun 2013 dan tahun 2014 sebesar 29,67 persen. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yang dilaksanakan dalam mendukungnya adalah Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya mengunakan anggran sebesar Rp. 39.281.451.300, terserap Rp. 18.706.182.255, seharusnya sisa dana dapat dimaksimalkan untuk mendukung capaian kinerja. 7 Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakatmerupakan sasaran strategis yang masuk dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015 sebagai prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, 2 (dua) indikator dicapai rata-rata dalam kategori berhasil. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 44

Tabel 3.22 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan desa siaga aktif (%) Persen 100 100 100 2. Persentase posyandu aktif Persen 100 61 61 Rata-Rata Capaian Uraian Pencapaian Indikator: 1. Desa Siaga Aktif Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Adapun Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, dengan ciri: a) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya; b) Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen: (1) Pelayanan kesehatan dasar; (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan;dan (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di Kabupaten Pati dari seluruh total 406 desa terdapat 68 Siaga Aktif Mandiri, 122 desa aktif kategori Purnama, 158 desa kategori Madya dan 64 desa kategori Pratama. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan desa siaga aktif mencapai 100%, namun masih perlu peningkatan kategori menjadi Desa Siaga Aktif Mandiri. Grafik 3.4Strata Desa Siaga TA 2015 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN PATI 2015 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI 17% 16% 30% 37% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 45

2. Posyandu Aktif Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untukdan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, gunamemberdayakan dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar sehingga mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yang merupakan tujuan utama dari posyandu. Sedangkan tujuan khusus posyandu yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan mendasar (primary health care), meningkatkan peran lintas sektor, danmeningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan mendasar. Indikator yang digunakan dalam pengukuran pelaksanaan posyandu iniantara lain frekuensi kunjungan (penimbangan) setiap bulan, namun tidak semuaposyandu dapat berfungsi setiap bulan sehingga frekuensinya kurang dari 12 kali setahun. Posyandu dikatakan aktif, apabila frekuensi penimbangan di atas 8 kali setahun. Posyandu yang terbentuk di Kabupaten Pati sampai tahun 2015 total adalah 1.604 terdiri dari Posyandu Pratama 77,Posyandu Madya 557, Posyandu Purnama 747 dan 223 Posyandu Mandiri. Namun yang aktif hanya 60.47% saja yaitu posyandu yang tergolong purnama dan mandiri dengan total 970 posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa persentase posyandu aktif di Kabupaten Pati sebesar 61% dan masuk dalam kategori rendah. Grafik 3.5Strata Posyandu TA 2015 JUMLAH STRATA POSYANDU KABUPATEN PATI 2015 5% 46% 14% 35% PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Desa yang dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan, memiliki 9 orang atau lebih kader pemberdayaan masyarakat/teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki posyandu dan 4 UKBM yang lain, dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan masyarakat dan dunia, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki peraturan Kades/Kalur tentang desa siaga aktif dan sudah direalisasikan serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 70% rumah tangga yang ada. Pelaksanaan desa siaga aktif telah membentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 46

406 forum kesehatan desa, telah melatih 2.932 dari 6.358 kader kesahatan desa, juga melibatkan 1.267 tokoh masyarakat dan tokoh agama. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran selama kurun waktu antara tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD adalah sebagai berikut: Tabel 3.24 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No Indikator Kinerja Akhir s/d 2015. T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Cakupan desa siaga aktif (%) 58 63 100 100 100 100 100% 100% 100% 2. Persentase posyandu 100 12 100 48 100 61 61% 100% 61% aktif Capaian Desa Siaga Aktif Mandiri sampai dengan tahun kedua ini baru mencapai 17% atau 68 desa meningkat dari tahun lalu 63 desa. Tahun 2015 terjadi peningkatan capain kinerja Desa Siaga Aktif Mandiri dan Posyandu Mandiri karena peningkatan target tanpa didukung pembiayaaan untuk Desa Siaga Aktif dan Posyandu Mandiri dan pemberdayaan masyarakat. Padahal pembentukan dan kelangsungan kelembagaan Desa Siaga Aktif Mandiri merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat desa sendiri. Hal inilah yang belum dirasakan sebagai kebutuhan dan dukungan pemerintah desa dan masyarakat. Tabel 3.25 Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun 2013-2015 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI TAHUN JUMLAH AKTIF JML % JML % JML % JML % 2013 1.603 55 3,00 672 42 691 43 181 12 877 2014 1.604 55 3,43 672 41,9 692 43 185 12 877 2015 1.604 77 4,80 557 34,73 747 46,57 223 13,90 970 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Pada tahun 2015 masih terdapat 635 posyandu dalam kategori pratama dan madya, sehingga tidak digolongkan dalam posyandu aktif. Yang digolongkan dalam posyandu aktif adalah yang masuk kategori purnama dan mandiri, sedangkan Posyandu Mandiri sendiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 47

Jumlah Grafik 3.6Tren Posyandu Purnama dan Mandiri TA 2013-2015 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Posyandu Purnama dan Mandiri Tahun 2013-2015 2013 2014 2015 PURNAMA MANDIRI Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dilakukan dengan pelaksanaan; a) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat c) Program Pengawasan Obat dan Makanan d) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular e) Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga f) Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU g) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Angaran yang digunakan untuk program-program tersebut total sebesar 48.395.433.000,00 namun mengalami perubahan di APBD-P menjadi Rp. 11.864.955.000,00 terserap Rp. 10.861.931.211 atau 92%. 3.2.3 Tujuan: Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati adalah meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak. Uraian dari pencapaian kinerja sasaran adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 48

8 Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak menjadi prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 dalam prioritas peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, dari 3 (tiga) indikator pengukuranya menunjukan bahawa pemerintah Kabupaten Pati berkinerja sangat tinggi dengan rata-rata capaian 126,33%. Tabel 3.26 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Angka melek huruf perempuan usia diatas 15 tahun 2. Partisipasi angkatan kerja perempuan 3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Persen 98,37 99,98 102 Persen 51,31 90,97 177 Persen 100 100 100 Rata-Rata Capaian 126,33 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Angka melek huruf perempuan Indikator kinerja persentase jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf, pada tahun 2015 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 102%). Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2015 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. 2. Partisipasi angkatan kerja perempuan Indikator kinerja persentase jumlah angkatan kerja perempuan pada tahun 2015 dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2015 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. 3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Untuk tahun 2015 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 49

kekerasan. Pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.27 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Angka melek huruf 98,37 85,70 99,50 99,98 100 99,98 100% 100% 100% perempuan usia diatas 15 tahun(%) 2. Partisipasi angkatan kerja 51,31 88,56 51,31 90,97 51,31 90,97 177% 51,31% 177% perempuan (%) 3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) 100 100 100 100 100 100 100% 100% 100% 1. Angka Melek Huruf Selama 3 (tiga) tahun angka melek huruf anak perempuan usia diatas 15 tahun trennya naik. Pada tahun 2013 dari target 98,37% telah terealisasi 85,70% (nilai persentase pencapaian 87,12%). Pada tahun 2014 dari target 99,50% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 100%). Sedangkan pada tahun 2015 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 102%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2013 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 79.006 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.193. Pada tahun 2014 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. Sedangkan pada tahun 2015jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. Pencapaian sebesar 99,98% pada tahun 2015 telah menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati, meskipun tidak ada peningkatan dari tahun 2014 dan masih terdapat selisih sebesar 0,02% dari target akhir RPJMD. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kemiskinan. Meskipun demikian memperhatikan persentase pencapaian yang cukup signifikan memperlihatkan bahwa hambatan tersebut mampu diatasi. Solusi yang ada dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan peningkatan informasi dan edukasi ke masyarakat yang kurang mampu, melalui sosialisasi tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal. 2. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 50

Pada tahun 2013 dari target 51,31 telah terealisasi 88,56% (nilai persentase pencapaian 172,60%). Pada tahun 2014 dari target 51,31 telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177,29%). Pada tahun 2015 dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai prosentase Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2014 partisipasi angkatan kerja perempuan.pada tahun 2013 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 233.429 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 263.570. Pada tahun 2014 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. Selama 3 (tiga) tahun terakhir tren capaian kinerja partisipasi angkatan kerja perempuan cenderung mengalami peningkatan. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati pada tahun 2015, dimana terdapat selisih lebih sebesar 39,66% dari target akhir RPJMD. Meskipun telah menunjukkan keberhasilan, namun masih ditemui hambatan dalam pencapaian kinerja ini yaitu belum optimalnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan. Solusinya adalah peningkatan advokasi yang terus-menerus di kalangan stakeholder yang terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru. Di sisi sasarannya yaitu kaum perempuan juga perlu mendapat pemahaman tentang peningkatan peran perempuan di dunia kerja. 3. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Pada tahun 2013 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Pada tahun 2014 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Dan pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari data pencapaian jumlah korban yang korban yang ditangani dan dari jumlah korban yang melapor. Pada tahun 2013 terdapat data 43 korban yang ditangani dari 43 korban yang melapor. Untuk tahun 2014 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Sedangkan pada tahun 2015 dari 24 korban yang melapor semua dapat tertangani dengan baik. Hal ini menunjukkan pelayanan atau kinerja yang baik Kabupaten Pati dalam hal perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Solusinya adalah dengan memberikan edukasi dan informasi serta memberi ruang bagi pengaduan terhadap kasus-kasus kekerasan termasuk penyelesaian kasusnya terutama melalui jalur hukum. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 51

Keberhasilan kinerja dalam sasaran Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD Kabupaten Pati sebesar Rp. 2.678.557.700,00 dan diubah dalam APBD-P Rp. 2.803.616.700,00 dengan serapan 98% atau terserap sebesar Rp. 2.743.281.926, Ada pun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuandengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a) Program Keluarga Berencana b) Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan c) Program Kesehatan Reproduksi Remaja d) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak e) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan f) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri g) Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan h) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan 3.2.4 Tujuan: Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM untuk mendorong daya saing daerah Dengan menguatnya kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM di Kabupaten Pati diharapkan menjadi daya dorongan bagi Kabupaten Pati untuk bersaing dengan daerahdaerah lain. 9 Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Ada 2 Indikator kinerja utama yang digunakan prosentase koperasi aktif di Kabupaten Pati, tercapai 75% dan indikator persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UMKM terealisasi 220%. Tabel 3.28 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Persentase koperasi aktif Persen 100 74,64 75 2. Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM Persen 20 44 220 Rata-Rata Capaian 148 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 52

Uraian Pencapaian Indikator: 1. Persentase Koperasi Aktif Koperasi aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Di Kabupaten Pati pada tahun 2015 persentase koperasi aktif sebesar 74,64%, dari total jumlah koperasi sebesar 1.100 unit hanya 821 unit yang bisa dikategorikan koperasi aktif. Persentase koperasi aktif mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 persentase koperasi aktif mencapai 75%. Tabel 3.29 Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati TriWulan IV Tahun 2015 NO JENIS KOPERASI TOTAL AKTIF TIDAK AKTIF M. SENDIRI M. LUAR VOL. USAHA KOPERASI (Unit) (Unit) (Rp. 000 ) (Rp. 000 ) (Rp. 000 ) 1 KUD 24 21 3 28.024.314 55.350.891 80.375.206 6 Kop.Kehutanan 4-4 - - - 7 KOPTI 1 1-576.009 548.408 1.236.859 8 Kop. Pramuka 1-1 - - - 9 Kopinkra 27-27 - - - 10 Koppontren 51 27 24 6.049.786 42.644.459 63.686.235 11 Kop.Karyawan 36 15 22 12.999.522 22.076.604 142.547.296 12 Kop.Angkatan Darat 1 1-10.245.123 722.638 20.981 15 Primkopol/Kepolisian 3 2 1 9.802.828 2.878.116 11.709.065 16 Kop.Serba Usaha 541 422 121 1.274.610.900 3.115.620.927 1.585.909.492 17 Koperasi Pasar 11-11 - - - 18 Koperasi Simpan 140 132 2 156.927.069 844.104.503 1.145.489.566 Pinjam (KSP ) 19 Kop.Angkutan Darat 3 2 1 89.000 - - 27 Kop.BPR 1 1-25.233.025 106.522.100 54.098.787 28 KPRI 74 65 8 84.053.998 44.403.765 104.219.997 31 Kop.Wanita 21 12 10 2.064.524 3.283.384 7.945.551 33 Kop.Veteran 1 1 34 Kop.Wredatama 1 1-53.839 9.765 69.964 35 Kop.Pepabri 1 1-348.006 315.142 887.900 37 Kop.Pemuda 1-1 - - - 39 Kop.Pedagang Kaki 5 5 3 7.961.183 31.755.385 21.789.814 Lima 41 Kop.Lainnya 132 94 38 15.857.218 42.311.834 56.154.182 42 KJKS 19 17 2 42.733.891 345.690.399 418.800.466 Sub Total 1.099 819 280 1.677.630.235 4.658.238.320 3.694.941.361 1 Kop Sekunder Tk II 2 2 3.549.198 1.872.460 4.006.540 Grand Total 1.101 821 280 1.681.179.433 4.660.110.780 3.698.947.901 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Kondisi ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah koperasi dan peningkatan jumlah koperasi aktif, tetapi persentase kenaikan jumlah koperasi sebesar 2,04% lebih besar dibanding persentase kenaikan koperasi aktif yang hanya sebesar 1,48%. 2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Di Kabupaten Pati tahun 2015 terdapat 41.437 perusahaan yang sesuai dengan kriteria UU No. 20 Tahun 2008, yang terdiri dari usaha mikro atau omzet per tahun kurang dari 300 jt rupiah dengan aset sampai dengan 50 jt rupiah terdapat 23.111 unit usaha, usaha kecil dengan omset 300 jt sampai dengan 2.5 M rupiah dengan aset sampai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 53

dengan 500 jt rupiah terdapat 11.408 unit usaha, dan usaha menengah/besar masingmasing 8.536 dan 500 unit usaha. Target persentase usaha kecil Kabupaten Pati terlalu kecil dibanding dengan potensi pengembangan usaha kecil di Kabupaten Pati yang sangat besar, dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil. Gambar 3.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sumber: Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Penyerapan tenaga kerja tertinggi pada usaha kecil, dengan unit sebanyak 11.408 mampu menampung tenaga kerja sebanyak 67.792, sedangkan usaha mikro meskipun jumlahnya banyak yaitu 23.111 unit namun tenaga yang terlibat didalamnya hanya 45.631 pekerja. Pemerintah Kabupaten Pati dianggap berprestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan izin usaha mikro dan kecil (IUMK) hal ini ditandai dengan diperolehnya Piagam Penghargaan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang diserahkan kepada Bupati Pati (piagam terlampir). Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.30 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun Target Capaian Tahun 2014 Tahun 2015 No. Indikator Kinerja 2013 Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Persentase koperasi 75 40 100 41 100 74,64 75% 100 75% aktif 2. Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM 10 30 15 41 20 44 220% 50 88% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 54

1. Persentase Koperasi Aktif Fasilitasi koperasi dan LKM dan UMKM di Kabupaten Pati 3 (tiga) tahun terakhir tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Persentase koperasi aktif di Kabupaten Pati meningkatsetiap tahunnya meskipun relatif kecil.tahun 2013 terdapat 40% koperasi yang terdaftar aktif melakukan kegiatannya sedangkan pada tahun 2014meningkat menjadi hanya 41% koperasi yang masih aktif. Target 100% di tahun 2015 ini masih juga belum terwujud, kinerja perkoperasian hanya mampu mencapai 75%. Kondisi yang terus membaik dari tahun-tahun membuatkabupaten Pati optimis target RPJMD akan mampu dicapai. tabel berikut: gambaran tentang perkembangan Koperasi di Kabupaten Pati dapat dilihat pada Tabel 3.31 Data Perkoperasian Kabupaten Pati DATA Tahun PERKOPERASIAN KABUPATEN PATI 2013 2014 2015 Pertumbuhan jumlah anggota 393.987 838.873 904.610 koperasi Persentase pertumbuhan jumlah - 112,92 7,84 anggota koperasi (%) Pertumbuhan koperasi aktif 740 809 821 Persentase pertumbuhan koperasi 9,32 1,48 aktif (%) Persentase koperasi aktif (%) 70,21 75,05 74,64 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015: Kendala yang dihadapi dalam fasilitasi dan penguatan kelembagaan Koperasi dan LKM dan UMKM adalah minimnya sumberdaya manusia di SKPD yang membidangi, dalam hal ini kurangnya penyuluh perkoperasian. 2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Potensi Pengembangan Usaha Kecil di Kabupaten Pati sangat besar dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil merata di seluruh kecamatan. Setiap tahun realisasi capaian indikator selalu melebihi target, sampai tahun ke-3 target akhir RPJMD 2017 telah terlampaui. Gambaran tentang perkembangan usaha mikro dan unit usaha kecil di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.32 Data UMKM Kabupaten Pati DATA UMKM KABUPATEN PATI 2013 2014 2015 Pertumbuhan usaha mikro 21.493 22.717 23.111 Persentase pertumbuhan usaha 5,69 1,73 mikro Pertumbuhan usaha kecil 11.408 11.408 11.408 Persentase pertumbuhan usaha kecil 0 0 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 55

Kabupaten pati telah memiliki data potensi kelompok dan sentra sehingga potensi usaha di Kabupaten Pati dapat tergarap dengan maksimal.program-program dinas terkait dalam promosi UMKM, gelar UMKM dapat lebih meningkatkan gairah usaha di Kabupaten Pati. Sistem kluster atau sentra usaha akan lebih memudahkan pengembangan usaha sehingga dalam memberikan fasilitasi, monitoring dan inventarisasi data UMKM lebih fokus. Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Mengunakan anggaran sebesar. Rp. 2.505.807.000 dan mengalami penambahan di APBD-P hingga Rp. 3.253.624.000 namun serapanya hanya 55% atau Rp. 1.779.355.606 dengan program-program sebagai berikut: a) Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif b) Program pengembangan industri kecil dan menengah c) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah d) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan e) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah f) Program peningkatan dan pengembangan ekspor g) Program peningkatan kemampuan teknologi industri h) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi i) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 3.2.5Tujuan: Meningkatnya pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya produksi pertanian dan perikanan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 10 Meningkatnya produksi pertanian Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 56

perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Tabel 3.33 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Produksi tanaman pangan padi Ton 554.277 615.884 111% sawah 2. Produksi tanaman pangan jagung Ton 123.635 127.179 103% 3. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Persen 59,24 58,64 99% Rata-Rata Capaian 104% Uraian Pencapaian Indikator Target produksi tanaman pangan padi sawah adalah sebesar 554.277 ton Gabah Kering Giling (GKG). Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi padi sawah adalah sebesar 631.884 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau terjadi surplus sebesar 77.607 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dengan demikian capaian produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Adapun target produksi tanaman pangan jagung adalah sebesar 123.635 ton Biji Kering. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi jagung adalah sebesar 138.075 ton Biji Kering atau terjadi surplus sebesar 14.440 ton Biji Kering. Hal ini menunjukkan capaian produksi tanaman jagung pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Sedangkan target produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,24 kw/ha GKG. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,58 kw/ha GKG. Hal ini menunjukkan capaian produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2015 lebih besar 0,34 kw/ha GKG dari target. Tabel 3.34 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati TAHUN 2013 2014 2015 KOMONDITAS PADI JAGUNG PADI JAGUNG PADI JAGUNG Luas panen 103.800 17.722 92.651 21.088 105.020 19.061 (Ha) Produktivitas 57,5 54,19 53,8 56,73 58,64 66,72 Ku/Ha Produksi (Ton) 582.176 96.028 498.488 119.632 615.884 127.179 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati, 2015 Realisasi tanam padi tahun 2015 di Kabupaten Pati terjadi peningkatan luas areal tanam padi 1.03%, sedangkan areal luas panen yang belum mencapa target disebabkan karena mundurnya musim tanam padi yang mengakibatkan tanaman dipanen mundur, biasanya bulan Desember sudah ada panen raya, diperkirakan mundur di bulan Januari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 57

2016. Hal ini disebabkan karena dampak dari perubahan iklim global dan el nino yaitu kekeringan yang panjang. Hal ini berdampak juga terhadap produksi padi. Tetapi apabila dibandingkan dengan realisasi produksi Tahun 2014, produksi padi tahun 2015 berdasarkan angak ARAM II sebesar 615.884 ton terjadi peningkatan 19,06% (117.396 ton). Kabupaten Pati memperoleh penghargaan dari kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diterima kepada Dinas Pertanian Pertanian Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati sebagai unit kerja (institusi) berprestasi dalam pencapaian target produksi periode Oktober 2014-maret 2015 (Piagam terlampir), Keberhasilan ini didukung dengan kesuksesan yang dicapai program PAJALE (Padi, Jagung, Kedelai) dari pemerintah yang mendukung program di sektor pertanian baik bantuan benih, pupuk dan pestisida, sarana dan prasarana pertanian maupun pendampingan dan pengawalan kegiatan oleh petugas serta Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan PAT-PIP Padi, Jagung dan Kedelai, perbaikan jaringan irigasi, optimasi lahan dan alat pra panen (traktor, transplanter, pompa air) dan alat pasca panen (combine harvester, power threser multiguna, corn sheller) secara besar-besaran dari Pemerintah untuk mendukung program UPSUS PAJALE. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.35 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja T R T R T R C Akhir RPJMD s/d 2015 thd 2017 1. Produksi tanaman pangan padi sawah 532.753 576.909 543.409 484.466 554.277 631.884 111% 576.669 107% 2. Produksi tanaman pangan jagung 118.834 96.028 121.211 126.410 123.635 138.075 103% 128.630 99% 3. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 57,11 56,56 57,68 54,31 59,24 59,58 99% 62,36 94% Berdasarkan data Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 dan 2014 serta Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 diketahui bahwa produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2013 terjadi surplus 44.156 ton GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus 58.943 ton GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus 77.607 ton GKG. Surplus produksi pada tahun 2013 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan luas panen dan produktivitas. Sedangkan minus pada tahun 2014 diakibatkan oleh kerusakan yang menyebabkan puso akibat bencana banjir. Adapun produksi tanaman pangan jagung pada tahun 2013 terjadi minus 22.806 ton biji kering, dan pada tahun 2014 terjadi surplus 5.199 ton biji kering serta pada tahun 2015 terjadi surplus 14.440 ton biji kering. Minus produksi pada tahun 2013 diakibatkan oleh faktor alih fungsi komoditas dari jagung ke tebu. Sedangkan surplus Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 58

pada tahun 2014 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan produktivitas dengan penggunaan benih hibrida. Keadaan prduktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2013 minus 0,55 kw/ha GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus 3,37 kw/ha GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus 0,34 kw/ha GKG. Minus pada tahun 2013 dan 2014 selain belum optimalnya penerapan budidaya padi sistem Jajar Legowo (Jarwo) juga karena terendamnya tanaman akibat bencana banjir. Sedangkan surplus pada tahun 2015 merupakan dampak dari adanya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) maupun produktivitas. Kondisi kinerja akhir periode RPJMD (2017) produksi padi sawah ditarget sebesar 576.669 ton GKG dan produksi jagung sebesar 128.630 ton biji kering. Berdasarkan data trend produksi sejak tahun 2013 maka apabila tidak terjadi bencana alam banjir/kekeringan ataupun eksplosif serangan OPT, target dapat dipenuhi bahkan terlampaui. Target Produktivitas Padi Kab. Pati berdasarkan RPJMD sebesar 62,36 kw/ha GKG, akan dicapai dengan melakukan beberapa upaya meliputi, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi padi dan jagung antara lain: 1. Rehabilitasi Jaringan Irigrasi Tersier (RJIT); 2. Optimasi Lahan (OPLAH); 3. Perluasan Area Tanam (PAT); 4. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT); 5. Fasilitasi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) budidaya dan pasca panen; 6. Fasilitasi benih dan pupuk bersubsidi; 7. Pendampingan dan pengawalan yang melibatkan petugas Dispertannak dengan dukungan Kodim. 8. Strategi Peningkatan Produksi Strategi yang ditempuh dalam rangka meningkatkan produksi dilakukan melalui: 1. Peningkatan produktivitas, Peningkatan produktivitas tersebut terkait dengan pengembangan varietas padi dan jagung, peningkatan intensitas pertanaman, dan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, air, lahan serta OPT secara terpadu dan spesifik lokalita. 2. Perluasan areal tanam, Perluasan areal tanam diutamakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan di samping pembukaan lahan baru, pemanfaatan lahan perkebunan dan kehutanan, lahan-lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan tidur. Perbaikan lahan irigasi, pembuatan embung, sumur resapan, dan pompanisasi diperlukan pula dalam kaitannya dengan perluasan areal tanam. 3. Pemangamanan Produksi, Pengamanan produksi diupayakan melalui pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, pengurangan kehilangan hasil, dan peningkatan mutu melalui perbaikan teknologi panen dan pasca panen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 59

4. Kelembagaan dan pembiayaan, Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan mendorong untuk tumbuh dan berkembang melalui program yang telah dirancang. Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Dari hasil yang dicapai serapan anggaran sebesar 21% atau Rp. 7.964.042.180 dari Rp. 38.151.026.000 sangat efektif untuk mendukung capaian kinerja, program yang mendukungnya antara lain; a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b) Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) c) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan d) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan e) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan f) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan g) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak h) Program peningkatan produksi hasil peternakan i) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan j) Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11 Meningkatnya produksi perikanan Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan DaerahKabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.36 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Perikanan tangkap Ton 42.904 26.710 62% 2. Perikanan budidaya Ton 42.250 39.217 93% Rata-Rata Capaian 78% Uraian Pencapaian Indikator: Produksi perikanan khususnya iklan laut segar tidak dapat memenuhi target, total hasil tangkap adalah 26.710.118 dengan nilai 229.926.048.700. Ada dua jenis perikanan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 60

budiaya di Kabupaten Pati, yaitu budidaya tambak dan budiaya kolam.pada budidaya ikan tambak tahun 2015 berhasil memproduksi sebesar 30.045.405 dengan nilai 526.233.092.000 rupiah sedangkan budidaya ikan kolam mencapai 9.145.376 dengan nilai 155.818.060.000 rupiah, tercatat bahwa perikanan budidaya mampu memenuhi target, bahwa dari 30.110ton ikan yang ditargetkan mampu terpenuhi 39.217 ton ikan segar. Selengkapnya data produksi ikan di Kabupaten Pati, volume dan nilai produksinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.37 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten PatiTahun 2013 2015 ASAL TAHUN PENINGKATAN NO. PRODUKSI 2013 2014 2015 (%) 1 Perikanan Laut - Produksi (kg) 28.953.723 16.143.036 26.710.118 65,46 - Nilai (Rp.) 175.677.523.400 94.149.676.100 229.926.048.700 244,21 2 Budidaya a. Tambak - Produksi (kg) 34.060.498 28.597.267 30.045.405 6,18 - Nilai (Rp.) 470.728.045.500 477.551.738.000 526.233.092.000 10,19 b. Kolam - Produksi (kg) 4.509.409 7.909.623 9.145.376 15,62 - Nilai (Rp.) 53.846.302.400 110.170.174.000 155.818.060.000 41,43 3 Perairan Umum a. Waduk - Produksi ( kg ) 20.873 23.253 19.469 (0,84) - Nilai (Rp.) 202.616.500 202.616.500 208.284.000 (0,84) b. Sungai - Produksi ( kg ) 96.143 98.745 107.260 8,62 - Nilai (Rp.) 823.412.000 900.560.000 978.214.000 8,62 Total - Produksi ( kg 67.640.646 52.771.924 66.027.628 25,12 ) - Nilai (Rp. ) 701.277.899.800 683.020.950.100 913.163.698.700 33,69 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati, 2015 Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.38 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Perikanan tangkap 41.239 28.954 42.064 16.143 42.904 26.710 62% 44.637 60% 2. Perikanan budidaya 37.035 38.687 40.739 36.506 42.250 39.217 93% 43.350 90% 1. Perikanan tangkap Tahun 2015 ini terjadi kenaikan porduksi perikanan tangkap, dari 16.143 kilogram di tahun 2014 menjadi 26.710 kilogram walaupun hal ini tidak mampu memenuhi target tahun 2015 sebesar 42.904. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 61

Kegagalan capaian kinerja produksi perikanan tangkap dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: (1)kelangsungan pengelolaan perikanan di laut pada tingkat eksplotasi tinggi (fully exploited); (2)faktor alam yang tidak dapat diprediksi, diantaranya: ketidakpastian cuaca, gelombang tinggi, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface temperature-sst) dan perubahan arah angin; (3) naik turunnya harga bahan bakar yang akan mempengaruhi kesempatan nelayan untuk menangkap ikan; dan (4)keluarnyaPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pelarangan Penggunaan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, juga mengakibatkan sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan karena sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati masih menggunakan alat tangkap yang dilarang tersebut. Upaya/strategi yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi perikanan tangkap diantaranya dengan: (1)mengganti kapal motor berskala kecil dan motor tempel dengan kapal motor besar yang berukuran > 30 GT sehingga operasi penangkapannya lebih luas, tidak terbatas pada perairan pantai saja akan tetapi bisa sampai di perairan lepas. Dengan area penangkapan yang lebih luas diharapkan hasil penangkapan ikan pun dapat meningkat;(2)sosialisasi yang lebih intensif atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 sehingga nelayan bisa memahami maksud dan tujuan dikeluarkannya peraturan tersebut. 2. Perikanan budidaya Tahun 2014 produksi perikanan tambak mengalami penurunan sebesar 16,04%, perikanan kolam mengalami kenaikan sebesar 75,4% dan produksi perikanan umum mengalami kenaikan sebesar 4,26%. Secara total, produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 21,98%. Produksi perikanan tambak yang mengalami penurunan sebesar 16,04% disebabkan adanya bencana banjir yang melanda 7 kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Pati meliputi Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu, dan Kecamatan Dukuhseti. Bencana banjir tersebut mengakibatkan hancurnya sarana dan prasarana tambak dan gagal panen. Tahun 2015 terjadi peningkatan meskipun belum mampu mencapai target, hal ini didukung oleh kondisi alam dimana tidak terjadi banjir besar seperti tahun sebelumnya. Naik turunnya produksi perikanan di Kabupaten Pati, menandakan bahwa ketergantungan pada kondisi alam masih tinggi, sehingga perlu pengembangan teknologi yang bisa memberikan jalan keluar agar ketergantungan kepada kondisi alam dapat teratasi. Adapun usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi perikanan budidaya yaitu dengan mengembangkan perikanan laut budidaya, mengingat Kabupaten Pati memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar dengan memiliki wilayah laut 4 mil dari garis pantai dan panjang garis pantai sepanjang +60 km yang belum dimanfaatkan dengan baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 62

Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang didukung dengan angaran Rp. 21.360.446.000,00 dengan serapan sebesar 94%. Atau Rp. 20.146.843.307,00 dengan melaksanakan program-program sebagai berikut; a) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir; b) Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan; c) Program pengembangan budidaya perikanan; d) Program pengembangan perikanan tangkap; e) Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan; f) Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan; g) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar. 3.2.6 Tujuan: Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah Infrastruktur yang memadai akan menarik pelaku usaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan petumbuhan wilayah Kabupaten Pati. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya airsertameningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasarannya adalah sebagai berikut: 12 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah. Ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 63

Tabel 3.39 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Persentase panjang jalan kabupaten Persen 57 42 82 dalam kondisi baik 2. Panjang jalan dilalui roda 4 Km 780,5 818,1 105 Rata-Rata Capaian 93,5 Uraian Pencapaian Indikator: Jalan adalah prasarana transportasi daerah yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan juga merupakan infrastruktur yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Jalan dikatakan dalam kondisi baik jika semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6%), sehingga arus lalu lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan desain dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi jalan. Dikatakan dalam kondisi sedang apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6-1%) sehingga kerusakan yang ada belum menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan lalu lintas. Sedangkan jalan dikatakan dalam kondisi rusak apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 10-20%), sehingga kerusakan yang ada sudah sangat menghambat kelancaran arus pergerakan lalu lintas, menyebabkan kendaraan harus berjalan secara perlahan lahan, mengurangi kecepatan, kadangkala harus berhenti akibat adanya kerusakan atau hambatan pada permukaan perkerasan. Sampai tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati telah membangun jalan sepanjang 825,327 Km, yang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang 825.327 Km dengan kondisi jalan beraspal baik sepanjang 390.240 m atau 47,28% dari panjang jalan keseluruhan, jalan beraspal rusak sedang sepanjang 178.899 m atau 21,68%, jalan beraspal rusak ringan sepanjang 108.383 m atau 13,13%, jalan beraspal rusak berat sepanjang 147.805 m atau 17,91% yang terdiri dari: jalan beraspal rusak 140.605 m, jalan berbatu 3.050 m dan jalan tanah 4.150 m. Secara lebih lengkap kondisi jalan Kabupaten Pati pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.40 Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun 2015 Kondisi Jalan Panjang Jalan(m) Persentase Jalan beraspal baik 390.240 47,28 Jalan beraspal sedang 178.899 21,68 Jalan beraspal rusak ringan 108.383 13,13 Jalan beraspal rusak berat 147.805 17,91 a. Jalan beraspal 140.605 rusak b. Jalan berbatu 3.050 c. Jalan tanah 4.150 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 64

Jaringan jalan dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun apabila jaringan jalan tersebut masuk dalam kategori jalan mantap, yaitu jalan yang masuk dalam kriteria jalan kondisi baik/sedang. Di Kabupaten Pati, panjang jalan yang dilalui roda 4 pada tahun 2015daritarget yang ditetapkan sebesar 780,5 Km realisasinya mencapai818,1km. Ini berartipersentase capaiannya padatahun 2015sebesar 105% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013 2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.41 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Persentase panjang 45 44 50 47 57 42 82% 65% 72% jalan kabupaten dalam kondisi baik 2. Panjang jalan dilalui roda 4 755,6 747,3 769,7 781,2 780,5 818,1 105% 812,7 101% 1. Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 45%, tercapai sebesar 44%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 50% hanya tercapai 47%. Mengalami peningkatan meskipun belum memenuhi targer, tapi pada tahun 2015 kondisi jalan dalam kondisi baik lebih buruk dari tahun 2013 yaitu turun menjadi 42% Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami penurunan setiap tahunnya dengan rata-rata capaian sebesar 91,33%, dari kondisi yang diharapkan diakhri RPJMD 2017 masih terpaut 23% meskipun masuk dalam kategori kinerja tinggi, tren yang menurun akan menyulitkan pencapaian target tersebut. 2. Panjang jalan dilalui roda 4 Panjang jalan dilalui roda 4 pada selalu bertambah tiap tahunnya, dari tahun 2013 sampai dengan 2015 telah bertambah 70 kilometer yaitu dari 747,3 hingga sekarang mencapai 818,1. Tareget RPJMD panjang jalan yang dilalui roda 4 pada 2017 adalah 812,7 sudah terlampaui ditahun ini. Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator panjang jalan dilalui roda 4cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata capaiannya sebesar 101,76% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mewujudkan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum telah berhasil dengan baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 65

Untuk mewujudkan meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya dana yang dianggarkan pada APBD 2015 sebesar19,75% dari belanja langsung yang terkait pencapaian sarasara atau. Rp.84.068.863.925,00 dan mendapat penambahan di APBDP hingga mencapai Rp. 164.035.248.425,00 dengan serapannya 83% atau Rp. 136.440.077.630,00. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja sasaran persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik dan panjang jalan dilalui roda 4 tersebut di atas tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati yang mendukung terwujudnya pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang baik secara kualitas dan kuantitas serta berwawasan lingkungan, yaitu: a) Program Peningkatan Jalan & Jembatan; b) Program pembangunan jalan dan jembatan; c) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; d) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; e) Program pembangunan infrastruktur perdesaan. 13 Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat, ada 3 (tiga) indikator untuk menilai kinerjanya, Yaitu Rumah tangga bersanitasi capaian kinerjanya 108 persen, rumah tangga pengguna air bersih dicapai 102 dan persentase penduduk berakses air minum dicapai 102 persen. Dilihat dari capaian masing-masing indikator rata-rata tercapai 104 persen menunjukan bahwa kinerja kabupaten pati dalam meningkatkan ketersedian jaringan air bersih dan sanitasi sangat berhasil. Tabel 3.42 Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Rumah tangga bersanitasi Persen 83 90 108 2. Rumah tangga pengguna air bersih Persen 75 76 102 3. Persentase penduduk berakses air minum Persen 75 76 102 Rata-Rata Capaian 104 Uraian Pencapaian Indikator: Status capaian kinerja penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 dengan menggunakan indikator target Proporsi penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di wilayah dan pada periode Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 66

waktu tertentu adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) dengan penduduk seluruhnya dinyatakan dalam prosentase Prosentase penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 89,58% atau 1.152.052 jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak 1.286.051 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 83 %. Jumlah Sarana Jamban yang dimiliki Tahun 2015 adalah 341.550 Sarana dengan rincian jamban komunal 41 Sarana (0.01%), Jamban leher angsa 210.250 Sarana (61,56%), jamban plengsengan 2.888 Sarana (0.85%), Jamban cemplung 128.371 Sarana (37,58%) Jumlah penduduk akses terhadap sarana jamban sehat Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 1.152.052 Jiwa dengan rincian akses jamban komunal 1.739 Jiwa (0.14%), Akses jamban leher angsa 751.811 Jiwa (58.46%), Akses jamban plengsengan 8.463 Jiwa (0.66%), Akses jamban cemplung 390.039 Jiwa (30.33%). Grafik 3.7 Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Pati dengan menggunakan indikator target Proporsi Penduduk atau rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) diwilayah tertentu pada periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk atau rumah tangga seluruhnya pada wilayah dan periode yang sama dan dinyatakan dalam persentase. Hal yang sama juga untuk indikator rumah tangga pengguna air bersih Prosentase penduduk akses air minum Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 76,34% atau 981.833 jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak 1.286.051 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 75 %. Jumlah penduduk akses air minum atau penguna air bersih di Kabupaten Pati tahun 2015 adalah 981.833 jiwa (76,34%) dengan rincian akses terhadap sarana air Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 67

TARGET REALISASI TARGET TARGET CAPAIAN minum adalah Sumur Gali Terlindungi 469.630 Jiwa (36,52%), Sumur gali dengan pompa 229.007 Jiwa (17,81%), Sumur bor dengan pompa 145.489 Jiwa (11,31%), mata air terlindungi 6.832 Jiwa(0,53), Penampungan air hujan 6.846 Jiwa (0,53%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) 124.029 Jiwa (9,64%) Grafik 3.8 Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Jumlah Sarana air minum yang dimiliki Tahun 2015 adalah 287,795 Sarana dengan rincian akses terhadap sarana air minum adalah Sumur Gali Terlindungi 133.526 Sarana (46,40%), Sumur gali dengan pompa 66.346 Sarana (23,05%), Sumur bor dengan pompa 41,620 Sarana (14,46%), mata air terlindungi 2.610 Sarana (0,91), Penampungan air hujan 2.282 (0,79%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) 41.411 Sarana/Sambungan Rumah (14,39%) Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.43 Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut No INDIKATOR TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 Rumah tangga Sanitasi Proporsi Penduduk Akses Sanitasi 2 Rumah tangga Air bersih 3 Proporsi penduduk askes air bersih/minum ABSOLUT PENYEBUT /PEMBILA NG REALISASI HASIL CAPAIA N % ABSOLUT PENYEBUT/ PEMBILAN G REALISASI HASIL CAPAIAN % Target Akhir RPJMD Capaia n s/d 2015 thd 2017 58,57 59,62 64 61 64,29 90 108% 95% 95% 387.771 23.795 387.771 384.335 58,57 59,62 64 1.286.051 778.678 61 64,29 1.286.051 1.155.260 90 62 76 63 387.771 295.007 76 75 387.335 296.024 76 102% 85% 89% 62 76 63 1.286.051 978.397 76 75 1.286.051 981.833 76 102% 85% 89% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 68

Dari tabel di atas dapat dianalisa bahwa dari Jumlah penduduk Kabupaten Pati pada akhir tahun 2015 sebesar 1.286.051 jiwa atau 387.771 KK, baru 76,34 % (981.833 jiwa atau 296.024 KK) yang sudah mempunyai akses air minum layak mengalami kenaikan 0,31 % bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014 yaitu sebesar 76,03% dan capaian tahun 2013 76%. Untuk kondisi sanitasi sampai dengan akhir Tahun 2015 adalah sebanyak 89,83% (1.155.260) jiwa atau 348.335 KK) yang sudah mempunyai akses sanitasi yang layak mengalami kenaikan yang yang signifikan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 60,55% (778.678 jiwa atau 234.795 KK) Program atau kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015 adalah yang mendukung pembangunan sanitasia adalah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah dengan angaran Rp. 929.000.000,00 menerima tambahan dalam APBD-P Rp. 1.380.931.000,00 terealisasi sebesar Rp. 1.256.445.075 atau 91%. 14 Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan infrastruktur pendukungperekonomian daerah dan pengembangan wilayah,ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.44 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik Uraian Pencapaian Indikator: Persen 77 78 101 Tahun 2015 total luas saluran irigasi di Kabupaten Pati sebesar 1.852,782 Km, yang ada dalam kondisi baik seluas 1.445,168 Km(78%). Dilihat dari target dalam Penetapan Kinerja (77%) berarti kinerja Kabupaten Pati dalam meningkatkan kualitas dan jaringan irigasi dapat dikategorikan berhasil (101%). Jaringan irigasi merupakan keseluruhan saluran yang terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah (subak), dengan kondisi baik yang dimaksud adalah jaringan irigasi memiliki kerusakan saluran irigasi < 10 % dari total panjang saluran irigasi. Berikut data realisasi luas irigasi kabupaten Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 69

dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km. Hal ini dapat dilihat dari keterangan yang ada dibawah ini. Tabel 3.45 Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati No. Nama Luas Baku Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak 1. Induk 59,703 Km 46,568 Km 2,985 Km 10,150 Km 2. Sekunder 558,202 Km 435,397 Km 27,910 Km 94, 895 Km 3. Pembuang 141,943 Km 110,715 Km 7,097 Km 24,131 Km 4. Suplesi 6,654 Km 5,190 Km 0,333 Km 1,131 Km 5. Gendong 7,840 Km 6,115 Km 0,392 Km 1,333 Km 6. Tersier 1.078,440 Km 841,183 Km 53,922 Km 183,335 Km Jumlah 1.852,782 Km 1.445,168 Km 92,639 Km 314,975 Km Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik : 78% Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Dari tabel 3.47 di atas dapat diketahui bahwa luas irigasi Kabupaten Pati dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km dari luas baku sepanjang 1.852,782 Km sebesar 78%, melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 77%. Dan ini berartipersentase capaian indikatornyasebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.46 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun Target Capaian Tahun 2013 Tahun 2015 No. Indikator 2014 Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 74 70 75 57 77 78 101% 85% 92% Persentase luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik tahun 2013 dari target yang telah ditetapkan sebesar 74% dapat terealisasi sebesar 70%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 95% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 75% dapat terealisasi sebesar 57%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2014 turun dari tahun sebelumnya menjadi 76% dan masuk dalam kategori tinggi. Sementara pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 77% dapat terealisasi lebih tinggi yaitu 78%, yang berarti capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk kategori sangat tinggi. Pencapaian kinerja tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, kondisi saluran irigasi dalam kondisi baik tahun 2014 hanya 57% sedangkan tahun 2013 mencapai 70%. Penurunan ini disebabkan oleh banjir yang terjadi di Kabupaten Pati awal tahun 2014 yang memberikan kontribusi pada kerusakan saluran irigasi di kabupaten Pati. Berdasarkan tabel 3.48 diatas dapat kita ketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan dengan rata-rata capaiannya sebesar 91% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana air bersih serta permukiman layak huni, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 70

sehat dan berwawasan lingkungan melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman telah berhasil dengan baik, terlebih dengan melihat perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar 101% terhadap target akhir RPJMD yang hanya sebesar 85% sehingga terdapat surplus sebesar 16%. Keberhasilan capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan anggaran Rp. 44.968.810.874,00 yang terserap 85%, atau 52.690.302.000,00 meliputi: (a) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; (b) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa; (c) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah; (d) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; dan (e) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. 15 Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Indikator dari perumahan dan kawasan pemukiman yang berkualitas dapat dilihat dari penggunaan listrik oleh rumah tangga dan rumah yang layak huni, dari dua indikator ini Kinerja Kabupaten pati dalam meningkatkan kualitas perumahan dan kawasan permukiman sangat tinggi. Tabel 3.47 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Rumah tangga pengguna listrik Persen 90 99,68 111 2. Rumah layak huni Persen 92 74 80 Rata-Rata Capaian 95,5 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Rumah tangga pengguna listrik. Realisasi kinerja dari indikator rumah tangga pengguna listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi kabupaten/kota di Kabupaten Pati, yang dapat dilihat dari tabel 3.50 berikut ini. Tabel 3.48 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Pati Rasio Jml Dusun Jml KK Jml Jml No. Kab./Kota Jml KK Elektrifikasi Belum Berlistrik Dusun Desa Kab./Kota Berlistrik 1. Pati 470.014 468.499 99,68 1.106 53 401 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Persentase rumah tangga pengguna listrik pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 90% terealisasi 99,68%. Atau tercapai 111% Rumah layak huni Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 71

Bahwa kewajiban pemerintah untuk menyediakan kebutuhan dasar oleh warganya seperti papan/ tempat tinggal. Sesuai indikator SPM bidan perumahan rakyat tahun 2015 jumlah penduduk di kabupaten Pati ada 1.207.399, dengan jumlah rumah 355.584, dengan jumlah rumah tidak layak huni mencapai 94.941 atau73%. rumah layak huni 260.643 rumah. Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Persentase rumah layak huni di Kabupaten Pati hingga tahun 2015 tercapai 74%. dari target yang ditetapkan sebesar 92% atau tercapaian 80%. Realisasi kinerja indikator rumah layak huni ini dapat dilihat dari Cakupan ketersediaan rumah layak huni Kabupaten Pati tahun 2015 berikut ini. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tabel INDIKATOR SPM Cakupan Ketersediaan rumah layak huni TAHUN 2015 1 Jumlah penduduk Kabupaten Pati Berdasarkan data dari Dinas 1.207.399 Duk Capil Pati (penduduk tahun 2013) 2 Jumlah Rumah di Kabupaten (bidang Cipta Karya) 355.584 3 Jumlah Rumah Tidak layak (Bidang Cipta Karya) 94.941 4 BackLOG (Database Perumahan DPU Kab. Pati) - 5 Jumlah Rumah Layak Huni 260.643 Sumber: Laporan SPM Dinas Pekerjaan UMUM Kab. Pati 2015 Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.50 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Rumah tangga 88,5 23,1 89 99,68 90 99,68 111% 92% 108% pengguna listrik (%) 2. Rumah layak huni 88 25 90 71 92 74 80% 96% 77% (%) Untuk mencapai target sasaran meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman program kegiatan yang telah dilakukan adalah: program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, kegiatan penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan dan kegiatan pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman. Sejalan dengan meningkatnya roda perekonomian, menjadikan kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 281.336 pelanggan naik menjadi 305.103 pelanggan pada tahun 2014. Jumlah energi listrik yang didistribusikan di Kabupaten Pati pada tahun 2013 tercatat sebesar 526.976.532 KWh. Angka ini turun menjadi 358.760.316 KWh pada tahun 2014. Penyaluran energi listrik di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh 3 Unit Pelayanan Pelanggan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 72

dan Jaringan (UPJ) yaitu UPJ Pati, UPJ Juwana, dan sebagian UPJ Bangsri untuk wilayah Pati utara. Jika dilihat dari daya yang terpasang, sebagian besar pelanggan listrik dengan daya terpasang 450 watt sebanyak 241.197 pelanggan dari total 305.103 pelanggan pada tahun 2014. Sedangkan pelanggan dengan daya terpasang 900 watt sebanyak 49.618, daya terpasang 1300 watt sebanyak 7.291, dan 6.997 pelanggan dengan daya terpasang diatas 1300 watt. Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati rumah tangga Rumah tangga pengguna listrik sebanyak 468.499 Rumah Tangga atau sebesar 99.68%, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka sudah mengalami surplus 2.76%. Prosentase Rumah layak huni Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati 261.626 unit rumah atau sebesar 73%, bila dibanding dengan target 96% yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (26,04%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka cukup membutuhkan kerja keras kemungkinan target 85% di akhir masa RPJMD 2012-2017 untuk memenuhinya. Tahun 2015 untuk mencapai sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Pemerintah Kabupaten Pati menganggarkan dana sebesar Rp. 20.091.886.850,00 terserap 84% atau Rp. 16.798.669.052,00 untuk melaksanakan program-program; a) Program Pengembangan Perumahan; b) Program Lingkungan Sehat Perumahan; c) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; d) Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar; e) Program Pengembangan Lingkungan Sehat. 3.2.7 Tujuan: Meningkatnya peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi Dalam upaya meningkatkan peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 73

16 Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan promosi dan kerjasama investasi, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.51 Capaian Sasaran Strategis 16 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Uraian Pencapaian Indikator: Unit 14 19 136% Milyar 1.043 4.866 467% Rata-Rata Capaian 294% Tahun 2015 minat pengusaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati cukup besar, harapan masuknya 14 unit investor tercapai 19 unit investor 136%, terdiri dari 2 unit 4 PMA dan 17 unit PMDN. Namun nilai investasi yang masuk totalnya belum memenuhi target, hanya 467% dari target yang ditetapkan yaitu 1.043 M 389,26 milyard tercapai 4.866 M masuk tahun ini. Tabel 3.52 Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun 2015 No. Nama Perusahaan Bidang Usaha Negara Jenis Permohonan Investasi (Dalam Rp. Juta) 1 PT. KELUARGA SEHAT SEJAHTERA Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN 85.000 2 PT. DEWI PENGAYOM BANGSA Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Luar Indonesia PMDN 4.000 Negeri 3 UD. HARTATIK - JUWANA WATER FANTASY (JWF) Kegiatan Taman Bertema Atau Taman Hiburan Indonesia PMDN 5.000 4 CV. KARYA INDUSTRI NUSANTARA Pengelolaan Dan Pembuangan Sampah Yang Indonesia PMDN 3.650 Tidak Berbahaya 5 PT. KEBON AGUNG Industri Gula Indonesia PMDN 54.630 6 PT. NEW RATNA MOTOR Perdagangan Eceran Mobil Baru Indonesia PMDN 23.500 7 PT. MULTI BETON KARYA MANDIRI Industri Barang Dari Semen dan Kapur Untuk Indonesia PMDN 3.000 Konstruksi 8 PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula Indonesia PMDN 144.652,2 9 PT. DUA KELINCI Industri Makanan Dari Kedelai Dan Kacang- Indonesia PMDN 470.981,6 Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu, Industri Produk Roti Dan Kue dan Industri Minuman Lainnya 10 PT. TRI JAYA TISSUE Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Indonesia PMDN 6.434,9 Lainnya 11 CV. RAJAWALI PERKASA FURNITURE Industri Furnitur Indonesia PMDN 5.820 12 PT. INDOCITRA PUTERA SAMUDERA Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya Indonesia PMDN 5.000 Untuk Ikan 13 YAYASAN BUMI WALI SONGO - RSU. MITRA Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN 37.617,7 BANGSA 14 PT. KELOLA LAUT NUSANTARA Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi Indonesia PMDN 2.375 15 PT. SAHABAT MULIA SAKTI Industri semen Indonesia PMDN 3.967.000 16 YAYASAN KESEJAHTERAAN MUSLIMAT Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN 20.438,7 NAHDLATUL ULAMA PATI - RUMAH SAKIT ISLAM PATI 17 PT. LAYANTARA UTAMA Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Indonesia PMDN 3.400 Nelayan (SPDN) dan Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Nelayan (SPDN) 18 PT. FARMER SUKSES MAKMUR Perdagangan besar Singapura PMA 13.600 19 PT. BULAN BARU INDONESIA Wisata tirta Inggris PMA 10.880 Total 4.866.980,1 Sumber: KPPT Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 74

Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.53 Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD No. Indikator 1. Jumlah investor berskala nasional 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 12 16 13 21 14 19 136% 17 100% 863 199 1.025 317,03 1.043 4.866 467% 1.600 304% 1. Jumlah investor berskala nasional Jumlah investor berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 12 unit hanya dapat tercapai sebesar 16 unit. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 144%.Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang telah ditetapkan sebesar 13 unit dapat tercapai 21 unit. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sebesar 162% atau naik sebesar 28,7%.Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar 14 unit realisasinya mencapai19 unit. Ini berarti persentase capaiannya sebesar 136%, turun 26% dari tahun sebelumnya. Jumlah investor berskala nasional yang berinvestasi di Kabupaten Pati selama 3 tahun terakhir melebihi target yang ditentukan dengan rata-rata capaian sebesar 138,76% da. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkameningkatkan minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil dengan baik, terlebih lagi melihat perbandingan antara realisasi tahun 2015yang sebesar 19 unit dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 17 unit juga, sehingga telah melebihi dari 2 unit. 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 863 M, hanya tercapai sebesar 199 M. Ini berarti capaian pada tahun 2013 hanya sebesar 23,06%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 1.025 M hanya tercapai 317,03 M. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 30,93%. Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar 1.043 M realisasinya dapat mencapai4.866 M. Ini berarti persentase capaian tahun 2015mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 467%. Dari tabel 3.55 diatas dapat diketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator jumlah nilai investasi berskala nasional cenderung mengalami kenaikan dengan rata-rata capaiannya sebesar 174% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil, terlebih melihat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 75

perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar 4.866 M jauh lebih tinggi dari target akhir RPJMD yang hanya sebesar 1.600 M. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi dibiayai dengan anggaran sebesar Rp. 9.413.806.000,00 dengan serapan anggaran 86% atau Rp. 8.125.586.919,00. Program kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b) Program pengembangan Kemitraan; c) Program penataan struktur industri; d) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri; e) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial. 3.2.8 Tujuan: Meningkatnya kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan Dalam upaya meningkatkan kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja, meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS serta meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 17 Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, realisasi dari 2 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya rata-rata tercapai dalam kategori tinggi, Tabel 3.54 Capaian Sasaran Strategis 17 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen 73,01 67,85 93 2. Tingkat pengangguran terbuka Persen 6,77 6,08 90 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 76

Uraian Pencapaian Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Pati tahun 2015, sebesar 67,85%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah angkatan kerja sebesar 651.635 orang terhadap jumlah penduduk usia kerja sebesar 960.469 orang. artinya dari total jumlah penduduk yang termasuk usia kerja atau tenaga kerja, sebesar 67,85%, masuk sebagai angkatan kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian. Jadi hanya sekitar sepertiga dari penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. TPT ini memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati pada tahun 2015 sebesar 6,08%, yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah pengangguran sebesar 39.607 orang terhadap jumlah angkatan kerja sebesar 651.635 orang. Hasil ini berarti capaian indikator tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati tinggi.tpt Kabupaten Pati sebesar 6,08 artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pati terdapat 6-7 orang yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.55 Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Tingkat partisipasi 72,39 71,2 72,70 68,91 73,01 67,85 93 73,40 92 angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran terbuka 7,33 7,3 6,9 6,37 6,77 6,08 90 6,60 92 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kabupaten Pati pada tahun2014 sebesar 68,91% lebih rendah biladibandingkan dengah tahun 2013 sebesar 71,2% dan menurun kembali di tahun 2015 menjadi 67,85%. Halini menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya masihberusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Selama kurun waktu tahun 2013-2015 TPAK di Kabupaten Pati terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Ini dapat diartikanbahwa terjadi penurunan partisipasi tenagakerja dalam pasar kerja. Keterlibatantenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin membesar.jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) yang semakin Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 77

meningkatakan membawa beberapa konsekuensi dalam ketenagakerjaan.sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam angkatan kerja dansebagian lainnya masuk dalam kategori bukan angkatan kerja. 2. TingkatPengangguran Terbuka (TPT) Tabel 3.56 TPT dan TPAK Kabupaten Pati 2012 2015 TAHUN 2012 2013 2014 2015 TPT 12,74 7,3 6,37 6,08 TPAK 70,94 71,20 68,91 67,85 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Pati, 2015 Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja apabila tidak terserap pada pasar kerja maka menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyediakan lapanganpekerjaan sangat terbatas. Selama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati, dimana tahun 2014 turun sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya, begitu juga tahun 2015 yang turun kembali sebesar 1,06%. Melihat realisasi tahun 2015 yang telah melebihi target akhir RPJMDmaka dapat dikatakan bahwa program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkat mengurangi tingkat pengangguran telah berhasil dengan baik, dan tinggi mempertahankannya sampai akhir RPJMD 2017. Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja dalam kategori tinggi, angaran yang digunakan sebesar Rp. 4.589.962.000,00 dengan serapan anggaran 89% atau Rp. 4.087.284.500,00 untuk membiayai program-program sebagai berikut: a) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi; b) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; c) Program Peningkatan Kesempatan Kerja; d) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda. 18 Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 78

dalam peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya dan menunjukan kineja yang sangat tinggi. Tabel 3.57 Capaian Sasaran Strategis 18 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. PMKS yang memperoleh bantuan sosial Uraian Pencapaian Indikator: Persen 0,09 0,17 189% Rata-Rata Capaian 189% Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan. PMKS di Kabupaten Pati yang memperoleh bantuan sosial pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 0,09% realisasinya mencapai 0,17%. Ini berarti persentase capaian tahun 2015 sebesar 189% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.58 Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. PMKS yang memperoleh bantuan sosial 0,09 0,17 0,09 0,16 0,09 0,17 189% 0,1 170% Kurun waktu tahun terakhir capaian persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial selalu melebihi target yang ditentukan.tahun 2014 capaian realisasinya turun sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,01% dari tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkameningkatkan pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS telah berhasildengan baik, terlebih lagi melihat selisih antara realisasi tahun 2015dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 0,07%. Dalam usaha mencapai sasaran meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS Pemerintah Kabupaten Pati telah menetapkan kebijakan: (a) Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta bantuan bagi PMKS; (b) Peningkatan kualitas hidup PMKS terhadap pelayanan sosial dasar melalui peningkatan fasilitas pelayanan publik; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 79

(c) Peningkatan kualitas penanganan PMKS dalam melindungi dan mengembalikan fungsi sosial dalam masyarakat; (d) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan PMKS; (e) Peningkatan kualitas penanganan PMKS; (f) Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan panti sosial dan anak yatim. Agaran yang disediakan dalam APBD Kabupaen Pati sebesar Rp. 2.400.975.300,00 dan mengalami penurunan di APBD-Perubahan hingga menjadi Rp. 1.217.175.300,00 terserap sebesar 86% atau senilai Rp. 1.049.175.100,00, program yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sangat tinggi ini adalah: a) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; b) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; c) Program pembinaan anak terlantar; d) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma; e) Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan; f) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya); g) Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa; h) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; i) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; j) Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS. 19 Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 sebagi prioritas dalam peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya dicapai dengan kategori tinggi. Tabel 3.59 Capaian Sasaran Strategis 19 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh Persen 79 72,73 92 jaminan sosial tenaga kerja 2. Persentase UMK terhadap KHL Persen 100 100,44 100 Rata-Rata Capaian Uraian Pencapaian Indikator: 1. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten Pati tahun 2015 sebanyak 17.222 orang terhadap jumlah tenaga kerja yang ada sebesar 23.680 orang atau 72,73%, dari target yang ditetapkan sebesar 79%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 80

2. Persentase UMK terhadap KHL Dasar penetapan UMK UMP 2015 adalah No.9 tahun 2013 tentang Kebijakan penetapan Upah Minimum dalam Rangka Keberlangsungan Usaha dan Peningkatan Kesejahteraan Pekerjaserta Permenakertrans No. 7 tahun 2013 tentang Upah Minimum. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi, penetapan UMP oleh gubernur paling telat 60 hari sebelum 1 Januari (2015), sedangkan UMK (Kabupaten/Kota) paling telat 40 hari sebelum 1 Januari (2015). Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Untuk masing-masing provinsi, besaran UMP ditetapkan oleh Kepala Pemerintah daerah setempat dalam hal ini adalah Gubernur. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2015 di wilayah Jawa Tengah (Jateng) telah ditetapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada hari Kamistanggal 20 Oktober tahun 2014 Keputusan UMK pada 35 kabupaten/kota ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Jateng No.560/85/2014 teranggal 20 November 2014. Kabupaten Pati sebesar Rp. 1.176.500 dari berdasarkan survei KHL bulan Januari-Setember 2014 dan estimasi bulan Oktober-Desember diperoleh rata-rata KHL Kabupaten Pati sebesar 1.171.391,01 dengan demikian UMK terhadap KHL di Kabupaten Pati sebesar 100,44% Persentase UMK terhadap KHL yang ada di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat teralisasi sebesar 100%. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013 2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.60 Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 1. Jumlah tenaga kerja yang 75 3 77 3 79 72,73 92 83 88 memperoleh jaminan sosial tenaga kerja 2. Persentase UMK terhadap KHL 100 100 100 100 100 90 90 100 90 Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten Pati tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 2.434 orang dari tahunsebelumnya yang berjumlah 17.890 orang. Sementara tahun 2015 justru mengalami penurunan sebesar 3.142 orang. Ketetapan UMK ini akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2015. Berdasarkan data, besaran UMK yang paling tinggi yakni di Kota Semarang dengan Rp 1.685.000. Adapun besaran UMK terendah di Jawa Tengah adalah di Kabupaten Banyumas sebesar Rp 1.100.000. Dibanding tahun 3 tahun sebelumnya, UMK 2015 Dari besarnya UMK Jawa Tengah 2015 yang sudah di jabarkan diatas, rata-rata peningkatan kenaikan UMK propinsi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 81

jawa tengah tahun 2015 sekitar 10 %, meskipun ada beberapa kota/kabupaten yang peningkatan UMKnya masih dibawah 10%. Kabupaten Pati mengalami kenaikan sebesar 16% dibanding 2014. Keputusan tersebut juga mengatur bahwa upah minimum ini merupakan terendah, yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. UMK berlaku bagi pekerja dengan tingkat paling rendah yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun. Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan UMK bisa mengajukan penangguhan kepada Gubernur ataupun pejabat yang ditunjuk sesuai perundangundangan. Penangguhan UMK dilajukan paling lama 10 hari sebelum berlakunya UMK pada 1 Januari 2015. Berikut daftar UMK Kabupaten Pati periode tahun 2010-2015: Tabel 3.61 Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2015 TAHUN KHL UMK 2011 779.590,00 769.550,00 2012 7 93.351,46 837.500,00 2013 850.253,88 927.600,00 2014 927.600,00 1.013.027,00 2015 1.171.391,00 1.176.500,00 Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2015 Keberhasilan capaian kinerja tinggi dalam upaya meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja kinerjanya didukung oleh penggunaan dana senilai Rp. 463.374.750,00 daria nggaran sebesar Rp.495.350.500,00 atau terserap9 4%. Ini digunakan dalam melaksanakan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. 3.3 REALISASI ANGGARAN Setelah APBD Perubahan total anggaran belanja berubah menjadi 2.440.477.453.000,00 dengan perincian belanja tidak langsung sebesar Rp 1.525.326.552.000,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 915.150.901.000,00 Terdapat penambahan angaraan belanja sebesar 19% dari APBD sebelum Perubahan. Tabel 3.62 Target Belanja Daerah APBD Perubahan Uraian Target % (Rp) Belanja Tidak 1.525.326.552.000 62,50% langsung Belanja Langsung 915.150.901.000 37,50% Total belanja 2.440.477.453.000 100% Sumber: Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Keuangan Pemda Pati, 2015 Serapan anggaran belanja pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.417.822.908.102,00 atau 99,07% terdiri dari Rp. 1.514.318.159.173,00 (99,28%) Belanja Langsung dan Rp. 903.504.748.929,00 (98,73%) belanja tidak langsung dari tota langgaran yang dialokasikan ini meningkat dibanding tahun 2014 serapan angaran hanya 85% saja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 82

Belanja langsung yang utama untuk program-program prioritas sebesar Rp. 637.187.821.075,00 Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran Terserap rata-rata 82%, program/kegiatan di sasaran meningkatnya budaya baca masyarakat dan sasaran meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin tercapai (100%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran 10. Meningkatnya produksi pertanian. (21%). Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.63 RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 SASARAN Angaran APBD APBD P Serapan % 1. Tercukupinya daya tampung pendidikan di 57.511.539.000 72.359.696.000 65.413.477.293 90% jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2. Meningkatnya kualitas dan relevansi 12.459.081.000 16.329.856.000 15.926.795.461 98% pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. 3. Meningkatnya budaya baca masyarakat. 406.551.000 406.551.000 406.112.000 100% 4. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita 427.394.000 317.394.000 266.184.800 84% gizi buruk. 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas 28.770.052.000 177.144.543.000 150.327.513.850 85% pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 6. Meningkatnya cakupan pelayanan 16.373.405.000 39.281.451.300 18.706.182.255 48% kesehatan bagi penduduk miskin. 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta 48.395.433.000 11.864.955.000 10.861.931.211 92% perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 8. Meningkatnya kesetaraan gender, 2.678.557.700 2.803.616.700 2.743.281.926 98% pemberdayaan perempuan dan anak 9. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. 2.505.807.000 3.253.624.000 1.779.355.606 55% 10. Meningkatnya produksi pertanian. 10.624.601.000 38.151.026.000 7.964.042.180 21% 11. Meningkatnya produksi Perikanan 11.965.597.000 21.360.446.000 20.146.843.307 94% 12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas 84.068.863.925 164.035.248.425 136.440.077.630 83% infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. 13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air 929.000.000 1.380.931.000 1.256.445.075 91% bersih dan sanitasi. 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas 21.224.505.500 52.690.302.000 44.968.810.874 85% jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan 14.317.699.850 20.091.886.850 16.798.669.052 84% kawasan permukiman 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai 6.741.448.000 9.413.806.000 8.125.586.919 86% investasi. 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, 3.326.462.000 4.589.962.000 4.087.284.500 89% penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan 2.400.975.300 1.217.175.300 1.049.175.100 86% sosial bagi PMKS dan PSKS. 19. Meningkatnya perlindungan dan 495.350.500 495.350.500 463.374.750 94% kesejahteraan tenaga kerja. Jumlah 425.622.322.775 637.187.821.075 507.731.143.789 Rata-rata realisasi 82% Realisasi Tertinggi 100% Realisasi Terendah 21% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 83

BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015 merupakan pertanggungjawaban atas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mencapai sasaran dengan target indikator yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Merujuk pada Rencana Strategis Kabupaten Pati 2012-2017. Dalam mengelola kepercayaan masyarakat Kabupaten. Banyak kedala yang dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Pemerintah Kinerja Kabupaten Pati, faktor utama adalah perencanaan yang tidak akurat untuk mencapai target yang dicanangkan, reviu atas RPJMD 2012-2017 tidak dilaksanakan dimana targettarget yang terdapat didalamnya banyak yang tidak realistis artinya terlalu besar dibanding dengan kemampuan baik dari segi SDM maupun anggaran, ada beberapa program dan dengan anggaran yang sudah direncanakan tidak dapat teserap sehingga berdampak pada capaian kinerja yang ditargetkan, sebaliknya beberapa sasaran meskipun dari sisi anggaran tidak terserap atau serapannya kecil namun target kinerja dicapai dengan sangat berhasil ini menunjukan bahwa sisi penganggaran yang kurang tepat dimana seharusnya dapat dialokasikan pada sasaran yang memang membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk sampai dengan outcome yang dikehendaki. Secara umum hal yang dapat dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih baik oleh Pemerintah Kabupaten Pati kedepan adalah sebagai berikut: a. Penegasan komitmen seluruh jajaran Pemda Kabupaten Pati dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; b. Reviu atas dokumen perencanaan hingga sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Pati; c. Dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan pengawasan dan monitoring secara periodik tentang capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pati, serta peningkatan kemampuan teknis di jajaran Pemerintah Kabupaten Sehingga dapat secepatnya dievaluasi kemudian dilakukan rencana aksi dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; d. Membangun basis data di setiap SKPD sehingga proses perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program kegiatan maupun kinerja lebih akurat dan berhasil guna; e. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 84

jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasicapaian Peq'anjian Kine$a {PKf; f. Pembangunan E-Sakip Muttak dilakukan untuk memperoleh hasif yang maksimal, karena dengan adarrnla E-Sakip maka dapat diintegrasikan antara perencanaan, pengorgtanisasian, dan pengawasan kinerja secara periodik dan berkala dengan datayang akurat dan upto&te. Akhirnya laporan Kine{a Instansi Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi kineq'a bagi pihak yang membutuhkan, perd/empurrean dokumen perencanaan periode yar]q akan deitatv,, penyempurnaan pefakanaan program dan kegiatan wng akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan )rarg diperlukan. Rryrar <Xinqb@ntun Eawint& qdrqdat Ed20/s Halaman 185

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 86

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 87

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 88

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 89

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 90