LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.

BAB I PENDAHULUAN. integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. moral, spiritual, dan lain-lain. Apabila manusia mengalami pendidikan yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Undang-undang Sistem. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

USUL PROGRAM IPTEKS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media membelajarkan siswa. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

PELATIHAN SENAM AYO BERSATU 2 UNTUK GURU-GURU SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan gerak insani (human movement)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. wajib dilaksanakan di lingkungan persekolahan formal seperti di SD, SMP, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

LAPORAN KEGIATAN PPM

PELATIHAN INOVASI PEMBELAJARAN SENAM DENGAN PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN BAGI GURU-GURU PENJASORKES SD DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

LAPORAN YOGYAKARTA. Oleh ROCHMAT TRIYANTO NIM S1 PGSD PENJAS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belakang dan wawasan setiap individu berbeda-beda, sehingga. mengandung 3 komponen yang membentuk sikap, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

MOMON SYUEB DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan cabang olahraga yang wajib di berikan di semua jenjang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN PEMBELAJARAN PENJAS MELALUI PENDEKATAN PAIKEM BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BAGI GURU PENJASORKES SD DI KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL Tim Pengabdi: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes. Sri Mawarti, M.Pd. Sunardianta, M.Kes. Pengabdian Kepada Masyarakat ini Dibiayai Dengan Anggaran DIPA UNY Tahun 2012 Berdasarkan Surat Keputusan Dekan FIK UNY Nomor: Tahun2012 Nomor Perjanjian: 1160c/UN34.16/PPM/2012 FAKUL7 AS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LEMBAGA PENELITIAN 2012 4

LAPORAN KEGIATAN PPM DOSEN PELATIHAN PEMBELAJARAN PENJAS MELALUI PENDEKATAN PAIKEM BERDASARKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BAGI GURU PENJASORKES SD DI KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL Tim Pengabdi: F. Suharjana, M.Pd. Sriawan, M.Kes. Sri Mawarti, M.Pd, Sunardianta, M.Kes. Pengabdian Kepada Masyarakat ini Dibiayai Dengan Anggaran DIPA UNY Tahun 2012 Berdasarkan Surat Keputusan Dekan FIK UNY Nomor: Tahun2012 Nomor Perjanjian: 1160c/UN34.16/PPM/2012 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LEMBAGA PENELITUN 2012

LEMBAR PENGESAHAN Judul Kegiatan; Pelatihan Pembelajaran Penjas Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efekif dan Menyenangkan (Paikem) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bagi Guru Penjasorkes SD di Kec.Dlingo, Kab. Bantul. B. Tim Pengabdi: 1. F. Suharjana, M.Pd. (Ketua Pengabdi) 2. Sriawan, M.Kes. 3. Sri Mawarti, M.Pd. 4. Sunardianta, M.Kes. C. Hasil Evaluasi; 1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat telah/bewm sesuai dengan rancangan yang tercantum dalam proposal. 2. Sistematika laporan sudah/b^iutn sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku pedoman LPM UNY. 3. Hal-hal lain sudah/bejam memenuhi persyaratan dalam hal; Kesimpulan; Laporan dapat/bgkim dapat diterima. Yogyakarta, November 2012 Mengetahui, Disetujui Koorbid PPM FIK UNY Drs. SB. Pranatahadi, M.Kes. NIP. 19591103 198502 1 001 ii

KATA PENGANT AR Puji syukur disampaikan kehadirat Allah SWT, atas karunianya pengabdian kepada masyarakat yang berjudul Pelatihan Pembelajaran Penjas Melalui Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efekif dan Menyenangkan (Paikem) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bagi Guru Penjasorkes SD di Kec.Dlingo, Kab. Bantul, telah selesai sesuai dengan yang direncanakan. Pengabdian kepasa masyarakat ini dibiayai dengan anggaran DIPA UNY Tahun 2012 berdasarkan Surat Keputusan Dekan FIK UNY Nomor: 204 Tahun 2012, Tanggal, 1 Juni 2012 Nomor Perjanjianll60c/UN 34.16/PPM/2012. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh: 1. F. Suharjana, M.Pd. 2. Sriawan, M.Kes. 3. Sri Mawarti, M.Pd. 4. Sunardianta, M.Kes. Pengabdian kepada masyarakat ini dapat terlaksana berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu tim pengabdi menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Dekan FIK UNY yang telah memberi kesempatan untuk melakukan pengabdian. 1. Guru-guru penjasorkes sekolah dasar Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul yang telah dengan sungguh mengikuti program pengabdian ini. Yogyakarta, November 2012 Pengabdi, ni

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANT AR DAFTAR ISI i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN 1 A. Analisis Situasi 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 4 C Tujuan Kegiatan 5 D. Manfaat Kegiatan 5 E. Tmjauan Pustaka BAB II METODE PENGABDIAN 9 A. Kerangka Pemecahan Masalah 9 B. Strategi Pelaksanaan 9 C. Materi Pengabdian 9 D. Metode Kegiatan 10 E. Evaluasi 10 F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan 10 BAB III HASIL PENGABDIAN DAN PEMBAHASAN 11 A. Lokasi Pengabdian 11 B. Lama Pelaksanaan 11 C. Realisasi dan Pihak Terkait 11 D. Khalayak Sasaran 11 E. Keterkaitan II F. Faktor Penghambat 12 G. Faktor Pendukung 12 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 13 A. Kesimpulan 13 B. Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 LAMPIRAN 15 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang bermakna bahwa pendidikan tersebut berlangsung melalui aktivitas jasmani sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Aktivitas jasmani inilah yang menjadi pusat perhatian giuu penjasorkes dalam rangka meningkatkan kualitas hidup siswa secara menyeluruh baik fisik, psikis, mental, moral, maupun sosial agar menjadi manusia yang seutuhnya. Melalui penjasorkes juga dapat membantu anak dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, keterampilan motorik, perkembangan psikis, perkembangan sosial, penghayatan nilai dan norma, kematangan emosi, kecerdasan, pengetahuan, dan pembiasaan hidup sehat. Penjasorkes merupakan bagian dari pendidikan secara menyeluruh mestinya mempunyai kedudukan dan tujuan sama dengan matapelajaran yang lainnya, namun pada umumnya penjasorkes masih dipandang kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini terbukti sampai saat ini tidak ada ujian nasional mata pelajaran penjasorkes, jumlah guru pendidikan jasmani di sekolah juga belum proporsional dengan jumlah sekolah dan jumlah murid, keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah juga belum memadai. Ditambah lagi adanya anggapaan bahwa pendidikan jasmani itu olahraga yang menuntut adanya prestasi di cabang olahraga tertentu. Bahkan di beberapa sekolah maupun daerah, ada anggapan dari para 1

murid maupun masyarakat, kalau tidak kasti dan sepak bola belum merasa penjasorkes. Pandangan semacam itu hendaknya dapat memacu guru penjasorkes untuk dapat menunjukkan dan membuktikan kepada masyarakat bahwa penjasorkes itu sungguh mulia dan sangat penting untuk membantu anak dalam mencapai kedewasaan. Sehingga dibutuhkan guru penjasorkes yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan untuk dapat mengajar dengan sebaik- baiknya. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulimi yang berlaku sekarang yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan yang hanya memuat ruang lingkup, standard kompetensi, dan kompetensi dasar pendidikan jasmani. Mengenai materi pelajaran benar- benar kewenangan guru atau kelompok kerja guru penjasorkes, Guru penjasorkes yang baik dan kreatif adalah guru yang dapat meramu faktor- faktor pembelajaran menjadi suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menggembirakan. Suasana pembelajaran seperti ini adalah suasana yang kondusif karena dengan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan menggembirakan itu, maka tujuan pendidikan mudah untuk dicapai atau sebaliknya, Salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani yang menarik, menyenangkan, dan menggembirakan adalah menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (paikem). Hal itu akan tercapai apabila pelaksanaan pembelajaran penjasorkes diberikan dalam bentuk bermain. Bermain dilakukan oleh semua manusia tidak memandang usia, jenis kelamin, status, ras/suku bangsa, agama/keyakinan 2

ataupun pembeda yang lain. Secara khusus memang anak tingkat sekolah dasar senang bermain karena pada tingkat usia tersebut bermain adalah dunianya. Maka tepatlah pendekatan paikem melalui bermain untuk dipergunakan sebagai model pembelajaran di tingkat sekolah dasar, karena bermain pada hakikatnya adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sungguh- sungguh, sukarela, untuk mencapai tujuan/senang (Sukintaka,1998:24). Penjasorkes di kecamatan Dlingo kabupaten Bantul tidak terlepas dari gambaran umum penjasorkes seperti yang diuraikan di atas, oleh sebab itu untuk membantu guru- guru penjasorkes SD di kecamatan Dlingo kabupaten Bantul dalam menanggapi dan melaksanakan penjasorkes menurut KTSP, sehingga diharapkan dapat menjadi guru yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta mampu melaksakan tugas mengajar dengan baik, maka tim ppm bermaksud mengadakan penyegaran dan pelatihan pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan Paikem untuk guruguru penjasorkes di kecamatan Dlingo kabupaten Bantul. Selain itu jadwal pendidikan jasmani di SD se kecamatan Dlingo kabupaten Bantul yang mengalokasikan empat jam pelajaran dalam satu blok waktu merupakan kendala bagi guru pendidikan jasmani untuk memberikan materi pelajaran pendidikan jasmani secara baik. Apabila pembelajaratmya monoton akan menjemukan para siswa, oleh sebab itu dengan waktu yang lama ini dibutuhkan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menggembirakan sehingga para siswa tidak merasa lelah, jenuh, dan menjemukan sehingga 3

dengan sendirinya tujuan pembelajaran mudah dicapai, salah satunya melalui pembelajaran penjasorkes melalui pendekatan Paikem. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan permasalan sebagai berikut: 1. Makna penjasorkes yang masih belum sepaham diantara para pendidik maupun masyarakat. 2. Penjasorkes belum dianggap penting. 3. Pelaksanaan penjasorkes yang masih monoton/tidak menarik. 4. KTSP menuntut guru penjasorkes yang aktif, inovatif, dan kreatif. 5. Pembelajaran model paikem menciptakan suasana pembelajaran penjasorkes yang menarik dan menyenangkan, namun belum semua guru penjasorkes memahami. 6. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan memudahkan anak dalam mencapai tujuan, namun dalam pelaksanaannya guru penjasorkes mengalami kesulitan. Bedasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam pengabdian ini adalah : "Bagaimana meningkatkan peran guru penjasorkes dalam menciptakan pembelajaran penjasorkes yang- aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, dalam pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar berdasarkan KTSP di kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul?" 4

C. Tujuan Kegiatan Setelah mengikuti kegiatan PPM secara aktif maka diharapkan guruguru penjasorkes SD di kecamatan Dhngo, kabupaten Bantul memperoleh pengalaman teori maupun praktik mengenai pembelajaran penjasorkes yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga dapat diaplikasikan dan dikembangkan di sekolahnya masing- masing. D. Manfaat Kegiatan 1. Bagi Guru: dapat menambah w^awasan pengetahuan /teori maupun praktik pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga makin mantap dalam bertugas. 2. Bagi lembaga yang terkait yaitu FIK UNY dan UPTD Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul semakin mempererat kerjasama yang saling menguntungkan. 3. Bagi murid : semakin menyenangi penjasorkes sehingga tidak terasa bahwa tujuan pendidikan mudah dicapai. E. Tinjauan Pustaka Penjasorkes merupakan bagian yang integral dari pendidikan pada umumnya. Hal ini berarti bahwa penjasorkes tidak dapat dipisahkan atau menyatu dengan pendidikan pada umumnya, sehingga keberhasilan pendidikan secara menyeluruh, penjasorkes ikut ambil peranan di dalamnya. Penjasorkes diartikan pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Pendidikan untuk jasmani berarti bahwa tujuan akhir dari penjasorkes itu adalah jasmani itu sendiri, seperti 5

kebugaran jasmani, peningkatan unsur- unsur jasmani ( kecepatan, kekuatan, power, daya tahan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, dll). Sedangkan arti kedua adalah bahwa pendidikan itu berlangsung melalui aktivitas jasmani sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya yaitu manusia yang utuh. Pendidikan jasmani pada dasamya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh (Adang Suherman dan Agus Mahendra. 2001:8). Iain Adams dan Rahantoknam (1988: 9) menyatakan bahwa program pendidikan jasmam di SD mempunyai empat sasaran, yaitu; 1. Meningkatkan keselarasan pertumbuhan dan perkembangan antara jasmani, rohani, metal dan kehidpan bermasyarakat. 2. Mengembangkan keterampilan gerak dasar. 3. Amenanamkan nilai dan sikap yang positif. 4. Mengembangkan pengetahuan dan kebiasaan yang diperlukan untuk hidup sehat. Secara khusus tujuan penjasorkes menurut KTSP (2006: 703) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan ; 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upya pengembangn dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpihh. 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangn psikis yang lebih baik. 3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. 6

4, Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui intemalisasi nilainilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis. 6, Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkimgan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempuma, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif Sedang ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani meliputi: 1. Permainan dan olahraga. 2. Aktivitas pengembangan. 3. Aktivitas senam. 4. Aktivitas ritmik. 5. Aktivitas air. 6. Pendidikan luar kelas. 7. Kesehatan. Dari tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmam tersebut kemudian dituangkan dalam standard kompetensi dan kompetensi dasar di tiap jenjang kelas dari kelas satu sampai dengan kelas enam sekolah dasar baik pada semester satu maupun dua. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini sebagai arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan 7

indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. (KTSP. 2006: 727). Sehingga guru penjasorkes dituntut untuk bertindak kreatif, inovatif, dan produktif dalam pembelajaran di sekolah dasar, karena guru harus mampu menerjemahkannya ke dalam materi pembelajaran penjasorkes di setiap jenjang kelas. Bentuk model Paikem merupakan salah satu jawaban terhadap kreativitas guru penjas dalam menyikapi pembelajaran dengan KTSP agar mudah dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes hendaknya penyampaian materi diberikan dalam bentuk bermain. Bermain diartikan sebagai suatu aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela, sungguh - sungguh imtuk mencapai tujuan dari aktivitas tersebut/senang (Sukintaka,1998: 24). Apabila penjasorkes dilaksanakan seperti kaidah bermain ini maka pembelajaratmya akan menarik, dan menggembirakan sehingga tujuan pembelajaran pun akan mudah dicapai, sebab aktitas jasmaninya dilakukan dengan sungguhsungguh dan sukarela tanpa paksaan, seperti dikemukakan oleh Agus Mahendra (2008: 1.9), bahwa permainan dibentuk untuk merangsang motivasi siswa untuk melakukan kegiatan dengan serius, tetapi penuh kegembiraan. Montolalu, dkk. (2007: 1.18) menyatakan pula bahwa bermain bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, serta moral. 8

BABn METODE PENGABDIAN A. Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah dalam pengabdian ini adalah melalui tahap satu pemahaman teori mengenai hakikat penjasorkes, pembelajaran menggunakan pendekatan Paikem, dan teori bermain serta tahap dua praktik melalui latihan berbagai model bermain untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar kelas satu sampai dengan kelas enam dan tahap tiga diskusi untuk memantapkan hasil latihan berbagai model Paikem dalam pembelajaran penjasorkes B. Strategi Pelaksanaan Tim pengabdi membuat kesepakatan dengan ketua KKG penjasorkes Kecamatan Dlingo untuk menentukan jadwal pelaksanaan pengabdian. Dengan ijin ketua KKG Penjas sekolah dasar Kecamatan Dlingo, pengabdi mengundang guru-guru penjasorkes untuk diberikan pelatihan pembelajaran penjasorkes yang menarik dan menggembirakan melalui model paikem berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sarana dan prasarana sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan disiapkan oleh kelompok KKG, sedangkan kekurangannya pengabdi mengusahakan melengkapinya. C. Materi Pengabdian Materi sajian dalam pelatihan ini adalah: 1. Konsep dasar pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan 9

2. Pendekatan Paikem 3. Bermain 4. Bermain atletik 5. Bermain senam D. Metode Kegiatan Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara tutorial dan diskusi untuk teori, serta praktik/latihan dalam kelompok dan diskusi untuk pengalaman praktik. E. Evaluasi Evaluasi melalui tes tertuhs dengan pre test dan post test untuk teori, sedang evaluasi praktik melalui pengamatan langsung. F. Pelaksanaan Kegiatan 1. Bulan Juni : Persiapan dan perijinan 2. Bulan Juli : Penyusunan makalah dan pemantapan paanitia 3. Bulan September : Pelaksanaan PPM 4. Bulan Oktober : Penyusunan laporan 10

BABm HASIL PENGABDIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Pengabdian Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan di kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan pelaksanaarmya di Gedung Olahraga Desa Temuwuh, Kecamatan Dlingo. B. Lama Pelaksanaan Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan selama 2 (dua) hari efektif, yaitu hari Kamis dan Jum'at, tanggal 12 dan 13 Oktober tahun 2012 dimulai jam 08.00 s/d 13.00 WIB. C. Realisasi dan Pihak Terkait Program ini dapat berjalan dengan lancar dan mendapat tanggapan dari peserta dengan sangat baik. Pihak yang terkait adalah UPTD Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, dan Kelompok Kerja Guru-Guru Penjasorkes Kecamatan Dlingo, serta FIK UNY. D. Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran program pengabdian ini adalah guru- guru penjasorkes kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul berjumlah 21 orang dari 21 SD.

. Keterkaitan Program pelatihan pembelajaran penjasorkes melalui pendekatan Paikem berdasarkan KTSP merupakan suatu perwujudan kepedulian Fakultas Ilmu Keoiahragaan UNY terhadap tugas pengabdian masyarakat, khususnya kedua belah pihak, yaitu antara FIK-UNY dengan Kelompok Kerja Guru- Guru Penjasorkes di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. F. Faktor Penghambat Faktor penghambat yang paling nampak dalam kegiatan ini adalah tidak dapat terjangkaunya semua guru-guru penjasorkes sekolah dasar seluruh Kabupaten Bantul untuk mengikuti kegiatan ini, sehingga peserta hanya terdiri dari guru-guru Penjasorkes di UPTD kecamatan Dlingo saja. Sedangkan kegiatan untuk praktek pembelajarannya melibatkan anak-anak sekolah dasar namun hanya diwakili oleh anak kelas 5 saja. G. Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah motivasi yang sangat tinggi dari khalayak sasaran, karena kegiatan tersebut memang sangat dibutuhkan oleh guru-guru penjas. Faktor pendukung yang lain yaitu para pematerinya dari para pakar dalam bidangnya masing-masing dari FIK UNY, serta sarana/prasarana yang tersedia sangat mendukung. Selain itu dalam kegiatan PPM ini juga melibatkan siswa kelas 5 (lima) SD I Temuwuh, sehingga dapat langsung praktek terhadap anak SD. 12

BABIV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Program pengabdian pada masyarakat pelatihan pembelajaran penjasorkes melalui model Paikem berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi gum penjasorkes sekolah dasar di kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul dapat terlaksana dengan baik. Hal ini ditandai dengan kesungguhan guru-guru penjasorkes sebagai peserta untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir. B. Saran-Saran Khalayak sasaran perlu dijangkau semua, sehingga tidak hanya UPTD kecamatan Dlingo saja, melainkan semua guru-guru penjasorkes sekolah dasar di Kabupaten Bantul diikut sertakan. Demikian pula kegiatan PPM seperti ini sebaiknya melibatkan siswa tidak hanya perwakilan beberapa anak dalam satu kelas saja, melainkan melibatkan siswa di semua tingkatan ketas agar anak tidak terlalu kecapekan. Selain itu juga bagi guru-guru penjasorkes di tingkat SLTP dan SLTA perlu pula diselenggarakan kegiatan yang serupa pula. 13

DAFTAR PUSTAKA Adang Suherman dan Agus Mahendra. (2001). Menuju Perkembangan Menyeluruh. Jakarta; Ditjen Olahraga. Agus Mahendra. (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Universitas Terbuka. Iain Adams dan Rahantoknam. (1988). Pendidikan Jasmani Dengan Pendekatan Pemahaman. Jakarta: Ditjen. Dikdasmen. Montolalu, B.E.F. (2007). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Sukintaka. 1998. Teori Bermain. Yogyakarta :FPOK IKIP 14