ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA

dokumen-dokumen yang mirip
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

ix

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.7.6 Faktor Pembatas BAB III METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Bahan Lokasi Penelitian...

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN BALAI TAMAN NASIONAL KARIMUN JAWA ANALISA VEGETASI MANGROVE DI PULAU KEMUJAN, KEPULAUAN KARIMUN JAWA, JAWA TENGAH

PERAMBAHAN KOTA (URBAN SPRAWL) TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA MAKASSAR BERDASARKAN CITRA SATELIT LANDSAT 5 TM (STUDI KASUS KECAMATAN BIRINGKANAYA)

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

III. METODE PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di empat desa yaitu Desa Muara Gading Mas, Bandar

PENDUGAAN KONSENTRASI KLOROFIL-a DAN TRANSPARANSI PERAIRAN TELUK JAKARTA DENGAN CITRA SATELIT LANDSAT

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SKRIPSI PEMODELAN SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI BANJIR GENANGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIONAL (RATIONAL RUNOFF METHOD)

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PERUBAHAN DARATAN PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL DI PANTAI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT

Peta Rencana Lanskap (Zonasi) Kawasan Situ Gintung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN MELALUI CITRA LANDSAT 7 ETM+ DI WILAYAH DATARAN KABUPATEN PURWOREJO

Identifikasi Lokasi Potensial Budidaya Tiram Mutiara Dengan Mengunakan Citra Satelit Landsat 7 ETM+

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai fungsi produksi, perlindungan dan pelestarian alam. Luas hutan

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

ANALISIS KERAPATAN VEGETASI PADA KELAS TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI LEPAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

RINGKASAN. mendukung keberadaan Taman Laut Banda dengan mempertimbangkan aspek

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

IV KONDISI UMUM TAPAK

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENATAAN BATAS KAWASAN HUTAN DI JAWA BARAT

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENATAGUNAAN LAHAN DI DAS ULAR SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 11 TAHUN 2002 KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN TERPADU DI TELUK KELABAT B U P A T I B A N G K A,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI DI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KRONOLOGIS PENETAPAN KAWASAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Transkripsi:

ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA Oleh YOHAN M G JARISETOUW FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2005

ii Abstrak Yohan M G Jarisetouw. ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA. (bimbingan Ir. E. M. Kesaulija,MS dan Ir. Yosias Gandhi, M.Sc) Kawasan Wisata Teluk Youtefa letaknya kurang lebih 3 KM dari pusat kota Jayapura. Penetapannya sebagai kawasan Taman Wisata Alam (TWA) adalah berdasarkan SK. Menteri Pertanian No.372 / kpts / Um / 1976. Secara astronomi terletak pada 140 2 02-140 2 35 BT dan 02 1 36-02 1 56 LS, secara geografis bagian utara : Kecamatan Jayapura, bagian selatan : Kecamatan Abepura, bagian timur : Laut Pasifik dan bagian barat : Kecamatan Abepura, yang memiliki luasan 1.650 Ha. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat degradasi kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa yang disebabkan oleh penduduk atau masyarakat. Hasil yang diperoleh diharapkan Sebagai bahan informasi dasar bagi instansi yang berwenang (Dinas Kehutanan) dan instansi terkait (Dinas Pariwisata) dalam pengelolaan kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Posisi jarak dan arah jalur ditentukan pada citra landsat sebagai acuan untuk pengumpulan data lapangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa Areal yang berkurang pada kawasan Wisata Teluk Youtefa sebesar 83,70 ha atau 1,61% dari luas kawasan Teluk Youtefa dengan laju degradasi sebesar 4,14%, Hutan mangrove pada kawasan Wisata Teluk Youtefa sebagian besar terkonversi menjadi areal pemukiman dan industri. Dengan luas 21,39 ha atau 0,41% dari luas kawasan teluk Youtefa. Rata-rata daerah yang berkurang di tahun 2000 adalah 6,81 ha/tahun dan di

iii tahun 2004 berkurang menjadi 5,46 ha/tahun dengan laju rata-rata degradasi adalah 6,14 ha/tahun. Kerusakan yang terjadi pada hutan mangrove dari tahun 1967-2000 mencapai 44,45% dan pada tahun 2000-2004 bertambah 4,32% dengan laju kerusakan adalah 1,32% pertahun.

iv ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA Oleh YOHAN M G JARISETOUW Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Pada Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2005

v LEMBAR PENGESAHAN JUDUL NAMA : ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA : YOHAN M G JARISETOUW NIM : 98 405 412 JURUSAN PROGRAM STUDI : BUDIDAYA HUTAN : BUDIDAYA HUTAN Menyetujui Tim Pembimbing Ir. E M Kesaulija, MS Ketua Ir. Yosias Gandhi, M.Sc Anggota Mengetahui, Ketua Jurusan Budidaya Hutan Fakultas Kehutanan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua Ir. Patria Hadi, MP Ir. C. Y. Hans Arwam, MP Tanggal Lulus : 04 Februari 2005

vi RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1979 di Jayapura, sebagai putra pertama dari empat bersaudara. Ayahanda bernama S. Jarisetouw dan ibunda bernama M. Kopou. Penulis menamatkan Pendidikan Dasar di SD Negeri Hamadi pada tahun 1992, kemudian melanjutkan Pendidikan menengah di SMP N 3 Jayapura Selatan dan tamat pada tahun 1995. Tahun 1998 penulis menamatkan pendidikan tingkat atas pada Sekolah Menengah kejuruan Negeri 4 Jayapura dan pada tahun yang sama terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas kehutanan Program Studi Budidaya Hutan Universitas Negeri Papua Manokwari.

x DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI........ DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...... PENDAHULUAN Latar belakang...... Masalah..... Tujuan.... Manfaat... TINJAUAN PUSTAKA Taman Wisata Alam Pengertian dan Tujuan Fungsi vegetasi Sonazi hutan mangrove. Jenis-jenis pohon pada kawasan TWA Teluk Youtefa. Cara Mempelajari Vegetasi Hutan... Beberapa Penyebab Kerusakan Hutan... Fungsi dan Manfaat Hutan Mangrove... Dampak Kegiatan Manusia Pada Ekosistem Hutan Mangrove... Masalah Konservasi Alam...... KEADAAN UMUM DAERAH... METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Obyek, Alat dan Bahan..... Prosedur Penelitian Prosedur Pengamatan... Pengamatan di atas peta. Pengamatan di lapangan. Teknik pengambilan data. Parameter yang diamati Pengolahan Data.. Analisa data... HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan Teluk Youtefa... Degradasi Hutan Mangrove Pada Taman Wisata Teluk Youtefa... Hutan Mangrove... Degradasi Pada Hutan Mangrove... vii viii ix x 1 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10 11 12 15 21 21 22 22 23 23 24 24 25 26 35 35 36

xi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... Saran... 40 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xii DAFTAR TABEL No Teks Hal 1. Komposisi Penduduk Wilayah Teluk Youtefa menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Formal... 17 2. Distribusi Lapangan Pekerjaan Penduduk di Wilayah Teluk Youtefa.. 17 3. Deskripsi Beberapa Komponen Sosial Budaya Masyarakat Adat di Teluk Youtefa... 17 4. Luas Kawasan Teluk Youtefa Berdasarkan Tutupan Lahan.. 26 5. Luas Kawasan Teluk Youtefa Berdasarkan Tipe Hutan. 27 6. Potensi Hutan Mangrove Teluk Youtefa 29 7. Pemanfaatan Hutan Mangrove... 29 8. Distribusi Topografi Tanah Di Kawasan Teluk Youtefa Menurut Kelas Kemiringan Lereng 30 9. Luas Kawasan Wisata Teluk Youtefa Berdasarkan Tutupan Lahan 31 10. Luas Daratan Kawasan Wisata Teluk Youtefa Berdasarkan Tipe Hutan 32 11. Distribusi Topografi Tanah Di Kawasan Wisata Teluk Youtefa Menurut Kelas Kemiringan Lereng 34 12. Luas Hutan Mangrove Berdasarkan Kerapatan Pada Tahun 1967, 2000 dan 2004 di Kawasan Wisata teluk Youtefa... 35 13. Perubahan Luasan dan Laju Degradasi Tutupan Hutan Mangrove Pada Kawasan Wisata Teluk Youtefa Berdasarkan Tahun Degradasi Pada Tahun 1967-2004..... 37 14. Areal Terkonversi Pada Hutan Mangrove... 38 15. Intensitas Kerusakan Hutan Mangrove Berdasarkan Tahun Degradasi.. 39

xiii DAFTAR GAMBAR NO 1. 2. 3. 4. Teks Lokasi Penelitian Analisa Degradasi Hutan Mangrove Pada Kawasan TWA Teluk Youtefa Kota Jayapura Peta Sebaran hutan Mangrove Pada Kawasan TWA Teluk Youtefa Berdasarkan Peta JOG Tahun 1967 Sebaran Hutan Mangrove Kawasan TWA Teluk Youtefa Berdasarkan Peta Penutupan Lahan Tahun 2000 Perubahan Luasan Hutan Mangrove Kawasan TWA Teluk Youtefa Kota Jayapura LAMPIRAN 1. Data Olahan GPS 2004. 2. Rata-rata Curah Hujan dari Beberapa Stasiun di Wilayah Kota Jayapura 3. Rata-rata Suhu Udara, Suhu Udara Maksimum, kecepatan Angin, Lamanya Penyinaran matahari dan kelembaban Udara di Wilayah Kota Jayapura

21 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Teluk Youtefa Kota Jayapura, Distrik Jayapura Selatan dan Abepura. Lokasi ini secara administrasi berada di desa Engros dan desa Tobati. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian berlangsung dalam dua tahap. Tahap I berlangsung pada 1 Juli 2004 sampai dengan 9 Juli 2004 dan tahap II berlangsung pada tanggal 4 Oktober 2004 sampai dengan 28 Oktober 2004. Obyek, Alat dan Bahan Obyek dari penelitian ini adalah hutan mangrove yang terdapat pada kawasan TWA Teluk Youtefa. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta sebaran Mangrove pada kawasan TWA Teluk Youtefa Berdasarkan Peta Jog tahun 1967, Peta Tutupan Lahan Sekitar Kawasan TWA Teluk Youtefa tahun 2000, peta tapal batas Kawasan TWA Teluk Youtefa dan peta topografi kawasan TWA Teluk Youtefa dan Citra Landsat ETM 7 path 101 row 62, Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Garmin 12XL), kompas, meter roll 50 meter, kamera dan alat tulis menulis.

22 Prosedur Penelitian Prosedur pengamatan Prosedur pengamatan dilakukan dengan dua cara yaitu 1. Pengamatan di atas peta Peta yang dikumpulkan yaitu peta yang berkaitan dengan lokasi penelitian di TWA Teluk Youtefa, yaitu Peta sebaran mangrove pada kawasan TWA Teluk Youtefa berdasarkan peta JOG tahun 1967, peta tutupan lahan sekitar kawasan TWA Teluk Youtefa tahun 2000 dan peta hasil rekonstruksi tapal batas/ perbaikan rintis batas dan penyulaman TWA Teluk Youtefa. Tipe, skala, dan akurasi peta kemudian dievaluasi dengan citra landsat ETM 7 path 101 row 62 tahun 2000 yang terkoreksi sebagai standar. Dalam fungsinya sebagai referensi di lapangan, hasil satelit ini sudah dibuat kombinasi gabungan warna : untuk band 5 (merah), band 4 (hijau), band 3 (biru). Setelah gambaranya berlawanan disesuaikan dengan menggunakan metode equalisasi histogram. Gabungan warna ini dipilih karena gambaran hutan mangrove yang dramatis. Hasil ini kemudian dicocokan dengan peta tutupan lahan untuk melihat ketepatan sebaran hutan mangrove di TWA Teluk Youtefa. Setelah itu batas TWA Teluk Youtefa di Overlay untuk menentukan luas hutan mangrove yang ada di dalam kawasan TWA Teluk Youtefa. Degradasi hutan mangrove diperoleh dengan membandingkan luas kawasanya pada tahun 2000 dan 2004 dengan luasan hutan mangrove pada peta JOG tahun 1967.

23 2. Pengamatan di lapangan 2.1 Teknik Pengambilan Contoh Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan system jalur atau transek. 2.2 Pengamatan dilapangan Tetapkan transek garis sejajar garis pantai (sepanjang sonasi hutan mangrove ) di daerah intertidal lalu amati perubahan yang terjadi disepanjang jalur. Pengamatan ini dilakukan dengan menelusuri jalur pengamatan yang dibuat di lapangan. Setiap terdapat bentuk degradasi maka dilakukan pengukuran luas dan dicatat tipe pemanfaatannya. Teknik Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Lokasi yang dijadikan sample dipilih secara acak pada suatu kondisi jarak, topografi, wilayah dan nilai pemanfaatannya terhadap hutan. Posisi jarak dan arah jalur ditentukan pada citra landsat sebagai acuan untuk pengumpulan data lapangan. Dua transek dibuat pada dua tempat yang berbeda: Tobati dan Engros, dengan pertimbangan kedua lokasi ini berada pada daerah penyebaran mangrove yang terpisah. Panjang transek antara 900 m untuk daerah Tobati dan 3900 m untuk daerah Enggros (Gambar 4 ). Selain survey transek, keberadaan dasar tanah dilakukan dengan cara mengidentifikasi vegetasi terbesar yang dominan sepanjang lokasi tersebut.

24 Parameter Yang Diamati Parameter yang diamati adalah perubahan luasan tutupan tanah 1. Hutan mangrove yang telah terkonversi Menjadi hutan lain Menjadi areal pemukiman. 2. Perubahan daerah tutupan tanah Daerah yang meningkat/bertambah Daerah yang berkurang Hasil penafsiran citra satelit ETM 7 tahun 2000, peta sebaran mangrove pada kawasan TWA Teluk Youtefa tahun 1967 dan pengumpulan data lapangan digunakan untuk mengawasi perubahan luas hutan. Tiga gambaran keadaan hutan mangrove yang diperoleh kemudian dibandingkan satu dengan yang lainnya untuk mengetahui besarnya perubahan. Pengolahan Data Kerusakan hutan dinyatakan dalam persentasi yang dihitung dengan membandingkan besar wilayah yang ditumbuhi tumbuhan dan daerah yang tidak ditumbuhi tumbuhan serta daerah ynag bertambah luasannya dan daerah yang berkurang luasannya Rumus umum yang di gunakan Arsyad (1999) adalah sebagai berikut: Luas areal terkonversi IK(%) = X 100 Luas seluruh Kawasan Dimana: IK = Intensitas kerusakan hutan Pada dasarnya luas areal terkonversi diasumsikan berbentuk persegi panjang dan segitiga sehingga untuk mengukur luas setiap areal terkonversi digunakan rumus: Persegi, Luas = Panjang X Lebar Segitiga, Luas = ½ alas X tinggi

25 Analisa Data Analisa data dilakukan secara komparatif (berdasarkan perbandingan tahun degradasi tutupan tanah) dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar pada daerah tersebut.