BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian...
|
|
- Sucianty Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan... ii Abstrak... iii Kata Pengantar... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian... BAB II STUDI PUSTAKA Batas Wilayah Pesisir Karakteristik Wilayah Pesisir Ekosistem Hutan Mangrove Pengertian dan karakteristik habitat Struktur vegetasi dan zonasi Fungsi dan manfaat hutan mangrove Identifikasi mangrove Pengelolaan dan Konservasi Mangrove Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Citra Landsat Koreksi citra Klasifikasi Penilaian hasil Er Mapper Normalitzed Difference Vagetation Index (NDVI) Nilai Ekonomi Mangrove Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Prinsip-prinsip Analytic Hierarchy Process Tahapan penyusunan hirarki Formulasi matematis pada model AHP Perhitungan indeks konsistensi Expert Choise Professional Model hirarki rencana pengelolaan kawasan konservasi... mangrove 2.8 Rencana Pengelolaan Kawasan Pesisir vi
2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Diagram Alir Penelitian Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Data Penentuan kawasan konservasi mangrove Analisa citra Analisa ekosistem hutan mangrove Penentuan kawasan konservasi Analisa nilai ekonomi mangrove Metode Analityc Hierarchy Process... BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Kebijakan Pemanfaatan Kawasan Kawasan lindung Kawasan budidaya Karakteristik Fisik Pesisir Selatan Kabupaten Sampang Jenis dan tekstur tanah Gelombang Pasang surut Arus dekat pantai Salinitas Bathimetri Permasalahan Wilayah Pesisir Selatan Kabupaten Sampang... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove di Kecamatan Sreseh Kondisi fisik-kimia lingkungan Kondisi vegetasi mangrove Ekosistem mangrove di Kecamatan Pangarengan Kondisi fisik-kimia lingkungan Kondisi vegetasi mangrove Ekosistem mangrove di Kecamatan Sampang Kondisi fisik-kimia lingkungan Kondisi vegetasi mangrove Ekosistem mangrove di Kecamatan Camplong Kondisi fisik-kimia lingkungan Kondisi vegetasi mangrove Analisa Penginderaan Jauh Pemotongan dan Pengolahan Citra Digital Sebaran dan luasan kawasan mangrove vii
3 5.2.3 Transpormasi indeks vegetasi Analisa Penentuan Kawasan Konservasi Mangrove Penentuan kawasan konservasi mangrove di Kecamatan Sreseh Kawasan hutan mangrove Sabuk hijau di sempadan pantai Sabuk hijau di sempadan sungai Penentuan kawasan konservasi mangrove di Kecamatan Pangarengan Kawasan hutan mangrove Sabuk hijau di sempadan pantai Sabuk hijau di sempadan sungai Penentuan kawasan konservasi mangrove di Kecamatan Sampang Kawasan hutan mangrove Sabuk hijau di sempadan pantai Penentuan kawasan konservasi mangrove di Kecamatan Camplong Kawasan hutan mangrove Sabuk hijau di sempadan pantai Nilai Ekonomi Sumberdaya Mangrove Pengumpulan data Data responden Data sekunder Analisa nilai manfaat Nilai manfaat langsung Nilai manfaat tidak langsung, pilihan dan keberadaan Analisa biaya Biaya pemanfaatan kayu dan ikan/non ikan Biaya pemeliharaan kawasan mangrove Nilai ekonomi sumberdaya mangrove Prioritas Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Mangrove Pengumpulan dan metode pengumpulan data Proses penentuan prioritas rencana pengelolaan Tujuan rencana pengelolaan Pelaku rencana pengelolaan Bidang rencana pengelolaan Aspek rencana pengelolaan Alternatif/kebijakan rencana pengelolaan Penentuan alternatif menurut pelaku Analisa sensitivitas rencana pengelolaan Analisa sensitivitas mode dinamik dari sudut pandang pelaku Analisa sensitivitas mode dinamik dari sudut pandang bidang Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Mangrove viii
4 5.6.1 Rehabilitasi, perawatan, dan perlindungan tanaman Peningkatan peran serta masyarakat Peningkatan sumberdaya manusia Pemanfaatan kawasan mangrove yang terkendali... BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran saran... Daftar Pustaka... Lampiran-lampiran ix
5 DAFTAR TABEL No Tabel Tingkat kerusakan hutan mangrove di Jawa Timur Tahun Nilai manfaat dan biaya sumberdaya mangrove... Skala kuantitatif tingkat kepentingan... Indeks random untul tipa orde matrik... Kelas kesesuaian dan parameter biofisik lingkungan berdasarkan analisa... ekosistem mangrove Kelas kesesuaian dan parameter biofisik lingkungan yang tidak dilakukan... ground cek Luas desa pesisir selatan Kabupaten Sampang... Sebaran jenis dan tekstur tanah pesisir selatan Kabupaten Sampang... Kondisi fisik-kimia lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Sreseh... Kondisi vegetasi mangrove di Kecamatan Sreseh... Kondisi fisik-kimia lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Pangarengan... Kondisi vegetasi mangrove di Kecamatan Pangarengan... Kondisi fisik-kimia lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Sampang Kondisi vegetasi mangrove di Kecamatan Sampang... Kondisi fisik-kimia lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Camplong Kondisi vegetasi mangrove di Kecamatan Camplong... Sebaran, luasan mangrove dan panjang pantai... Nilai transpormasi NDVI dan nilai kerapatan, penutupan vegetasi... Pombobotan, scoring dan pengelompokan klas penentuan kawasan konservasi mangrove berdasarkan ground cek... Pombobotan, scoring dan pengelompokan klas penentuan kawasan konservasi mangrove yang tidak dilakukan ground cek... Penilaian kawasan konservasi mangrove di pantai Desa Taman Sreseh... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Sungai Blega Desa Sreseh Kecamatan Sreseh... Penilaian kesesuaian kawasan konservasi mangrove di wilayah Kecamatan Sreseh... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Pangarengan- Pangarengan.. Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Apaan - Pangarengan..... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Gulbung - Pangarengan..... Penilaian kesesuaian kawasan konservasi mangrove di wilayah Kecamatan Pangarengan... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Aengsareh- Sampang... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Polagan Sampang... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Banyuanyar Sampang... Hal x
6 Penilaian kesesuaian kawasan konservasi mangrove di wilayah Kecamatan Sampang... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Taddan Camplong... Penilaian kawasan konservasi mangrove di Desa Darmacamplong- Camplong Luas, sebaran huntan mangrove dan jumlah penduduk desa berhutan mangrove... Nilai manfaat langsung sumberdaya mangrove pesisir selatan Kab. Sampang.. Nilai manfaat tidak langsung, pilihan, dan keberadaan sumberdaya mangrove pesisir selatan Kab. Sampang... Biaya pemanfaatan langsung sumberdaya mangrove pesisir selatan Kab. Sampang... Biaya pemeliharaan hutan mangrove di pesisir selatan Kab. Sampang... Nilai bersih manfaat sumberdaya mangrove pesisir selatan Kab. Sampang... Vektor prioritas dan consistency ratio dari pelaku... Vektor prioritas dan consistency ratio dari bidang... Vektor prioritas dan consistency ratio dari aspek berdasarkan bidang hukum.. Vektor prioritas dan consistency ratio dari aspek berdasarkan bidang ekonomi Vektor prioritas dan consistency ratio dari aspek berdasarkan bidang lingkungan... Vektor prioritas dan consistency ratio dari aspek berdasarkan bidang sosial budaya... ratio berdasarkan aspek kebijakan pemerintah... ratio berdasarkan aspek kepatuhan terhadap hukum... ratio berdasarkan aspek kesejahteraan masyarakat... ratio berdasarkan aspek nilai ekonomi hutan mangrove... ratio berdasarkan aspek proses abrasi dan erosi pantai... ratio berdasarkan aspek degradasi kawasan hutan mangrove... ratio berdasarkan aspek adat istiadat... ratio berdasarkan aspek konflik pemanfaatan kawasan... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku dengan perubahan bobot 10 %... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku dengan perubahan bobot 15 %... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku dengan perubahan bobot 20 %... Hasil analisis sensitivitas dari bidang pelaku masyarakat... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku masyarakat perubahan bobot bidang lingkungan 10% xi
7 Hasil analisis sensitivitas dari pelaku masyarakat perubahan bobot bidang lingkungan 20 % Hasil analisis sensitivitas dari pelaku Pemda dengan bidang... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku pemda perubahan bobot bidang lingkungan 10%... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku pemda perubahan bobot bidang lingkungan 20%... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku Investor dengan bidang... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku Investor perubahan bobot bidang lingkungan 10%... Hasil analisis sensitivitas dari pelaku Investor perubahan bobot bidang lingkungan 20% xii
8 DAFTAR GAMBAR No Gambar Hal Penampang melintang wilayah pesisir... Zonasi penyebaran jenis vegetasi mangrove... Bentuk akar vegetasi mangrove... Contoh daun vegetasi mangrove... Contoh buah vegetasi mangrove... Beberapa bentuk bunga jenis-jenis mangrove... Posisi garis transek dan plot... Struktur data raster... Kerangka perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu... Lokasi penelitian... Diagram alir penelitian... Prosedur analisa penentuan kawasan konservasi mangrove... Diagram alir penentuan nilai ekonomi sumberdaya mangrove... Diagram alir metodologi Analityc Hierarchy Process... Kurva karakteristik pasang surut pantai Tlanakan-Pamekasan... Citra Landsat sebelum dipotong... Potongan dan koreksi citra... Komposit warna dengan RGB... Penajaman citra... Hasil overlay dan digetasi obyek... Contoh hasil transpormasi NDVI vegetasi mangrove... Contoh tampilan penilaian kesesuaian kawasan konservasi mangrove dengan Software Arc View... Model hirarki rencana pengelolaan kawasan konservasi mangrove pesisir selatan Kab. Sampang... Hirarki penentuan alternatif rencana pengelolaan kawasan konservasi mangrove pelaku masyarakat... Hirarki penentuan alternatif rencana pengelolaan kawasan konservasi mangrove pelaku Pemda... Hirarki penentuan alternatif rencana pengelolaan kawasan konservasi mangrove pelaku Investor... Beberapa mode analisa sensitivitas dalam Erxpert choice... Grafik mode dinamik pelaku berdasarkan data awal... Grafik perubahan nilai prioritas pelaku sebesar 10 %.... Grafik perubahan nilai prioritas pelaku sebesar 15%... Grafik perubahan nilai prioritas pelaku sebesar 20%... Grafik mode dinamik bidang berdasarkan data awal... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku masyarakat sebesar 10 %... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku masyarakat sebesar 20% xiii
9 Grafik mode dinamik bidang berdasarkan data awal... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku pemda sebesar 10 %... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku pemda sebesar 20%... Grafik mode dinamik bidang berdasarkan data awal... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku investor sebesar 10 %... Grafik perubahan nilai prioritas bidang pelaku investor sebesar 20% xiv
10 DAFTAR LAMPIRAN No Lampiran Hal 1 Analisa transek kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Sreseh Analisa transek kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Pangarengan Analisa transek kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Sampang Analisa transek kawasan mangrove di pesisir Kecamatan Camplong Analisa kesesuaian kawasan konservasi mangrove berdasarkan aspek biofisik lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Sreseh Analisa kesesuaian kawasan konservasi mangrove berdasarkan aspek biofisik lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Pangarengan Analisa kesesuaian kawasan konservasi mangrove berdasarkan aspek biofisik. lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Sampang Analisa kesesuaian kawasan konservasi mangrove berdasarkan aspek biofisik lingkungan di wilayah pesisir Kecamatan Camplong Peta rencana kawasan konservasi mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Sreseh Peta rencana kawasan konservasi mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Pangarengan Peta rencana kawasan konservasi mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Sampang Peta rencana kawasan konservasi mangrove di wilayah pesisir Kecamatan Camplong Peta rencana kawasan konservasi mangrove pesisir selatan Kabupaten Sampang Analisa nilai manfaat dan biaya langsung pemanfaatan sumberdaya mangrove di Kecamatan Sreseh Analisa nilai manfaat dan biaya langsung pemanfaatan sumberdaya mangrove di Kecamatan Pangarengan Analisa nilai manfaat dan biaya langsung pemanfaatan sumberdaya mangrove di Kecamatan Sampang Analisa nilai manfaat dan biaya langsung pemanfaatan sumberdaya mangrove di Kecamatan Camplong Analisa NVP dan B/C Ratio nilai ekonomi sumberdaya mangrove pesisir Selatan Kabupaten Sampang Kuisioner pemanfaatan nilai ekonomi sumberdaya mangrove Rata-rata geometrik pelaku, bidang, aspek, dan alternatif kebijakan Perhitungan eigen value, indek konsistensi, dan ratio konsistensi Contoh tampilan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan Software Exper Choice Tampilan nilai skala prioritas pada masing-masing level dan grafik nilai alternatif kebijakan dengan Software Expert Choice Kuoisioner persepsi pengelolaan kawasan konservasi mangrove di pesisir selatan Kabupaten Sampang xv
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciKERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)
1 KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI) Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciKAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI
KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN xi xv
Lebih terperinciAyesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014
Ayesa Pitra Andina 3510100044 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Latar Belakang Pengembangan Kawasan a PESISIR Aksesbilitas
Lebih terperinciVolume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:
TINGKAT KEKRITISAN DAN KESESUAIAN LAHAN MANGROVE DI KABUPATEN SAMPANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Firman Farid Muhsoni 1, Mahfud Efendy 1, Haryo Triajei 1, Aries Dwi Siswanto 1, Indah
Lebih terperinciSTUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH
STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH Bambang Suprakto Staf Pengajar Akademi Perikanan Sidoarjo Abstrak Pesisir selatan
Lebih terperinciPEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM
PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura email
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE
DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE JAKARTA, MEI 2005 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
15 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki kompleksitas yang sangat tinggi, baik karakteristik, dinamika dan potensi. Pembangunan yang semakin meningkat di wilayah
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii LEMBAR PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x,. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1 Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Kerusakan Hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) (Studi Kasus : Sub DAS Brantas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
DAFTAR ISI PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 2 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii INTISARI... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN HALAMAN MOTTO
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi ABSTRAKSI... vii ABSTRACT......
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada gambut yang berada di tengah Kota Sintang dengan luas areal sebesar hektar. Kawasan ini terletak di Desa Baning, Kota Sintang,
Lebih terperinciGambar 4.18 Bentuk partisipasi pemuda Dusun Baros tahap pemanfaatan mangrove. 56 Gambar 4.19 Bentuk partisipasi pemuda Dusun Tegalrejo tahap
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinci2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process
ABSTRAK UD Bandung Textile adalah merupakan unit dagang untuk penjualan kain yang menjual kain di kota Bandung. UD Bandung Textile didirikan pada tahun 1995 dengan menjual beberapa jenis kain yaitu bahan
Lebih terperinciHALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI vi HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xi INTISARI... xii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan fisik habitat wilayah pesisir dan lautan di Indonesia mengakibatkan penurunan kualitas ekosistem. Salah satunya terjadi pada ekosistem mangrove. Hutan mangrove
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat, tepatnya di Resort Batang Suliti, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah IV, Provinsi
Lebih terperinciKESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG
KESESUAIAN LAHAN TAMBAK GARAM MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SAMPANG Oleh : Firman Farid Muhsoni, S.Pi, M.Sc Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura e-mail : firman_fmm@yahoo.com.sg
Lebih terperinciAPLIKASI PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE SEBAGAI SALAH SATU SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI DELTA SUNGAI WULAN KABUPATEN DEMAK) Septiana Fathurrohmah 1, Karina Bunga Hati
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan
Lebih terperinciANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA
ANALISA DEGRADASI HUTAN MANGROVE PADA KAWASAN WISATA TELUK YOUTEFA KOTA JAYAPURA Oleh YOHAN M G JARISETOUW FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2005 ii Abstrak Yohan M G Jarisetouw. ANALISA
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV. Motekar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan boneka, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku bergantung sepenuhnya dari supplier. Saat ini perusahaan memiliki 2 supplier produksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian didasarkan pada penelitian Botanri (2010) di Pulau Seram Maluku. Analisis data dilakukan di Laboratorium Analisis Spasial Lingkungan,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki
Lebih terperinciPERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA
PERUBAHAN LUAS EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA Nirmalasari Idha Wijaya 1, Inggriyana Risa Damayanti 2, Ety Patwati 3, Syifa Wismayanti Adawiah 4 1 Dosen Jurusan Oseanografi, Universitas
Lebih terperinciGambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.
Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan. Gambar 4.16 Teras sungai pada daerah penelitian. Foto menghadap timur. 4.2 Tata Guna Lahan Tata guna lahan pada daerah penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Persetujuan Kata Pengantar Pernyataan Keaslian Tulisan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Peta Daftar Lampiran Intisari Abstract i ii iii iv v ix xi xii xiii
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1.2. Perumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian... 1.5. Ruang Lingkup...
Lebih terperinciPERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA
PERSEMBAHAN PRODI ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA UNTUK MARITIM MADURA Penanggung Jawab: Ketua Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Editor: Prof. Dr. Ir. M. Zainuri, M.Sc.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Adat Kasepuhan Citorek, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pengambilan data lapangan dilaksanakan bulan Februari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRACT... xiii
Lebih terperinciJURNAL KELAUTAN, VOL. 3, NO. 2, OKTOBER, 2013 : ISSN :
Tingkat Kekritisan dan Kesesuaian Lahan Mangrove di Kabupaten Sampang dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc. 1, Dr. Mahfud Efendy 1, Haryo Triadji 1, Aries Dwi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang...
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... x xiii xv xvi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penginderaan jauh merupakan teknologi penyadap dan produksi data citra digital permukaan bumi telah mengalami perkembangan sejak 1960-an. Hal ini dibuktikan dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK CV Duta Warna adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan, dimana pemenuhan kebutuhan bahan baku kertas bergantung kepada supplier. Saat ini perusahaan memiliki 5 supplier bahan baku
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi
TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Lahan Kritis Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : a. Lahan yang tidak mampu secara efektif sebagai unsur produksi pertanian, sebagai media pengatur tata air, maupun
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian
22 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kota Sukabumi, Jawa Barat pada 7 wilayah kecamatan dengan waktu penelitian pada bulan Juni sampai November 2009. Pada lokasi penelitian
Lebih terperinciANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS
ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS Oleh : Tyas Eka Kusumaningrum 3509 100 001 LATAR BELAKANG Kawasan Pesisir Kota
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR PETA... xiii INTISARI...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACTION DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACTION DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii iii iv v vi vii x xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem tambang terbuka (open pit mining) dengan teknik back filling. Sistem ini merupakan metode konvensional
Lebih terperinciManfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan
29 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Mangrove diketahui mempunyai fungsi ganda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan bakau / mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o o LU. (perhitungan luas menggunakan perangkat GIS).
TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai (DAS) Besitang Sekilas Tentang DAS Besitang Secara geografis DAS Besitang terletak antara 03 o 45 04 o 22 44 LU dan 97 o 51 99 o 17 56 BT. Kawasan DAS Besitang melintasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
18 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Habitat mangrove yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Aceh Timur tinggal sedikit dan kondisinya memprihatinkan. Akibat tingginya aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan seluruh satuan lahan yang menunjang kelompok vegetasi yang didominasi oleh pohon segala ukuran, dieksploitasi maupun tidak, dapat menghasilkan kayu
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai bulan November 2009. Objek penelitian difokuskan pada wilayah Kota Banjarmasin, Yogyakarta, dan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi
31 IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah dimulai dari bulan April 2009 sampai dengan November 2009 yang secara umum terbagi terbagi menjadi
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang harus ditanggulangi. Fenomena alam ini menjadi penyebab utama terbentuknya lahan kritis, terutama jika didukung
Lebih terperinciLampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997
LAMPIRAN Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997 17 Lampiran 2. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 2006 18 Lampiran 3. Peta sebaran suhu permukaan Kodya Bogor tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciAnalisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)
A554 Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya) Deni Ratnasari dan Bangun Muljo Sukojo Departemen Teknik Geomatika,
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT...
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelompok Umur Pertumbuhan populasi tiram dapat dilihat berdasarkan sebaran kelompok umur. Analisis sebaran kelompok umur dilakukan dengan menggunakan FISAT II metode NORMSEP.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, bahwa mangrove merupakan ekosistem hutan, dengan definisi hutan adalah suatu ekosistem hamparan lahan berisi sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ekosistem mangrove di dunia saat ini diperkirakan tersisa 17 juta ha. Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia (Silvus et al, 1987; Primack et al, 1998), yaitu
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciIndeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : NDVI=(band4 band3)/(band4+band3).18 Nilai-nilai indeks vegetasi di deteksi oleh instrument pada
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL Teguh Hariyanto Program Studi Teknik Geodesi FTSP-ITS Surabaya email: teguh_hr@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciVIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove
VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN 8.1. Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove Pendekatan AHP adalah suatu proses yang dititikberatkan pada pertimbangan terhadap faktor-faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Juli 2012 di area Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT. Mamberamo Alasmandiri,
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu modal utama untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional, yaitu pemanfaatan sumber daya yang sebesar-besarnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari 2013 di dua lokasi bagian Pantai selatan Kabupaten Sampang Madura yaitu Pantai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pengambilan data atribut berupa data sosial masyarakat dilakukan di Kampung Lebak Picung, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten (Gambar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh: : Agung Fajar Vigiyanto
TUGAS AKHIR Analisa Potensi Bahaya Terhadap Operator Menggunakan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) di PIO (Port Installation Option) PT. Toyota Astra Motor Diajukan guna melengkapi sebagian syarat
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., (01) ISSN: 33-353 (301-1 Print) A-5 Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya) Deni
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL Nam dapibus, nisi sit amet pharetra consequat, enim leo tincidunt nisi, eget sagittis mi tortor quis ipsum. PENYUSUNAN BASELINE PULAU-PULAU
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam analisis tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian yaitu dengan menggunakan metode analisis data sekunder yang dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut. Ekosistem mangrove
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori Hutan mangrove merupakan ekosistem wilayah pesisir yang potensial yang memiliki kaitan erat dengan kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KULIAH
TESIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KULIAH (StudiKasus :Mahasiswa/i UniversitasAtma Jaya Yogyakarta) FRANSISKA MOI No.Mhs.: 145102179/PS/MTS PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA
PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA Inggriyana Risa Damayanti 1, Nirmalasari Idha Wijaya 2, Ety Patwati 3 1 Mahasiswa Jurusan Oseanografi, Universitas Hang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi perusahaan berada di Jalan Taman Srinindito VII/1 Semarang. Perusahaan ini
Lebih terperinciix
DAFTAR ISI viii ix x DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Emisivitas dari permukaan benda yang berbeda pada panjang gelombang 8 14 μm. 12 Tabel 1.2. Kesalahan suhu yang disebabkan oleh emisivitas objek pada suhu 288
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka
Lebih terperinci3. ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA 3.1. PENDAHULUAN
3. ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA 3.1. PENDAHULUAN DKI Jakarta merupakah provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 9.607.787 jiwa (BPS Provinsi DKI Jakarta 2010).
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Propinsi Riau dan Propinsi Jambi, dimulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Mei
Lebih terperinci