Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia PT Maxima Agro Internasional
H A S I L K A R Y A A N A K B A N G S A
Pendahuluan Penyediaan pangan, terutama beras dengan jumlah yang cukup dan harga yang terjangkau merupakan salah satu tujuan utama pembangunan pertanian Indonesia. Hal ini dikarenakan beras merupakan makanan pokok bagi 95% rakyat Indonesia dan keberadaannya memiliki nilai sosial, budaya dan ekonomi yang tinggi bagi petani. Isu strategis yang sedang dihadapi dunia saat adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi yang berdampak pada harga pangan dan energi sehingga negara-negara pengekspor cenderung menahan produknya untuk stok pangan. Untuk itu setiap negara, termasuk Indonesia dituntut untuk meningkatkan ketahan pangan agar mampu memenuhi kebutuhan pangan yang cukup bagi warganya. Peningkatan produksi padi sangat sulit dilakukan karena alih fungsi lahan pertanian untuk penggunaan lain terus berlanjut, kerusakan prasarana irigasi, perubahan iklim global dan lokal menyebabkan degradasi lahan dan kerusakan tanaman, meningkatnya jenis dan intensitas serangan hama dan penyakit yang menyebabkan rendahnya produksi. Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia mengembangkan Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi yang telah diuji diberbagai lokasi, terutama di Jawa. Aplikasi Biostimulan Citorin dan Pembenah Tanah Humakos dalam waktu dan takaran yang sesuai dapat meningkatkan produksi padi (GKP) sebesar 1,508 ton/ha (21 %). Pengukuran rendemen (shelling recovery) pada beberapa lokasi uji perbandingan, ditemukan bahwa perlakuan teknologi dapat meningkatkan rendemen sebesar 8%. Dengan peningkatan rendemen ini berarti setiap 1 ton Gabah Kering Panen (GKP) dapat dihasilkan 80 kg beras lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. Dari sisi ekonomi, berbasis pada peningkatan produksi GKP, pendapatan petani meningkat sebesar Rp 5,580,000/ha dengan dasar harga jual Rp 3,700/kg (HPP). Dengan tambahan biaya produksi sebesar Rp 1,010,000/ha, keuntungan petani meningkat sebesar Rp 4,570,000/ha (17 %). Peningkatan keuntungan tersebut akan bertambah apabila petani (kelompok tani) memproses gabah menjadi beras. Dalam rangka menyebarluaskan teknologi dan sekaligus mengembangkan pasar, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia bekerjasama dengan PT Maxima Agro Internasional untuk melakukan pengawalan aplikasi teknologi, pendampingan petani dan pemasaran produk Citorin dan Humakos. 1
CITORIN Citorin adalah biostimulan organik yang mengandung fitohormon, asam amino, asam organik, vitamin, unsur makro dan mikro esensial. Kandungan Citorin dihasilkan dari ekstrak beberapa jenis herbal dan ganggang coklat yang tumbuh di daerah tropis di Indonesia dan dibuat dalam formulasi yang unik dan stabil yang dapat mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen. Cara kerja : Merangsang pertumbuhan tunas baru Merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar Meningkatkan kesehatan tanaman Meningkatkan pembentukan asimilat untuk pengisian biji Memperbaiki pembentukan biji Cara aplikasi : Produk Waktu aplikasi Dosis Konsentrasi Larutan Kebutuhan Larutan Cara Aplikasi Citorin Perendaman 1,5 ml/kg Perendaman 1,5 ml/lt 1 lt/kg benih (Perendaman) benih benih benih Citorin 10-15 HST 200 ml/ha 1 ml/lt 200 lt/ha Penyemprotan Citorin 50-60 HST (saat bunting tua) 250 ml/ha 1 ml/lt 250 lt/ha Penyemprotan 2
HUMAKOS Humakos adalah pembenah tanah yang mengandung asam humat organik yang diperkaya dengan ekstrak rumput laut dalam formulasi yang stabil dan berfungsi untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan efisiensi pemupukan dan merangsang pertumbuhan tanaman Cara kerja : Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah Meningkatkan pasitas tukar kation (KTK) sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara Mengkhelat unsur hara pemupukan sehingga tidak terjerap tanah, menguap atau tercuci Meningkatkan kapasitas mengikat air Menetralisir kontaminan dalam tanah Merangsang perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman Cara aplikasi : Produk Waktu aplikasi Dosis Konsentrasi Larutan Kebutuhan Larutan Cara Aplikasi Humakos Sebelum Tanam 4 lt/ha 16 ml/lt 250 lt/ha Penyemprotan 3
Bioassay PENGUJIAN BIOSTIMULAN CITORIN Dalam tahap awal, dilakukan uji in vitro di laboratorium. Dalam uji in vitro, ekstrak bahan Citorin menunjukkan percepatan perkecambahan biji tanaman, antara lain jagung, padi, kedelai, kacang hijau dan kurma. Ekstrak bahan Citorin juga dapat meningkatkan pertumbuhan perakaran dan memperbaiki pertumbuhan vegetatif planlet tembakau dan Dandang Gendis (Clinacanthus nutans). Gambar 1. Pertumbuhan kacang hijau in vitro dengan penambahan bahan ekstrak Citorin dalam tingkat berbeda-beda Pengembangan lebih jauh, planlet tembakau dengan bahan ekstrak Citorin 4 ppm terbukti dapat merangsang pembungaan, situasi yang jarang dijumpai pada uji in vitro. Dalam pengujian di polibag di rumah kaca, hasil dan kualitas daun Dandang Gendis (C. nutans) meningkat secara signifikan. Pada tanaman kelapa sawit, aplikasi ekstrak Citorin pada tanaman yang terinfeksi Ganoderma dapat pulih.. Gambar 2. Uji in vitro, bahan ekstrak Citorin dapat merangsang pembentukan bunga 4
Uji Efikasi Lapang Uji efikasi lapang Citorin dilakukan selama 2 musim, yaitu pada MT2-2014 dan MT1-2015. Kombinasi perlakuan meliputi konsentrasi stock biostimulan Citorin dan waktu aplikasi dibandingkan dengan tanpa perlakuan dan perlakuan benih. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan FH9 dengan konsentrasi stock biostimulan Citorin 10 ppm dengan 3 kali aplikasi, yaitu perendaman benih dengan konsentrasi 1,5 ml/lt, penyemprotan dengan konsentrasi 1 ml/lt pada umur 10-15 HST dan umur 50-55 HST mengasilkan jumlah anakan produktif dan hasil panen paling tinggi. Anakan produktif rata-rata 1,56 anakan atau 14% lebih banyak daripada kontrol. 14,00 13,50 13,00 12,50 12,00 11,50 11,00 10,50 10,00 9,50 9,00 Malang Ngawi Cilacap Blitar Average Control FH 2 FH 3 FH 4 FH 5 FH 6 FH 7 FH 8 FH 9 FH 10 FH 11 FH 12 Gambar 3. Jumlah anakan produktif per rumpun Bobot biji per malai lebih tinggi 4% dibandingkan kontrol dan bobot 1000 butir naik 4%. Sedangkan rata-rata hasil panen naik sebesar 968 kg/ha atau 15% lebih tinggi dibandingkan kontrol 8.500 8.000 Kg/Ha 7.500 7.000 6.500 6.000 5.500 5.000 Malang Ngawi Cilacap Blitar Average Control FH 2 FH 3 FH 4 FH 5 FH 6 FH 7 FH 8 FH 9 FH 10 FH 11 FH 12 Gambar 4. Hasil panen 5
Uji Perbandingan (Side by Side Trial) Uji perbandingan (side by side trial) dilakukan di tingkat petani, yaitu membandingkan perlakuan teknologi dengan kontrol. Perlakuan teknologi yang dimaksud adalah : 1. Aplikasi Humakos 4 l/ha sebelum pindah tanam 2. Aplikasi Citorin untuk perendaman benih selama 12 jam dengan konsentrasi 1,5 ml/lt air 3. Aplikasi Citorin untuk penyemprotan tanaman pada umur 10-15 HST dengan konsentrasi 1 ml/lt air 4. Aplikasi Citorin untuk penyemprotan tanaman pada umur 50-60 HST (bunting tua) dengan konsentrasi 1 ml/lt air Perlakuan lainnya (benih, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit) sama untuk untuk petak perlakuan teknologi dan kontrol. Ukuran petak adalah 500-1000 m2. Pengamatan dilakukan bersama-sama dengan petani kooperator. Dalam uji perbandingan (side by side trial), perlakuan teknologi Citorin dan Humakos konsisten meningkatkan jumlah anakan produktif dan hasil panen. Kenaikan anakan produktif rata-rata 3,3 anakan atau 19,2% lebih banyak dibanding kontrol. 35,0 30,0 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Perlakuan Kontrol Kenaikan Gambar 5. Jumlah anakan produktif 6
Pada saat yang sama, hasil panen naik sebanyak 1,508 kg/ha or 21% lebih tinggi dibanding kontrol. Kenaikan jumlah anakan produktif yang signifikan merupakan faktor utama pada kenaikan hasil panen. Dengan HPP sebesar Rp 3,700/kg dan tambahan input sebesar Rp 1,010,000/ha, keuntungan petani bertambah sebesar Rp 4,570,000/ha. 16,00 14,00 Ton/Ha 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 Perlakuan Kontrol Kenaikan Gambar 6. Hasil panen Pengukuran rendemen (shelling recovery) pada beberapa lokasi uji perbandingan, ditemukan bahwa perlakuan teknologi dapat meningkatkan rendemen sebesar 8% yang menguntungkan usaha penggilingan padi. Rendemen (%) 72 70 68 66 64 62 60 58 56 54 52 Kadi - Sidoarjo Imam Hidayat - Nganjuk Damari Ngrajek - Nganjuk Damari Ngronggot Nganjuk H Sadam - Karawang Rata-rata Perlakuan Kontrol Gambar 7. Hasil pengamatan rendemen beras 7
Keunggulan Citorin dan Humakos Gambar 8. Pertumbuhan tanaman sehat dan malai terbentuk dengan sempurna Gambar 9. Jumlah anakan lebih banyak dan perakaran lebih baik Gambar 10. Jumlah malai per rumpun lebih banyak, produksi meningkat 8
Kesimpulan Teknologi Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Panen Padi telah diuji coba dibeberapa lokasi, baik musim hujan maupun musim kemarau pada berbagai jenis varietas tanaman padi. Aplikasi Citorin dan Humakos telah terbukti memiliki keunggulan sebagai berikut : 1. Meningkatkan produksi padi sebanyak 1,508 ton/ha atau sebesar 21% 2. Rendemen beras (shelling recovery) naik sebesar 8% 3. Meningkatkan keuntungan usaha tani padi Rp 4,570,000/ha (17 %). 4. Memperbaiki kesuburan tanah yang mendukung pertanian berkelanjutan Teknologi ini merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan produksi padi yang akan mendukung program swasembada pangan dan ketahanan pangan. Dukungan semua pihak, terutama pemerintah untuk menyebarluaskan teknologi ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani. 9
Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia Jl. Taman Kencana No 1, Bogor 16128 Jawa Barat PT Maxima Agro Internasional Jl. Teuku Umar 432, Sokaraja Wetan, Banyumas 53181 Jawa Tengah