KONFORMITAS. Konformitas dan Norma SoSial. Konformitas dan Penelitian Solomon Asch. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 1

dokumen-dokumen yang mirip
KESEPAKATAN (COMPLIANCE)

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh siswa di Madrasah Aliyah (MA) Almaarif Singosari-Malang,

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

Oleh Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsumtif adalah pemakaian atau pengonsumsian barang-barang yang

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN KONFORMITAS DALAM KELOMPOK SOSIAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TIMPEH KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembentukan kepribadian akan sangat ditentukan pada masa

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

KAJIAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA TERHADAP PERILAKU KONFORMITAS

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah self-esteem yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan. harga diri, coba dijabarkan oleh beberapa tokoh kedalam suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PADA PELAJAR DI KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Konformitas teman sebaya pada remaja yang masih bersekolah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan dan Keebudayaan Republik

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kemandirian dalam pengambilan keputusan Pengertian kemandirian dalam pengambilan keputusan

Meliputi: Konformitas (conformity): berperilaku yg wajar, dpt diterima oleh kelompok/masyarakat. Kesepakatan ( compliance): usaha utk membuat orang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kecemasan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memiliki suatu kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap orang juga

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja juga merupakan priode yang penting, dimana pada masa remaja

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. informasi, ekonomi-industri, sosial budaya dan bidang lainnya. Perkembangan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORI. Dalam kamus tthe world book encyclopedia (dalam Widowaty,2008)

POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN SOSIALISASI REMAJA DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

Journal of Social and Industrial Psychology

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB V HASIL PENELITIAN

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY TERHADAP KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA REMAJA AKHIR

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak (S

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDUNG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONFORMITAS SANTRI

PERBEDAAN KONFORMITAS DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL PADA REMAJA SISWA-SISWI KELAS UNGGULAN SMA DWI WARNA MEDAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini menguraikan definisi dari teori-teori yang dijadikan landasan berpikir

BAB II LANDASAN TEORI. yang diamati secara umum atau objektif. Hal tersebut senada dengan pendapat Sarwono (2001)

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang

menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertolongan orang lain dalam menjalani kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Santri, sebagaimana dia seorang remaja, mengalami periode transisi

Hubungan Konsep Diri Dengan Konformitas Teman Sebaya Dalam Kegiatan Perkuliahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa tokoh. Olweus (2003) mendefinisikan bullying sebagai tindakan negatif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dijelaskan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanakkanak

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN ALTRUISME. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik. 1. Pengertian Perilaku Konsumtif terhadap Produk Kosmetik

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONFORMITAS DENGAN PERILAKU DELINKUEN REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB ll LANDASAN TEORI. A. Perilaku Agresif. salah satunya adalah Freud (dalam Atkinson,1983) yang memandang agresif

KONFORMITAS DAN IDENTITAS SOSIAL PEMUDA DAYAK KENYAH YANG BERTATO DI SAMARINDA Pemuda Dayak Kenyah Yang Bertato Wisnu Bramantya 1

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki oleh orang lain mengenai individu tersebut. Self Perception (persepsi diri

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS KELOMPOK DAN PENGATURAN DIRI DALAM BELAJAR DENGAN PERILAKU MENYONTEK. Oleh: FITRI APSARI S NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KONFORMITAS DAN OBEDIENCE DENGAN AGRESIVITAS PADA ANGGOTA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

PENGARUH SOSIAL. Diana Septi Purnama

Psikologi Sosial 2. PsikoDinamika Kelompok Norma Kelompok Bagaimana Terjadinya norma; Psikodinamika norma, perubahan sosial

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEMBELI IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

THE CORELATION OF CONFORMITY WITH CONSUMPTIVE BEHAVIOR IN YOUNG WOMEN OF XI CLASS SENIOR HIGH SCHOOL 2 TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah

Pelayanan Bimbingann dan Konseling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang individu, karena individu tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di

BAB II KAJIAN TEORI. Konformitas pertama kali dipelajari secara sistematis oleh Salomon

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 NGAWI BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN INTENSI ALTRUISME PADA SISWA SMA N 1 TAHUNAN JEPARA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lain dari social loafing adalah kecenderungan untuk mengurangi

KONFORMITAS PADA PERILAKU MINUM-MINUMAN KERAS (PENGASIH) PADA REMAJA SUKU DAYAK BERUSU DI DESA SELUDAU KABUPATEN TANA TIDUNG

PENGARUH SOSIAL. Conformity; Compliance; Obidience. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU MEMBOLOS

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai jam enam sore jika ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai pemain ke-12, sehingga suatu pertandingan tidak berarti tanpa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (dalam Kompas, 2011) menyatakan bahwa didapatkan jumlah mahasiswa

Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan Konformitas Pada Wanita Perokok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kemandirian belajar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi kehidupan manusia. Inti perspektif sosiologis ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

Transkripsi:

1 KONFORMITAS dan Norma SoSial adalah Suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. dan Norma Sosial Tekanan untuk melakukan konformitas berasal dari kenyataan bahwa di beberapa konteks terdapat aturan-aturan baik yang eksplisit maupun tidak terucap. Aturan-aturan ini mengindikasikan bagaimana individu seharusnya dan sebaiknya bertingkah laku. Aturan-aturan yang mengatur bagaimana individu seharusnya dan sebaiknya berperilaku disebut dengan norma sosial (social norms). Aturan-aturan ini juga kerap kali memberikan efek yang kuat pada tingkah laku individu. Pada dasarnya ada beberapa norma sosial. Namun demikian, ada satu norma sosial yang berkaitan erat dengan konformitas, yaitu norma injungtif. Norma ini adalah suatu jenis norma yang memberi tahu kita mengenai apa yang seharusnya kita lakukan pada situasi-situasi tertentu. Beberapa contoh dari norma sosial ini adalah seperti peraturan untuk tidak bersuara berisik saat menonton bioskop, dan perilakuperilaku tertentu di jalan raya. Norma lain yang tidak tertulis antara lain adalah Jangan berdiri terlalu dekat dengan orang asing, dan sebagainya. Tanpa memedulikan apakah norma sosial itu eksplisit atau implisit namun satu kenyataan tampak dengan jelas, yaitu sebagian besar orang mematuhi norma-norma tersebut hampir setiap saat. Awalnya, kecenderungan yang kuat terhadap konformitas ini di mana kita mengikuti harapan masyarakat atau kelompok mengenai bagaimana seharusnya kita bertindak di berbagai situasi membuat kita dengan secara sengaja menghindari kekacauan sosial. dan Penelitian Solomon Asch dan Penelitian Solomon Asch Penelitian Solomon Asch pada tahun 1951 dan 1955 disebut sebagai salah satu penelitian klasik dalam psikologi sosial. Partisipan dalam penelitian ini diminta untuk mengindikasikan yang Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 1

mana dari ketiga garis pembanding yang sama persis dengan sebuah garis standar. Beberapa orang dari partisipan adalah asisten peneliti yang tidak diketahui oleh partisipan lainnya. Pada saat-saat yang disebut sebagai critical trials, para asisten peneliti tersebut dengan sengaja menjawa salah pertanyaan yang diajukan. Mereka secara bulat memilih garis yang salah sebagai garis yang sesuai dengan garis standar. Lebih dari itu, mereka menyatakan jawaban salah tersebut terlebih dahulu sebelum partisipan yang lain memberikan jawaban. Hasilnya adalah bahwa ternyata partisipan yang lain kemudian terpengaruh dan memberikan jawaban yang sama dengan yang dikatakan oleh para asisten peneliti tersebut. Pada titik ini terjadilah apa yang disebut dengan konformitas. (diberikan gambar mengenai riset Solomon Asch) Salah satu perkembangan menarik dari teori konformitas berdasarkan penelitian-penelitian Solomon Asch berikutnya yang bisa dikedepankan adalah bahwa harus dibedakan antara konformitas publik (public conformity) dengan penerimaan pribadi (private acceptance). Banyak orang melakukan perilaku-perilaku tertentu yang sesuai dengan norma sosial atau norma kelompok walaupun hal tersebut tidak mereka yakini sebagai sesuatu kebenaran untuk dilakukan. Faktor Yang Mempengaruhi Faktor-faktor yang Memengaruhi Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi konformitas. Faktorfaktor tersebut adalah: 1. Pengaruh dari orang-orang yang disukai Orang-orang yang disukai akan memberikan pengaruh lebih besar. Perkataan dan perilaku mereka cenderung akan diikuti atau diamini oleh orang lain yang menyukai dan dekat dengan mereka. 2. Kekompakan kelompok Kekompakan kelompok sering disebut sebagai kohesivitas. Semakin kohesif suatu kelompok maka akan semakin kuat pengaruhnya dalam membentuk pola pikir dan perilaku anggota kelompoknya. 3. Ukuran kelompok dan tekanan sosial akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, walaupun mungkin kita akan menerapkan sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya kita inginkan. 4. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif Norma deskripti adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma ini akan memengaruhi tingkah laku kita dengan cara memberi tahu kita mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau bersifat adaptif dari situasi tertentu tersebut. Sementara itu, norma injungtif akan memengaruhi kita dalam Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 2

menentapkan apa yang harusnya dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima dan tidak diterima pada situasi tertentu. Alasan Memilih Melakukan Alasan Tidak Memilih Melakukan dan Keragaman Budaya Alasan Mengapa Individu Memilih untuk Melakukan Ada beberapa alasan yang dapat dikedepankan untuk memahami mengapa individu melakukan konformitas. Alasan-alasan tersebut adalah: 1. Keinginan untuk disukai Sebagai akibat internalisasi dan proses belajar di masa kecil maka banyak individu melakukan konformitas untuk membantunya mendapatkan persetujuan dengan banyak orang. Persetujuan diperlukan agar individu mendapatkan pujian. Oleh karena pada dasarnya banyak orang senang akan pujian maka banyak orang berusaha untuk konform dengan keadaan. 2. Rasa takut akan penolakan penting dilakukan agar individu mendapatkan penerimaan dari kelompok atau lingkungan tertentu. Jika individu memiliki pandangan dan perilaku yang berbeda maka dirinya akan dianggap bukan termasuk dari anggota kelompok dan lingkungan tersebut. 3. Keinginan untuk merasa benar Banyak keadaan menyebabkan individu berada dalam posisi yang dilematis karena tidak mampu mengambil keputusan. Jika ada orang lain dalam kelompok atau kelompok ternyata mampu mengambil keputusan yang dirasa benar maka dirinya akan ikut serta agar dianggap benar. 4. Konsekuensi kognitif Banyak individu berpikir melakukan konformitas adalah konsekuensi kognitif akan keanggotaan mereka terhadap kelompok dan lingkungan di mana mereka berada. Alasan Mengapa Individu Tidak Melakukan Ada dua alasan mengapa seseorang bisa saja tidak melakukan konformitas. Alasan tersebut adalah: 1. Deindividuasi Deindividuasi terjadi ketika kita ingin dibedakan dari orang lain. Individu akan menolak konform karena tidak ingin dianggap sama dengan yang lain. 2. Merasa menjadi orang bebas Individu juga menolak untuk konform karena dirinya memang tidak ingin untuk konform. Menurutnya, tidak ada hal yang bisa memaksa dirinya untuk mengikuti norma sosial yang ada. dan Keragaman Budaya Kecenderungan melakukan konformitas akan lebih rendah pada budaya yang menekankan individualitas atau budaya individualis dibandingkan budaya yang menekankan keanggotaan kelompok atau budaya kolektivis. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 3

Penelitian Mengenai Beberapa Penelitian Mengenai Beberapa penelitian mengenai konformitas dalam kasus-kasus tertentu antara lain seperti: 1. berkaitan dengan perilaku agresivitas kelompok seperti tawuran di mana norma sosial khas kelompok yang menanggap tawuran sebagai sesuatu yang normatifdan dianggap sebagai kebenaran kelompok (Simangunsong, 2004). 2. memiliki keterkaitan dengan beberapa perilaku ekonomi, khususnya dalam perilaku konsumen seperti perilaku konsumtif pada produk kosmetik pada remaja putri (Zulfitriah, 2007). 3. juga berkaitan dengan perilaku seks pranikah di mana remaja akan melakukan perilaku seks pranikah karena prinsip sexual achievement dalam kelompok teman sebayanya (Rahardjo, 2000). 4. juga memiliki kaitan dengan perilaku negatif lainnya seperti perilaku minum-minuman beralkohol karena pengaruh lingkungan sekitarnya (Sumarlin, 2009). 5. Di dalam psikologi pendidikan, konformitas kelompok teman sebaya berkaitan dengan motivasi berprestasi pada remaja akhir (Sari, 2009). Daftar Bacaan Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial, jilid dua (edisi ke sepuluh). Alih Bahasa: Ratna Djuwita, Melania Meitty Parman, Dyah Yasmina, Lita P. Lunanta. Jakarta: Erlangga. Brown, C. (2006). Social psychology. London: SAGE Publications, Ltd. Hogg, M.A., & Abrams, D. (1998). Social identifications: A social psychology of intergroup relations and group processes. New York: Routledge. Rahardjo, W. (2000). Konsep konformitas dan perilaku seks pranikah pada remaja. Laporan penelitan. (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Sari, A.W. (2009). Hubungan antara konformitas kelompok dengan motivasi berprestasi pada remaja akhir. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Simangunsong, M.M. (2004). Hubungan antara konformitas dan perilaku tawuran pada pelajar SMA. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Sumarlin, R. (2009). Perilaku konformitas pada remaja yang berada di lingkungan peminum. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Zulfitriah, S. (2007). Hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif terhadap produk kosmetik pada remaja putri. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 4

Pengaruh Sosial dan Kontrol Pribadi (bag 1) Halaman 5