MOTIVASI RELIGIUS SEBAGAI SUMBER MOTIVASI GURU. Antoni 1 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah salah satu faktor yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI

MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

Riset Per iila il k O u rgan isas

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya.

BAB II LANDASAN TEORI. Manusia adalah sumber daya yang terpenting dalam menentukan. kelangsungan hidup dan keberhasilan Pusat Kesehatan Masyarakat

merasa dirinya penting (sense of importance) Kebutuhan akan kemajuan dan tidak gagal (sense of achievement) 4) Esteem or status needs

BAB 2 LANDASAN TEORI

Kebutuhan manusia sebagai sumber motivasi MOTIVASI KERJA. Disusun oleh: Ida Yustina

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL KEDUA MOTIVASI KERJA. Di Susun Oleh: Erna Multahada, M.Si

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikembangkan sebagai jenis budidaya. Pasokan ikan di dunia ini sebagian

Peranan & Fungsi Motivasi Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) Pengertian Sumber Daya manusia

MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB II KAJIAN TEORITIS. sasaran / kriteria / yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara langsung melalui saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Tugas utama pihak manajerial adalah memberikan motivasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB II KAJIAN TEORI. untuk melakukan atau bertindak sesuatu. Keberadaan pegawai tentunya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (Setiawati, 2008). Motivasi menurut Mc.Donald (Nursalam, 2008) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab mempunyai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

Komunikasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

MOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan

Definisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB IV MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan seta waktu.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

Belajar Investasi Masa Depan * Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Masa depan.

Kadang-kadang motivasi itu jelas, tak jelas, tak nampak, atau merupakan gabungan dari beberapa motif. Kita dapat mengetahui motivasi seseorang dari:

Modul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi

Hasil Pelatihan pada Pelatihan Guru Pamong SLTP Terbuka di BPG Bandung dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN SPIRITUAL DALAM PENCAPAIAN PRESTASI KERJA

MOTIVASI. MOTIVASI keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperbaiki lingkungan kerja di tempat kerja. Lingkungan kerja yang buruk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi X (PT X) memiliki visi yaitu menjadi. Salah satu cara untuk mewujudkan visi tersebut adalah menyelenggarakan

BAB II KAJIAN TEORITIS. penggerak. motivasi ini hanya di berikan kepada manusia, khususnya kepada bawahan atau

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA DI IAIIG

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO.

TEORI MOTIVASI & TEKNIK MEMOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

Motivasi : proses yg berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu, ke arah pencapaian sasaran.

HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. 1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. disebut manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya menusia

Motivasi dan Kepemimpinan

Psikologi Industri & Organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengalami perkembangan setiap saat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

Landasan hubungan interaksi antara karyawan dan majikan yang. Kepuasan dan motivasi bergantung pada kontrak psikologis antara organisasi dan karyawan:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

Transkripsi:

Antoni 1 ABSTRAK Baik dan buruknya kualitas hasil pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan sangat ditentukan oleh performance guru tersebut. Dengan demikian, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi disamping cara-cara yang lain. Tulisan ini berusaha sejauhmana motivasi religius menjadi sumber motivasi guru. Kata Kunci: Guru, Motivasi, Religius 1 Dosen STIT Nurul Hakim Kediri Nurul Hakim

36 Pendahuluan Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang berhadapan dan berinteraksi langsung dengan peserta didik, dengan menjalankan tugas dan perannya sebagai guru dengan baik untuk menghasilkan output siswa yang berkualitas. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Untuk itu dalam menunjang kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat. Baik dan buruknya kualitas hasil pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan sangat ditentukan oleh performance guru tersebut. Dengan demikian, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global semakin ketat. Kinerja guru merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi disamping cara-cara yang lain. Winardi (2001: 207) menyatakan Motivasi merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seseorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Terdapat berbagai macam teori motivasi yang dikemukakan oleh para pakar psikologi dan manajemen. Diantaranya adalah (Arep dan Tanjung, 2004:25) teori hierarcy of needs dari Abraham Maslow, Teori dari Mc. Clelland mengemukkan teorinya yaitu Mc. Clelland's Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland (Hasibuan, 2003:162-163), Fedrick Hezberg (Arep dan Tanjung, 2004:28) juga mengemukakan toerinya Two Factor View. Menurutnya, kepuasan manusia terdiri atas dua hal, yaitu

37 puas dan tidak puas. Disamping itu juga ada expectancy theory, equity theory, dan reinforcement theory. Model maslow - kebutuhan fisik, - kebutuhan keamanan, - kebutuhan sosial, - kebutuhan harga diri - dan kebutuhan aktualisasi diri Model Herzberg - Motivator - Hygiene Model Mc Cleland - Achievement - Affiliation - Power Equity Theory M = f (Eq (OW)) M= motivasi Eq= equity (keadilan) O= outcome (hasil) W= wages (gaji) Expectancy Theory M = [(E P)] [(P O) V] M= motivasi (motivation) E= pengharapan (expectancy) P= prestasi (performance) O= hasil (outcome) V= penilaian (value) Reinforcement Theory M= f (R & C) M= motivasi R=Reward (penghargaan) C= Consequences (akibat) Gambar 1: Teori dan Model Motivasi Menurut Beberapa Pakar

38 Menurut sebagian orang guru atau lebih jelasnya profesi guru merupakan profesi yang unik, mengingat tugas dan peran yang begitu banyak dan luas bahkan tanpa batas. Uzer Usman (1998:8) menjelaskan bahwa guru memiliki tugas yang banyak, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Jika dikelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yaitu tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Menurut Watten (Sahertian, 1994: 14), sesuai tugasnya, seorang guru juga memiliki peran antara lain : a. sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat, sebab ia nampak sebagai seorang yang berwibawa, b. Sebagai seorang nara sumber, karena ia memberi ilmu pengetahuan, c. Sebagai pembantu, d. Sebagai wasit, e. Sebagai detektif, f. Sebagai obyek identifikasi, g. Sebagai penyanggah rasa takut, h. Sebagai orang yang menolong memahami diri, i. Sebagai pemimpin kelompok, j. Sebagai orang tua atau wali, k. Sebagai orang yang membina dan memberi layanan, l. Sebagai kawan kerja. Berdasarkan tugas dan peranan guru tersebut, maka dapat dibayangkan begitu luasnya ranah dan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang guru. Jika dilakukan benchmark terhadap kerja guru dan kerja yang dilakukan seorang karyawan, maka sulit kiranya untuk membandingkannya. Baik dari sisi job description, reward dan wages (gaji) yang diperolehnya. Lalu apakah yang membuat seorang guru bertahan dengan profesinya? Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang bertahan dan mau tinggal dipelosok dengan gaji yang sedikit. Pengertian dan Urgensi Motivasi Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern (Muhammad Ali), motif diartikan sebagai sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Sedangkan motivasi sebagai sesuatu yang pokok, yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja (Arep dan Tanjung, 2004:12). Menurut Hodgets dan Lutans motivasi merupakan proses psikologis melalui keinginan yang belum terpuaskan, yang diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Asifudin (2004:174) motivasi

39 merupakan sesuatu yang mendorong timbulnya perbuatan atau perilaku bertujuan manusia, baik berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang, termasuk keyakinan, rangsangan lingkungan, situasi dan keadaan atau kejadian bikinan orang lain yang mendorong pada dilakukannya perbuatan atau tingkah laku. Motivasi seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan bermacammacam. Ada orang yang melakukan pekerjaan karena uangnya banyak, meskipun kadang-kadang pekerjaan itu secara hukum tidak benar. Ada yang termotivasi karena rasa aman, atau ada orang termotivasi karena pekerjaan itu memberikan prestise yang tinggi meskipun gajinya sedikit. Bahkan ada pula yang termotivasi karena perintah agamanya. Motivasi dalam pandangan Islam Motivasi religius diartikan sebagai dorongan atas perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh nilai-nilai atau ajaran agama yang didasarkan pada tujuan hidupnya untuk mengembangkan semua kecakapannya secara terkoordinasi dan bermanfaat. Konsep motivasi dalam pandangan Islam tidak bisa lepas dari konsep Islam tentang manusia, yang merujuk kepada al-quran dan al-hadis. Menurut Bastaman (Ancok, 2004:156), dari kajian terhadap al-quran dijelaskan bahwa manusia merupakan suatu kesatuan dari empat dimensi: fisik-biologis, mental-psikis, sosio-kultural, dan spiritual. Dalam konsep psikologi Islam, salah satu kritiknya terhadap konsep psikologi modern adalah mengabaikan dimensi spiritual manusia sebagai bagian integral yang membentuk tingkah laku manusia (Ancok, 2004:63). Lebih lanjut, Baharudin (2005:60) menjelaskan dalam al -Quran disebutkan manusia terdiri dari tiga aspek dan enam dimensi diri. Al-Quran memberikan penjelasan tentang tentang manusia meliputi istilah al-basyar, al-ins, al-uns, al-insan, al-unas, an-nas, Bani Adam, al-nafs, al-aql, al-qalb, al-ruh, dan al- Fitrah. Dari keseluruhan konsep ini dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan Islam, manusia memiliki tiga aspek pembentuk totalitas manusia secara tegas dapat dibedakan, namun secara pasti tidak dapat dipisahkan. Ketiga aspek tersebut ialah aspek jismiyah (fisik -biologis), aspek nafsiah (psikis-psikologis) dan aspek ruhaniyah (spritual-transedental).

40 Berdasarkan ketiga aspek tersebut dapat dibangun konsep pemotivasian yang dapat membentuk dan mempengaruhi prilaku kerja (performance) manusia dalam bekerja. Sehingga konsep motivasi religius Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a. Motivasi Jismiyah b. Motivasi Nafsiah c. Motivasi Ruhiah Motivasi Jismiyah Motivasi jismiyah merupakan sejumlah dorongan untuk memenuhi kebutuhan secara fisik-fisiologis yang bersumber dari pemahaman atas nilainilai dan ajaran Islam. Sebagai contoh, dorongan dari ajaran Islam untuk menkonsumsi makanan yang baik dan halal. Motivasi jismiyah sebagaimana dijelaskan al-quran secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan menjaga fisik ( jism) dan kebutuhan menjaga keturunan ( nasl). Kebutuhan menjaga fisik merupakan kebutuhan yang mendasar sebagaimana dalam teori Maslow, seperti menjaga diri dari rasa lapar, haus, rasa sakit, kenikmatan seks dan sebagainya. Motivasi Nafsiah Motivasi nafsiah diartikan sebagai dorongan yang meliputi keseluruhan kualitas khas yang dimiliki manusia, berupa pikiran, perasaan dan kemauan, yang didasarkan atas dasar nilai-nilai dan ajaran islam. Motivasi nafsiah berbeda dengan motivasi psikologis, karena aspek nafsiah tersebut memiliki tiga dimensi utama, yaitu al-nafsu (nafsu), al-aql (akal), dan al-qalb (hati). Motivasi Ruhiah Motivasi ruhiah merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat spiritual dan transenden yang memancar dari dimensi al-ruh dan al-fitrah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Ruh merupakan unsur utama dari struktur psikis (kepribadian) manusia yang ditiupkan pada jasad manusia (QS. 32:9). Sedangkan proses pemberian al -Fitrah kepada manusia adalah melalui proses penciptaan (QS. 30:30).

41 DAFTAR PUSTAKA Azizy, A. Qodri A., (2002) Psikologi Pendidikan Agama, Departemen Agama RI. Ancok, Djamaludin, dan Fuad Nashori S., (2004) pelajar, Yogyakarta. Arep, Ishak dan Hendri Tanjung, (2004) Jakarta. Psikologi Islami, Pustaka Manajemen Motivasi, Grasindo Asifudin, Ahmad Janan, (2004) Etos Kerja Islami, Muhammadiyah University Press. Baharudin, (2005) Aktualisasi Psikologi Islami, Pustaka Pelajar Yogyakarta. Usman, Muh. Uzer, (1998) menjadi guru profesional, Remaja Rosda Karya, Yogyakarta. Mulyasa, E., (2008) Yogyakarta. Purwanto, M. Ngalim, (2004) Rosdikarya. Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Psikologi Pendidikan, Bandung PT Remaja