Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

TINJAUAN PELAKSANAAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pemanfaatan Data Sensus Harian Rawat Inap Untuk Pelaporan Indikator Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB III. METODyE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

Edi Susilo, Nopriadi, Efisiensi Pendayagunaan Tempat Tidur Dengan Metode Grafik Barber-Johnson Di Rs Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2011

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil, dan ahli serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

Indikator Kinerja Rumahsakit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NILAI BTO DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 EVIANA ANJAR SUSANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rini Damayanti, Sri Sugiarsi,Riyoko APIKES Mitra Husada Karanganyar ABSTRAK

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

KAJIAN EFISIENSI PELAYANAN RUMAH SAKIT. The Efficiency Study Of Hospital Services

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

DESKRIPSI ANGKA TOI DI BANGSAL DEWI KUNTHI BULAN JANUARI JUNI di RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015 ANIS SUNARNI. Maryani Setyowati, M.

Transkripsi:

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012 Dwianto 1, Tri Lestari 2 APIKES Mitra Husada Karanganyar 1,2 apikesmitra@yahoo.com 1,2 ABSTRAK Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi sampling jenuh dan analisisnya deskriptif kuantitatif. Kepustakaan : 10 (1994 2010) PENDAHULUAN Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan medis dan informasi kesehatan, salah satu kompetensi perekam medis yaitu statistik kesehatan antara lain dasar pengambilan keputusan, mengumpulkan data untuk manajemen mutu, mengelola data untuk menyusun laporan efisiensi pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan, melakukan analisa statistik sederhana (KepMenKes, 2007). Statistik Rumah Sakit memiliki pengertian statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data daeri pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. perawatan pasien digunakan empat parameter yaitu Bed Occupancy Ratio (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval Bed Turn Over. Sumber data yang dapat digunakan untuk menghitung parameter tersebut 70 70

untuk: tempat tidur. penggunaan tempat tidur tempat tidur antar unit. (Sudra, 2010) Boyolali diketahui bahwa angka kunjungan rawat waktu-waktu tertentu masih dijumpai pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut, dan untuk sementara menjalani mendapatkan tempat tidur di Bangsal rawat inap. Beredasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Formulir perantara untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selam satu bulan yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap. yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan secara keseluruhan maupun pada masing-masing ruang rawat inap yang diperlukan bagi perencanaan, pengawasan atau penilaian kinerja. Kegunaan untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama satu bulan atau satu triwulan, untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur selama periode bulanan dan triwulan. Rumah Sakit bertanggung jawab dalam pengisian Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap, Staf pengisian rekapitulasi bulanan pasien Rawat Inap, dengan format yang telah ditetapkan. merupakan formulir standard untuk membuat rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan untuk setiap triwulan, lembar untuk masing-masing jenis pelayanan Rawat Inap dan satu lembar untuk Rumah Sakit secara diisi segera setelah Formulir Rekapitulasi Sensus Harian selesai diisi secara lengkap, Formulir yang terdapat pada Rekapitulasi Sensus Harian menurut jenis pelayanan yang ada, Formulir selesai setiap hari untuk setiap tanggal laporan. (Depkes, 2005) Barber, Johnson merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. (Sudra, 2010). AvLOS pada umunya menjadi sumbu Vertikal. Garis bantu BOR merupakan garis yang di tarik dari pertemuan sumbu horizontal dan vertikal, yaitu titik 71

sama. Keempat parameter yang dipadukan tersebut Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval Bed Turn Over. Perpaduan keempat parameter tersebut (BJ). (Sudra, 2010) Berikut keempat parameter dan penjelasannya : Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy (BOR) Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan angka yang menunjukkan presentase tingkat penggunaan tempat tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal). Standar nilai ideal menurut Barber Johnson (Sudra, 2010) yang dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan: Beban kerja tinggi Ruang kerja terbatas namun penggunaan tempat tidur yang layak dibutuhkannya. Adapun rumus Bed Occupancy Rate : (Ery R, 2009) tingkat penggunaan tempat tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah kurangnya penggunaan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Average Length Of Stay (AvLOS) Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat merupakan jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit(discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bias dihitung hari Lama dirawatnya. NilaI (Sudra, 2010) jumlah hari rawat yang didapat pada pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal. Rumus Average Length Of Stay : hidup dan mati (Ery R, 2009) (Turn Over Interval) Turn Over Interval menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak ditempati pasien. Hari Kosong ini terjadi antara saat tempat tidur yang ditinggalkan oleh seorang pasien sehingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Nilai ideal Turn Over Interval (Sudra, Rano I.2010) Rumus Turn Over Interval : ( pasien keluar (H) HP : Hari Perawatan dan mati (Ery R, 2009) Bed Turn Over Hr ) HP Bed Turn Over atau Troughput merupakan rerata membantu dalam menilai tingkat penggunaan tempat tidur karena dalam dua periode bias diperoleh angka ideal Bed Turn Over hari. (Sudra, 2010) 72

Rumus Bed Turn Over : hidup dan mati (Ery R, 2009) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 4.3 Hasil perhitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO Pada bangsal kelas periode triwulan tahun 2012 II IV Bangsal BOR Av LOS (Hari) (Hari) (kali) Sumber : Hasil perhitungan (bisa dilihat pada lampiran 1-3) Langkah-langkah dalam membuat grafik barber johnson yaitu menentukan koordinat titik bantu sebagai berikut: Tabel 4.4 Koordinat Titik Bantu Empat Parameter Grafik Barber Johnson pada bangsal kelas di RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan Tahun 2012 Bangsal Periode Periode Bougen- Bougen- BOR Av LOS (5,77); (5,77) Bougen- Bougen- Sumber : Hasil perhitungan 73

Gambar 4.1 Tahun 2012. 74

Gambar 4.2 Tahun 2012. Gambar 4.3 Tahun 2012 75

A = Bangsal C = Bangsal Gambar 4.4 Johnson pada Bangsal di Rumah Sakit Umum Tabel 4.5 Periode I II IV Bangsal Koordinat Pertemuan Parameter Hasil Analisis tempat tidur pada bangsal kelas Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal berada didalam titik pertemuan empat parameter ketiga Bangsal bangsal koordinat titik pertemuan empat bangsal dan koordinat titik pertemuan empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal Bougenfil berada Pembahasan titik pertemuan empat parameter bangsal sedangkan BOR bangsal sudah sesuai Untuk nilai BOR secara statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula penggunaan sedangkan semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR 76

maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah yang rendah menyebabkan kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal diketahui titik pertemuan empat parameter BOR bangsal melebihi nilai standar ideal diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal sedangkan bangsal Bougenfil didalam daerah melebihi nilai standar ideal barber johnson belum sesuai standar ideal Barber Johnson triwulan IV titik pertemuan empat parameter bangsal nilai ideal standar BOR berdasarkan Barber Johnson untuk pelayanan pasien Jamkesmas (Jaminan sama untuk pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda, Nilai BOR bangsal lebih tinggi karena tempatnya paling strategis dan lebih cepat dalam pelayanan pasien. Hal ini menyebabkan dalam pemanfaatan tempat nosokomial, beban kerja petugas pelayanan semakin berat maka dari itu untuk memperbaiki perlu di adakan perekrutan dokter dan perelokasian tempat tidur ketiga bangsal supaya titik pertemuan empat parameter bangsal dapat memasuki daerah efisiensi serta pelayanan kepada pasien dapat maksimal. SIMPULAN Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan setiap hari pada setiap ruang rawat inap. Penghitungan BOR tertinggi pada bangsal Hasil analisis tingkat efisiensi pada Bangsal pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan II Bangsal pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan Bangsal Bougenfil dan pertemuan keempat parameter berada di dalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal diluar daerah efisiensi. Pada triwulan IV Bangsal Bougenfil pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal dan diluar daerah efisiensi. 77

DAFTAR PUSTAKA Petunjuk Teknis Peyelenggaraan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah sakit Indonesia revisi 1, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Tentang Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik RI. Tentang Rumah Sakit RI. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Health Information Management. Berwyn: Physician Record Company. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus Statistik Kematian Dan Otopsi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. 78