ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012 Dwianto 1, Tri Lestari 2 APIKES Mitra Husada Karanganyar 1,2 apikesmitra@yahoo.com 1,2 ABSTRAK Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Cara pengumpulan data dengan observasi sampling jenuh dan analisisnya deskriptif kuantitatif. Kepustakaan : 10 (1994 2010) PENDAHULUAN Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan medis dan informasi kesehatan, salah satu kompetensi perekam medis yaitu statistik kesehatan antara lain dasar pengambilan keputusan, mengumpulkan data untuk manajemen mutu, mengelola data untuk menyusun laporan efisiensi pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan, melakukan analisa statistik sederhana (KepMenKes, 2007). Statistik Rumah Sakit memiliki pengertian statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data daeri pelayanan-pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. perawatan pasien digunakan empat parameter yaitu Bed Occupancy Ratio (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval Bed Turn Over. Sumber data yang dapat digunakan untuk menghitung parameter tersebut 70 70
untuk: tempat tidur. penggunaan tempat tidur tempat tidur antar unit. (Sudra, 2010) Boyolali diketahui bahwa angka kunjungan rawat waktu-waktu tertentu masih dijumpai pasien rawat inap yang tidak mendapatkan tempat tidur pada bangsal tersebut, dan untuk sementara menjalani mendapatkan tempat tidur di Bangsal rawat inap. Beredasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap Formulir perantara untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selam satu bulan yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap. yang dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan secara keseluruhan maupun pada masing-masing ruang rawat inap yang diperlukan bagi perencanaan, pengawasan atau penilaian kinerja. Kegunaan untuk mengetahui jumlah pasien dirawat selama satu bulan atau satu triwulan, untuk mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur selama periode bulanan dan triwulan. Rumah Sakit bertanggung jawab dalam pengisian Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap, Staf pengisian rekapitulasi bulanan pasien Rawat Inap, dengan format yang telah ditetapkan. merupakan formulir standard untuk membuat rekapitulasi pasien Rawat Inap setiap bulan yang kemudian dijumlahkan untuk setiap triwulan, lembar untuk masing-masing jenis pelayanan Rawat Inap dan satu lembar untuk Rumah Sakit secara diisi segera setelah Formulir Rekapitulasi Sensus Harian selesai diisi secara lengkap, Formulir yang terdapat pada Rekapitulasi Sensus Harian menurut jenis pelayanan yang ada, Formulir selesai setiap hari untuk setiap tanggal laporan. (Depkes, 2005) Barber, Johnson merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. (Sudra, 2010). AvLOS pada umunya menjadi sumbu Vertikal. Garis bantu BOR merupakan garis yang di tarik dari pertemuan sumbu horizontal dan vertikal, yaitu titik 71
sama. Keempat parameter yang dipadukan tersebut Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length Of Stay (AvLOS), Turn Over Interval Bed Turn Over. Perpaduan keempat parameter tersebut (BJ). (Sudra, 2010) Berikut keempat parameter dan penjelasannya : Bed Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy (BOR) Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan angka yang menunjukkan presentase tingkat penggunaan tempat tidur pada satuan waktu tertentu di Unit Rawat Inap (bangsal). Standar nilai ideal menurut Barber Johnson (Sudra, 2010) yang dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan: Beban kerja tinggi Ruang kerja terbatas namun penggunaan tempat tidur yang layak dibutuhkannya. Adapun rumus Bed Occupancy Rate : (Ery R, 2009) tingkat penggunaan tempat tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah kurangnya penggunaan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Average Length Of Stay (AvLOS) Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat merupakan jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit(discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bias dihitung hari Lama dirawatnya. NilaI (Sudra, 2010) jumlah hari rawat yang didapat pada pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal. Rumus Average Length Of Stay : hidup dan mati (Ery R, 2009) (Turn Over Interval) Turn Over Interval menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah tempat tidur tidak ditempati pasien. Hari Kosong ini terjadi antara saat tempat tidur yang ditinggalkan oleh seorang pasien sehingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Nilai ideal Turn Over Interval (Sudra, Rano I.2010) Rumus Turn Over Interval : ( pasien keluar (H) HP : Hari Perawatan dan mati (Ery R, 2009) Bed Turn Over Hr ) HP Bed Turn Over atau Troughput merupakan rerata membantu dalam menilai tingkat penggunaan tempat tidur karena dalam dua periode bias diperoleh angka ideal Bed Turn Over hari. (Sudra, 2010) 72
Rumus Bed Turn Over : hidup dan mati (Ery R, 2009) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 4.3 Hasil perhitungan BOR, AvLOS, TOI dan BTO Pada bangsal kelas periode triwulan tahun 2012 II IV Bangsal BOR Av LOS (Hari) (Hari) (kali) Sumber : Hasil perhitungan (bisa dilihat pada lampiran 1-3) Langkah-langkah dalam membuat grafik barber johnson yaitu menentukan koordinat titik bantu sebagai berikut: Tabel 4.4 Koordinat Titik Bantu Empat Parameter Grafik Barber Johnson pada bangsal kelas di RSUD Pandan Arang Boyolali periode Triwulan Tahun 2012 Bangsal Periode Periode Bougen- Bougen- BOR Av LOS (5,77); (5,77) Bougen- Bougen- Sumber : Hasil perhitungan 73
Gambar 4.1 Tahun 2012. 74
Gambar 4.2 Tahun 2012. Gambar 4.3 Tahun 2012 75
A = Bangsal C = Bangsal Gambar 4.4 Johnson pada Bangsal di Rumah Sakit Umum Tabel 4.5 Periode I II IV Bangsal Koordinat Pertemuan Parameter Hasil Analisis tempat tidur pada bangsal kelas Parameter Grafik Barber Johnson bangsal kelas empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal berada didalam titik pertemuan empat parameter ketiga Bangsal bangsal koordinat titik pertemuan empat bangsal dan koordinat titik pertemuan empat parameter berada diluar daerah efisiensi sedangkan Bangsal Bougenfil berada Pembahasan titik pertemuan empat parameter bangsal sedangkan BOR bangsal sudah sesuai Untuk nilai BOR secara statistik semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi pula penggunaan sedangkan semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat. Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi justru menurunkan kualitas kinerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai BOR 76
maka semakin sedikit tempat tidur yang digunakan pasien dibandingkan dengan tempat tidur yang telah yang rendah menyebabkan kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi bagi pihak rumah sakit. diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal diketahui titik pertemuan empat parameter BOR bangsal melebihi nilai standar ideal diketahui titik pertemuan empat parameter bangsal sedangkan bangsal Bougenfil didalam daerah melebihi nilai standar ideal barber johnson belum sesuai standar ideal Barber Johnson triwulan IV titik pertemuan empat parameter bangsal nilai ideal standar BOR berdasarkan Barber Johnson untuk pelayanan pasien Jamkesmas (Jaminan sama untuk pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda, Nilai BOR bangsal lebih tinggi karena tempatnya paling strategis dan lebih cepat dalam pelayanan pasien. Hal ini menyebabkan dalam pemanfaatan tempat nosokomial, beban kerja petugas pelayanan semakin berat maka dari itu untuk memperbaiki perlu di adakan perekrutan dokter dan perelokasian tempat tidur ketiga bangsal supaya titik pertemuan empat parameter bangsal dapat memasuki daerah efisiensi serta pelayanan kepada pasien dapat maksimal. SIMPULAN Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh dari sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan setiap hari pada setiap ruang rawat inap. Penghitungan BOR tertinggi pada bangsal Hasil analisis tingkat efisiensi pada Bangsal pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan II Bangsal pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi sedangkan Bangsal dan Bougenfil diluar daerah efisiensi. Pada triwulan Bangsal Bougenfil dan pertemuan keempat parameter berada di dalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal diluar daerah efisiensi. Pada triwulan IV Bangsal Bougenfil pertemuan keempat parameter berada didalam daerah efisiensi adalah sedangkan Bangsal dan diluar daerah efisiensi. 77
DAFTAR PUSTAKA Petunjuk Teknis Peyelenggaraan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah sakit Indonesia revisi 1, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Tentang Rekam Medis, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik RI. Tentang Rumah Sakit RI. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Health Information Management. Berwyn: Physician Record Company. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Statistik Rumah Sakit (Dari Sensus Statistik Kematian Dan Otopsi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. 78