PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR ^TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERNYATAAN MISKIN (SPM)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang { PAGE \* MERGEFORMAT }

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

PRO POOR BUDGET. Kebijakan anggaran dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I. PENDAHULUAN. perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merupakan hak asasi, tidak dapat ditunda, dan tidak dapat disubtitusi dengan bahan

HARGA PANGAN DAN ZAT GIZI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti BLSMadalah Brazil, kemudian diadopsi oleh negara-negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE

PENERAPAN LOGIKA FUZZY UNTUK MEMPERBAIKI PENYUSUNAN RANGKING WILAYAH MISKIN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB II LANDASAN_TEORI. aktivitas pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas

PENGERTIAN EKONOMI PANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu Negara berkembang, merupakan Negara yang selalu

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

Written by Irwandi Wednesday, 24 February :56 - Last Updated Monday, 21 March :22

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

sebanyak 160,5 ribu orang atau sebesar 12,98 persen. Pada tahun 2015, jumlah penduduk miskin mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya, ya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Harga Pangan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2

MENGUKUR PENDAPATAN DAN KEMISKINAN MULTI-DIMENSI: IMPLIKASI TERHADAP KEBIJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN GIZI

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia istilah keluarga sejahtera baru dirumuskan oleh pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2017

ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGETAHUI FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 13 TAHUN 20II TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

L. Mimbar 1. Kata Kunci: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa Penanggulangan Kemiskinan, Nusa Tenggara Barat

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWAYOGYAKARTA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI KOTA PADANGSIDIMPUAN M. RIDHO ALFAZ HRP

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. 2.1 Bentuk-Bentuk Program Penanggulangan Kemiskinan Kemiskinan

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEMISINAN DAN STRATEGI MENANGGULANGI KEMISKINAN

BAB I KEMISKINAN A. DEFINISI

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBAGAI PENDULANG EMAS DI JORONG PAMATANG SARI BULAN KECAMATAN SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pemerintah serta ditetapkan melalui undang-undang. Berdasarkan undang-undang

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI DIMENSI KEMISKINAN

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI. Tabel 2.1. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia tahun

ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PANGAN

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

KEMISKINAN PROVINSI SULAWESI UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Kemiskinan dapat diukur secara langsung dengan menetapkan persedian sumber

INOVASI / PEMANFAATAN

Transkripsi:

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN By : Suyatno, Ir. MKes Office : Dept. of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health Diponegoro University, Semarang Contact : 081-22815730 / 024-70251915

Latar Belakang Keberhasilan pembangunan seringkali diukur dari dimensi ekonomi: Nilai pendapatan per kapita GDP (Gross Domestic Product) utk tiap daerah GNP (Gross National Product) utk tk nasional Laju pertumbuhan ekonomi Pembangunan yang berhasil harus mampu menghapus kemiskinan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 2

Pengertian Kemiskinan Ketidakmampuan untuk mentaati norma yang berlaku di masyarakat. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak UNDP: tidak adanya kesempatan dan pilihan dasar untuk pembangunan manusia untuk manusia hidup panjang umur, sehat, kreatif dan menikmati standar hidup layak, bebas, bermartabat, percaya diri dan hormat pada orang lain Suyatno - FKM UNDIP Semarang 3

Macam Kemiskinan Kemiskinan absolut vs relatif: Kemiskinan absolut, sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan hidup Kemiskinan relatif sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup sesuai yang diperlukan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 4

Kemiskinan Alamiah vs Struktural: Kemiskinan alamiah: disebabkan faktor alamiah Kemiskinan struktural/kronik: disebabkan karena faktor2 struktural: terbatasnya sumber penghasilan, kurangnya akses thd fasilitas kesejahteraan sosial, rendahnya kualitas sdm Suyatno - FKM UNDIP Semarang 5

Pendekatan dalam mengukur kemiskinan Pendekatan Obyektif: dikembangkan atas dasar nilai-nilai normatif Pendekatan Subyektif: dikembangkan dari pemahaman penduduk mengenai standar hidup mereka dan bagaimana mereka mengartikannya. berdasarkan nilai-nilai individu dan keluarga Suyatno - FKM UNDIP Semarang 6

Garis kemiskinan: Garis yang membagi/menjadi batas penduduk miskin dan tidak miskin Gais kemiskinan: standar hidup minimum yang sesuai kondisi masyarakat Didasarkan pada 2 konsep,yaitu: - Konsep Standar hidup - Tingkat minimum yang cocok/dapat diterima (minimum acceptable level) Suyatno - FKM UNDIP Semarang 7

Indeks yang digunakan Indeks ganda (a multiple Index approach): ~Didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasar yang berbeda-beda. Indeks tunggal: ~Didasarkan pada perkiraan nilai pendapatan (nilai uang) yang didasarkan 2 pendekatan: 0Menentukan keranjang barang-barang pokok yang terdiri dari makanan dan bukan makanan yang kemudian dihitung uang yang diperlukan untuk membelinya berdasarkan harga yang berlaku 0Menentukan garis kemiskinan langsung berdasarkan kebutuhan makanan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 8

Cara Pengukuran: BPS: Menggunakan Head Count Index : nilai garis kemiskinan yang dihitung berdasarkan nilai uang untuk rata-rata kebutuhan kalori dari makanan yang dikonsumsi ditambah dengan nilai uang dari barang-barang non makanan Menggambarkan ukuran kemiskinan absolut Dapat digunakan menggambarkan rasio jumlah penduduk miskin terhadap jumlah penduduk. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 9

BPS menggunakan data konsumsi dan pengeluaran yang diperoleh dari SUSENAS. Susenas 1998: Komoditas pangan : 52 jenis Komoditas non pangan: 27 jenis untuk kota dan 25 jenis untuk desa Kesulitan yang muncul dalam hal penentuan komoditas makanan dan bukan makanan serta harga yang bervariasi antar wilayah Penerima Kompensasi Subsidi BBM keluarga: income < Rp 175 rb/kap/bln -- miskin Suyatno - FKM UNDIP Semarang 10

Et < Em + (F x Em) Dimana: BPS: Et : nilai pengeluaran total Em : nilai pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan energi Faktor konversi, F=Enf/Et. Dengan: Enf adalah pengeluaran non food Suyatno - FKM UNDIP Semarang 11

BKKBN: o Identifikiasi keluarga miskin berdasarkan indikator ekonomi dan bukan ekonomi (pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan,agama, keluarga berencana, imteraksi diantara anggota rumahtantangga, transportasi, tabungan, informasi dan peran sosial). o Terdapat 22 indikator untuk mengklasifikasikan: o Keluarga pra sejahtera/pra KS o Keluarga sejahtera I/KS I o KS II 5 katagori o KS III o KS III+ o Keluarga miskin: keluarga Pra KS dan KS I o Terdapat kesulitan dlm mengukur indikator bukan ekonomi spt kebut psikologis & sosial, dan pemahaman + interpretasi indikator Suyatno - FKM UNDIP Semarang 12

BKKBN: 5 katagori: Pra Sejahtera/Pra KS KS I - 5 indikator KS II - 13 indikator KS III - 20 indikator KS III+ - 22 indikator Miskin: Pra KS dan KS I Suyatno - FKM UNDIP Semarang 13

Badan Pusat Statistik membagi: 1. Sangat miskin : kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi setara atau kurang dari 1900 kalori per orang perhari dan pengeluaran Non Makanan atau senilai Rp120 000 per bulan. 2. Miskin : kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi antara 1900-2100 kalori perorang dan pengeluaran non makanan atau senilai Rp 150 000 perorang bulan. 3. Mendekati Miskin: kemampuan minimal untuk memenuhi konsumsi antara 2100-2300 kalori perorang perhari dan pengeluaran Non makanan atau senilai Rp 175 000 perorang bulan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 14

DBLT/SLT (2007) Kriteria rumah tangga miskin menurut Tim Koordinasi Pusat Program Pemberian Subsidi Langsung Tunai, Departemen Komonikasi dan Informatika, dikaitkan dengan kemiskinan makro (garis kemiskinan), yaitu Penghitungan kemiskinan dilakukan dengan pendekatan moneter atau pendekatan pengeluaran konsumsi untuk kebutuhan dasar. Konsep kemiskinan adalah kebutuhan hidup minimal untuk seseorang atau rumah tangga. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan minimal: pangan dan non pangan. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 15

Kriteria Penerima DBLT/SLT (ada 14): 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang. 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamboo/rumbia/ kayu berkualitas rendah/tembok tanpa di plester. 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 16

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik. 12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah Petani dengan luas lahan 0,5 Ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. 13.Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. 14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah di jual dengan nilai Minimal Rp 500.000, seperti : sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, motor, atau barang modal lainnya. Suyatno - FKM UNDIP Semarang 17

UNDP: o Human Poverty Index (HPI) 1997 o Satu ukuran kemiskinan yang menggunakan beberapa dimensi yang berbeda mengenai kualitas hidup yang meliputi: umur pendek, keterbatasan akses pendidikan dasar dan keterbatasan akses terhadap sumber kepemilikan umum dan sendiri. o Tiga indikator HPI meliputi: o Persentase penduduk yang diperkirakan meninggal sebelum umur 40 tahun o Persentase penduduk dewasa yang dapat membeca dan menulis o Nilai komposit dari tiga variabel: pesentase penduduk yang memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan, air bersih dan persentase balita gizi kurang Suyatno - FKM UNDIP Semarang 18

Sayogyo: o Berdasarkan rata-rata kebutuhan kalori dan protein untuk orang Indonesia berdasarkan saran WHO, yaitu 1900 Kal dan 40 g protein o Rumahtangga miskin adalah dengan pengeluaran setara beras kurang dari 320 kg per kapita pertahun untuk di desa dan 480 kg per kapita pertahun untuk di kota o Rumahtangga sangat miskin /miskin sekali adalah dengan pengeluaran setara beras kurang dari 240 kg per kapita pertahun untuk di desa dan 360 kg per kapita pertahun untuk di kota o Keterbatasan: o kebutuhan individu terdiri dari pangan dan non pangan yang tidak bisa hanya diukur pengeluaran setara beras; o Beras tidak selalu jadi makanan pokok (di Irian) Suyatno - FKM UNDIP Semarang 19

Esmara: o Garis kemiskinan didasarkan pada konsumsi beras minimum 125 kg per kapita per tahun Ahluwalia: o Menetapkan garis kemiskinan internasional sebesar US $ 75 per kapita pertahun untuk negara maju dan US $ 50 per kapita pertahun untuk negara berkembang Bank Dunia: o Miskin (absolut) jika pendapatan kurang dari 1 $ per day -- dijadikan acuan BPS o Miskin (relatif) jika pendapatan kurang dari 2 $ per day -- dijadikan acuan World Bank Suyatno - FKM UNDIP Semarang 20

Ali Khomsan dkk: Miskin : 3,6 x daging sapi per bulan Suyatno - FKM UNDIP Semarang 21

Near poor : Kelompok nyaris miskin Rata-rata pengeluaran lebih 20 % dari garis kemiskinan Transient poverty (kemiskinan sementara): Suatu kenaikan besar jumlah penduduk miskin sebagai dampak suatu fluktuasi yang cepat dan mendadak pd harga kebt pokok dan pendapatan Kelompok near poor mudah masuk dan keluar dlm perangkap kemiskinan ini dlm waktu singkat Mengatasi relatif mudah, al: Stabilisasi harga komoditas dasar Suyatno - FKM UNDIP Semarang 22