METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA DIANA BAKERY

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA PERUSAHAAN NICE BAKERY DANIA PURBAWATI

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV. SINAR MUSTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina

12/05/2015. Pelaporan Keuangan. Metode yang digunakan dalam Full Cost

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABLE COSTING

BAB II LANDASAN TEORI

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK. Muniya Alteza

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA TOKO KAROMA CAKE

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA BERDIAKRI MEUBEL. Shandy Pratama

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

Modul ke: Akuntansi Manajemen 05FEB. Variable Costing. Fakultas. Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Job Order Costing. Konsep Job Order Costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

NALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE NORMAL PRICING PADA PT. DAMRAH PERKASA

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Harga Pokok Produksi Terhadap Harga Jual Pada Toko Sepatu Serba Jadi. : Erikson Manalu :

PENENTUAN HARGA JUAL BATAKO DAN PAVING BLOCK PADA CV.RANI BLOCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI AYLIN COLLECTION DIANA ANGGRAINI

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA KONVEKSI MIFTAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN DAN SILABUS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN JURUSAN AKUNTANSI STIE SEBELAS APRIL SUMEDANG

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian.

BIAYA OVERHEAD PABRIK

HARGA POKOK TAKSIRAN

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

Ignatius Satriyo Utomo eb 08

BAB II LANDASAN TEORI

Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 9 PENETAPAN HARGA

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

KONSEP DASAR DAN PERILAKU BIAYA

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Perbedaan Pokok antara metode full costing dan variabel costing: perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

1. Sistem insentif yang berdasarkan satuan hasil adalah: a. Sistem Taylor d. Berdasarkan Jam Kerja b. Sistem Rowan e. b & c benar c.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT. DANAPERSADARAYA MOTOR INDUSTRY

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA IGLOO ICE CREAM

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD ) A. Pendahuluan. Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan, karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak langsung terhadap keberhasilan usaha. Dalam perusahaan kecil penetapan harga jual seringkali dilakukan oleh manajemen atas semetara pada perusahaan besar harga jual biasanya dilakukan oleh manajer divisi dengan memperhatikan berbagai factor, diantaranya factor persaingan, perilaku konsumen, sifat barang yang dijual dll. Secara umum penetapan harga mempunyai tujuan seperti galam gambar berikut: TARGET HARGA ORIENTASI PENJUALAN ORIENTASI LABA PERTUMBUHAN PENJUALAN PERTUMBUHAN PANGSA PASAR TARGET ROI LABA MAKSIMUM ORIENTASI STATUS POSISI HARGA POSISI PASAR B. Cost Plus Pricing Pengertian Cost Plus, adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yaitu a) Perhitungan harga pokok penuh (Full costing) dan b) perhitungan harga pokok variable (Variable costing) a).absorption costing (full costing) Dalam pendekatan ini harga pokok peroduksi terdiri dari biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan produk baik ang bersifat variable maupunyang bersifat tetap - Bahan baku langsung - Upah langsung - Biaya overhead pabrik variable - Biaya Overhead pabrik Tetap Hal. 1

b) Variable costing ( direct costing ) Dalam pendekatan ini yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah seluruh biaya-biaya yang bersifat variable Biaya variable tersebut dapat dikelompokkan lebih lanjut seperti dalam gambar berikut : -Biaya bahan baku Total Biaya Biaya produksi -Ulah langsung Variabel Variabel -BOP variabel -Biaya Penjualan Variabel -Biaya umum&adm variabel Contoh: Untuk menetapkan harga jual telah tersedia data biaya sbb:. Per unit Total Rp.. Bahan baku 8.000 Upah langsung 12.000 B.Overhead variable 3.000 B.Overhead tetap 7.000 350.000.000 Biaya penjualan variable 1.500 Biaya penjualan tetap 1.800 90.000.000 Biaya umum variable 500 Biaya umum tetap 2.200 110.000.000 Biaya tersebut berdasarkan kapasitas normal sebesar 50.000 unit per bulan Manajemen menetapkan harga jual dengan 50% markup dari harga pokok produk atau mark up 80% dari Biaya Variabel Penetapan berdasarkan HPP Bahan Baku 8.000 Upah langsung 12.000 BOP Variabel 3.000 BOP tetap 7.000 10.000 Total Biaya Produksi 30.000 Mark up 50 % 15.000 Harga Jual 45.000 Penetapan berdasarkan Biaya variabel Bahan baku 8.000 Upah langsung 12.000 B.Overhead variable 3.000 Biaya penjualan variable 1.500 Biaya umum variable. 500 Total biaya variabel 25.000 Mark up 80 % 20.000 Harga jual 45.000 Kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Jika seluruh produk yang dihasilkan dapat terjual semua maka perhitungan kedunya akan menghasilkan laba yang sama. Pengaruh yang terjadi dapat dikumpulkan sbb: 1.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama 2.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost akan lebih besar dari Variable costing 3.Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel Costing lebih besar dari full costing Hal. 2

C. Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing Seperti diuraikan sebelumnya bahwa laba Full costing akanberbeda dengan laba Variable costing ; apabila terdapat perbedaan pada persediaan awal dan persediaan akhir. Perbedaan laba tersebut disebabkan karena adanya sebagian biaya Oerhead tetap yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir. BOT LF LV = ----------- X (Qp Qs) Qn atau = BOT u X ( Qe - Qb) LF = Laba Full Csoting LV = Laba Variable costing BOT = Biaya Overhead Tetap Qn = Kapasitas Normal Qp = Kapasitas produksi Qs = Kapasitas terjual BOTu = Biaya Overhead tetap per unit Qe = Kapasitas akhir Qb = Kapaistas awal Dari rumus tersebut diperoleh hubungan sbb: Jika terjadi atau jika terjadi Maka Qp > Qs Qp< Qs Qp = Qs Qe > Qb Qe < Qb Qe = Qb LF > LV LF < LV LF = LV Rumusan dan hubungan ini dapat dipergunakan untuk melakukan rekonsiliasi laporan laba rugi Variabel Costing menjadi Laporan Laba-rugi Full costing atau sebaliknya. Contoh: Data kuartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun 2009: -Kapasitas normal per bulan= 5.000 unt -Biaya Overhead tetap Rp. 50.000.000 -Biaya variable per unit: Bahan Rp. 20.000,- ; Upah Rp.10.000,- ; BOP Rp. 5.000,- -Biaya Umum dan Pemasaran tetap / bulan Rp.100.000.000 -Biaya operasional Variabel Rp. 20.000/ unit -Persediaan awal = 0 unit ; Jumlah diproduksi =15.750 unit ; penjualan 14.750 unit -Harga jual per unit Rp. 100.000,- -Rincian produksi dan penjualan per bulan Keterangan Januari Februari Maret Total Produksi (unit) 6.000 5.000 4.750 15.750 Penjualan (unit) 4.500 5.500 4.750 14.750 Diminta: 1.laporan Laba-rugi dengan Variable costing untuk Januari.Februari, maret 2.Buat rekonsiliasi Laba-rugi dan persediaan dari Variabel Costing ke Full Costing Hal. 3

Laporan Laba rugi dengan pendekatan Harga Pokok Variabel : LAPORAN LABA RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL (Dalam ribuan rupiah) Keterangan Januari Februari Maret Total Penjualan : 450,000 550,000 475,000 1,475,000 Harga Pokok Variabel: Persediaan awal 60,000 40,000 Biaya Produksi 240,000 200,000 190,000 630,000 Produk siap untuk dijual 240,000 260,000 230,000 630,000 Persediaan akhir 60,000 40,000 40,000 40,000 Harga Pokok Variabel 180,000 220,000 190,000 590,000 Biaya penjualan + Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000 Jumlah Biaya Variabel 270,000 330,000 285,000 885,000 Laba Kontribusi 180,000 220,000 190,000 590,000 Biaya tetap: Biaya Overhead 50,000 50,000 50,000 150,000 Biaya Penjualan + Adm 100,000 100,000 100,000 300,000 Jumlah Biaya Tetap 150,000 150,000 150,000 450,000 Laba bersih 30,000 70,000 40,000 140,000 Rekonsiliasi Laba dari Laba menurut harga Pokok Variabel menjadi Laba penurut Harga pokok penuh. REKONSILIASI LABA HP VARIABEL KE HP PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Maret Total Laba menurut HP Variabel 30,000 70,000 40,000 140,000 Selisih Laba : BOPu X ( Qp -Qs) Atau BOPu X ( Qb -Qe) Jan: 10.000 X ( 6.000-4.500) 15,000 10.000 X ( 1.500-0 ) Feb: 10.000 X (5.000-5.500) (5,000) 10.000 X ( 1.000-1000) Mar: 10.000 X (4.750-4.750) - 10.000 X (1.000-1.000) Total: 10.000 X (15.750-14.750) 10,000 10.000 X ( 1.000-0 ) 45,000 65,000 40,000 150,000 Hal. 4

REKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIR HP VARIABEL KE HP PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Maret Kwartal Persediaan akhir HP Variabel 60,000 40,000 40,000 40,000 Selisih Persediaan: BOP u X Qe Jan : 10.000 X 1.500 15,000 Feb : 10.000X 1.000 10,000 Mar : 10.000 X 1.000 10,000 Sd akhir kwartal 10.000 X 1.000 10,000 Persediaan akhir HP. Penuh 75,000 50,000 50,000 50,000 LAPORAN LABA RUGI PENDEKANTAN HARGA POKOK PENUH ( Dalam ribuah rupiah ) Keterangan Januari Februari Maret Kwartal Penjualan 450,000 550,000 475,000 1,475,000 Beban Pokok Penjualan: Persediaan awal 75,000 50,000 Biaya Produksi 300,000 250,000 237,500 787,500 Produk siap untuk dijual 300,000 325,000 287,500 787,500 Persediaan akhir 75,000 50,000 50,000 50,000 225,000 275,000 237,500 737,500 BOP lebih(kurang) dibebankan 10,000 (2,500) 7,500 Beban Pokok penjualan 215,000 275,000 240,000 730,000 Laba Kotor 235,000 275,000 235,000 745,000 Beban Penjualan dan Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000 Tetap 100,000 100,000 100,000 300,000 190,000 210,000 195,000 595,000 Laba bersih 45,000 65,000 40,000 150,000 D.Menetapkan persentase mark-up Ada kalanya manajemen membutuhkan informasi berapa besarnya markup yang harus di tetapkan terhadap harga pokok barang tertentu dimana harga jual barang tersebut telah diketahui sebelumnya. Rumus : Harga jual - Total biaya Persentase laba = ------------------------------ X 100 % Total biaya Contoh: Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb: B.Variabel B. tetap Bahan Rp.2.000 Upah Rp.1.000 BOP Rp. 400 Rp.600 B.Pemasaran&adm Rp. 200 Rp.800 Hal. 5

Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 1000. maka target harga jual adalah Total Biaya + Laba = Rp. 5.000 + Rp. 1000 = Rp. 6.000,- (1).Markup didasarkan pada Prime Cost. Prime Cost = 2.000 + 1.000 6.000-3.000 Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 100 % 3.000 (2).Mark-up didasarkan pada Total Harga pokok penuh (Full costing) Full Costing = 2.000+1.000+1.000= 4.000 6.000-4.000 Persentase mark-up = -------------------- X 100 % = 50 % 4.000 (3).Mark-up didasarkan pada Harga pokok Variabel (Variabel Costing) Harga pokok variable = 2.000+1.000+400+200= 3.600 6.000-3.600 Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 66,67 % 3.600 E.Menetapkan Harga Jual berdasarkan ROI Return on Investment sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuah bisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan dengan cara sbb: (1) Tetapkan Persentase mark-up ROI + Biaya Operasional Presentase = --------------------------------- X 100% Total Harga Pokok Prod (2) Menambah Harga Pokok Produksi dengan mark-up yang diperoleh pada hitungan pertama Menetapkan presentase mark-up berdasarkan metode Harga pokok: 1.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok penuh (Full costing) ROI + Biaya penjualan dan Adm Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod per unit 2.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok variable (Variable costing) ROI + Biaya Tetap Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit Hal. 6

Contoh: Menyambut tahun buku yang baru, perusahaan telah menetapkan target produksi produk baru sebanyak 20.000 unit dengan biaya sbb: Per unit Per tahun Bahan baku Rp. 18.000 Upah langsung 3.600 Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 120.000.000 B.Penjualan & Adm Var 1.000 B.Penjualan & Adm Tetap 7.250 145.000.000 Untuk produk baru tersebut diperlukan biaya Investasi sebesar Rp. 400.000.000 dengan ROI sebesar 15 % (= Rp.60.000.000 per tahun) Harga pokok produksi menurut Pendekatan Biaya Variabel dan Biaya penuh sbb: H.P Variabel H.P.Penuh (Full) Bahan baku Rp. 18.000 Rp.18.000 Upah langsung 3.600 3.600 Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 2.400 Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 B.Penjualan & Adm Var 1.000.. Harga Pokok Rp.25.000 Rp.30.000 Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Variabel ROI + Biaya Tetap Presentase mark-up = ------------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod variabel per unit 60.000.000 + 120.000.000+145.000.000 =-------------------------------------------------- X 100 % = 65 % 20.000 X 25.000 Target harga = Rp. 25.000 + 65% X Rp. 25.000 = Rp. 41.250,- LAPORAN LABA/ RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000 Harga Pokok Variabel 20.000 X 25.00 = 500,000,000 Laba Kontribusi 325,000,000 Biaya Tetap Biaya Overhead 120,000,000 B.Penjualan & Adm 145,000,000 265,000,000 Laba Usaha 60,000,000 LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000 ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000 Hal. 7

Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Penuh (Full Costing) ROI + Biaya Penjualan & Adm Presentase mark-up = ----------------------------------------- X 100 % Q X Biaya Prod per unit 60.000.000 +145.000.000 =---------------------------------- X 100 % = 37,5 % 20.000 X 30.000 Target harga = Rp. 30.000 + 37,5% X Rp. 25.000 = Rp 41.250,- PERHITUNGAN LABA/ RUGI PENDEKATAN HARGA POKOK PENUH Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000 Harga Pokok Variabel 20.000 X 30.000 = 600,000,000 Laba Kotor (Gross Profit) 225,000,000 Biaya Penjualan & Adm Variabel 20,000,000 Tetap 145,000,000 165,000,000 Laba Usaha 60,000,000 LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000 ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 % PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000 F.Penetapan Harga per satuan Waktu dan Harga bahan Metode Time and Material Pricing banyak digunakan oleh perusahaan jasa seperti bengkel mobil, percetakan, kantor akuntan. Yang dijadikan dasar waktu dapat berupa jam kerja, jam mesin, jam kerja expert dll. Komponen Waktu per jam terdiri dari : 1.Upang langsung termasuk tunjangan serta bonus 2.Biaya yang terkait dengan biaya tidak langsung seperti pengawas, peyusutan, asuransi, bahan tidak langsung yang dapat diukur dengan jam 3.Laba yang diinginkan per satuan waktu ( per jam) Komponen Bahan per jam terdiri dari 1.Persentase laba dari harga bahan 2.Persentase dari Biaya yang terkait dengan pengelolaan bahan Jumlah penjualan yang akan ditagihkan kepada pelanggan akan terdiri dari dua kompoen yaitu komponen Jasa ditambah dengan komponen pemakaian bahan-bahan yang dinaikkan dengan persentasi mark-up tertentu. seperti dalam tabel berikut ini; Hal. 8

PERHITUNGAN PENJUALAN TIME AND MATERIAL PRICING Upah langsung Rp. Biaya tidak langsung Laba per Jam Tarif layanan per Jam Rp. Ditambah: Laba Bahan. % Bahan tdk langsung. % Persentase mark-up bahan. % Biaya bahan= Rp. X. % = Total Penagihan Rp. Contoh: Sebuah bengkel pemeliharaan mobil telah menetapkan target laba Rp. 25.000 per jam dan 10% dari harga bahan yang digunakan oleh penaggan. Biaya selama satu bulan adalah sbb: Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan Gaji manajer 25,000,000 20,000,000 Gaji Montir 48,000,000 Gaji Administrasi 9,000,000 3,000,000 Penysutan peralatan 15,000,000 Penyusutan bangunan 6,000,000 17,000,000 Tunjangan 15% dari gaji 12,300,000 3,450,000 Utilitas 3,000,000 12,000,000 Asuransi 1,500,000 1,450,000 Bahan Bantu 500,000 1,200,000 Harga Faktur Bahan2 210,000,000 Total Biaya 120,300,000 268,100,000 Perusahaan mempekerjakan 10 orang montir yang bekerja masing2 40 jam seminggu atau 150 jam sebulan. Pertanyaan : Berapa Tagihan penjualan untuk pekerjaan yang menghabikan 5 jam kerja + Bahan2 sebanyak Rp.1.700.000,- Jawab : Rp.48.000.000 + 15% X 4p. 48.000.000 (1)Biaya langsung per jam = ------------------------------------------------ = Rp.36.800,- 10 X 150 (2)Biaya reparasi Rp.120.300.000 Rp.55.200.000 = ---------------------------------------- = Rp.43.400,- 10 X 150 (3)Laba per jam = Rp. 25.000,- (4)Presentase Bahan: Laba bahan = 10% Presentase Biaya lainya: (268.100.000-210.000.000 ) / 210.000.000 X 100 % = 27,67 % Hal. 9

Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tarif bengkel adalah sbb: Tarif per jam Reparasi : Upah langsung Rp. 36.800 Biaya penunjang tenaga kerja Rp. 43.400 Laba per jam Rp. 25.000 Rp. 105.200 Mark-up Bahan = 37,67 % Untuk pekerjaan 5 jam kerja + bahan Rp. 1.700.000 akan ditagihkan : Jasa Reparasi 5 X Rp. 105.200 = Rp. 526.000,- Bahan Rp. 1.700.000 X 1,3767 = Rp. 2.340.390,- total tagihan =Rp. 2.866.390,- SOAL-SOAL LATIHAN : Soal.1 PT A merencanakan mengeluarkan produk baru yang pembuatannya membutuhkan nilai investasi sebesar Rp. 500.000.000. ROI ditetapkan sebesar 12,5 % Perusahaan ingin menetapkan harga jual dengan metode Cost plus dengan pendekatan Harga Pokok Variabel. Data biaya untuk produk tersebut adalah sbb: Biaya Biaya Keterangan per unit Per tahun Biaya produksi Variabel Rp. 19.000 (Bahan,Upah, BOP variabel) Biaya Overhead Tetap Rp.500.000.000 Biaya penjualan &Adm Variabel Rp. 1.000 Biaya penjualan &Adm Tetap Rp.150.000.000 Diminta: a.jika target penjualan adalah 50.000 unit setahun. Berapa persentase mark-up yang diperlukan untuk mencapai ROI, Berapa harga jual yang diberlakukan b.ulangi pekerjaan pada soal a. jika target penjualan = 30.000 unti per tahun Soal. 2 Sehubungan dengan produk baru yang akan di pasarkan pada pertengahan tahun, manajemen telah mengumpulkan data sbb: Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Produksi Rp. 30.000 Rp. 360.000.000 Biaya Penjualan &Adm Rp. 7.500 Rp. 150.000.000 Target penjualan adalah 30.000 unit. Biasanya perusahaan menggunakan mark-up 60% dari Harga pokok variabel: Diminta: a.tentukan target harga ual dengan pendekatan Harga pokok variable b.perusahaan tidak akan menambah LINI PRODUK jika ROI tidak mencapai 20 % Hal. 10

Investasi untuk Lini produk adalah Rp. 300.000.000. tentukan mark-up yang diperlukan agar perusahaan memnuhi syarat untuk membuka lini produk yang baru. Soal.3 Sebuah Bengkel yang mempekerjakan 21 orang montir yang bekerja masing2 150 jam didalam satu bulan, telah mengajukan anggaran biaya bbb: Operasional Pengelolaan Bengkel Bahan Gaji manajer 8,000,000 6,000,000 Gaji Montir 56,000,000 Gaji Administrasi 9,000,000 3,000,000 Penysutan peralatan 8,000,000 Penyusutan bangunan 6,000,000 5,400,000 Tunjangan 15% dari gaji 10,950,000 1,350,000 Utilitas 6,000,000 4,500,000 Asuransi 1,500,000 1,450,000 Bahan Bantu 500,000 1,200,000 Harga Faktur Bahan2 160,000,000 Perusahaan mengharapkan laba atas bahan2 yang dipakai rata2 12,5% Dengan menerapkan metode Time and material : a. Tentukan tarif yang ditetapkan di bengkel tersebut b. Buatlah Daftar tagihan kepada pelanggan berikut ini: No. Mobil Jam kerja Suku cadang B- 2124 MA 3,4 jam Rp. 560.000 B- 3 G0 2,0 jam Rp. 650.000 B- 1 US 5,6 jam Rp. 1.200.000 Hal. 11