BAB 7 PENCATUAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

BAB 2 LANDASAN TEORI

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

PERANCANGAN MEDIA PRAKTEK POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

MESIN DIESEL COMMON-RAIL

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Ma ruf Ridwan K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami fluktuasi harga seiring menipisnya persediaan minyak dunia. Bila hal

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB III RANCANGAN SISTEM PEMANAS

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MOTOR DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

Rancang Bangun Alat Uji Pompa Injeksi Motor Diesel Multi Silinder TUGAS AKHIR NAMA : IRAWAN BUDYARTO NIM: L0E FAKULTAS TEKNIK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

PENGENALAN PERUSAHAAN & PRODUCT M. A. N

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

Transkripsi:

BAB 7 PENCATUAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL System injeksi pada motor diesel harus memenuhi tujuan-tujuan dibawah ini secara konsisten dan akurat ; a. pencatuan yang terukur pada seluruh kecepatan dan beban b. membagi bahan bakar sama banyak ke semua silinder c. menginjeksikan pada saat yang tepat d. menginjeksikan jumlah bakar dalam jumlah yang terukur dan akurat e. menginjeksikan dalam bentuk pola pancaran dan atomisasi yang sesuai dengan desain ruang bakar. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa elemen fungsional diperlukan : a. pompa bahan bakar, memompa bahan bakar dan tangki ke silinder b. pencatu bahan bakar, mencatu bahan bakar dengan terukur sesuai dengan kebutuhan mesin pada semua putaran dan beban c. Pengontrol catu bahan bakar, mengatur banyaknya bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin d. Pendistribusi bahan bakar, membagi bahan bakar secara merata ke semua silinder e. Pencampur, mengkabutkan bahan bakar dan menyebarkan bahanbakar ke seluruh tempat dalam ruang bakar. 7.1. Sistem injeksi motor diesel Universitas Gadjah Mada 37

Universitas Gadjah Mada 38

Beberapa macam system injeksi motor diesel : 1. Sistem injeksi dengan pompa individual : pompa dan pencatu terpisah untuk masing masing silinder ( Gb. 7. 1a) Universitas Gadjah Mada 39

2. Sistem distributor : Pompa tunggal (dan pencatu) plus distributor untuk membagi bahan bakar ke semua silinder(gb. 7. 1b) 3. Common rail system : Pompa tunggal dan system pencatu terpisah untuk masing masing silinder.(gb. 7.1c.) 7.1.1. System injeksi dengan pompa individual Unit ini umumnya digerakkan melalui camshaft, sehingga dapat rnelayani motor empat langkah kecepatan tinggi. Sistem ini mahal karena satu pompa untuk satu silinder. Pompa dan cara kerjanya dapat dilihat pada Gb 7.2. 7.1.2. Sistem pompa distributor Sistem ini hanya mempunyai satu unit pompa dan pencatu. Harganya lebih rendah dari pompa individual. Universitas Gadjah Mada 40

7.1.3. Common rail system Pada system ini pompa hanya bertugas menghasilkan tekanan tinggi dan disalurkan ke common rail (semacam header) dan tekananya dikontrol oleh sebuah katub pengatur tekanan. Dengan demikian tekanan tinggi selalu di bawah pengontrolan dan pencatuan tidak dilakukan oleh pompa tekanan tinggi. Akurasi pembuatan tidak terlalu dituntut sehingga lebih murah. Sebaliknya semburan dan nozzle tergantung pada ukuran orifice, waktu pencatuan dan tekanan pada injector. Masing-masing nozzle harus sedapat mungkin identik untuk menjamin pencatuan yang sama untuk semua silinder. Universitas Gadjah Mada 41

7.2. Pancaran bahanbakar Tugas utama nozzle adalah untuk memasukkan bahan bakar ke dalam silinder dalam bentuk butiran yang halus. Pembentukan pancaran ini dilakukan dengan orifice. Dalam silinder yang sebenarnya, bentuk pancaran sangat sulit diperkirakan Karena turbulensi dan juga pembakaran dimulai sebelum bahan bakar selesai diinjeksikan. Dengan alasan ini maka pembentukan pancaran dilakukan pada suhu ruang dan pada kondisi udara yang tenang. Gambaran tentang terbentuknya pancaran bahanbakar dapat dilihat pada gambar ( ). Universitas Gadjah Mada 42

Universitas Gadjah Mada 43

7.3. Nozzle motor diesel Desain nozzle yang paling sederhana adalah nozzle terbuka seperti pada gambar (7.9.). Kelemahan nozzle jenis ini adalah tekanan tinggi yang terjadi pada putaran tinggi dan tetesan yang keluar diantara injeksi. Misal bahan bakar dianggap incompressible. Pada suatu putaran mesin, pompa menghasilkan sejurnlah aliran bahan bakar (pompa digerakkan oleh mesin). Jika kecepatan mesin menjadi dua kali lipat, maka kecepatan aliran menjadi dua kali lipat pula. Aliran melalui orifice berbanding lurus dengan akar pressure drop. Jika aliran menjadi dua kali lipat, maka tekanan yang terbentuk menjadi empat kali lipat. Dengan demikian pada putaran yang tinggi tekanan bahan bakar menjadi sangat tinggi. Universitas Gadjah Mada 44

Gb. 7.8. Nozzle terbuka Universitas Gadjah Mada 45

Nozzle tertutup dapat dilihat pada gambar ( 7.9 ). Bahan bakar dialirkan memalui saluran di sekeliling plunger. Saat tekanan minyak cukup kuat untuk mengangkat plunyer (Plunyer ditahan oleh pegas),plunyer naik dan injeksi bahan bakar akan berlangsung. Setelah plunyer terangkat tekanan yang diperlukan untuk menahan plunyer menjadi lebih rendah karena permukaan angkat plunyer menjadi lebih luas. Keuntungan penggunaan nozzle tertutup ini adalah dalam hal pengontrolan tekanan injeksi. Ukuran orifice dapat dibuat besar untuk membatasi tekanan injeksi pada putaran tinggi. Tekanan penutupan dapat diatur sedemikian sehingga cukup rendah tetapi masih memberikan atomisasi yang baik. Pada kecepatan rendah, nozzle tidak alan menyemprotkan bahan bakar sampai tekanannya cukup tinggi untuk mengangkat katub. Injeksi berlangsung dengan laju yang lebih besar dan tekanan akan turun. Jika tekanan cukup rendah nozzle akan tertutup. Kemudian tekanan naik lagi dan seterusmya. Siklus ini akan terjadi beberapa kali dalam satu periode injeksi (multiple injection) Walaupun tekanan terkontrol, tetapi multiple injection ini tidak diinginkan. Oleh karena itu besarnya ukuran orifice juga harus dibatasi agar multiple injection yang terjadi tidak terlalu parah. Universitas Gadjah Mada 46