Experiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin)

dokumen-dokumen yang mirip
Experiment indonesian (Indonesia)

KB 1. Usaha Magnetik Dan Pendinginan Magnetik

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

Antiremed Kelas 11 FISIKA

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas Kunci : E Penyelesaian :

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

HUKUM OHM. 1. STANDAR KOMPETENSI. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

Xpedia Fisika DP SNMPTN 07

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

Fisika EBTANAS Tahun 1998

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

Fisika UMPTN Tahun 1986

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Copyright all right reserved

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

19/11/2016. MAGNET Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik. Sifat-sifat magnet.

Antiremed Kelas 12 Fisika

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

MAGNET. Benda yang memiliki sifat dapat menarik besi atau baja Penggolongan bahan secara makroskopik

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

UM UGM 2017 Fisika. Soal

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SASARAN PEMBELAJARAN

D. 2 N E. 1 N. D. (1), (2) dan (3) E. semuanya benar

DATA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

KONSTRUKSI GENERATOR DC

(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Control II ( ADC DAC)

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

Xpedia Fisika DP SNMPTN 08. Pertanyaan 1-3 berhubungan dengan tumbukan dua balok di atas meja tanpa gesekan. Sebelum tumbukan, balok bermassa m diam.

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 3 PEDOMAN UMUM... 3 PERCOBAAN Teori Dasar Prosedur Percobaan Ringkasan...

TERMINOLOGI PADA SENSOR

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

SIMAK UI Fisika

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

Teori & Soal GGB Getaran - Set 08

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

SPMB/Fisika/UMPTN Tahun 1992

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

METODE MELDE. II. TUJUAN KHUSUS 1. Menentukan laju rambat gelombang pada tali 2. Menentukan laju rambat bunyi dari tegangan dan rapat massa tali

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

BA B B B 2 Ka K ra r kt k eri r s i tik i k S is i tem Ma M kr k o r s o ko k p o i p k i Oleh Endi Suhendi

Fisika Dasar I (FI-321)

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Detektor Medan Magnet Tiga-Sumbu

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

Getaran, Gelombang dan Bunyi

SOAL TRY OUT FISIKA 2

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

Transkripsi:

Q2-1 Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Sebelum mengerjakan soal ini, kalian baca lebih dahulu Petunjuk Umum pada amplop yang terpisah. Pendahuluan Transisi fase banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya air yang memiliki keadaan berbedabeda, yaitu fase padat, cair dan gas. Ketiga keadaan ini terpisahkan melalui transisi fase, yaitu ketika terjadi perubahan perilaku kolektif dari molekul-molekul material. Setiap transisi fase selalu berhubungan dengan temperatur kritis, di mana keadaan dari material berubah, misalnya temperatur beku dan titik didih air. Namun demikian, transisi fase muncul juga pada kasus dan sistem yang lain, seperti magnet dan superkonduktor. Untuk kasus magnet ketika di bawah temperatur kritis, keadaan makroskopis magnet berubah dari paramagnetik menjadi ferromagnetik dan untuk superkonduktor, ketika di bawah temperatur kritis, konduktor berubah menjadi superkonduktor. Dengan memperkenalkan suatu parameter yang disebut sebagai parameter keteraturan, semua transisi tersebut dapat dijelaskan oleh suatu kerangka teori yang sama. Sebagai contoh, pada kasus kemagnetan, parameter keteraturan berasosiasi dengan arah orientasi momen magnetik dari atom-atom yang memiliki magnetisasi makroskopik. Pada kondisi yang disebut transisi fase kontinu, parameter keteraturan akan selalu bernilai nol ketika temperaturnya di atas temperatur kritis, dan ketika di bawah temperatur kritis nilainya akan selalu meningkat secara kontinu seperti ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini untuk kasus magnet. Gambar tersebut juga menggambarkan secara skematik tingkat keteraturan dan ketidak-aturan mikroskopik untuk kasus magnet. Ketika momen magnet saling sejajar yaitu pada keadaan ferromagnetik, nilai magnetisasi secara makroskopik akan meningkat; sedangkan ketika momen magnetik berorientasi acak yaitu pada keadaan paramagnetik, magnetisasi makroskopik bernilai nol. M T crit T Gambar 1: Skema gambaran dari ketergantungan parameter keteraturan M kepada temperatur pada transisi fase. Di bawah temperatur kritis T crit, nilai parameter keteraturan meningkat dan bernilai tidak nol, sedangkan pada temperatur diatas T crit, parameter keteraturan bernilai nol. Pada transisi fase kontinu, secara umum fungsi parameter keteraturan di sekitar kondisi transisi

Q2-2 mengikuti aturan pangkat (power law). Misalnya pada kemagnetan, fungsi magnetisasi M di bawah temperatur kritis T crit dapat dinyatakan dalam bentuk: M { (T crit T ) b, T < T crit (1) = 0, T > T crit dengan T adalah temperatur. Hal yang mengejutkan adalah perilaku ini bersifat universal: aturan pangkat dengan bentuk seperti ini berlaku untuk banyak kasus transisi fase yang berbeda-beda. Tugas Kita akan mempelajari sebuah contoh sederhana yang mana beberapa aspek dari transisi fase dapat diteliti. Misalnya bagaimana ketidakstabilan mempengaruhi sifat kolektif dari partikel-partikel, sehingga mempengaruhi transisi fase. Misalnya juga bagaimana perubahan makroskopik bergantung kepada eksitasi dari partikel-partikel. Pada kebanyakan kasus transisi fase, eksitasi partikel-partikel biasanya dipengaruhi oleh temperatur. Pada ekperimen ini kita akan mempelajari eksitasi berupa energi kinetik dari partikel yang dipercepat oleh gerakan loudspeaker. Perubahan makroskopik yang berkaitan dengan transisi fase yang kita pelajari disini adalah dengan mengamati manik-manik yang bergerak ke salah satu bagian di dalam silinder yang terpisahkan oleh suatu dinding kecil. Dari keadaan ketika semua partikel berada pada satu bagian silinder, jika amplitudo dinaikkan, maka kamu akan mendapatkan bahwa sekarang partikel akan terdistribusi merata pada kedua bagian silinder tersebut. Kondisi ini berasosiasi dengan pemanasan yang melebihi temperatur kritis. Tugas kalian adalah menentukan nilai pangkat kritis untuk model transisi fase seperti di atas.

Q2-3 Daftar bahan-bahan (1) (3) (2) (4) Gambar 2: Peralatan tambahan untuk eksperimen ini. 1. Loudspeaker yang telah terpasang silinder plastik pada bagian atasnya. 2. Sekitar 100 buah manik-manik (ada di dalam wadah plastik) 3. Sebuah sarung tangan 4. Selotip Peringatan Penting Jangan memberikan gaya mendatar yang terlalu besar ke silinder plastik yang menempel pada loudspeaker. Perhatikan bahwa tidak ada penggantian alat jika membran loudspeaker atau silinder plastik terobek. Matikan peralatan loudspeaker jika sedang tidak digunakan agar baterai tidak terkuras percuma. Pada eksperimen ini, sebuah sinyal gergaji berfrekuensi 4 Hz merupakan output dari terminal loudspeaker yang terdapat pada bagian samping pembangkit sinyal. Amplitudo dari sinyal gergaji dapat diatur dengan menggunakan potensiometer sebelah kanan dengan label amplitudo speaker (4). Tegangan DC yang sebanding dengan amplitudo sinyal merupakan keluaran dari soket monitor amplitudo speaker (6) (terhadap soket GND (7)). Bilangan ini merujuk kepada Gambar 2 pada lembar Petunjuk Umum. Membran dari speaker sangatlah halus. Pastikan kamu tidak memberikan tekanan yang tidak perlu, baik secara mendatar maupun vertikal.

Q2-4 Bagian A. Amplitudo Eksitasi Kritis (3.3 poin) Sebelum Anda memulai mengerjakan tugas pada soal ini, hubungkan loudspeaker ke terminal di samping pembangkit sinyal (pastikan Anda menghubungkan polaritasnya dengan benar). Tempatkan beberapa manik-manik (misalnya 50 buah) ke dalam silinder plastik yang ditempel pada loudspeaker dan gunakan potongan dari sarung tangan untuk menutup bagian atas silinder agar manik-manik tidak keluar dari silinder. Nyalakan sinyal eksitasi dengan menggunakan saklar dan atur nilai amplitudo dengan memutar potensiometer sebelah kanan yang diberi label amplitudo speaker (4) dengan menggunakan obeng. Amati pergerakan manik-manik dengan mencoba beberapa nilai amplitudo. Tugas pertama adalah menentukan amplitudo eksitasi kritis dari transisi tersebut. Untuk melakukan hal tersebut, kalian harus menentukan jumlah manik-manik N 1 dan N 2 di kedua ruang pada silinder (pilih label dari ruang dalam silinder sedemikian sehingga N 1 N 2 ) sebagai fungsi dari A D, yaitu tegangan yang terukur pada soket amplitudo speaker (6). Tegangan ini berbanding lurus dengan amplitudo gelombang gergaji yang mendorong loudspeaker. Lakukan setidaknya 5 pengukuran untuk setiap nilai tegangan. Petunjuk: Agar partikel yang kalian amati selalu dalam keadaan bergerak, gunakan amplitudo pada amplitudo speaker hanya yang lebih besar dari 0.7 V. Mulailah mengamati perilaku manik-manik hanya dengan memvariasikan nilai tegangan secara perlahan. Dimungkinkan ada manik-manik yang tetap menempel pada dasar silinder. Hal ini disebabkan oleh interaksi elektrostatik. Manik-manik yang nempel tersebut jangan kamu hitung. A.1 Catat hasil pengukuran jumlah partikel N 1 dan N 2 untuk beberapa nilai A D pada Tabel A.1. 1.2pt A.2 Hitung nilai standar deviasi dari pengukuran N 1 dan N 2 dan tempatkan pada Tabel A.1. Plot N 1 dan N 2 serta nilai ketidakpastiannya sebagai fungsi dari A D pada Grafik A.2. 1.1pt A.3 Berdasarkan grafik yang telah kalian buat, tentukan nilai kritis dari A D yang diberi label A D,crit yang mana terjadi ketika N 1 = N 2 setelah kondisi stasioner tercapai. 1pt Bagian B. Kalibrasi (3.2 poin) Fungsi A D adalah tegangan yang bekerja ke loudspeaker. Namun, besaran fisis yang diinginkan adalah pergeseran maksimum getaran loudspeaker A karena berhubungan dengan seberapa kuat eksitasi dari manik-manik. Oleh karena itu, kalian perlu melakukan kalibrasi fungsi A D. Untuk keperluan kalibrasi ini, kalian dapat menggunakan semua bahan dan alat yang telah disediakan. B.1 Gambarkan rangkaian alat yang kalian gunakan dalam eksperimen untuk mengukur amplitudo eksitasi, yaitu pergeseran maksimum getaran loudspeaker A (dalam mm) dalam satu perioda getaran. 0.5pt B.2 Tentukan nilai A dalam mm untuk sejumlah nilai A D. Tuliskan data hasil pengukuran kalian pada Tabel B.2 dan sertakan ketidakpastian pada pengukuran yang kalian lakukan. 0.8pt

Q2-5 B.3 Plot data yang kalian dapatkan pada Grafik B.3, dan sertakan pula ketidakpastiannya. 1.0pt B.4 Tentukan parameter-parameter dari kurva yang kalian gambar dengan menggunakan fungsi yang cocok untuk mendeskripsikan fungsi kalibrasi A(A D ). 0.8pt B.5 Tentukan nilai kritis dari amplitudo eksitasi A crit manik-manik. 0.1pt Part C. Nilai pangkat kritis (3.5 poin) Pada sistem yang kita tinjau, temperatur berkaitan dengan input energi kinetik dari eksitasi. Energi ini sebanding dengan laju kuadrat dari loudspeaker, v 2 = A 2 f 2, di mana f adalah frekuensi dari getaran. Sekarang kita akan menguji ketergantungan tersebut dan menentukan nilai pangkat b (lihat persamaan 1). C.1 Ketidakseimbangan N 1 N 2 N 1 +N 2 adalah kandidat yang baik sebagai parameter keteraturan untuk sistem yang kita tinjau, karena bernilai nol jika diatas amplitudo kritis dan bernilai 1 pada eksitasi rendah. Tentukan parameter keteraturan sebagai fungsi dari amplitudo eksitasi A. Tuliskan hasil kalian pada Table C.1. 1.1pt C.2 Plot fungsi ketidakseimbangan N 1 N 2 N 1 +N 2 sebagai fungsi dari A 2 crit A2 pada Grafik C.2, dimana kedua sumbu memiliki skala logaritmik (double-logarithmic plot). Kalian dapat menggunakan Tabel C.1 untuk melakukan perhitungan. Titik-titik pada kurva mungkin terlihat seperti tidak mengikuti relasi linear, namun regresi linear tetap digunakan untuk menyesuaikan dengan aturan pangkat kritis. 1pt C.3 Tentukan nilai pangkat b dan perkirakan nilai kesalahannya. 1.4pt