PRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

POTENSI YEAST (khamir) DALAM PRODUKSI PROTEASE EKSTRASELULER DAN SENYAWA ANTI MIKROBIAL SERTA PELUANG APLIKASINYA PADA INDUSTRI PANGAN.

Deskripsi. IMUNOGLOBULIN YOLK (IgY) ANTI Canine parvovirus MURNI UNTUK TERAPI INFEKSI VIRUS PARVO PADA ANJING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

DETEKSI ANTIBODI BAKTERI GRAM NEGATIF (Escherichia coli dan Salmonella sp.) PADA TELUR AYAM KAMPUNG DENGAN Agar Gel Precipitation Test (AGPT)

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

18 Media Bina Ilmiah ISSN No

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Purifikasi dan Karakterisasi Protease Yang Dihasilkan Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah. Oleh:

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam subfamily Paramyxovirinae, family Paramyxoviridae (OIE, 2009).

GAMBARAN TITER ANTIBODI ANTI H5 PADA SERUM DAN KUNING TELUR AYAM SINGLE COMB BROWN LEGHORN YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN INAKTIF H5N2 WA ODE YUSRAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

REAKSI ANTIGEN-ANTIBODI DAN KAITANNYA DENGAN PRINSIP DASAR IMUNISASI. Oleh : Rini Rinelly, (B8A)

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

RPKPS Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester Dan Bahan Ajar IMUNUNOLOGI FAK Oleh : Dr. EDIATI S., SE, Apt

METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protein hewani oleh manusia. Komponen-komponen penting dalam susu adalah

Aktivitas Proteolitik Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui

PERAN IMUNOGLOBULIN (IgY) SEBAGAI ANTI ADHESI DAN OPSONIN UNTUK PENCEGAHAN SERANGAN Salmonella ENTERITIDIS EFRIZAL

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

RESPON IMUNOGENITAS ANTIBODI POLIKLONAL IgY TERHADAP PROTEIN ADHESI PILI 95 kda Shigella dysenteriae SKRIPSI

Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan

PRODUKSI ANTIBODI (IgY) TERHADAP Entero Pathogenic Escherichia coli (EPEC) DALAM KUNING TELUR

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Imunologi Dasar dan Imunologi Klinis

SISTEM IMUN SPESIFIK. Lisa Andina, S.Farm, Apt.

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Taksonomi Fasciola gigantica Morfologi dan Siklus Hidup

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan komoditas perikanan yang sangat

LAPORAN PRAKTIKUM. ELISA (Enzyme Linked Immune-sorbent Assay ) - NITA ANDRIANI LUBIS. TANGGAL PRAKTIKUM: Kamis, 9 Januari 2014, pukul

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. unggas yang dibudidayakan baik secara tradisional sebagai usaha sampingan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

Gambar 4 Diagram batang titer antibodi terhadap IBD pada hari ke-7 dan 28.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Penyakit ini

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Broiler atau ayam pedaging merupakan ternak yang efisien dalam

Respon Imunogenitas Antibodi Poliklonal IgY terhadap Protein Adhesi Pili 95 kda Shigella dysenteriae

MAKALAH SEROLOGI DAN IMUNOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

Proses Penyakit Menular

BAB PENDAHULUAN 1.1. Kedudukan dan Reran Imunologi dalam Ilmu Kefarmasian Imunologi imunitas alami dan imunitas perolehan.

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

ANTIBODI ANTI-IDIOTIPE SEBAGAI KANDIDAT VAKSIN RABIES SAYU PUTU YUNI PARYATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Petelur . Sistem Kekebalan pada Ayam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan terhadap penyakit tetanus. Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia (Dastkhosh et al,2014). WHO memperkirakan orang

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. relatif mudah, dapat memanfaatkan berbagai jenis bahan sebagai makanannya,

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

POTENSI ANTIGEN EKSKRETORI/SEKRETORI STADIUM L 3, IMUNOGLOBULIN YOLK, DAN KOMBINASINYA TERHADAP PENURUNAN POPULASI Ascaridia galli

BAB I PENDAHULUAN. mengenai saluran cerna. Diagnosis demam tifoid bisa dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PRODUKSI TELUR AYAM RAS MENGANDUNG ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN Y ) ANTI PROTEASE Eschericia coli Oleh: Wendry Setiyadi Putranto FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006

Abstrak Telur ayam ras (yolk) mengandung antibodi (Imunoglobulin) terhadap antigen tertentu yang diturunkan dari induknya, sehingga kita dapat memanfaatkan mekanisme pertahanan tubuh alamiah ini untuk menghasilkan telur ayam yang mengandung antibodi spesifik. Produksi telur mengandung antigen spesifik dapat dimanfaatkan sebagai sumber antibodi murni maupun sebagai bahan pangan dengan tujuan pengobatan (nutraceuticals). Anti bodi pada telur ayam dapat diproduksi dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh ayam dengan memanfaatkan beberapa faktor virulen dari mikroorganisme yang bersifat imunogenik. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah protease ekstraseluler dari Eschericia coli yang merupakan faktor virulensi bersifat imunogenik sehingga mampu membangkitkan respon imun pada ayam. Antibodi yang diproduksi ayam akan ditransfer dari serum ke kuning telur, anti bodi yang terdapat pada kuning telur ayam (yolk) dikenal dengan Imunoglobulin Y (IgY). Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap produksi anti bodi meliputi: preparasi antigen (proetase ekstraseluler Eschericia coli) vaksin, imunisasi ayam, ekstraksi Ig Y dari kuning telur, pengujian AGPT. Tahap kedua adalah pemurnian Ig Y, pengendapan Ig Y, dialisa, kromatografi filtrasi gel, dan SDS- PAGE. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang peran protease Eschericia coli sebagai faktor virulensi serta kontribusi bagi pengembangan produk peternakan yang memiliki nilai tambah baik bagi kesehatan manusia maupun nilai ekonomisnya. 2

1. Latar Belakang Kuning telur ayam telah diketahui mengandung cukup banyak antibodi (Imunoglobulin), sehingga telur ayam memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk produksi antibodi murni maupun sebagai bahan pangan untuk tujuan pengobatan. Keuntungan memproduksi antibodi dari telur antara lain praktis dan tidak menyakiti hewan ternak, hal ini berkaitan dengan kesejahteraan hewan (animal welfare). Antibodi memiliki kemampuan untuk menghambat antigen (bakteri patogen) melalui reaksi presipitasi, aglutinasi, bloking, dan opsonin sehingga mempermudah sel fagosit untuk mengenali antigen tersebut. Respon imun yang ada ditubuh ayam dapat dibangkitkan dengan cara imunisasi. Faktor virulensi yang ada pada bakteri memiliki sifat imunogenik yaitu kemampuan untuk membangkitkan respon imun yang spesifik. Protease merupakan salah satu faktor virulensi yang dimiliki Eschericia coli, sehingga bila protease diijeksikan ke tubuh ayam diharapkan dapat merangsang pembentukan antibodi spesifik terhadap protease Eschericia coli tersebut. Anti bodi spesifik tersebut terdapat pada serum dan selanjutnya ditransfer ke kuning telur. Imunoglobulin yang banyak dihasilkan pada unggas adalah Imunoglobulin Y (IgY). Kelebihan yang dimiliki IgY adalah memiliki aviditas tinggi, prosedur isolasi yang sederhana dan ekonomis, koleksi antibodi non invasif, dan produksi anti bodi tinggi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang metode produksi anti bodi pada telur ayam dan melakukan pemurnian dari Imunoglobulin Y yang diperoleh. 3

2. Kerangka Pemikiran Sistem imun pada unggas tidak jauh berbeda dengan sistem imun pada mamalia. Imunitas spesifik berkaitan dengan kemampuan dalam mengenal serta merespon antigen tertentu, melalui dua mekanisme interaksi yaitu respon humoral dan seluler (Arstila,et al.,1994). Vertebrata tingkat rendah (reptil, amphibi, dan burung) menghasilkan Imunoglobulin Y (IgY) yang ditransfer dari serum darah ayam ke kuning telurnya agar keturunannya mendapatkan imunitas (Anonim,2001). Proses transfer IgY pada keturunannya melalui dua tahap; pertama, IgY ditransfer dari serum ke kuning telur yang analog dengan transfer antibodi melalui plasenta pada mamalia, kedua transmisi IgY dari kantung embrio yang sedang berkembang. Konsentrasi IgY pada telur yang telah matang sebesar 10-20 mg/ml (Carlender,2002). Ayam yang diimunisasi dengan antigen spesifik akan memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen tersebut dalam jumlah banyak dan akan ditransfer ke kuning telur (Promega,1994). Menurut beberapa penelitian bahwa EPEC K11 menghasilkan protease ekstraseluler yang tergolong protease serin yang aktivitasnya mempunyai hubungan dengan tingkat infeksi yang ditimbulkan (Budiarti,1995). Imunisasi protease ekstraseluler EPEC K11 pada mencit BALB/c dengan dosis 30 g/ekor dengan jarak penyuntikan 7 hari, menunjukan hasil positif dengan metode slot blot pada minggu ke- 8 ( Verawaty,2001). Imunisasi secara intra vena pada vena axilaris pada ayam jenis Single Comb White Leghorn umur 34 minggu dengan EPEC K11 yang telah dilemahkan, dosis penyuntikan 0,5 ml (10 9 sel/ml) menghasilkan IgY sebesar 1,6 mg/ml menggunakan metode Polson pada minggu ke-4 dengan selang penyuntikan 7 hari (Hayati, 2004) Rataan konsentrasi protease yang dihasilkan dari E.coli sebesar 0,15 mg/ml, dengan aktivitas 0,037 IU/ml ( Verawaty,2001), sehingga dengan dosis penyuntikan 0,5 ml pada ayam setara dengan 0,075 mg/ml ( 75 g ). Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya antibodi diantaranya adalah umur hewan percobaan yang digunakan, ukuran molekul antigen, kerumitan struktur 4

kimiawi antigen, konstitusi genetik, metoda pemasukan antigen dan dosis yang diberikan (Subowo,1993). Berdasarkan uraian dapat ditarik suatu hipotesa bahwa dosis penyuntikan protease yang dihasilkan dari E.coli secara intra vena sebanyak 75 g/ekor pada ayam Single Comb White Leghorn umur 34 minggu mampu merangsang pembentukan IgY spesifik terhadap protease E.coli pada minggu ke-4 dengan selang penyuntikan 7 hari. Daftar Pustaka Anonim.2001.What is IgY Technology.Departement of Medical Science.Uppsala University.http://www.medsci.uu.se/klienkem/igy/.(20 Februari 2003). Arstila TP, Vainio O, Lassila O.1994.Central Role of CD4 + T Cells in Avian Immune Respon.Poult Sci.73(7):1019-1026. Bradford MM.1976.A Rapid and Sensitive Method for Quantitation of Microgram Quantities of Protein Utilising the Principle of Protein Dye binding.anal.biochem.72:248-254. Budiarti S.1995.Telaah Faktor Adhesivitas Escherichia coli Enteropayogenik dalam Penanggulangan Penyakit Diare di Indonesia.Laporan Penelitian Hibah Bersaing III/2 Perguruan Tinngi.Anggaran 1995/1996.Fakultas Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam.IPB. Carlender D.2002.Avian IgY Antibody: In vitro and In vivo.acta Universitatis Upsaliensis.Uppsala. Hayati A.2004.Karakterisasi Imunoglobulin Y (IgY) Sebagai Dasar Dalam Pembuatan Kit Diagnostik Untuk Deteksi Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC) K1.1. Tesis Sekolah Pascasarjana IPB. Subowo.1993.Imunobiologi.Edisi ke-2.penerbit Angkasa. Verawaty M.2001.Kemampuan Antibodi Anti Protease Ekstraseluler EPEC (Escherichia coli Enteropatogenik) K1.1 Dalam Menghambat Kerusakan Sel Hep-2 Oleh Protease EPEC.Tesis Program Pascasarjana IPB. Walter HE.1984.Method with haemoglobin, casein, and azocoll as substrate In. Bergmeyer. HU (ed). Methods of enzymatic analysis. Verlag Chemie. Deerfield Beach Florida Basel. 5

6