Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF ANTIHEPATOTOKSIK DARI TUMBUHAN MERANTI (DIPTEROCARPACEAE), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENYUSUNAN DRAFT PATEN. Ramadoni Syahputra

SRI ATUN JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FMIPA, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

Deskripsi BAHAN AKTIF ANTIMUTAGENIK DARI RIMPANG TUMBUHAN FAMILI ZINGIBERACEAE

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

Deskripsi EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT

LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

DAFTAR KEGIATAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

3 Percobaan dan Hasil

HUBUNGAN STRUKTUR TERHADAP AKTIVITAS ANTIMUTAGENIK BEBERAPA SENYAWA FLAVANON HASIL ISOLASI RIMPANG TUMBUHAN KUNCI PEPET (KAEMPFERIA ROTUNDA)

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Deskripsi PENGEMBANGAN PRODUK EKSTRAK BAHAN AKTIF YANG MENGANDUNG SENYAWA OLIGORESVERATROL DARI TUMBUHAN MERANTI SEBAGAI OBAT KANKER

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli Oktober Pembuatan ekstrak

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN YANG LAYAK DIDANAI (RAPID; KERJASAMA INTERNASIONAL; PENGEMBANGAN KEILMUAN GURU BESAR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

I. PENDAHULUAN. kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumberdaya hayati yaitu memiliki. diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat (Bintang, 2011).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

Lampiran 1. Tumbuhan dandang gendis dan simplisia

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

ABSTRAK HIBAH KOMPETENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

Oleh : IQBAL MUSTHAPA

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Transkripsi:

1 Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF ANTIHEPATOTOKSIK DARI TUMBUHAN MERANTI (DIPTEROCARPACEAE), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: P00200700558 Tanggal 4 Oktober 2007 Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Sri Atun (Ketua); 2. Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt, SU (Anggota); 3. Retno Arianingrum, M.S i(anggota) Invensi ini berhubungan dengan ekstrak bahan aktif antihepatotoksik tumbuhan meranti (Dipterocarpaceae), proses pembuatannya, dan kandungan senyawa oligostilbenoid yang memiliki aktivitas sebagai antihepatotoksik. Proses pembuatan ekstraks bahan aktif dari tumbuhan meranti dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut organik pada suhu kamar selama 24 jam dan diulang sebanyak 3 x. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan, dipekatkan dan dikeringkan. Ekstrak bahan aktif dapat dihilangkan taninnya dengan penambahan dietil eter. Pemisahan, dan pemurnian ekstrak bahan aktif menghasilkan empat senyawa yang telah diidentifikasi secara spektroskopi UV, IR, NMR ( 1 H & 13 C), dan FAB MS, yaitu balanokarpol (1), heimiol A(2), vatikanol B (3), dan vatikanol G (4). Penggunaan ekstrak sebagai antihepatotoksik secara in vivo dengan tikus putih pada variasi dosis 50-500 mg/ kg bb, sedangkan penggunaan senyawa murni sebagai antihepatotoksik pada variasi dosis 1-10 mg/kg bb yang diberikan secara per oral. Hepatitis termasuk jenis penyakit yang cukup berbahaya. Pengobatan hepatitis dengan obat-obatan medis sejauh ini belum ada yang memuaskan. Bahan utama produk obat hepatitis juga masih merupakan produk import dengan harga yang cukup tinggi. Dengan demikian penggunaan bahan aktif antihepatotoksik dari tumbuhan meranti berpotensi memiliki nilai komersial yang tinggi.

2 Judul Invensi (Penemuan) : EKSTRAK BAHAN AKTIF DARI TUMBUHAN MELINJO (GNETUM GNEMON), PROSES PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIKANKER KULIT Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: Pendaftaran Paten No. P00200800457 Tanggal 23 Juli 2008 Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Sri Atun (Ketua); 2. Retno Arianingrum, M.Si (Anggota) Invensi ini berhubungan dengan proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang dibuat dari bagian kulit batang, daun, atau kulit buah melinjo yang dikeringkan di udara terbuka dan giling. Bahan diekstraksi menggunakan pelarut organik dilanjutkan dengan pemekatan hingga 2/3 bagian pelarutnya menguap, ditambahkan n- heksan untuk menghilangkan lipidnya, dan dikeringkan dengan evaporator vakum. Proses ekstraksi dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam, menggunakan pelarut organik yang dipilih dari jenis etanol, metanol, aseton atau etil asetat. Produk ekstrak bahan aktif yang dihasilkan dalam proses tersebut mengandung senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dan penyerap sinar UV yaitu turunan asam klorogenat (1) berupa padatan putih sebanyak 40 mg, resveratrol (2) berupa padatan putih kekuningan sebanyak 200 mg, dan 3- metoksiresveratrol (3) berupa padatan putih kekuningan sebanyak 350 mg. Produk yang dihasilkan dalam proses tersebut dapat digunakan sebagai pembuatan obat antikanker kulit, dengan dosis efektif yang digunakan dari 10 500 mg/kg BB. Produk ekstrak bahan aktif dari tumbuhan melinjo mengandung senyawa yang bersifat sebagai antioksidan dan penyerap sinar UV yaitu turunan asam klorogenat (1), resveratrol (2), dan 3-metoksiresveratrol (3), sehingga dapat digunakan sebagai pembuatan obat antikanker kulit.

3 Judul Invensi (Penemuan) : BAHAN AKTIF ANTIMUTAGENIK DARI TUMBUHAN HOPEA MENGARAWAN (DIPTEROCARPACEAE) Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: P00200900694, Tanggal 23 Desember 2009) Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Sri Atun (Ketua); 2. Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt, SU (Anggota); 3. Retno Arianingrum, M.S i(anggota); 4. Dra. Barokah Sri Utami, Apt, M.M (Anggota); 5. Aries Badrus Sholeh, S.Si (Anggota) Penemuan ini berkaitan dengan pembuatan bahan aktif antimutagenik dari tumbuhan Hopea mengarawan (Dipterocarpaceae) melalui tahap penelitian sebagai berikut : pembuatan ekstraks tumbuhan secara maserasi menggunakan pelarut etanol, pemekatan ekstrak, dan penghilangan tanin dengan penambahan dietil eter. Uji mutagenik ekstrak etanol H. mengarawan dilakukan dengan perhitungan terbentuknya sel eritrosit polikromatik bermikronukleus (MNPCE) dari sumsum tulang paha mencit jantan galur Balb-c yang berusia 6 7 minggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya sifat antimutagenik dari ekstraks etanol H. mengarawan, oleh karena dapat menurunkan jumlah sel MNPCE pada kelompok mencit yang diberi siklofosfamid diikuti pemberian ekstrak etanol H. mengarawan dosis 300 dan 600 mg/ kg BB. Penentuan komposisi senyawa stilbenoid dalam ekstrak dilakukan dengan metode kromatografi dan penentuan struktur molekulnya secara spektroskopi diperoleh empat senyawa oligostilbenoid, yaitu balanokarpol (1), heimiol (2), vatikanol B (3), dan vatikanol G (4). Kanker merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Salah satu cara pencegahan kanker adalah dengan mengkonsumsi obat atau tumbuhan yang mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai pencegah mutasi atau antimutagenik. Ekstrak etanol kulit batang tumbuhan H. mengarawan mengandung senyawa bioaktif yang bersifat antimutagenik, sehingga dapat dikembangkan sebagai obat yang bernilai komersial tinggi.

4 Judul Invensi (Penemuan) : PENGGUNAAN BEBERAPA SENYAWA OLIGORESVERATROL DARI TUMBUHAN MERANTI SEBAGAI OBAT KANKER Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: P00201100062, Tanggal 19 Januari 2011) Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt, SU (Ketua); 2. Prof. Dr. Sri Atun (Anggota); 3. Retno Arianingrum, M.S i(anggota) Invensi ini berhubungan dengan struktur beberapa senyawa oligoresveratrol dari tumbuhan meranti yang dapat digunakan sebagai obat kanker, serta metode penggunaan senyawa oligoresveratrol dari tumbuhan meranti sebagai obat kanker. Hasil penelitian isolasi dan derivatisasi senyawa oligoresveratrol dari beberapa tumbuhan meranti, seperti Hopea mengarawan, H. odorata, dan H. nigra, diperoleh 7 senyawa yaitu balanokarpol (1), heimiol A (2), vatikanol G (3), vatikanol B (4), hopeafenol (5), ampelopsin H (6), dan hemlesyanol C (7); deka-metil-hopeafenol (8) deka-asetilhopeafenol (9), balanokarpol-penta-metil-eter (10), dan heksa-asetil balanokarpol (11). Beberapa senyawa yang menunjukkan aktivitas tinggi terhadap sel Hela S3 yaitu vatikanol B (4) dan ampelopsin H (6), sedangkan yang menunjukkan aktivitas tinggi terhadap sel Raji adalah balanokarpol (1), vatikanol B (4), ampelopsin H (6), dan hemlesyanol C (7). Vatikanol B (4) juga menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel Meyloma. Pengujian aktivitas ampelopsin H (6) terhadap sel Vero menunjukkan harga LC 50 305,652 g/ml, sedangkan vatikanol B (4) tidak menunjukkan aktivitas,hal ini menunjukkan kedua senyawa tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai obat kanker. Kanker merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Senyawa oligoresvertrol dapat dikembangkan sebagai obat baru untuk penyakir kanker.

5 Judul Invensi (Penemuan) : PENGEMBANGAN PRODUK EKSTRAK BAHAN AKTIF YANG MENGANDUNG SENYAWA OLIGORESVERATROL DARI TUMBUHAN MERANTI SEBAGAI OBAT KANKER Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: No. P00201100791 Tanggal 30 November 2011(Pemeriksaan substantif, 29 Maret 2012) Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Sri Atun (Ketua); 2. Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt, SU (Anggota); 3. Retno Arianingrum, M.S i(anggota) Invensi ini berhubungan dengan pembuatan produk ekstrak bahan aktif dari tumbuhan H. odorata (meranti) yang dapat digunakan sebagai obat kanker. Uji sitotoksisitas ekstrak bahan aktif H. odorata terhadap sel Hela-S3 menunjukkan LC 50 295,53 g/ml (aktif) dan LC 50 84,29 g/ml (sangat aktif) terhadap sel Raji. Kandungan senyawa oligoresvertrol dalam ekstrak bahan aktif dari H. odorata yaitu balanokarpol (1), hopeafenol (2), ampelopsin H (3), dan hemlesyanol C (4). Beberapa senyawa yang menunjukkan aktivitas tinggi terhadap sel Hela S3 yaitu ampelopsin H (3), sedangkan yang menunjukkan aktivitas tinggi terhadap sel Raji adalah balanokarpol (1), ampelopsin H (3), dan hemlesyanol C (4). Pengujian aktivitas ampelopsin H (3) terhadap sel Vero menunjukkan harga LC 50 305,652 g/ml, hal ini menunjukkan senyawa tersebut relatif aman untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai obat kanker. Mekanisme molekuler dengan uji antiproliferatif menggunakan ampelopsin H (3) pada berbagai konsentrasi menunjukkan makin besar konsentrasinya makin banyak sel Hela S3, dan sel Raji yang mati, demikian juga uji siklus penghambatan sel menunjukkan bahwa ampelopsin H (3) dapat menyebabkan terjadinya penundaan waktu doubling time. Ampelopsin H (3) juga menunjukkan mekanisme apoptosis dengan menekan protein-protein yang mendegradasi protein p53 yang merupakan suppressor kematian sel. Dengan demikian ekstrak bahan aktif yang mengandung senyawa oligoresveratrol, tersebut apabila akan dikembangkan sebagai obat kanker relatif aman. Kanker merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Senyawa oligoresvertrol dapat dikembangkan sebagai obat baru untuk penyakir kanker.

6 Judul Invensi (Penemuan) : PENGEMBANGAN PRODUK SEDIAAN JAMU TEMULAWAK BENTUK KAPSUL DAN INSTAN SERTA PENGGUNAANNYA SEBAGAI ANTIHEPATOTOKSIK Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: No. P00201100790 Tanggal 30 November 2011 (Pemeriksaan substantif, 29 Maret 2012) Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt, SU (Ketua); 2. Prof. Dr. Sri Atun (Anggota); 3. Retno Arianingrum, M.S i(anggota) Alamat Kontak : LPPM, Universitas Negeri Yogyakarta Invensi ini berhubungan dengan pembuatan sediaan jamu temulawak bentuk kapsul dan instan serta penggunaannya sebagai antihepatotoksik. Hasil uji klinis fase I dilakukan terhadap 53 orang sukarelawan sehat pria dan wanita dengan variasi usia antara 20 60 tahun, menunjukkan bahwa sediaan jamu temulawak instant dan kapsul yang diminum 2x sehari tidak memberikan efek samping terhadap fungsi ginjal dan liver yang merugikan. Dari hasil penelitian ini juga dapat diketahui lebih dari 80% responden menyatakan merasa lebih sehat setelah minum jamu temulawak baik instant maupun kapsul. Hasil penelitian uji klinik fase II jamu temulawak instan dan kapsul terhadap 30 sukarelawan sakit pria dan wanita yang berusia 20-60 tahun menunjukkan bahwa jamu temulawak instan dan kapsul yang diminum dua kali sehari selama satu bulan dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT kearah kadar normal Tidak ada perbedaan pengaruh penurunan kadar SGPT dan SGOT sukarelawan sakit yang minum sediaan jamu temulawak bentuk kapsul dan instan. Invensi ini berhubungan dengan suatu proses pengembangan produk sediaan jamu temulawak bentuk kapsul dan instan serta penggunaannya sebagai antihepatotoksik yang telah diujikan secara klinis.

7 Judul Invensi (Penemuan) : BAHAN AKTIF ANTIMUTAGENIK DARI RIMPANG TUMBUHAN FAMILI ZINGIBERACEAE Nomer Permohonan Paten atau Nomer Paten: No. P00201200231, 29 Maret 2012 Nama Para Inventor (Penemu), peneliti: 1. Prof. Dr. Sri Atun (Ketua); 2. Retno Arianingrum, M.Si (Anggota) Alamat Kontak : LPPM, Universitas Negeri Yogyakarta Invensi ini berhubungan dengan pembuatan bahan aktif antimutagenik dari rimpang tumbuhan famili Zingiberaceae melalui beberapa tahap penelitian sebagai berikut : pembuatan ekstraks tumbuhan secara maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji mutagenik ekstrak metanol dari masing-masing rimpang tumbuhan famili Zingiberaceae dilakukan dengan perhitungan terbentuknya sel eritrosit polikromatik bermikronukleus (MNPCE) dari sumsum tulang paha mencit jantan galur Balb-c yang berusia 6 7 minggu yang diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak metanol dari masing-masing rimpang tumbuhan famili Zingiberaceae. Sebagai kontrol positif digunakan siklofosfamid yang merupakan obat kanker yang pada dosis tinggi menyebabkan mutagenik. Prosentase aktivitas antimutagenik ekstrak metanol berturut-turut dari yang paling tinggi pada dosis 300 mg/kg bb adalah temu giring, temu ireng, kunci pepet, dan laos, dengan aktivitas adalah 95,6; 81,9; 80; dan 50 %. Ekstrak bahan aktif antimutagenik dari rimpang kuncipepet mengandung tiga senyawa flavanon, yaitu 4 -hidroksi-8-metoksi-flavanon, 6- hidroksi-8-metoksi-flavanon, dan 4, 8-dihidroksi-flavanon. Sedangkan ekstrak bahan aktif antimutagenik dari rimpang temuireng mengandung dua senyawa seskuiterpen yaitu aeruginon dan kurkumenon. Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang relatif sulit diobati. Beberapa obat kanker yang digunakan saat ini seperti siklofosfamid bersifat mutagenik, oleh karena itu perlu dieksplorasi obat kanker baru yang relatif aman, maupun dapat ditemukan senyawa yang dapat mencegah terjadinya mutagenik atau antimutagenik.